NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Untuk beberapa saat hening Ria maupun bibinya sama sekali tidak mengeluarkan suara sama sekali, dan saat Ria pikir bibinya menyadari kalau ia berbohong dengan perasaannya tiba-tiba Rosina justru tertawa terbahak-bahak, dan hal itu membuat Ria cukup terkejut dan bingung dengan apa yang bibinya itu tertawakan.

"Kok bibi ketawa sih? emangnya ada yang lucu ya" tanya Ria bingung sambil memperhatikan dirinya dan memeriksa wajahnya kalau-kalau ada yang membuat bibinya tertawa.

"Haduh… sampe sakit perut bibi" sambil menyeka ujung matanya yang berair karena tertawa lepas Rosina mulai menghentikan tawanya

"Nggak kepikiran aja sih kamu dulu sepercaya itu sama omongannya Kevin, padahal biasanya kamu mukulin Kevin kalo cerita yang macem-macem…"

"Nggak tahan bibi liat muka kalian berdua dulu kalo lagi berantem, yang satunya kayak singa kelaparan yang satunya lagi kayak kucing abis kecebur got" ujarnya lalu kembali tertawa terbahak-bahak lagi.

Ria yang mendengar itupun jadi tidak bisa tidak mengingat waktu dulu ia begitu percayanya dengan Kevin tentan melati tapi setiap kali cerita yang aneh-aneh dia pasti ngajar dan mukulin Kevin tanpa ampun dan pulang-pulang dengan baju basah dan kotor seperti kucing kecebur got. Ria pun tidak bisa lagi menutupi senyumnya ketika mengingat semua masa-masa itu.

"Jadi, gimana sama kondisinya Kevin? bibi dengar dia udah siuman" tanya Rosina ke topik pembahasan tentang alasan dia datang tiba-tiba.

"Bibi udah liat berita di TV, rumah sakitnya sampe hancur kayak gitu bikin ngeri liatnya, tapi untungnya nggak ada korban jiwa, padahal banyak pasien koma kayak Kevin dirawat di rumah sakit itu, syukur deh…"

Terlalu terbawa suasana Ria sampai lupa kalau pasti bibinya itu pasti akan datang dan bertanya langsung tentang Kevin, dan tentu saja ia juga seharusnya tahu kalau ia tidak bisa menyembunyikannya lagi. Sepintar apapun seseorang menyembunyikan bangkai pasti akan tercium bau busuknya.

"Jadi… dimana Kevin Ri? kalian nggak lagi berantem kan…?"

"Eh!? eng… enggak, em…"

Meskipun tahu kalau dirinya sangat bodoh dalam berbohong tapi Ria tetap tidak bisa bicara jujur dengan benar, dan hal itu lah yang membuatnya lebih terlihat bodoh.

Sementara itu Rosina yang jelas-jelas sudah bisa menebak sikap Ria dari awal, sejak Ria membukakan pintu untuknya dan sampai saat ini Ria tidak bisa bersembunyi dari pengamatan Rosina yang sudah sangat mengenal Ria sejak kecil.

"Hah… kau ini… bibi pikir kamu mirip dengan kakak ternyata kau memang lebih mirip dengan kakak ipar"

Demi mendengar hal itu Ria pun hanya bisa menunduk dalam sambil memainkan jari-jarinya di ujung bajunya sendiri.

"Ria… kau masih ingat dengan Beri?" tanya Rosina yang langsung dijawab dengan anggukan kecil

"Kucing itu… kalian merawatnya dengan baik, bahkan sampe di buatin rumah yang bikin kalian ngerengek ke kakak ipar, lucu banget liat muka serius kalian waktu itu" sambil berhenti sejenak sambil mencoba posisi yang lebih nyaman.

"Beri tumbuh dan nyaman sama kalian, sampe-sampe Beri nggak mau disentuh sama orang lain selain kalian. Hah… tapi ya… kehidupan itu nggak ada yang abadi kan? semua yang hidup pasti akan mengalami kematian, sama kayak Beri"

Dan entah kenapa Ria yang mendengar hal itu justru tidak bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menangis, tapi air mata itu justru lolos tanpa sepengetahuannya, dadanya sakit dan nafasnya sesak. Ria juga seharusnya tahu akan hal itu ‘setiap yang hidup pasti akan mati’ dan hal itu tidak bisa ia pungkiri lagi.

