Kayla Agustina, nama yang terdengar seperti melodi indah di tengah malam yang sunyi. Namun, kehidupan gadis muda ini tidaklah seindah namanya. Sepuluh tahun yang lalu, ibunya meninggalkannya untuk mengejar kehidupan yang lebih baik dengan pria lain, meninggalkan Kayla yang masih berusia sepuluh tahun dengan luka yang dalam. Ayahnya, yang berusaha keras untuk mengisi kekosongan itu, akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan membuat keluarga mereka menjadi salah satu yang terkaya di kota.
Tapi, kebahagiaan yang Kayla rasakan tidak berlangsung lama. Ayahnya tiba-tiba meminta dia untuk menikah dengan seorang laki-laki bisu, yang membuat Kayla merasa tidak percaya dan marah. "Aku tidak mau menikah dengan pria bisu! Papa rela mengorbankan aku hanya karena harta?" Valeria membentak papanya dengan emosi yang meluap.
Siapa sebenarnya laki-laki itu? Apa alasan ayahnya meminta Kayla menikahinya? Dan apa yang membuat Kayla begitu menolak? Mari baca kisah mereka di "Terpaksa Menikahi CEO Bisu"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMCB
"menertawakan ku?" geram Kayla sambil menatap tajam Xavier.
Xavier segera mengulum senyum itu kembang melihat tatapan menakutkan istrinya dia memilih untuk diam.
"Kak," panggil Kayla setelah suasana kembali hening.
Xavier menatap Kayla dengan kening yang mengkerut.
"Itu, soal tadi malam, sebenarnya aku tidak marah, hanya saja itu terlalu buru-buru atau tiba-tiba bagi aku yang tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini bahkan sebuah ciuman saja, aku juga minta maaf karena membuat mu khawatir, padahal ini sudah seharusnya terjadi, hanya tubuh ku yang terlalu lemah," lirih Kayla yang merasa bersalah sudah bersikap dingin kepada Xavier sebelumnya.
Xavier yang mendengar itu mengangguk paham, dia segera menarik pelan tangan Kayla dan kemudian memeluk nya dengan erat.
"Lain kali tolong lebih lembut," bisik Kayla ke telinga Xavier.
Xavier tersenyum mendengar ucapan tersebut, ia melepas pelukan nya dan menganggukkan kepala.
*"Aku tidak ingin kau mendekati orang lain, apalagi sampai memberikan informasi kontak mu kepada mereka,*" tulis Xavier.
"Jadi kau cemburu?" goda Kayla.
*"Istriku, milikku, jadi menurut mu apakah aku tidak boleh cemburu?"* kali ini giliran Xavier yang manyun.
"Bukan begitu, cemburu itu adalah sebuah tanda cinta, bagaimana? Kau sendiri tidak pernah mengatakan kalau kau mencintaiku," jelas Kayla lagi, dia hanya ingin memperjelas hubungan mereka berdua yang saat ini.
*"Jujur saja, dari awal aku hanya menganggap ini pernikahan yang tidak bisa di tumbuhi cinta, tetapi aku salah, aku tidak tau entah sejak kapan aku mulai mencintaimu,"* ucap Xavier dengan wajah polosnya ia menyerahkan tulisan panjang lebar di ponsel itu ke hadapan Kayla.
Kayla membacanya dan ini pertama kalinya dia menerima pengakuan cinta dari sang suami, meskipun Xavier tidak bisa bicara tapi sosoknya jauh lebih sempurna jika di bandingkan dengan laki-laki di luar sana.
"Kak Vier, sejujurnya aku juga memikirkan hal yang sama, namun cinta itu datang secara tiba-tiba, aku juga mencintaimu meskipun aku tidak tau kapan cinta itu di mulai," ungkap Kayla sambil kembali memeluk Xavier.
Keduanya kini sama-sama mengungkapkan perasaan mereka masing-masing dan sepertinya kapal cinta telah berlayar di hati yang sama.
Beberapa hari kemudian ...
Kayla kini telah sembuh dari demam nya, dia juga kembali bisa beraktivitas seperti biasa termasuk kuliah.
"Nona, ada yang ingin aku bicarakan padamu," ucap Azka kepada Kayla yang saat itu hendak pergi ke ruang makan untuk sarapan pagi.
"Ya, kenapa? Kenapa tidak bicara di ruang makan saja?" tanya Kayla penasaran.
"Begini, aku dan tuan rumah Xavier akan pergi ke suatu tempat, mungkin akan pulang dalam waktu tiga sampai empat hari," ujar Azka.
"Kenapa tiba-tiba? Lalu aku tinggal sendirian? Kenapa kak Vier tidak mengatakan nya secara langsung kepada ku? Aku tidak bisa pergi bersama kalian saja?" begitu banyak pertanyaan langsung keluar dari mulut Kayla setelah mendengar berita kalau suaminya akan pergi beberapa hari.
