NovelToon NovelToon
Langit Wonosobo

Langit Wonosobo

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Diam-Diam Cinta / Dark Romance / Romansa / Cintapertama
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Restu Langit 2

Langit yang berwarna biru cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung, seperti janji yang pernah terucap dengan penuh keyakinan, namun pada akhirnya berubah menjadi janji kosong yang tak pernah ditepati.

Awan hitam pekat seolah menyelimuti hati Arumni, membawa bayang-bayang kekecewaan dan kesedihan, ketika suaminya , Galih, ingkar pada janjinya sendiri. Namun perjalanan hidupnya yang tidak selalu terfokus pada masa lalu, dapat membawanya ke dalam hidup yang lebih baik.

Akankah Arumni menemukan sosok yang tepat sebagai pengganti Galih?

ikuti terus kisahnya! 😉😉


Mohon kesediaannya memberi dukungan dengan cara LIKE, KOMEN, VOTE, dan RATING ⭐⭐⭐⭐⭐ 🤗🤗 🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Restu Langit 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bara dendam

  Galih bersama ibunya segera menuju rumah Arumni, setelah berbagai upaya bu Susi menenangkan hatinya.

  "Tenangkan hati mu, Galih. Jangan ngrusa ngrusu, ibu ngak mau ada keributan di sana!" pesan bu Susi saat sedang menuju rumah Arumni.

  Galih menancapkan satu sikunya di pintu mobil sambil memijat kepalanya yang mulai terasa berdenyut, sementara tangan satunya memegang kendali setir. Di posisi itu Galih memikirkan banyak hal.

  Hatinya terasa hancur! Galih tak dapat membayangkan akan bagaimana hidupnya nanti, jika ia benar-benar pisah dari Arumni.

  Sungguh di luar dugaan, saat hampir sampai di desa Arumni, Galih melihat Adit bersama teman satu profesinya seperti sedang mengamati beberapa warga yang sedang mengukur jalan.

  Jalan menuju rumah Arumni yang rusak parah, meningalkan genangan air bercampur lumpur dalam lubang, Galih seperti sengaja menjejakkan roda mobilnya di genangan itu.

  Ada bara dendam dalam hatinya, genangan lumpur itu hampir mengenai tubuh Adit, beruntung dengan sigap Adit menghindar, sehingga air bercampur lumpur itu tidak sampai mengenai Adit atau siapapun yang ada di sana.

  Galih menghentikan mobilnya untuk sesaat. "Aagghh!! sial!" teriaknya seraya memukul klakson mobilnya, saat ia menoleh ternyata lumpur itu tidak mengenai Adit. Napasnya memburu dengan kedua tangan mengepal.

  "Galih!!" sentak bu Susi sambil melototinya. "Sepertinya kamu belum siap bertemu Arumni, putar balik, ayo kita pulang!"

  Melihat Galih dengan amarah yang meledak-ledak, membuat bu Susi merasa takut, jika Galih akan mengamuk di rumah Arumni, terlebih Galih baru saja melihat laki-laki yang kini sedang membuat resah di hatinya.

  Galih diam tanpa menanggapi sang ibu, mobilnya mulai bergerak pelan menuju rumah Arumni yang sudah tidak begitu jauh.

  Sementara Adit masih berdiri tercengang menatap mobil Galih. "Mau ke mana suami Arumni?" bisiknya dalam hati.

  Salah seorang pria paruh baya tiba-tiba ikut menatap mobil Galih. "Itu sepertinya menantu ku yang kurang ajar!" ucapnya dengan mata melotot kemerahan.

  Adit menoleh pria itu dengan penasaran, mengapa dia bilang begitu? Adit hendak bertanya, namun pria paruh baya itu sudah lebih dulu berlari mengejar mobil Galih.

  Adit memicingkan matanya penuh selidik. "Apa mungkin itu bapaknya Arumni?" Adit jadi bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

  **

   Galih berhenti di jalan depan rumah Arumni. Arumni pada saat itu sedang memeras pakaian yang akan ia jemur, seketika terhenti saat melihat bu Susi dan Galih keluar dari mobil.

  "Arumni!" ucap bu Susi sambil berjalan cepat mendekati Arumni.

  "Ibu!" sorot matanya menyiratkan sesuatu, sepertinya Arumni sangat merindukan ibu mertuanya yang sangat baik itu, ia lantas mencium tangan sang mertua.

  Bu Susi segera memeluknya, Arumni menyambut hangat pelukan bu Susi. Mendadak suasana menjadi haru, hingga Galih meneteskan air mata, betapa ia sangat merindukan saat-saat bersama Arumni, ingin marah namun pada siapa? semua sudah terlanjur dan lagi karena ulahnya sendiri.

