Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.
"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."
"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"
Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.
Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.
"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"
" Hapaaa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MPAD. Hari H - Perayaan Perusahaan
🩵
🩵
🩵
Seorang wanita dengan tinggi 166 cm sedang berdiri di depan cermin, melihat dirinya dari pantulan kaca yang memperlihatkan kecantikan dan kesempurnaan tubuh nya.
Ya, dia adalah Larasati Aqela, hari ini adalah hari H dimana acara ulang tahun perusahaan Brawijaya Group berdiri, dan di hari ini untuk pertama kalinya dia akan di perkenalkan kepada seluruh dunia bahwa dirinya adalah calon istri dari putra pertama Jiro dan Safitri, Angkara Brawijaya.
Laras ragu, berkali - kali dia mencoba tenang tapi jantung nya selalu saja bermasalah dan tidak bisa di ajak berkompromi. Dia takut jika pilihan Angkara akan menjadi bahan lelucon para pebisnis. Bagaimana tidak? Dirinya hanyalah seorang anak yatim piatu yang di tinggalkan orang tuanya, dan bahkan tidak tau alasan kenapa orang tuanya meninggalkan nya.
Bahkan ibu panti pun tidak bisa menjelaskan asal usul keluarga Laras karena beliau pun tidak tau, Laras menyerah kepada latar belakang nya, dia menganggap bahwa dirinya adalah anak yang tidak di inginkan karena itu keluarga nya sendiri membuang nya.
Sedih sudah pasti, tapi jalan Tuhan tidak ada yang tau. Seperti saat ini, dirinya tidak pernah menyangka akan mendapatkan cinta dari seorang duda beranak satu tapi kembar. Bahkan keluarga pria itu sangat menyayangi nya.
"Huuuu," Laras menghela nafas, dia memutar tubuh nya di hadapan cermin besar. Melihat apakah ada yang kurang dengan penampilan nya.
Tapi meskipun di lihat berkali - kali, gaun nya tampak sangat mewah."Apa tidak terlalu berlebihan?"
BRAK...
Pintu ruangan terbuka dengan kasar.
"Waahhh, kakak ipar sangat cantik." Puji Irma terpesona. Jika dia adalah pria, mungkin dirinya juga akan jatuh cinta pada Laras. Dia akui kecantikan Laras sangat sempurna.
"Mommy cangat cantik, beluntung na Daddy punya ictli balu cepelti Mommy." Raja dengan mata berbinar, Laras menjadi tersipu malu.
"Ho-oh, tapi na Mommy yang tidak beluntung punya cuami cepelti Daddy. Lihat caja, Daddy campai cekalang belum kelihatan. Cudah lah, hilang di telan bumi Daddy ini."
"Heh, Daddy kalian sedang membuat kejutan untuk Mommy! Sembarangan saja." Irma yang gemas mencubit pipi kedua keponakan nya. Tapi Raja yang memang tidak suka di cubit oleh Irma malah melarikan diri.
"Jan di cubit wajah na Laja, cakit tau, cudah cepelti capit na kepiting caja."Seru Raja dengan wajah kesal.
Irma terkekeh." Makanya jadi anak jangan bikin gemes."
"Laja ndak ngapa - ngapain kok, Aunty caja yang cuka na menyiksa, cakit pipi Laja di cubit, jadi na melah."
Irma hanya tersenyum mengejek, pandangan nya beralih menatap Laras."Kakak ipar kenapa? Kok. gemetaran gitu?" Raja dan Bunga pun memperhatikan Mommy mereka.
"Nggak tau, cuma aku nggak terlalu percaya diri saja." Jawab mya gugup.
" Ndak pelcaya dili tapi na halus pelcaya, Mommy ini bagaikan bidadali pungutan."
Laras dan Irma mengernyit bingung mendengar ucapan Bunga."Kok pungut?"Tanya Irma.
"Ya kan kita pungut Mommy dali jalanan, ya ndak calah dong."
Irma menutup mulut, berusaha menahan tawa sementara Laras sudah sangat malu. Di kira sampah bisa di pungut.
Tak berapa lama, Santi datang ke ruangan yang berada di dalam butik. Ya, saat ini mereka berada di butik lain. "Wah! Wah! Pada ngumpul ternyata disini."
Laras memutar bola matanya."Kemana aja lo, dari tadi di tungguin juga?"
"Ya sorry, lagian jalanan macet, rambut gue yang udah rapih aja jadi berantakan kaya begini." Jawab Santi meraba rambut nya sendiri.
"Aunty Canti memang cudah dali cana nya. Bukan cuma lambut tapi na muka Aunty juga cudah belantakan." Ejek Raja, Santi memelototkan matanya tak terima. Sementara Laras dan Irma sudah tertawa terbahak-bahak.
"Heh bocah semprul. Sembarangan kalo ngomong, gini - gini muka limite edition, nggak ada dua nya." Balas Santi tak mau kalah.
"Iya limite edition, olang muka na Aunty tak ada dua nya, di pelmak juga ndak bica." Jawab Reja enteng.
Santi mengelus dadanya, sabar - sabar."Ras, boleh nggak anak lo ini gue lempar ke belahan dunia lain. Sumpah, bikin emosi tingkat dewa."
"JANGAN, SEMBARANGAN KALO NGOMONG, GINI - GINI LAJA JUGA ANAK LIMITE EDITION." Raja protes.
