NovelToon NovelToon
Beauty And The Beast

Beauty And The Beast

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Action / Romantis / Balas Dendam / Nikah Kontrak
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ceriwis07

Saga, sang CEO dengan aura sedingin es, tersembunyi di balik tembok kekuasaan dan ketidakpedulian. Wajahnya yang tegas dihiasi brewok lebat, sementara rambut panjangnya mencerminkan jiwa yang liar dan tak terkekang.

Di sisi lain, Nirmala, seorang yatim piatu yang berjuang dengan membuka toko bunga di tengah hiruk pikuk kota, memancarkan kehangatan dan kelembutan.

Namun, bukan pencarian cinta yang mempertemukan mereka, melainkan takdir yang penuh misteri.

Akankah takdir merajut jalinan asmara di antara dua dunia yang berbeda ini? Mampukah cinta bersemi dan menetap, atau hanya sekadar singgah dalam perjalanan hidup mereka?

Ikuti kisah mereka yang penuh liku dan kejutan di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceriwis07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beauty and The Beast 32

"Aku baru saja mendapat informasi tentang mobil yang ditumpangi Nirmala," jawab Saga dari seberang sana. "Mobil itu milik seorang pengusaha bernama Reno. Dia dikenal sebagai orang yang licik dan sering terlibat dalam bisnis ilegal."

Rafael terdiam sejenak, rahangnya mengeras. Reno. Nama itu membuatnya teringat akan perseteruan bisnis yang pernah terjadi antara keluarganya dan Reno beberapa tahun lalu.

Ia tahu bahwa Reno adalah orang yang berbahaya dan tidak akan segan-segan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya.

"Kita harus mencari Reno," kata Rafael dengan nada geram. "Dia pasti tahu di mana Nirmala berada."

"Aku sudah mengirimkan alamat Reno kepadamu," jawab Saga. "Hati-hati, Rafael. Dia mungkin sudah menyiapkan jebakan untukmu."

"Aku tidak peduli," jawab Rafael. "Aku akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan Nirmala."

Rafael mematikan telepon dan memasukkan alamat Reno ke dalam GPS mobilnya. Ia menginjak pedal gas dalam-dalam dan melaju menuju tempat tujuan.

Pikirannya dipenuhi dengan amarah dan kekhawatiran. Ia tidak akan membiarkan Reno dan Damar menyakiti Nirmala. Ia akan menghancurkan mereka berdua.

Rafael mengemudi dengan kecepatan tinggi, matanya fokus pada jalan di depan, rahangnya mengeras. Ia berniat menyelesaikan ini sendiri.

Tiba-tiba, di kaca spion, ia melihat lampu mobil yang mengejarnya dengan kecepatan yang sama. Rafael mengernyit, mencoba mengenali mobil itu. Semakin dekat, ia menyadari itu adalah mobil Saga, diikuti oleh dua mobil berisi anak buahnya.

"Sial," gumam Rafael. Ia tahu Saga tidak akan membiarkannya menghadapi ini sendirian.

Benar saja, Saga menyalipnya, memberi isyarat agar Rafael mengurangi kecepatannya. Rafael menghela napas dan menuruti.

"Kau gila? Kau pikir bisa melakukan ini sendirian?" tanya Saga, nada suaranya khawatir bercampur marah. Dua mobil berisi anak buah Saga beriringan di belakang mereka.

"Ini urusanku," jawab Rafael keras kepala. "Aku tidak ingin kalian terlibat."

"Kita sudah terlibat sejak awal," balas Saga.

Tiba-tiba, sebelum mereka sempat mengatur strategi, serentetan tembakan menghantam mobil mereka. Sebuah penyergapan! Anak buah Reno muncul dari balik barikade mobil yang sengaja diparkir melintang di jalan.

Dor..... Dor.... Dor....

"Sial! Serangan!" teriak Rafael panik.

Rafael dengan sigap membanting setir, menghindari tembakan yang menghantam kaca depan mobilnya. Mobilnya oleng, hampir menabrak pembatas jalan.

Rafael menginjak pedal gas dalam-dalam. Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi menuju barikade mobil di depannya.

Saga dengan cepat membuka jendela mobilnya dan mengeluarkan pistolnya. Anak buah Saga yang berada di mobil belakang juga melakukan hal yang sama, siap memberikan tembakan perlindungan.

Rafael terus memacu mobilnya, semakin dekat dengan barikade. Jantungnya berdebar kencang, adrenalin memompa darahnya.

Dengan sekali hentakan, mobil Rafael menabrak barikade mobil dengan keras. Suara benturan logam yang memekakkan telinga bergema di seluruh jalan layang. Mobil Rafael terpental ke udara, lalu mendarat dengan kasar di sisi lain barikade.

"Aaaargh!" teriak Rafael saat kepalanya terbentur dashboard mobil.

Rafael kembali menginjak pedal gas, melaju sekencang mungkin. Anak buah Reno yang berada di sisi lain barikade langsung memberondong mereka dengan tembakan.

Dor.... Dor... Dor....

Rafael dan Saga mulai menembak ke arah mobil yang mengejar mereka. Anak buah Saga yang berada di mobil belakang juga ikut menembak, menciptakan baku tembak yang sengit di jalan layang.

