NovelToon NovelToon
Satu Perempuan

Satu Perempuan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Keluarga / Satu wanita banyak pria
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nurcahyani Hayati

Bagaimana jadinya jika kamu menjadi anak tunggal perempuan di dalam keluarga yang memiliki 6 saudara laki-laki?
Yah, inilah yang dirasakan oleh Satu Putri Princes Permata Berharga. Namanya rumit, ya sama seperti perjuangan Abdul dan Marti yang menginginkan anak perempuan.

Ikuti kisah seru Satu Putri Princes Permata Berharga bersama dengan keenam saudara laki-lakinya yang memiliki karakter berbeda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurcahyani Hayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Pralim Putra

Pria bertubuh tinggi, kulit putih yang bersih seakan bersinar dengan kulit wajah yang terlihat glowing. Hidungnya mancung, dagunya terbelah dengan bibir yang cantik berwarna pink alami.

Bulu matanya melentik dilengkapi dengan alis tebal yang dibentuk indah oleh Tuhan. Rambutnya berwarna hitam tebal membuat pesonanya sebagai pria paling tampan di Sekolah Menengah Atas Harapan Bangsa semakin tidak terkalahkan.

Setiap langkahnya selalu menyita perhatian semua siswi bahkan satu sekolah yang entah itu dari kelas satu, dua hingga ke kelas tiga. Yap, dia adalah Pralim Putra, si pria tampan yang diincar oleh semua gadis. Bukan hanya gadis di sekolah melainkan juga di luar sekolah bahkan para tetangga-tetangga ikut melirik, termasuk janda-janda expired.

Ia melangkahkan kakinya menuju area perpustakaan. Mencari beberapa buku novel yang ada di rak. Jika jam istirahat ia selalu mengisi waktunya dengan membaca. Berbeda dengan teman-teman sebayanya yang memilih nongkrong sambil bercanda di kantin atau di dalam kelas. Ia tak suka keramaian maupun kebisingan.

"Ganteng banget."

"Sumpah!"

"Duh, gantengnya."

"Tiap hari nggak pernah kurang kegantengannya."

Suara bisikan itu terdengar dari segerombolan siswi yang sedang duduk di meja baca. Mereka saling memegang buku yang terbuka tetapi pandangannya tetap menuju ke arah Pralim yang kini masih sibuk mencari buku.

Mereka datang ke perpustakaan ini sebenarnya bukan untuk membaca buku tetapi tujuan mereka hanya untuk memata-matai si pria tampan itu.

"Kalian tahu nggak, sih dia itu katanya nggak pernah pacaran."

Mata Loli membulat tak percaya setelah mendengar ucapan Maura.

"Yang bener lo?"

"Seriusan. Duh, idaman gue banget tahu nggak."

"Idaman gue juga," tambahnya sambil meremuk buku saking gemasnya.

"Tapi guys, dia itu nggak mudah didapetin."

Loli dan Maura menoleh menatap sahabatnya yang berambut rambut pirang ungu di ujungnya, Yusi.

"Maksud lo?" tanya Loli yang tak mengerti.

Yusi mengangkat satu jari telunjuknya lalu berujar dengan wajah yang penuh serius, "Nomor satu, dia pendiam."

Loli dan Maura menoleh menatap Pralim yang kini sudah duduk di meja baca. Loli dan Maura tersenyum, terkesima dengan wajah tampan itu.

"Ganteng banget," puji mereka dengan kompak.

"Yang kedua..." ujar Yusi sambil mengangkat dua jari tangannya, "Dia dingin."

Loli dan Maura mengernyitkan kening menatap dua siswi yang sepertinya dari kelas satu sedang saling dorong mendorong mendekati Pralim.

"Kak Pralim!" panggil salah satu dari mereka yang akhirnya memberanikan diri.

Pralim yang sejak tadi sibuk membaca itu melirik pelan ke arah ponsel yang dijulurkan oleh gadis dengan rambut sebahu.

"Kami mau minta foto!"

Pralim melirik sejenak lalu menggelengkan kepala, menolak dan kembali melanjutkan membaca buku.

"Itu bukan dingin tapi terhormat. Dia nggak sembarangan foto sama orang. Gue jadi tambah suka," puji Loli membuat Maura mengangguk tanda setuju.

" Terserah, deh," ujar Yusi lalu kembali melanjutkan membaca buku.

Tak ada gunanya untuk menjelaskan kekurangan dari pria tampan itu. Jika sudah tergila-gila maka kekurangan apapun mereka terima.

"Tapi cuman sekali aja, kak Pralim!" mohon dua gadis itu.

Loli dan Maura masih memantau. Cukup berani juga dua adik kelasnya itu. Mereka saja yang sudah kelas tiga dan lebih dulu mengenal Pralim tapi tidak berani untuk meminta foto bersama. Mereka takut jika hasil fotonya seperti pangeran dan pelayan.

Pralim menghela nafas panjang. Bangkit dari meja baca lalu melangkah membuat dua gadis itu melangkah mundur memberi jalan terhadap Pralim yang kini sudah berdiri di depan ibu Sutri, si penjaga perpustakaan.

