NovelToon NovelToon
Setelah 100 Hari

Setelah 100 Hari

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Selingkuh / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:232.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Itha Sulfiana

"Setelah aku pulang dari dinas di luar kota, kita akan langsung bercerai."

Aryan mengucapkan kata-kata itu dengan nada datar cenderung tegas. Ia meraih kopernya. Berjalan dengan langkah mantap keluar dari rumah.

"Baik, Mas," angguk Anjani dengan suara serak.

Kali ini, dia tak akan menahan langkah Aryan lagi. Kali ini, Anjani memutuskan untuk berhenti bertahan.

Jika kebahagiaan suaminya terletak pada saudari tirinya, maka Anjani akan menyerah. Demi kebahagiaan dua orang itu, dan juga demi kebahagiaan dirinya sendiri, Anjani memutuskan untuk meninggalkan segalanya.

Ya, walaupun dia tahu bahwa konsekuensi yang akan dia hadapi sangatlah berat. Terutama, dari sang Ibu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Atasan baru

Anton menggeram marah. Namun, dia tak bisa melakukan apa-apa. Orang yang berdiri di belakang Anjani adalah Anushka Yama. Nona manja dari keluarga kaya dan berkuasa.

Jelas, Anton tak berani mencari masalah. Dibanding keluarga Yama, keluarga Permana hanyalah remahan rengginang saja.

"Baik. Papa akan memberikan saham itu kepadamu. Tapi... kamu harus tepati janji! Secepatnya, cari cara supaya Aryan tidak menunda-nunda perceraian kalian. Dan, satu lagi! Kembalikan wajah dan bentuk tubuhmu seperti semula! Jangan berpenampilan seperti perempuan penggoda seperti ini! Cuih!"

Anton meludah dengan ekspresi jijik. "Kamu terlihat sangat menjijikkan, Anjani. Persis, seperti j@lang murahan. Kamu pikir, Aryan akan tergoda dengan penampilan kamu yang sekarang? Tidak. Aryan lebih suka perempuan cerdas dibanding perempuan yang menjual tubuhnya seperti kamu."

Setelah mengucapkan kalimat panjang yang bagai sebuah belati yang menancap di hati Anjani, Anton pun segera pergi.

Sejujurnya, dia pun tidak tega mengatakan hal itu. Namun, dia terpaksa. Demi menekan Anjani agar tak bersaing dengan Luna, dia memang harus bersikap tega.

"Papa, tunggu!" teriak Anjani.

Dia mengejar Anton hingga ke depan pintu.

Anton pun menghentikan langkahnya. Dia berbalik dan menatap Anjani dengan frustasi.

"Apa lagi?" tanya Anton dengan ekspresi jengah.

"Aku ingin menambahkan satu syarat lagi," kata Anjani dengan sedikit tercekat.

"Syarat apa?" tanya Anton.

"Aku ingin putus hubungan dengan Papa."

Degh!

Dada Anton terasa nyeri begitu kata-kata Anjani menyapu gendang telinganya. Matanya sedikit mengabur oleh air mata yang tiba-tiba muncul.

"Kamu... bilang apa?" tanya Anton dengan suara mencicit.

"Aku bilang, aku ingin putus hubungan dengan Papa. Aku nggak menginginkan Papa lagi. Jadi, lebih baik hubungan Ayah dan anak ini, diakhiri saja," kata Anjani seraya berbalik pergi.

Anton mulai memegangi dadanya. Sakit itu semakin menyiksa. Dia ambruk ke lantai karena sepasang tungkainya tak mampu lagi menopang tubuhnya dengan sempurna.

"Bagaimana mungkin?" lirih Anton tak percaya. Dia menggeleng. Berusaha menyangkal kata-kata yang baru saja dikatakan oleh sang putri.

Sekelebat ingatan tentang Anjani kecil tiba-tiba muncul didalam kepalanya. Anton tak kuasa menahan air mata. Tak ia sangka, gadis kecil yang dulu selalu sakit jika tak bertemu sehari saja dengannya kini malah ingin putus hubungan.

Sungguh, Anton benar-benar tak menyangka.

*

*

*

Dua hari kemudian, Anjani akhirnya benar-benar memasuki salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan Yama House Group.