Santi menggeleng - geleng kan kepalanya, dia sangat ingin tertawa."Semoga aja gue nggak punya anak kaya gini."
"Mikilin punya anak, olang tunangan caja di ambil olang kok." Seru Bunga, Santi menganga lebar. Sumpah Demi apapun, dia kehabisan kata menghadap kedua anak kembar ini. Dan Laras sebisa mungkin untuk tidak mentertawakan sahabat nya itu.
"Ya Tuhan, berikanlah hamba mu ini kesabaran!!!" Gumam Santi tapi masih bisa di dengar oleh semuanya.
"Sudah ah, berantem mulu. Sini Kak, biar aku rapikan rambut nya." Kata Irma.
Santi langsung tersenyum."Boleh, bikin yang cantik ya."
"Ndak bica, yang cantik tetap Mommy." Seru Bunga.
"Iya - iya, terserah deh." Santi hanya bisa mengalah saja, dari pada membuat kepala nya pusing menghadapi kelakuan kedua anak itu.
Setelah semua pergi, Laras kembali merasa gugup.
Laras duduk di sofa ruang tunggu, tak berapa lama, Angkara datang dengan memakai jas tuxedo perpaduan warna hitam doft.
Laras tertegun beberapa saat melihat ketampanan Angkara di depan nya. Baginya wajah Angkara seperti perpaduan Arab dan Indonesia, apa lagi ada bulu - bulu halus yang tumbuh. Angkara pun sama, dia tidak berkedip melihat kecantikan Laras yang sangat alami. Bahkan melihat leher putih itu membuat birahi nya bergejolak dan membangunkan sesuatu yang telah tidur panjang. Tapi tetap saja Angkara berusaha menahan nya. Jangan sampai dia di katai mesum karena sudah lama menduda.
Angkara datang dan langsung melingkarkan tangan nya di pinggang Laras, mengecup bibir nya singkat."Beautifull, kamu sangat cantik!"Puji Angkara, Laras tertunduk dengan pipi seperti tomat.
Angkara mengangkat dagu Laras."Aku penasaran, siapa sih cowok yang beruntung bisa mendapatkan wanita sesempurna kamu?"Angkara dengan nada menggoda.
Laras mengalungkan tangan nya di leher Angkara."Memang nya siapa yang mau sama wanita yatim piatu seperti ku."
"Tidak masalah dengan itu, kamu memiliki pesona sendiri. Bahkan aku yakin, pesona mu bisa membuat pria mana pun jatuh hati."
"Termasuk Angkara Brawijaya?" Bisik Laras."Aku ingat saat dulu kamu memberikan persyaratan kerja sebagai ibu dari kedua anak kamu. Yang pertama, di larang tebar pesona, yang kedua jangan jatuh cinta dan ketiga, jangan berharap lebih. Tapi sekarang, kamu sendiri yang melanggar nya."
Angkara begitu malu, tentu saja dia ingat. Saat malam dimana dia memutuskan untuk menjadikan Laras sebagai ibunya dan menggaji sebesar 20 juta, dia juga menyebutkan tiga syarat itu kalo Laras mau bertahan. Tapi nyatanya dia sendiri yang melanggar karena jujur, meskipun saat itu dia tidak tau perasaan nya tapi dia tidak berniat untuk menikah lagi. Makanya dia memberikan syarat seperti itu.
Tapi ternyata dinding pertahanan nya runtuh saat melihat kedekatan Laras dan kedua anak nya. Apa lagi hati Laras yang begitu baik, Angkara akui dirinya sudah jatuh hati di hari dimana Laras menyelamatkan kedua anak nya dan memberikan nya nasehat, meskipun Laras tidak mengingat nya. Tapi Angkara menepis semua perasaan itu dan menganggap hanya ketertarikan sesaat.
Tapi takdir justru kembali mempertemukan mereka setelah kejadian itu. Angkara akan anggap bahwa sejauh apapun menolak, tapi jika Tuhan sudah berkehendak, maka terjadilah juga.
Bahkan sekarang, Angkara sangat mencintai Laras dan bersumpah akan membahagiakan nya.
Angkara mengeluarkan sesuatu dari paper bag yang dia bawa, sebuah kotak berisikan kalung berlian dan dia memakaikan nya di leher Laras."Aku terlambat karena mengambil kalung ini. Kalung ini sudah aku persiapan dari beberapa hati yang lalu cuma buat kamu, dan kalung ini hanya ada satu di dunia."
"Ini sangat indah." Mata Laras mengembun tapi secepat kilat, Angkara mencegah air mata dan mencium bibir Laras, Laras juga membalas dengan ciuman lembut. Perasaan mereka hanyut dalam sentuhan itu.
Setelah beberapa menit, Angkara melepaskan ciuman itu." I Love You!!"
"I Love You Too, Hubby.."
Angkara tersenyum."Sekarang saat nya kita pergi ayo! Aku akan tunjukkan kepada semua bahwa Laras Aqela adalah pilihan terbaik untuk Angkara Brawijaya." Laras kembali terharu.
Angkara mengulurkan tangan nya dan dengan senang hati Laras menerima. Di luar butik, sudah ada mobil mewah yang menanti.
BERSAMBUNG
kopi & vote untuk mu