NovelToon NovelToon
Suami Ku Yang Relakan

Suami Ku Yang Relakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: ScarletWrittes

Leon, pria yang ku cintai selama 7 tahun tega mengkhianati Yola demi sekertaris bernama Erlin, Yola merasa terpukul melihat tingkah laku suamiku, aku merasa betapa jahatnya suamiku padaku, sampai akhirnya ku memilih untuk mengiklaskan pernikahan kita, tetapi suamiku tidak ingin berpisah bagaimana pilihanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ScarletWrittes, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

“Aku lagi sibuk sih, banyak kerjaan. Kamu sendiri emang nggak ada kerjaan?”

“Ada, tapi aku lagi ada masalah aja. Jadi aku nggak bisa kerjain tugasku sendiri.”

Yoto ingin menjual mahal lagi, tapi dia sendiri bingung harus bagaimana. Yoto merasa kalau dirinya salah langkah, dia akan menyesal di kemudian hari.

“Yaudah, aku samperin kamu. Tapi kerjaanku banyak banget lagi.”

“Yaudah, nggak apa-apa. Aku aja yang ke sana. Nanti aku langsung ke ruangan kamu aja, kamu nggak perlu jemput aku kalau aku udah sampai di kantor kamu ya.”

“Okay, maaf ya ngerepotin. Hati-hati.”

Yola langsung pergi ke kantor Yoto tanpa pertimbangan panjang. Yoto merasa ada yang memberatkan Yola, kenapa Yola tumben banget gigih mencari dirinya.

Apa semua ini ada hubungannya dengan alasan perusahaan Leon bangkrut? Apa Yola mau minta bantuan Yoto untuk membantu Leon?

Kalau sampai iya, apa yang harus Yoto lakukan ketika mendengar Yola berkata demikian? Apa yang harus Yoto lakukan di depan Yola?

Sebenarnya, penyebab bangkrut itu kan Yoto sendiri. Apa Yoto juga salah ya, sudah membuat Yola menderita?

Tapi kalau mendengar apa yang Yola bicarakan selama ini, Yola malah senang dan menjadi dirinya sendiri. Itu mengingatkan Yoto pada Yola yang dulu, saat bersamanya.

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar ruangan Yoto. Yoto langsung menyuruh masuk, tapi tidak ada jawaban apa pun.

Yoto merasa betapa menyebalkannya orang ini. Ketika disuruh masuk, tidak mau, malah diam saja di depan pintu.

Yoto membuka pintu dan kaget saat melihat siapa yang datang. Tak lama, wanita itu mendekap Yoto dengan erat.

“Liza.”

“Yoto, kamu apa kabar? Aku kangen banget sama kamu.”

“Kok nggak bilang dulu kalau mau ke sini?”

“Yah, nggak kejutan dong kalau bilang.”

Yoto mempersilakan Liza masuk ke ruangannya. Di lain sisi, Yoto takut bila Yola salah paham dengan mereka.

Tak lama setelah Liza datang, Yola juga muncul. Keduanya melihat ke arah pintu.

Yola datang dalam diam, tidak komplain apa-apa. Tak lama, Yola langsung pergi tanpa berkata apa pun pada Yoto terlebih dahulu.

Yoto menahan tangan Yola yang ingin pergi. Yoto langsung melihat ke arah Yola, namun Yola tidak mau melihat dirinya.

Harusnya Yoto sadar, kalau hal ini bisa saja terjadi. Pasti ada masa di mana Yoto akan memiliki pasangan, dan tidak mungkin mengharapkan Yola kembali.

“Kamu mau ke mana? Kan baru datang.”

“Sepertinya kamu ada tamu, dan tamu kamu lebih penting dari aku.”

“Maaf, ini temanku, Liza. Dan, Liza, kenalin... ini wanita yang aku cinta, Yola.”

Yola kaget saat mendengar itu. Dia tidak menyangka kalau Yoto akan berkata demikian, padahal seharusnya Yoto tidak punya hak dalam hal seperti itu.