"Buku baru lagi, nak ganteng?" ujarnya basa basi dengan kedua matanya yang berbinar-binar menatap wajah Pralim yang kini sudah ada di depan matanya.

"Iya, Bu," jawab Pralim membuat ibu Sutri tersenyum bahagia.

Ia meraih buku yang ada di tangan Pralim dan dengan sengaja menyentuh jemari tangan Pralim yang begitu putih.

"Ups, ibu tidak sengaja," ujarnya lalu tertawa cengengesan.

Ibu Sutri menulis nama Pralim di buku pinjam panjang yang berisi nama-nama siswa dan siswi yang meminjam buku.

"Batasnya tiga hari, ya. Kalau lambat siap-siap aja ibu cium dan kalau hilang berarti kamu mau nikah sama ibu."

Bulu kuduk siapa pun pasti akan merinding tapi itu sudah biasa jadi Pralim tidak kaget lagi. Ia hanya mengangguk lalu meraih buku itu hingga lagi dan lagi Ibu Sutri sengaja menyentuh jemari tangan Pralim. Ini adalah kesempatan menurutnya.

"Kak Pralim!" panggil dua siswi itu saat Pralim sudah melangkah keluar dari ruangan perpustakaan.

Susah sekali mencairkan hati pria tampan itu. Tampan dan dingin, perpaduan yang sangat sempurna. Kedua siswi kelas satu itu menatap nanar bahkan di saat Pralim sudah tidak terlihat lagi tetap pandangan mereka masih ke arah pintu di mana terakhir kali Pralim terlihat.

"Hey kalian!"

Dua siswi itu menoleh menatap wajah Ibu Sutri yang seketika menjadi sangar. Berbanding terbalik saat berbicara dengan Pralim. Wajahnya sengaja di imut-imutkan serta suaranya sengaja dilembut-lembutkan.

"Teriak-teriak di dalam perpustakaan. Kalian pikir ini pasar?!!"

...----------------...

Pralim melangkahkan kakinya. Sebenarnya ia tak tahu harus ke mana. Di perpustakaan, di mana tempat itu menjadi tempat favoritnya tapi malah diganggu oleh dua adik kelas.

Di luar perpustakaan apalagi. Siswi-siswi jauh lebih banyak yang bisa mengganggunya seperti apa yang terjadi di perpustakaan tadi.

Semua orang menoleh menatapnya dan saling berbisik. Sejujurnya Pralim sangat tidak nyaman dengan hal itu. Rasanya ia ingin hidup normal seperti yang lainnya. Menurutnya lebih baik wajahnya tidak setampan ini.

Bagaimana dengan teman? Ah, teman laki-lakinya pun ia tidak punya. Kebanyakan murid laki-laki di sini tidak suka bergaul dengan pria tampan sepertinya. Menurut mereka itu sangat berbahaya.

Pralim melangkah masuk kedalam kelas. Langkah kakinya menjadi perlahan saat dari kejauhan ia bisa melihat mejanya yang kini telah penuh dengan coklat, bunga dan beberapa bingkisan. Itu semua dari siswi-siswi yang berasal dari berbagai kelas.

"Siang Pralim!" sapa teman sekelasnya yang hanya di balas anggukan dari Pralim, tanpa senyuman tapi mampu membuat teman sekelasnya itu menjerit bahagia.

Ia duduk di kursinya setelah menyingkirkan beberapa surat dengan berbagai jenis bentuk dan warna. Sudah jelas jika surat ini dari siswa-siswi yang menyukainya. Mereka pasti menyimpan ini semua di saat Pralim berada di perpustakaan.

"Pralim! Hust!"

Pralim menoleh menatap gadis dengan poni tebal serta mata sipit seperti cina, tapi dia bukan cina asli.

"Itu surat dari aku," bisiknya lalu cengengesan sendiri.

Pralim tak tertarik dengan surat dan hadiah ini. Menurutnya hal ini hanya buang-buang tenaga dan uang. Baginya untuk apa memberikan hadiah seperti ini padahal ia tidak menyukainya bahkan ia sama sekali tidak mengharapkan hal tersebut.

Tapi ada orang-orang yang sangat suka dengan hal ini. Yap mereka adalah saudara-saudaranya.

1
Sena Safinia
kocak suka ........gimana klo ad cwok naksir incess .....ga sabar nunggu next
balabulu
lanjut Thor
balabulu
semngat thor punya
balabulu
aduh kapan yah semua anaknya kumpul duduk bareng
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
nggak sabar ni pengen tau kelanjutannya
balabulu
semangat Thor up nya
balabulu
giginya kakak
balabulu
ahahahha 🤣, salah tangkap kamu pak 🤣
balabulu
semangat Thor up. ya kalau perlu dobel deh yah 🥹
balabulu
kasian kamu Prapat nasip punya kembaran
balabulu
aduh kasian praga semangat Thor up nya
balabulu
next thoorrr heheh seruh niii
Salju
next thoor
Salju
Pratama jadi anak pemalas nh
Salju
Next thoor
Seru juga bacanya
Salju
kasian banget si kabo tapi lucu
Salju
si pradu jadi bahan resep hahaha
Salju
Pokoknya aku pilih pralim hahaha anak marti yg pling ganteng
Salju
Anaknya ada yang kembar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!