NovelToon NovelToon
DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

DENDAM Sang PEMILIK KHODAM

Status: tamat
Genre:Action / Balas Dendam / Ahli Bela Diri Kuno / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Pendamping Sakti / Tamat
Popularitas:28k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Wulan, seorang bayi perempuan yang diasingkan ke sebuah hutan karena demi menyelamatkan hidupnya, harus tumbuh dibawah asuhan seekor Macan Kumbang yang menemukannya dibawa sebatang pohon beringin.

Ayahnya seorang Adipati yang memimpin wilayah Utara dengan sebuah kebijakan yang sangat adil dan menjadikan wilayah Kadipaten yang dipimpinnya makmur.
Akan tetapi, sebuah pemberontakan terjadi, dimana sang Adipati harus meregang nyawa bersama istrinya dalam masa pengejaran dihutan.

Apakah Wulan, bayi mungil itu dapat selamat dan membalaskan semua dendamnya? lalu bagaimana ia menjalani hidup yang penuh misteri, dan siapa yang menjadi dalang pembunuhan kedua orangtuanya?

Ikuti kisah selanjutnya...,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau Harus

"Hahahaha," keduanya tertawa terbahak. Wulan Ningrum menggenggam gelang tangan yang ia sembunyikan didalam ikat pinggangnya yang terbuat dari kain yang dililitkan.

Gelang dengan bahan emas tersebut menjadi petunjuk jika dirinya adalah anak dari seorang Adipati, dan pastinya Macan Kumbang memiliki alasan yang kuat dengan memerintahkannya untuk pergi ke kadipaten Utara.

Dan ketika mereka menyinggung nama 'Wijaya Ningrat, yang merupakan nama dibagian belakangnya, maka ia merasakan amarahnya sangat memuncak.

Akan tetapi, ia tak ingin melampiaskannya ditempat ini, sebab hal itu akan merugikan sang empunya warung jika sampai terjadi perkelahian tersebut dan membuat kehebohan.

Saat keduanya terbahak, Rajendra memasuki warung. Ia ingin menjemput Wulan Ningrum, dan ingin mengajaknya ke penginapan.

Akan tetapi, kedua pendekar yang berasal dari golongan hitam itu ternyata mengenali penyamaran sang Pangeran, sebab Walang Sangit pernah terlibat perkelahian dengannya dan menyebabkan tangan kanannya terpotong.

Melihat kehadiran Rajendra pria bertubuh ceking itu beranjak bangkit dari duduknya, lalu melemparkan piring yang terbuat dari tanah liat dan berisi nasi liwet itu kearah sang pemuda.

Dengan gerakan sigap, Rajendra menangkapnya dan kali ini ia memutarkan piring tersebut dengan ujung jemari telunjuknya, ketika saat yang tepat, ia melemparkan balik piring tersebut, dan saat akan menyentuh kening sang pria ceking, sebuah tangan menangkapnya, lalu meletakkannya diatas meja.

Rajendra dan kedua pendekar aliran hitam itu tercengang bahkan orang-orang yang ada diwarung menatapnya dengan tercengang.

Sebelum sempat semua berbalas serangan, sosok yang tak lain adalah Wulan Ningrum bergegas melesat, lalu membawa sang pangeran pergi meninggalkan tempat tersebut dan menunggangi kuda dengan cukup cepat.

Keduanya bahkan melewati penginapan yang seharusnya mereka tempati dan kini menembus kegelapan yang mulai beranjak pekat.

Setibanya didepan sebuah saung (Sebuah bangunan tanpa dinding) yang berada jauh dari rumah penduduk dan ditengah kebun jagung, keduanya berhenti.

Turangga masih terlihat mengibaskan kepalanya dan terkadang bersin, sebab hidungnya membengkak saat tersengat lebah pagi tadi.

"Penginapannya terpewatkan, kenapa kita jadi ke saung?" ucap Rajendra, sembari melompat dari atas punggung kuda.

Sedangkan Wulan Ningrum terlihat memperhatikan sekitarnya. Kemudian ia ikut melompat ke arah saung dan duduk sembari menggantungkan kakinyanya diata balai.

"Mengapa mereka menyerangmu?" tanya Wulan Ningrum dengan penuh selidik.

Deeeegh

Rajendra tidak ingin mengungkap siapa dirinya, ia hanya ingin melihat sebera tulus Wulan dalam menerima dirinya.

"Aku tidak tahu. Mereka itu orang-orang bayaran, dan pastinya punya tujuan," sahut Rajendra.