  Galih berjalan perlahan mendekati ibu dan istrinya, ia mengulurkan tangan namun Arumni tak menyambut sedikitpun. Galih merasa sangat terpukul dengan sikap Arumni.

  Seperti ada benda keras menghantam dada bu Susi, rasanya sakit saat melihat Galih dan Arumni kini. "Galih.. Arumni..!" ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

  "Mau apa lagi kamu ke sini, Galih? apa rasa sakit yang kamu berikan untuk anakku masih belum cukup?" teriak pak Yadi yang tiba-tiba muncul.

  Galih merasa tersentak oleh ucapan bapak mertuanya. "Ijinkan aku bicara dengan Arumni, pak! sebentar saja, aku mohon." Galih sampai bertekuk lutut di hadapan sang mertua.

  Seringai menyeramkan terbit di wajah pak Yadi. Betapa ia merasa tak rela jika anak semata wayangnya terus tersakiti, matanya melotot kemerahan, tangannya mengepal, sekujur tubuhnya pun gemetar, seolah siap melayangkan sebuah tinju untuk Galih.

  Bu Susi ikut memohon pada pak Yadi. "Jangan lakukan apapun pak Yadi, aku tahu anakku salah, tapi biarkan dia bicara sama Arumni sebentar saja!"

  Melihat bu Susi yang sangat baik itu, amarahnya sedikit mereda, meskipun ia harus menunggu beberapa saat untuk dapat mengatur napas.

  "Mau apa lagi kalian datang ke sini!" suara itu terdengar lantang dari kejauhan. Bu Sari yang saat itu pulang dari belanja di warung, seketika memberi caci maki yang pedas untuk Galih. "Pergi kamu dari sini! apa kamu tidak dengar, anakku sudah tidak mau lagi sama kamu!" teriaknya sekuat tenaga.

  "Bu Sari, bu Sari! aku mohon ijinkan anakku bicara bu!" bu Susi terus memohon.

  "Ngak bu. Aku sudah sangat geram sama anak ibu! aku merasa semakin muak. Dari dulu juga aku tidak merestui hubungan mereka."

  "Jangan campur adukan masalah bu. Dulu ibu tidak merestui karena anak saya belum jelas masa depannya, saya tahu sekarang anak saya bersalah, tapi saya mohon beri kesempatan pada kami untuk bicara."

  "Aku tidak peduli, bu. Yang terpenting dan harus kalian ketahui, Arumni sudah melayangkan gugatan cerai untuk mu, Galih! mau ngak mau kamu harus menerimanya, kamu tunggu saja surat pangilan mu ke pengadilan!" Tegas bu Sari.

  Arumni hanya diam menutup mata, dalam posisi itu, bulir-bulir kristal saling berjatuhan.

  Melihat kedua orang tua Arumni begitu tegang, Bu Susi yakin ini bukan waktu yang tepat untuk bicara. "Ayo kita pulang, Galih!" ucap bu Susi sambil menarik tangan Galih.

  Galih merasa tak ada sedikitpun pembelaan dari Arumni, rasanya akan percuma jika mereka akan terus berada di sana. Galih akan mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Arumni, ia pun menuruti ajakan sang ibu untuk segera beranjak pergi.

  "Arumni...!" ucapnya terasa berat meningalkan.

   Tak ada sautan dari Arumni sedikitpun, ia justru terlihat memalingkan wajahnya dari Galih.

  Bu Susi dan Galih terpaksa pergi tanpa mendapat sedikitpun kesempatan untuk bicara.

  Arumni segera berlari ke dalam sebelum Galih dan bu Susi benar-benar pergi. Hati Galih terasa seperti teriris, perih!

  **

  Belum ada kata yang terucap dari bu Susi ataupun Galih, sejak mereka meningalkan rumah Arumni beberapa menit yang lalu. Mereka seakan larut dalam pikiran masing-masing, Hingga mereka pun sampai di rumahnya.

  "Aku pergi dulu, bu!" kata Galih saat bu Susi sudah turun.

  "Mau ke mana lagi, Galih?"

  Galih tak menjawab pertanyaan ibu, ia tancap gas memutar balikan mobilnya, lalu pergi entah ke mana.

  Bu Susi jadi merasa khawatir karenanya.

   Dua jam.

  Tiga jam.

  Empat jam sudah sejak kepergian Galih, bu Susi masih belum tenang, bu Susi jadi tak enak makan, berjalan mondar-mandir dengan perasaan tak menentu.

  "Ke mana perginya Galih?" Gumamnya.