Peluru-peluru beterbangan di sekitar mereka, menghantam bodi mobil dan memecahkan kaca jendela. Rafael dengan cekatan menghindari tembakan sambil tetap fokus mengendalikan mobilnya.

Melihat anak buah Reno semakin mendekat, muncul ide gila di kepala Saga ketika sebuah truk kontainer melaju pelan di depannya.

Saga membanting setir ke kiri, memotong jalur truk kontainer tersebut.

"Apa yang kau lakukan?!" teriak Rafael ketakutan.

Saga menginjak pedal gas lebih dalam, berusaha menyamai kecepatan truk kontainer tersebut. Ia kemudian membanting setir ke kanan, memasukkan mobilnya ke kolong truk kontainer tersebut.

Terlihat ngeri, tapi dengan ragu Rafael pun mengikutinya, "Aaaargh!" teriak Rafael saat mobil mereka melaju dengan kecepatan tinggi di bawah truk kontainer.

Anak buah Reno yang mengejar mereka tidak menyangka dengan manuver gila keduanya. Mereka kehilangan jejak mobil target dan menabrak truk kontainer tersebut.

"Yes!" teriak Rafael lega.

Keduanya terus memacu mobilnya hingga keluar dari kolong truk kontainer, kemudian membelokkan mobilnya ke jalan keluar terdekat dan berhenti di tempat yang aman.

"Gila! Kau benar-benar gila!" kata Rafael sambil mengatur napasnya yang terengah-engah.

Saga hanya tersenyum miring. Keduanya memeriksa kondisi mobil mereka. Mobil yang penuh dengan lubang peluru dan beberapa bagiannya rusak parah, tapi masih bisa digunakan.

"Kita harus segera pergi dari sini," kata Saga. "Reno pasti akan mengirim lebih banyak orang untuk mengejar kita."

Mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju tempat Reno, dengan kewaspadaan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kejar-kejaran dan adu tembak tadi hanyalah ujian awal dari tekad mereka untuk menyelamatkan Nirmala.

*****

"Kita hampir sampai," kata Saga, matanya fokus pada jalan di depan. "Menurut informasi dari anak buahnya, tempat itu adalah sebuah gudang tua di kawasan industri."

"Gudang tua? Tempat yang sempurna untuk menyembunyikan seseorang," gumam Rafael, tangannya menggenggam erat pistolnya.

Saat mereka tiba di depan gudang, suasana tampak sepi dan sunyi. Tidak ada tanda-tanda aktivitas mencurigakan di sekitar gudang tersebut.

Keduanya saling tatap, mereka merasa aneh dengan ketenangan gudang tua itu.

Rafael menghentikan mobilnya tidak jauh dari gerbang gudang. Mereka berdua keluar dari mobil, bersiap dengan senjata masing-masing.

Rafael berjalan perlahan menuju gerbang gudang. Ia mengamati sekelilingnya dengan seksama, mencari tanda-tanda keberadaan musuh.

Tiba-tiba, dari arah atap gudang, seorang sniper melepaskan tembakan. Peluru melesat cepat ke arah Rafael, nyaris mengenainya.

Dor.....

"Sniper!" teriak Rafael sambil berlindung di balik tembok.

Saga yang mendengar teriakan Rafael segera berlari ke arahnya, memberikan tembakan perlindungan.

Saga mengeluarkan granat asap dari sakunya dan melemparkannya ke arah atap gudang.

Duar...

Granat asap itu meledak, menciptakan awan asap tebal yang menutupi atap gudang. Sniper itu kehilangan pandangan dan tidak bisa menembak lagi.

Rafael dan Saga berlari menuju pintu masuk gudang. Mereka mendobrak pintu tersebut dan masuk ke dalam gudang.

Di dalam gudang, mereka disambut oleh sekelompok anak buah Reno yang bersenjata lengkap. Baku tembak pun tak terhindarkan.

Dor.. Dor..

Dor... Dor....

Rafael dan Saga dengan gesit menghindari tembakan sambil membalas serangan. Mereka bergerak dari satu tempat perlindungan ke tempat perlindungan lainnya, melumpuhkan satu per satu anak buah Reno.

Reno muncul dari balik bayangan, tersenyum sinis sambil menatap kedua lawannya yang sedang bertempur di dalam gudang. Suaranya lantang dan penuh ironi, menggelegar di tengah suara tembakan dan ledakan.

"Hahaha… kalian benar-benar bodoh, wanita itu tidak di sini," katanya dengan suara mengandung tawa mengejek. "Wanita itu sudah aku kirim ke Madam Sahara, dan sedang dalam perjalanan."

Reno melangkah ke tengah, menatap keduanya dengan tatapan penuh keangkuhan.

Dia mengangkat pistolnya, menodongkan ke arah Rafael dan Saga, lalu tertawa lagi. "Silakan nikmati pesta ini," Reno menembakkan pelurunya ke udara, mengisyaratkan bahwa pertempuran ini belum selesai.

Kemudian menghilang ke balik bayangan, meninggalkan Rafael dan Saga yang masih terjebak dalam kekacauan, dengan rasa marah dan frustrasi menggebu.

Saga menggeleng pelan. Ia dan Rafael segera membereskan tempat itu, kemudian bergegas mengejar keterlambatan mereka.

Keduanya berharap masih bisa menemukan Nirmala.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!