Follow;
FB~Lina Zascia Amandia
IG~Deyulia2022
WA~ 089520229628
Seharusnya Syapala sangat bahagia di hari kelulusan Sarjananya hari itu. Namun, ia justru dikejutkan dengan kabar pertunangan sang kekasih dengan perempuan lain.
Hancur luluh hati Syapala. Disaat hatinya sedang hancur, seorang pria dewasa menawarkan cinta tanpa syarat. Apakah Syapala justru menerima cinta itu dengan alasan, ingin membalaskan dendam terhadap mantan kekasih?
Ikuti terus kisahnya dan mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Bukan Kamu Yang Dikhianati, Tapi Aku
"Katakan siapa nama gadis itu?" Arkala sudah berada di samping Erlaga dengan wajah yang tegas mengancam. Seragam PDL yang masih melekat di tubuhnya bisa jadi hari ini dia kotori dengan memukuli sang adik.
Tinju itu sebentar lagi melayang. Namun kemunculan wanita paruh baya, menggagalkan niat pria 35 tahun lebih itu.
"Kala, jangan kelewatan kalau bercanda. Kalian sudah bukan anak kecil lagi. Jangan bawa sifat nakal saat kalian kanak-kanak di zaman sekarang ini. Malu dengan usia. Lebih baik kalian mencari jodoh dan berikan mama menantu yang cantik dan baik," sergah Bu Zahira, menggagalkan niat Arkala.
"Mama, he he...tentu saja kami sedang bercanda. Mama masih hapal saja dengan tingkah kami saat kanak-kanak."
"Tentu mama hapal. Kalian memang selalu begitu. Kala, kapan kamu akan memberikan mama seorang menantu? Sebentar lagi Laga adikmu akan menikah."
Arkala menjauh dari Laga, tapi kilatan matanya masih menyimpan marah yang belum tuntas ia lepaskan.
"Mama tenang saja."
"Tenang saja bagaimana? Kalau bisa sebelum adikmu menikah dengan tunangannya, kamu harus lebih dulu memberikan mama menantu. Ayolah, kamu itu tampan dan sudah mapan, untuk apa menunda. Apa selama kamu satgas, tidak ada kekasih yang sedang menunggu?" cecar sang mama masih belum berhenti menyinggung masalah jodoh Arkala.
Arkala menoleh sejenak ke arah Erlaga, lalu berkata, "Mama tenang saja, sebelum Laga naik pelaminan. Kala yang akan lebih dulu menikah. Kala tidak akan dilangkahi lagi dua kali. Cukup Erlita yang melangkahi," ucapnya yakin.
Bu Zahira tersenyum, raut wajahnya bahagia mendengar ucapan Arkala barusan. Dia memang menginginkan Arkala lebih dulu menikah dibanding Laga. Karena Arkala sudah pernah dilangkahi oleh adik bungsunya.
"Serius Arka? Kamu sudah punya calon rupanya."
"Pokoknya Mama sama Papa tenang saja. Jangan terkejut tahu-tahu nanti Kala bawa perempuan untuk dijadikan menantu Mama," yakinnya lagi.
Bu Zahira terlihat sangat senang. Akhirnya apa yang dia harapkan selama ini terkabul juga. Arkala segera menikah.
Erlaga yang sejak tadi terdiam, nampak berpikir. Dia sebetulnya ikut senang mendengar sang abang akan menikah. Dia juga tidak bermaksud melangkahi sang abang. Erlaga justru berharap abangnya bisa menikah lebih dulu daripadanya.
"Syukurlah kalau Bang Kala mau menikah. Aku turut senang. Untung saja Mama segera datang, kalau tidak bisa lebam mukaku dibogem Abang. Lagian kenapa juga Bang Kala seolah ikut masuk dalam masalah aku dengan Syapala? Hanya karena menemukan sobekan foto yang kebetulan ada aku dan Syapala saja? Lagipula Abang tidak tahu apa-apa, tapi berperan seakan tahu apa-apa dan kenal dengan Syapala."
Laga berbicara sendiri di dalam hatinya. Dia tidak habis pikir dengan sikap abangnya tadi yang mau meninjunya, hanya gara-gara Syapala yang ada di dalam foto itu.
Laga berdiri, lalu bermaksud meninggalkan ruang keluarga. Namun, Kala keburu berkata dengan tegas.
"Urusan kita belum selesai. Jangan senang dulu," tukasnya penuh ancaman.
"Kala, ada apa dengan kalian? Kenapa mama lihat seperti sedang bermusuhan? Jangan seperti itu. Kalau kalian ada masalah, kalian harus selesaikan dengan baik. Ingat ya, kalian sampai kapanpun harus rukun," peringat Bu Zahara.
Tidak ada yang menyahut baik Arkala maupun Erlaga. Keduanya sama-sama termenung.
Laga melanjutkan langkahnya yang tertunda, lagipula dia memang ingin segera menjauh dari abangnya, yang masih menyimpan penasaran tentang Syapala.