  Tiba-tiba bu Susi menatap luar melalui kaca jendela, tampak seorang wanita mengendong bayi dan membawa tas ransel, sedang celingukan. "Mita? apa itu Mita?" bisiknya seraya menuju luar rumah.

   "Mita!" panggil bu Susi dengan napas terengah-engah.

  "Ibu...!" balasnya.

  Bu Susi menghampiri Mita lalu mengambil Rama dari gendongannya, Mita tampak lelah seperti belum pernah melakukan perjalanan jauh, terlebih dengan membawa anak yang masih bayi.

  "Bagaimana kamu bisa sampai di sini?" tanya bu Susi sambil mengajaknya masuk.

  "Maafkan aku yang terlalu nekat ini, bu. Aku merasa gelisah makanya semalam aku langsung berangkat ke sini." Ucapnya dengan kepala menunduk.

  Bu Susi menyuruhnya membersihkan diri agar terlihat lebih segar sebelum melayangkan banyak pertanyaan.

  **

   Galih meninggalkan rumah sejak tadi rupanya mencari informasi mengenai Adit dan semua yang berhubungan dengannya.

   Bara dendam yang ia gengam telah membawanya menghadang Adit tepat di depan rumahnya. Tangannya mengepal, napasnya memburu saat Galih melihat Adit sedang turun dari mobilnya. Sementara Adit hanya bersikap santai.

...****************...

Hai teman-teman pembaca, mohon kesediaanya memberi ulasan dan rating 5 untuk karya pertama ku, ya...

Agar aku lebih semangat update 🤗🤗

Mohon abaikan bagi yang tidak suka.

Semoga kakak-kakak yang cantik/ganteng dan baik hati, banyak rizki dan sehat selalu 🥰🥰🙏🙏

1
Fatra Ay-yusuf
walau mita orang ketiga, tapi kasian juga dengan perlakuan Galih terhadapnya ya thor.
Restu Langit 2: iya 😢
total 1 replies
Lusy Purnaningtyas
hallo, belum update kak....
Restu Langit 2: di tunggu, ya 🙏
total 1 replies
Lusy Purnaningtyas
berarti total anak-anak nya semua 4 ya bun...? waa, menyenangkan sekali...
Restu Langit 2: iya, betul sekali ☺
total 1 replies
kalea rizuky
yg banyak q kasih hadiah
Restu Langit 2: masih belum bisa, kakak. Maaf ya 🙏
total 1 replies
kalea rizuky
karma laki serakaahh. merennn
Restu Langit 2: ah tidak meren
total 1 replies
Lusy Purnaningtyas
galih menyedihkan
Restu Langit 2: iya, aku sampe nangis sendiri pas nulis bab ini 🤭
total 1 replies
Lusy Purnaningtyas
makasih hari ini 2 bab.. 😊
Restu Langit 2: kembali kasih 😘😘
total 2 replies
Mey mey
sampai tak baca 2x, meleleh hati ku 😭
Restu Langit 2: terimakasih 🤭
total 1 replies
Hanipah Fitri
lanjut ya Thor
Restu Langit 2: Terimakasih 🥰🙏
total 1 replies
Hanipah Fitri
Galih dan Mita sama sama hidupnya tertekan atas perbuatan nya
Lusy Purnaningtyas
manis sekali.... ❤❤❤
Restu Langit 2: Terimakasih banyak atas apresiasi anda terhadap karya saya ☺🙏
total 1 replies
kalea rizuky
hahahah karma mu wahai wanita perebut
Hanipah Fitri
Terima sajak nasib mu Galih !! itu balasan atas tindakanmu yg telah mengkhianati Arumi.
masalahnya kamu sdh poligami tanpa ijin dari istri sah mu
Hanipah Fitri
akhirnya penceraian mu terlaksana antara Arumi dan galih.
semoga Arumi mendapatkan pengganti yg lebih baik lagi
Hanipah Fitri
nah begitu dong galih harus sadar, Arumi telah kau sakiti mana mau balik lagi dgn mu
Hanipah Fitri
seandainya Arumi balik ke Galih dan katanya menalak Mita, pasti iya akan kembali lagi dgn Mita secara diam diam dgn alasan ada anak
Hanipah Fitri
Galih, Arumi nya gak usah kau kejar lagi,
kan sudah ada Mita yg setiap saat ada di susi mu
kalea rizuky
bner wanita baik gk akan jd pelakor wes titik g usa debat yo mita sok. poloss sok tersakiti pdhl lu tukang rebut
Restu Langit 2
nggak menang kok, dia cuma dapetin orangnya, tapi tidak akan nyaman dengan segala resikonya 🤭
Arga Putri Kediri
😍pelakor kok menang ya didunia nyata ato fiksi🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!