Perusahaan bernama Yama Sun Architect tersebut berada di bawah kepemimpinan adik bungsu Ibunda Anushka. Namanya, Enzo Raysven Yama. Pria berusia 30 tahun dengan tinggi 188 cm, alis tebal, hidung mancung, mata tegas dan wajah yang mempesona.

Pribadinya cenderung tertutup. Irit bicara dan sangat perfeksionis. Banyak gadis yang mengejarnya namun hingga saat ini, Enzo memilih untuk tidak menjalin asmara dengan perempuan manapun.

Alasannya? Jelas, karena dia sudah terlanjur jatuh cinta dengan pekerjaannya.

Tok! Tok! Tok!

"Om Enzo!" sapa Anushka dengan suara yang sangat lembut sekali.

Dia tak berani menyinggung perasaan sang Paman. Pasalnya, pria itu adalah pewaris masa depan dari kerajaan bisnis Yama House Group.

Kenapa bisa begitu? Karena, Enzo adalah satu-satunya anak lelaki di keluarga Yama. Meski, Anushka juga memiliki 'Yama' pada belakang namanya, namun sejatinya nama keluarga itu ia ambil dari nama belakang sang Ibu. Sementara, adik laki-lakinya, barulah mengambil nama belakang Ayah mereka.

"Masuk!" titah Enzo tanpa menoleh.

Anushka mencolek lengan Anjani. Memberi isyarat agar masuk bersama-sama.

"Kamu duluan," bisik Anjani.

"Sama-sama saja," balas Anushka.

"Kamu duluan. Aku takut," timpal Anjani lagi.

Terjadi adegan dorong-dorongan hingga akhirnya kedua perempuan itu terhuyung ke depan dan nyaris terjatuh.

Suara ribut-ribut itu membuat Enzo mengangkat kepalanya dan menatap mereka dengan mata menyipit.

Anushka pun langsung nyengir kuda. Sementara, Anjani sudah menunduk gugup dengan jantung yang nyaris keluar menembus dadanya.

"Kalian sudah bukan anak kecil lagi, kan? Tapi, kenapa masih rusuh seperti ini?"

Suara bariton itu terdengar. Rasa gugup Anjani semakin bertambah.

"Maaf, Om Enzo. Kami nggak sengaja," cicit Anushka. "Lantainya tadi agak licin. Iya kan, Anjani?"

"I-iya. Lantainya memang sedikit licin," timpal Anjani dengan mata melotot ke arah Anushka.

Enzo menggeleng pelan. Dia menatap Anjani sekilas lalu menghela napas pelan.

"Dia yang akan bekerja di sini?" tanya Enzo.

"Iya," angguk Anushka. "Bagaimana? Dia diterima, kan?"

Tak hanya Anjani saja yang merasa berdebar saat menunggu jawaban Enzo. Anjani juga.

"Ya," angguk Enzo. "Karya-karyanya memang sangat bagus. Aku akui itu. Dia punya potensi untuk berkembang dan membawa keuntungan besar bagi perusahaan kita."

Anushka langsung tersenyum lega. Dia dan Anjani saling berpandangan dengan senyum sumringah.

"Jadi, saya diterima, Pak?" tanya Anjani memastikan.

Enzo menatapnya cukup lama kemudian menjawab," ya."

"Terimakasih."

"Ehm," sahut lelaki itu pendek.

"Kalau begitu, aku akan membawa Anjani untuk melihat-lihat perusahaan. Terimakasih banyak, Om Enzo!"

Pria itu tak menjawab. Dia kembali tenggelam dalam pekerjaannya dan hanya memberi isyarat melalui gerakan tangan supaya Anjani dan Anushka segera keluar.

"Kami pamit, Pak Enzo!" kata Anjani.

Enzo tak menanggapi. Dia bahkan tak mengangkat pandangannya sedikit pun. Fokusnya terkunci pada layar laptop yang ada dihadapannya.

Selang beberapa detik, pintu ruangan itu kembali tertutup. Setelah memastikan bahwa Anushka dan Anjani sudah pergi, Enzo pun menutup laptopnya lalu tersenyum sambil menatap ke arah pintu dengan mata menyipit.

