Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusun Strategi Penyerangan
"Aku tidak mau tahu! Kalian semua harus mencari siapa itu pemilik dari perusahaan Dirgantara! Jangan sampai karena ulah mereka, perusahaan kita bisa kalah bersaing dengan perusahaan baru itu!"
Suara teriakan Vero menggema di dalam ruangan kerja miliknya. Dia benar benar kesal karena mendapatkan kabar dari paman Jimmy kalau perusahaan Abimanyu Corp telah memiliki pesaing berat di pasar penjualan.
Dan Vero langsung berinisiatif mengumpulkan para karyawan perusahaan yang menguasai ilmu IT, dan dia menyuruh mereka untuk berkumpul di dalam ruangan kerja miliknya guna mencari tahu tentang perusahaan Dirgantara yang sudah berani bersaing dengan perusahaan miliknya.
Mendengar perintah dari CEO mereka, empat orang pria berpakaian rapi langsung mengeluarkan Laptop mereka untuk menjalankan perintah yang diucapkan oleh Vero, namun hampir satu jam lamanya mencari tetap saja mereka semua tidak bisa menemukan pemilik dari perusahaan baru tersebut.
"Tuan. Kami tidak menemukan hasil apapun. Sepertinya pemilik dari perusahaan Dirgantara begitu merahasiakan identitas miliknya dari publik tuan." jelas salah satu pria yang merupakan ahli IT di perusahaan Abimanyu Corps.
"Apa kau bilang! Dasar bodoh kalian semua! Aku tidak mau tahu, kalian harus bisa menemukan siapa itu pemilik dari perusahaan Dirgantara, atau jika tidak! Kalian semua akan aku pecat dari perusahaan ini!" omel Vero kepada para pekerjanya.
Lalu dia menyuruh mereka semua untuk keluar dari dalam ruangan, sedangkan Vero tampak begitu stres lalu membanting semua barang yang ada di atas meja kerja miliknya.
"Aarrgghh..! Dasar sialan! Siapa yang sudah berani menganggu perusahaan ini! Aku benar-benar sangat kesal!"
Brakkk ...
Suara barang yang terjatuh ke atas lantai menimbulkan kebisingan di dalam ruangan tersebut. Lalu setelah puas meluapkan kemarahannya, Vero langsung mengeluarkan Handphonenya untuk menghubungi nomor seseorang.
"Bagaimana pencarian kalian? Apakah kalian sudah menemukan keberadaan Saga?" tanya Vero di dalam Telepon.
"Belum. Kami tidak bisa menemukan keberadaannya bos. Bahkan di tempat tempat para preman berkumpul kami tetap saja tidak bisa menemukan keberadaannya." jawab teman Vero yang bernama Dery.
"Dasar bodoh! Coba cari di tempat para pengemis berada. Mungkin saja dia ada di sana! Aku yakin dia sudah lama menjadi gelandangan ataupun pengemis, sebab satu tahun yang lalu mamaku bertemu dengannya dalam keadaan begitu gembel."
"Baiklah, kami akan kembali mencarinya. Dan kami akan menjelajahi setiap perkampungan kumuh yang ada di Kota Jakarta." ucap Dery kembali membuat Vero tersenyum senang.
"Bagus, itu yang aku inginkan. Segera beritahu aku kalau sudah berhasil menemukan keberadaannya." ucap Vero seraya mematikan panggilan teleponnya.
Setelah itu Vero memutuskan untuk keluar dari dalam ruangan kerja miliknya. Dia sudah mempunyai janji untuk bertemu dengan sekutunya yang tak lain adalah Kenzo.
______
Hingga tanpa terasa malam pun sudah tiba. Saga yang telah berada di markas langsung mengumpulkan beberapa anak buahnya untuk melakukan rencana yang akan mereka lakukan beberapa jam lagi.
Kedua mata Saga terlihat begitu tajam, tatapannya bagaikan singa yang siap menyerang mangsanya.Para anak buah Saga yang melihat tatapan itu langsung menelan ludah dengan susah payah, mereka semua tahu kalau saat ini bos mereka dalam keadaan begitu marah.
"Apa kalian sudah tahu apa yang akan kita lakukan beberapa jam lagi?" tanya Saga membuat para anak buahnya saling menatap bingung.
"Maaf bos. Kami sungguh tidak mengetahuinya." jawab anak buah Saga yang bernama Bimo.
"Bagaimana dengan mu paman Sarnip! Apakah kamu juga tidak mengetahuinya?" tanya Saga kembali kepada pria yang seumuran dengan almarhum bos Jarwo.