"Itu tandanya ada yang membayar mereka untuk menemukanmu?" tanya sang gadis dengan penuh selidik.

"Ya, tidak tahu. Lagian untuk apa juga membayar banyak demi diriku? Gak ada manfaatnya juga," sahut Rajendra dengan santai.

"Biasanya menggunakan apa mereka untuk membayar?" tanya Wulan Ningrum dengan rasa penasaran.

"Ya pakai uang lah," dan Rajendra terdiam sesaat, lalu menatap ke arah sang gadis. "Sial, kita belum membayar makanan yang kita pesan diwarung tadi." gerutu Rajendra. " Aku akan kembali esok untuk membayarnya," pemuda itu menimpali ucapannya.

"Sebaiknya kita beristirahat disaung ini saja," usul Wulan Ningrum, sembari mengamati keadaan dan memastikan itu aman.

Terserah, tapi banyak nyamuk, bagaimana kalau kita kembali saja ke penginapan, lewat jalam belakang, dan kedua orang tidak akan mengetahuinya," sahut Rajendra.

"Terserah," jawab Wukan Ningrum dengan malas.

"Ya sudah, ayo. Kita tuntun saja kudanya, agar tak berisik," Rajendra bergegas turun, lalu menuntun kuda mereka dan melewati jalan belakang untuk menemukan penginapan.

Keduanya berjalan menyusuri jalanan yang terlihat sudah menggelap. mereka menuju penginapan yang tadi sudah dipesan oleh Rajendra.

"Sepertinya sudah dekat." Rajendra memperhatikan banyaknya cahaya pelita yang tampak terpasang didinding sebuah bangunan rumah yang terbuat dari papan kayu.

Keduanya mempercepat langkah dan menemukan pintu belakang.

Tampak seorang penjaga bertubuh tambun, dan sedang menatap keduanya. "Aku penyewa kamar yang tadi sore memesan, dan kami meminta ijin untuk masuk lewat jalan belakang." Rajendra memperlihatkan sebuah papan nama berukuran kecil yang diukir dengan aksara hanacaraka dan bertuliskan nama penginapan serta nomor kamarnya.

"Lewat dari jalan deoan saja, Tuan." tolak penjaga tersebut, tetapi Rajendra menyodorkan sejumlah uang koin, dan hal itu cukup membuat sang penjaga khilaf, dan bergegas menyimpan uang tersebut dalam saku pakaiannya, yang mana semua hal itu tak luput dari pengamatan Wulan Ningrum, dimana semua akan berjalan lancar dengan adanya uang.

"Silahkan," ia mempersilahkan kedua tamunya.

Rajendra mengajak Wulan Ningrum masuk ke dalam, dan mereka melewati dapur tempat memasak, lalu menuju kamar yang sudah dipesan.

Keduanya berdiri didepan pintu, dan itu sesuai dengan nomor kamar, lalu Rajendra mendorong pintunya. "Ayo masuk," ajaknya, dan gadis itu mengekorinya.

Setelah berada didalam kamar, Rajendra menutup pintu, dan saat akan merapat, ujung ekor mata Wulan Ningrum melihat sosok pria bertubuh ceking dan bertubuh tambun masuk kekamar penginapan yang diada tepat diseberang mereka dengan membawa dua orang gundik yang akan menyenangkan mereka malam ini.

Tatapan itu tajam bagaikan elang ketika memburu korbannya, dan sang gadis mengulas senyum seringai.

"Kau mandi, dan bersihkan dirimu disana," ucap Rajendra, sembari menunjuk ke arah kamar mandi yang ada disebelah kamar.

Anehnya gadis itu tak menanyakan mengapa mereka tidak tidur terpisah, mungkin karena menganggap saat tidur dihutan juga bersama, maka ia begitu polosnya.

"Aku mandi nanti saja, sudah malam, dan ini sangat dingin, aku akan mencuci tangan dan kaki saja," tolak sang gadis.

Ia berjalan menuju tepian ranjang, meletakkan pedangnya disana. Saat ia duduk diatasnya, ia baru pertama kali merasakan empuknya kasur. Ini sangat mewah, aku tidak pernah tidur diatas ranjang seperti ini," ucapnya dengan bersemangat.

"Tidurlah, semoga malam ini mimpi indah," ucap Rajendra, lalu memilih untuk tidur diatas kursi dan ia merebahkan tubuhnya disana.