"Dia sekarang kurus sekali. Padahal, saat tubuhnya lebih berisi, dia terlihat sangat imut dan menggemaskan. Tapi... kurus begini juga oke. Dia cantik dan menawan. Ah... Aryan beruntung sekali memilikinya."

Enzo menutup matanya untuk sejenak. Senyumnya masih bertahan cukup lama.

*

"Kalau Aryan tahu bahwa kamu sudah bekerja, kira-kira... apa yang akan dia lakukan?"

Sambil berjalan-jalan di sekitar kantor, Anushka bertanya kepada Anjani.

"Aku sudah nggak peduli dengan pemikiran Aryan terhadapku, Anushka. Mau dia marah atau tidak, itu bukan urusanku lagi. Kami sudah selesai. Jadi, jika dia sedikit tahu diri, dia pasti nggak akan ikut campur lagi dengan kehidupanku."

"Kapan kamu akan pindah dari rumah itu?"

Anjani tersenyum kecil. "Secepatnya."

"Pindah kemana?"

"Kemana saja. Aku bisa menyewa apartemen kecil-kecilan untuk tinggal."

"Tidak usah sewa! Kalau tidak salah, Om Enzo punya beberapa apartemen yang menganggur di dekat sini. Nanti, aku akan meminta tolong supaya dia bersedia meminjamkan salah satu apartemennya untuk kamu."

"Tidak usah," geleng Anjani cepat.

"Tidak apa-apa. Daripada apartemennya berjamur gara-gara tidak di tinggali, kan?"

"Tapi... Apa Om Enzo bersedia meminjamkannya?" tanya Anjani dengan ragu.

"Tentu saja. Bukannya... Om Enzo dari dulu tidak pernah pelit padamu?" balas Anushka.

1
Samsiah Yuliana
baru setengah ya cerita nya,,,
lanjut lagi Thor 🙏🙏🙏
Sunaryati
Tidak usah berdoa Anjani juga tidak mau kembali pada putramu Aryan, walau Anjani masa lalunya semasa kecil. Kalian tidak tahu keturunan Syailendra itu Anjani. Walau terganggu mentalnya tetapi disukai Tuan Tristan. ✋
Ma Em
Bu Bella kamu salah Sandra bkn keturunan Syailendra Bella sdh tertipu sama Sandra , Anjani yg Bu Bella bilang anak pembawa sial itulah keturunan Syailendra yg asli bkn Luna si penipu , Bu Bella pasti akan menyesal setelah tau kebenarannya .
Mundri Astuti
langsung stroke tuh emaknya Rayan kalau tau Anjani keturunan Syailendra yg sesungguhnya, rayannya gigit jari dah dikibulin Luna, mang pas banget dah si Luna ma rayan
nonoyy
diaminkan bu bela
ronarona rahma
ibunya miring bukan malah ngamuk ama ayahnya malah anaknya ,
Harwanti Jambi
belum tau saja km gadis yg km hina itu
Atika Sari
berharaplah yg tinggi,biar jatohnya ampe ke tulang🤪
Maemanah
dasar keluarga benalu...cari menantu yg bisa menguntungkan doang...semangat thor ♥️ 👍👍👍👍
Greenindya
langsung terkabul kamu sesuai keinginan
Reni Anjarwani
lanjut thor
Uthie
Memang Anjani tidak pantas untuk anak dan keluarga kalian 😜😏😏
merry
mau aj sm ank pelakor kmu arynn,, mertua mu pelakor
Titien Prawiro
Jadi rame, nanti Sandra d bunuh sama Petra. biasanya Petra nama perempuan.
Titien Prawiro
Akhirnya Aryan sadar klo dia mencintai Anjani, tapi sdh terlambat. nyesel kan.
Titien Prawiro
Saya pernah baca cerita ini dari novel Yohanna Lindsey.
Ma Em
S gera buka kedok Sandra yg sdh menipu Anton karena Luna bkn anak kandung Anton dan Aryan segera tau kebohongan Luna yg bilang Luna teman kecil Aryan padahal Anjani yg jadi teman Aryan waktu kecil agar Luna segera ditendang sama Aryan .
itin
terlalu sadis caramu 🤭
Reni Anjarwani
lanjut keren thor doubel up thor
itin
kadang bikin mupeng tiap ketemu cerita yang menghabiskan uang milyaran hanya sekejap mata 🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!