Namun, sepandainya Laga menghindar, Arkala tetap bisa menemuinya. Dia belum puas sebelum memberi sedikit pelajaran pada sang adik.
"Katakan, kenapa kau mengkhianati gadis itu? Aku lihat tidak ada yang salah dengan dia?"
Arkala bertanya layaknya seorang aparat Polisi yang mengintrogasi penjahatnya.
Laga menghela napas pelan, lagi-lagi sang abang membahas itu lagi.
"Abang tidak perlu ikut campur dengan masalahku. Ada sebab yang membuat aku lakukan itu. Tapi, Abang tidak perlu tahu. Cukup aku yang tahu dan dia," jawab Laga tidak gentar. Lagipula dia merasa punya alasan yang kuat kenapa dia mengkhianati Syapala.
"Ok. Kalau begitu, kau jangan menyesal bila nanti perempuan yang kau khianati bisa bahagia dengan orang lain," tekan Arkala sembari bergegas dan pergi.
Laga tercenung setelah abangnya pergi. Dia terkenang kembali, ketika Prita menyodorkan sebuah foto kebersamaan Syapala dengan rekan mahasiswanya sebulan setelah ia bermaksud membawa hubungan dengan Syapala ke jenjang pertunangan.
"Kak Laga, aku punya sesuatu untukmu," ujar dokter Prita saat itu. Dokter Prita memberikan satu buah amplop coklat yang isinya ternyata beberapa lembar foto kebersamaan Syapala dengan ketua BEM di kampusnya.
Tiga buah foto yang cukup menghenyakkan dan meyakinkan Erlaga bahwa antara Syapala dan ketua BEM ada hubungan spesial. Foto-foto itu diantaranya kebersamaan Syapala di restoran, taman dan di dalam mobil.
Semua bagi Laga jelas, Syapala sudah mengkhianatinya. Sejak itu, Laga tidak lagi berharap lebih kepada Syapala, terlebih di belakangnya, ternyata Syapala sering bercerita kalau dirinya ternyata bukan lelaki dambaannya. Dan salam yang dimaksud Laga adalah, Syapala ternyata ingin berpisah darinya.
"Jadi, aku tidak salah bukan, kalau akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri itu semua?" gumamnya merasa benar.
***
Dan pertemuan yang sudah ditunggu-tunggu Syapala, akhirnya tiba. Itupun atas permintaannya. Ketika nomer Erlaga kembali aktif, Syapala berusaha mengirimkan pesan singkat. Dia meminta bertemu dan Erlaga menyanggupinya.
Taman Cinta, danau buatan yang menjadi saksi setiap sedih dan keluh kesahnya tentang apa saja. Syapala selalu datang dan menenangkan diri di sana.
Pria 28 tahun itu masih berpakaian PDH rapi saat menemuinya. Tanpa rasa bersalah atau permintaan maaf, Laga berdiri di samping Syapala yang sudah lebih dulu di sana, menghadap danau.
"Kamu sangat menyukai tempat ini. Selalu ke sini," celotehnya.
"Tidak perlu basa-basi. Aku memintamu datang ke sini hanya ingin minta penjelasan. Kenapa kamu tega khianati aku, Kak? Dokter Prita, padahal dia tahu, aku dan Kak Laga menjalin hubungan, tapi kenapa justru kalian tiba-tiba bertunangan?"
Pertanyaan itu lolos dari bibir Syapala yang tadi sempat gugup. "Kenapa Kak, katakan? Kenapa kalian tega berkhianat di belakang aku?" pekiknya bersamaan dengan wajahnya menoleh dan menatap tajam ke samping Erlaga.
"Tahan dulu, Pala. Justru bukan kamu yang dikhianati, tapi aku."
Kalimat konyol apa yang diucapkan Erlaga barusan, sehingga membuat Syapala tertawa diiringi bening yang mulai jatuh.
"Ha ha... kamu yang dikhianati? Sumpah apa? Apa buktinya, Kak? Maling teriak maling. Kenapa laki-laki apabila terbukti berkhianat, dia justru membolak-balikan fakta, seolah dia korban?"
"Tunggu dulu, Sya. Aku ada bukti kalau kamu berkhianat."
"Bukti? Bukti apa?" pekiknya diimbuhi tawa hambar.
Erlaga memberikan sebuah amplop coklat ke tangan Syapala. Syapala meraih amplop itu dengan tangan bergetar.
Perlahan dia membuka amplop itu. Dan ....
Jangan lupa dukunganya.
jngan2 nanti ni prita mau jdi plakor lagi
masih bnyak cewek kain dan mu harus robah sikap da pemikiran kmu laga jngan mudah di hasut
jodohin si laga teman pala thoor
ud putusin aja tunangannya biar kapok dia,tau GK,sesuatu yg kita dpt dngn cr yg tidak baik tu,akibatnya jg GK akan awet dan membahagiakan...
.pala udah bajagia sm kala..jgn ganggu ya😄😄