Mendengar pertanyaan yang dilayangkan untuknya membuat paman Sarnip langsung tersenyum. Lalu dia berdiri dari duduknya guna menjelaskan apa yang akan mereka lakukan beberapa jam lagi.
"Kalian semua. Tepat pukul 12 malam kita akan menerobos masuk ke dalam rumah tuan Abimanyu. Tapi sebelum itu kita lakukan, maka kita harus terlebih dahulu menjebak Vero dan juga Nyonya Marisa. Kebetulan saat ini Vero telah berada di Bar milik pria bernama Kenzo, jadi kita bisa membagi kelompok untuk memata matai pria itu agar tidak bisa pulang ke rumah tuan Abimanyu." jelas paman Sarnip membuat Saga tersenyum senang.
Pria berumur ini memang sangat pandai membaca apa yang ada di dalam pikirannya. Dan Saga sungguh sangat menghormati paman Sarnip karena dia sudah menganggap pria itu seperti pengganti dari almarhum bos Jarwo.
Lalu Saga memberikan isyarat agar paman Sarnip melanjutkan penjelasannya. Melihat isyarat tersebut paman Sarnip pun kembali berkata kepada mereka semua.
"Baiklah, aku akan melanjutkan rencana selanjutnya. Sebagian dari kalian harus mengecoh nyonya Marisa agar dia tidak menyadari penyusupan yang kita lakukan. Kebetulan saat ini wanita ular itu sudah berada di rumah, dan penjagaan di rumahnya terbilang cukup ketat, jadi kalian harus lebih licik untuk menipu mereka semua." titah paman Sarnip kembali memberikan peringatan kepada para anak buah Saga.
Mendengar apa yang dikatakan oleh paman Sarnip, seluruh anak buah Saga langsung mengangguk mengerti. Untuk misi pertama, mereka semua harus berhasil menyelamatkan tuan Abimanyu dan juga Kaka kandung Saga yang berada di kendali nyonya Marisa dan juga Vero.
Dan untuk selanjutnya, barulah mereka semua fokus menghancurkan kedua orang itu dan juga membumi hanguskan pembunuh yang sudah menembak bos Jarwo.
Mengingat kejahatan dari para musuhnya, kedua tangan Saga langsung terkepal kuat. Lalu dia bangkit dari duduknya dan mengajak para anak buahnya untuk berjalan menuju ke tempat penyimpanan senjata.
Dan di saat hendak melewati ruangan keluarga, kedua mata Saga tanpa sengaja melihat keberadaan Arimbi yang tengah menguping pembicaraan mereka. Lalu Saga pun menyuruh anak buahnya untuk berjalan duluan, sedangkan dia berbelok arah hendak mengagetkan wanita asing itu.
"Paman. Bawa mereka ke ruangan senjata. Aku mau mengurus wanita itu terlebih dahulu." ucap Saga dengan nada begitu pelan.
Dari balik dinding, Arimbi terlihat tengah menarik nafas dalam. Sungguh dia sangat takut kalau aksinya kali ini akan ketahuan. Sebenarnya dia tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka semua, dan karena merasa penasaran, akhirnya Arimbi pun memutuskan untuk menguping, tapi betapa terkejutnya Arimbi saat melihat mereka semua mulai bangkit dari duduknya dan bergerak menuju ke arahnya bersembunyi, maka dari itu, dengan cepat Arimbi langsung berdiri mengapit dinding, sambil memejamkan kedua matanya agar tidak terlihat oleh Saga dan para anak buahnya.
"Ya Tuhan. Semoga tuan Saga tidak melihat ku di sini " gumam Arimbi merasa ketakutan.
Sedangkan Saga sudah berdiri di balik dinding, dan dia bisa mendengar doa yang diucapkan oleh wanita cantik itu. Jujur saja sampai saat ini Saga masih tidak bisa percaya, kalau wanita itu hanyalah anak dari pria gila yang rela menjual putrinya sendiri kepada ketua klan mafia, entah mengapa Saga merasa kalau Arimbi adalah wanita dari kalangan atas.
"Wanita ini benar benar sangat mencurigakan. Sepertinya aku harus lebih waspada dengan keberadaannya di dalam markas ku." gumam Saga di dalam hatinya.
Hingga detik kemudian, Arimbi dikejutkan dengan kehadiran Saga yang sudah berada di depan matanya. Saga yang keluar dari balik dinding, langsung mengungkung tubuh Arimbi menggunakan kedua tangannya.
"Apa yang kau lakukan? Dasar penguping!" bentak Saga membuat Arimbi melotot dengan sempurna.
"Tuan...!"