Wulan Ningrum menganggukkan kepalanya, lalu menuju kamar mandi, dan tak lupa ia menyambar pedang luwuknya. Setelah berada didalmnya, ia mengamati dindingnya, lalu menatap ventilasi, dan ia mendekatinya.

Tak hanya itu, sang gadis membuka penutup saluran air, agar menciptakan gemericik air untuk membuat suara berisik dan memanipulasi.

Kemudian ia kembali menatap ventilasi. Dengan kekuatan yang dimilikinya ia mencabut ventilasi tersebut, lalu memanjat dan menyelinap keluar.

Ia mengendap-endap menuju sebuah kamar yang ia yakini tempat dimana kedua orang pembunuh Wijaya Ningrat dan juga Lastri berada disana.

Saat ia berada disisi jendela kamar, ia mendengar suara desa-han yang terdengar bersahutan, sebab mereka berempat didalamnya.

Wulan Ningrum merasa bingung saat mendeskripsikan itu suara apa? Sebab ia tak pernah mendengarnya selama berada didalam goa.

Dengan cekatan ia memanjat dinding, lalu menuju genteng, dan membuka beberapa genteng penginapan.

Ia terlihat tercengang, sebab melihat dua pasang insan yang saling bercocok tanam.

"Apa yang mereka lakukan?" gumamnya dengan bingung saat melihat pergumulan yang terjadi.

1
estycatwoman
nice 👍💯❤
🔵༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐
Jati diri Wulan masih belum terungkap, jadi sang Prabu menganggap Wulan dari Rakyat Jelata.
🔵༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐
Pemilik Ajian Gembolo Geni jelas tidak dapat ditipu pandangan matanya.
🔵༄⍟Mᷤbᷡah²_Atta࿐
Typo oh Typo, Semangat Thor 💪💪
Endah SR
ceritanya padat singkat bagus, tidak bertele tele.. 😍
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
hahh tamat
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: oalah ok lah kk siti
total 2 replies
Liani purnafasary.
ditunggu part 2 nya ya thor ku. 😘🤗
Liani purnafasary.: ok say 🤩
total 2 replies
Hamzah / V3
tp Alhamdulillah happy ending lah ,, sumpah deh seru bgt bacanya kaya lg nonton cerita Majapahit 🤣
Hamzah / V3
laaaah dalaaaaah ... knp dh tamat ja sih kak ,, pdhl lg seru bgt loch aku bacanya 😱😱
pas ada notif aku mpe kaget krn di covernya ada tulisan END ,, sampai 2x bolak-balik di lihat mmg sdh END cerita nya 😢
tumben bgt novel yg ini cepat bgt habis nya , tahu-tahu dah END aja 😭
Siti H: buat baru kak
total 1 replies
Wardi's
best bgt ini.., semoga setelah ini ada karya yg hebat lg dr ka othor
Wardi's: siap... lanjutkan..
total 2 replies
Wardi's
cepet bgt tamatnya ka othor... kirain mau main2 dl d kadipaten utara..
Reni
eeeee kok wes tamat Alhamdulillah happy ending semua kembali ketempat yg seharusnya
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "PARTING SMILE" ya, siapa tau Kaka suka.

Berkisah tentang penyanyi religi yang terjerat pernikahan kontrak dan cinta masa lalunya yang sangat rumit. Ditambah dia tipe yang gengsian dan menyebalkan, hiih dah lah.

di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Liani purnafasary.
Belum juga beranak pinak😅😅udah selesai aja.
kinoy
eh..dah tamat lg
FiaNasa
loh...kok udah tamat aja thor...tp trimakasih lah untuk ceritanya thor,,menambah wawasan kita semua,,semangat & slalu ditunggu karya² berikutnya
FiaNasa: ok siap thor
total 2 replies
Rafly Rafly
singkat padat....
Ai Emy Ningrum: biasa aja lg
total 4 replies
kaylla salsabella
la udah tamat Thor......

terimakasih untuk karya mu thor......
di tunggu karya terbaru mu
kaylla salsabella: asiaaaaap kak sity udah tayang ya
total 2 replies
Lia Yuliani
yah kok udah tamat ajah .tp seru Thor cerita bagus banget👍👍
Siti H: singgah ke Parakang akakk
total 1 replies
FiaNasa
perangpun tak dapat dielakkan,,semoga raja & ratu bisa selamat semua,,kasihan Wulan udah terbuka,,mana bapak macan ini kok gak nongol
Endah SR
beneran jelek ternyata si bisrah 😂🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!