"Nona tidak bisa ikut, ini tempat yang cukup jauh, lagipula perjalanan nya lumayan ekstrim tuan muda khawatir nona akan lelah, lagipula ini berhubungan dengan pengobatan tuan muda, dia tidak ingin nona kelelahan apalagi khawatir," ucap Azka menjelaskan.
"Berhubungan dengan pengobatannya? Maksudnya suaranya?" lirih Kayla berfikir keras.
"Iya itu benar, aku sudah menemukan seseorang yang kemungkinan bisa memecahkan masalah tuan muda yang tidak bisa berbicara karena trauma itu," jelas Azka.
"Kalau begitu kenapa aku tidak boleh ikut?" lirih Kayla merasa sedih.
"Tidak bisa nona, tempat nya bukan di perkotaan," kata Azka lagi.
Kayla yang mendengar itu pun seketika mengerti, Azka dan Xavier mungkin tidak akan mendatangi seorang dokter, melainkan orang pintar seperti biksu.
"Baiklah, kalau begitu kapan kalian akan berangkat? Beneran hanya tiga sampai empat hari saja kan? lalu apakah aku harus kembali ke rumah papaku?" tanya Kayla bingung dengan posisi nya.
"Itu tergantung tuan muda, kalau begitu silahkan temui tuan muda di ruang makan nona, aku permisi dulu, ada banyak hal-hal penting yang harus aku persiapkan," ucap Azka yang kemudian berlalu pergi dari hadapan Kayla.
Kayla mengangguk dan kemudian segera melangkah kan kaki nya menuju ruang makan apartemen, di sana terlihat Xavier yang sudah menunggu nya.
Entah kenapa ada rasa sedih yang mendalam di hati Kayla saat menatap suaminya dari belakang, dia yang sejak pertama kali menikah tidak pernah berpisah dengan Xavier kini merasa tidak terbiasa jika tidak bertemu Xavier bahkan hanya tiga sampai empat hari saja, itu rasanya sudah cukup lama.
Melihat bayangan sang istri, Xavier menoleh ke belakang dan mendapati Kayla yang sedang berdiri di belakang nya.
Ia segera berdiri dan memegang pergelangan tangan Kayla, menuntun nya untuk duduk tepat di sebelah kursi tempat duduknya.
"Kalian akan pergi meninggalkan aku sendirian benar bukan?" Rengek Kayla.
Ia tidak bisa menahan diri dan air matanya ketika mengatakan hal tersebut kepada Xavier.
*"Kau sudah bicara dengan Azka?"* tanya Xavier.
Kayla mengangguk dan kemudian memeluk erat suaminya.
"Aku ikut, ya?" ucap nya sudah seperti anak kecil saja.
Xavier membalas pelukan itu dan mengelus lembut rambut panjang Kayla.
*"Tidak bisa,"* jawab nya sambil melepaskan pelukan singkat itu.
"Kenapa?" tanya Kayla penasaran.
*"Aku tidak akan lama, lagipula perjalanan ini melewati hutan, berbahaya jika mengajak mu ikut serta,"* jelas Xavier lagi.
Kayla menundukkan kepalanya, sungguh bahaya apapun dia tidak lagi takut asalkan ada Xavier, namun dirinya juga tidak mungkin egois.
"Baiklah, kalau begitu kapan kalian pergi?" tanya Kayla penasaran.
*"Malam ini,"* jawab Xavier sambil mengusap air mata Kayla dengan ibu jarinya.
"Begitu cepat ya, kalau begitu aku tidak mau kuliah hari ini, aku ingin bersamamu," ungkap Kayla kembali memeluk Xavier dengan manja.
Mendengar itu, Xavier pun setuju, dia membiarkan Kayla seharian menemaninya di apartemen dan tidak masuk kuliah. Sekaligus Kayla bisa membantu nya menyediakan beberapa pakaian ganti.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat,dari pagi ke malam terasa seperti dua jam saja bagi Kayla yang tidak ingin berpisah dari Xavier.
"Tuan muda, semuanya sudah siap, aku tunggu di mobil," kata Azka yang kemudian berlalu pergi.
Sementara itu Kayla masih tak ingin melepaskan tangan Xavier.
*"Jangan sedih, besok seseorang dari mansion akan menjemputmu, kau bisa menemani kakek beberapa hari ini selagi aku tidak ada, kau bisa sepuasnya bermain di kebun kakek,"* tulis Xavier.
"Benarkah?" tanya Kayla.
*"Tentu saja, aku sudah mengatakan kepada Kakek kalau kau akan menginap beberapa malam di mansion,"* kata Xavier lagi.
Mendengar itu, Kayla pun kembali memeluk Xavier, setelah puas berpelukan Xavier pun sadar kalau hari akan semakin malam, ia melepaskan pelukan tersebut, memegang kedua pundak Kayla dan mengecup sekilas kening wanitanya.
****
kk nad... jgn dkt kn kay dgn monyet ni
bikin lakor tu tau... kalo kay ud nikah
rp cm penolong