"Dan hari itu kalian bukan cuman kehilangan Beri, tapi juga kalian kehilangan kepercayaan masing-masing, bibi tahu kalian masih kecil dan belum paham apa-apa, tapi Ria kau juga pastinya masih ingatkan gimana kalian bisa dapet kepercayaan lagi?" ujarnya mencoba mengingatkan Ria dengan kejadian yang juga tidak kalah membekas sampai saat ini.

"Ria…! ada Kevin nih!" panggil ibunya dari depan, namun tidak ada jawaban, padahal biasanya jika Kevin datang ke rumahnya anak perempuan itu pasti akan langsung keluar bahkan sebelum tahu siapa yang datang.

Hari itu adalah hari setelah kematian Beri, kucing peliharaan mereka, dan hari setelah pertengkaran hebat yang membuat keduanya tidak lagi saling sapa.

"Duh… anak itu, maaf ya Kevin, beberapa hari ini Ria emang jarang keluar, hari ini aja dia sama sekali nggak mau keluar dari kamar. Huh…"

"E… nggak papa kok tante, em… tapi Ria udah makan kan tante, Ria nggak lagi sakit kan?" tanya Kevin yang saat itu berumur 8 tahun, dengan penuh kekhawatiran.

Bisa dibilang Ria itu anak yang keras kepala dan cukup egois untuk membuat hubungan persahabatan mereka selalu renggang. Bahkan saat kematian Beri, kucing mereka, Ria terus menyalahkan Kevin sampai memukulnya tanpa alasan hanya karena ia memihak pada egonya sendiri. Tapi berbeda dengan Kevin yang lebih dewasa pikirannya di umurnya.

"Semua gara-gara Kevin! Kevin bodoh! Ria benci Kevin!"

Bahkan setelah dibentak seperti itu oleh sahabatnya sendiri Kevin masih tetap mengunjungi rumah Ria dan berusaha bertemu dengannya. Namun, melangkahkan kaki ke lantai rumahnya saja ia tidak bisa.

"Pergi! jangan masuk! nggak!! pergi! Ria bilang pergi!!" Ria terus berteriak mengusir Kevin yang hendak masuk ke rumahnya, dan tentu saja hal itu membuat Kevin terkejut dan sedih tentunya, apalagi orang tua Ria yang juga mendengar teriakan Ria itu yang tidak mau berhenti sampai Kevin benar-benar pergi.

"RIA!!!"

PLAK!

Dan sejak hari itu Kevin benar-benar tidak pernah datang lagi, hingga di sekolah pun Kevin sampai tidak masuk, dan Ria masih saja tidak mau tahu. Berkali-kali di bujuk orangtuanya untuk minta maaf pun Ria tetap tidak peduli.

Hingga hari itu…

Di tengah malam yang terasa lebih dingin dari malam-malam biasanya Ria terkena demam tinggi, tidak mau makan dan selalu muntah-muntah, malam hari pun juga tidak bisa tidur karena Ria yang selalu menangis.

Dan di malam itu juga Kevin datang ke rumah Ria tapi tidak lewat pintu depan melainkan langsung ke jendela kamar Ria, padahal waktu itu juga Kevin tengah sakit, itu sebabnya ia tidak masuk sekolah beberapa hari terakhir. Tentu saja Kevin kabur dari rumah dengan kondisi seperti itu hanya ingin bertemu Ria.

Walaupun Ria keras kepala dan egois tapi Ria juga masih kecil untuk memahami hal itu. Bagi dunia kecilnya Ria hanya ingin seorang teman dan seorang Ria hanya ingin seorang Kevin, begitu pula Kevin yang hanya ingin seorang Ria.

"Abis itu kalian bahkan tidur bareng sampe lupa waktu dan nggak mau pisah. Hah… lucu banget ngingetnya"

Ya, Ria juga selalu mengingatnya, mengingat bagaimana kedua sahabat kecil itu kini berakhir.

"Jadi Ria, kamu sekarang sudah besar dan udah ngerti yang bener dan yang salah, mana jalan harus ditempuh dan mana yang harus kau hindari. Dan kamu juga tahu kan Kevin itu orang yang seperti apa. sejauh apapun kalian berantem Kevin selalu punya seribu satu cara yang nggak diduga"

Ya, dan Ria juga tahu akan hal itu, Ria tahu kalau Kevin selalu punya beribu cara untuk membuatnya mengerti seribu cara untuk membuatnya memaafkannya. Tapi… apa Ria masih bisa percaya dengan Kevin di saat sosoknya saja tak berada di tempat yang tak bisa ia gapai.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!