“Liza, maafin aku ya. Mungkin hari ini kita nggak bisa pergi makan. Tapi next time gimana? Kamu berapa lama di sini?”

“Aku cuma dua minggu sih di sini. Soalnya aku juga nggak tahu mau main sama siapa. Aku ke sini mau ngasih kejutan buat kamu, tapi ternyata kamu ada yang nemenin.”

“Ya harusnya kamu bicara dulu sih sama aku. Jadi kamu jangan main-main datang aja. Jadinya kan nggak enak aku sama kamu. Sekali lagi aku minta maaf ya, Liza.”

“Iya, nggak apa-apa kok, santai aja. Kamu ke rumah siapa aja sih? Padahal kita udah lama juga temenan di Malaysia, masa kamu masih kaku aja sih sama aku.”

Keduanya tersenyum begitu saja, sedangkan Yola merasa dirinya hanya berada di tempat yang tidak diinginkan. Akhirnya, Yola mencoba untuk pergi dari situ.

Yoto tetap menahan Yola, dan Liza mengalah, memilih dirinya saja yang pergi. Walau bagaimanapun, Yola merasa tidak enak kepada Liza. Pikiran Yola pun muncul: Apa semua ini salah dirinya yang tidak mau mengalah dengan Liza?

“Kamu terlihat cocok sama dia.”

“Kamu bicara apa sih? Jangan sembarangan ngomong. Aku nggak suka dengarnya.”

“Loh, siapa yang sembarangan? Kan aku mencoba untuk jujur aja. Nggak salah kan?”

Terkadang, kejujuran Yola memang membuat Yoto sakit hati. Walaupun Yoto tidak berkata apa-apa, setidaknya dia sadar maksud dari sikap Yola.

“Oh ya, kamu mau bicara apa sama aku?”

Yoto mencoba mengalihkan pembicaraan, agar dirinya tidak salah paham.

“Aku mau bicara soal Leon.”

“Ada apa dengan Leon?”

Yoto selalu takut bila Yola membicarakan soal Leon. Takut dan kesal menjadi satu, tapi tak bisa dikatakan begitu saja.

“Aku mau cerai sama dia.”

Yoto yang mendengar itu senang sekaligus kaget. Dia tidak menyangka bila Yola akan berkata demikian. Apa yang membuat Yola memutuskan berbicara seperti itu kepada Yoto?

“Ha? Maksud kamu apa? Kamu serius atau lagi bercanda?”

“Dari muka aku, apa aku pernah bercanda soal hal itu?”

“Tapi kenapa? Bukannya kamu sayang banget sama dia?”

“Untuk apa sayang, kalau dia tertekan kayak sekarang? Aku juga nggak tega sama dia. Aku merasa gagal jadi pasangan untuk dirinya.”

Yoto mencoba menenangkan Yola walaupun tidak bisa. Namun, dia tetap berusaha sebisa mungkin untuk menghibur Yola.

“Menurut kamu, pikiran aku udah bener atau salah?”

“Aku nggak bisa bilang pikiran kamu itu benar atau salah. Karena aku merasa yang tahu itu ya kamu sendiri. Aku paling cuma bisa kasih saran, mending kamu denger kata hati kamu, sih. Daripada aku kasih saran tapi ternyata nggak sesuai dengan perasaan kamu.”

Yola mulai berpikir bagaimana dirinya harus bersikap kepada Leon. Di sisi lain, Yola juga merasa dirinya jahat kepada Leon karena sudah tidak bisa menjadi pasangan yang baik.

Di lain sisi, Yola juga sudah jenuh dengan Leon. Menurutnya, memang tidak ada yang bisa dipertahankan dari hubungan suami istri.

Keduanya sudah merasa tidak bisa mengisi ruang satu sama lain, jadi untuk apa dipertahankan?

Yoto tidak bisa berkata banyak, karena dia juga takut salah memberi masukan kepada orang yang lagi butuh bantuan.

“Yoto, kamu hari ini harus temanin aku pergi, ya.”

“Ha? Mau pergi ke mana?”

Yoto menoleh ke arah kerjaannya. Yola tidak peduli, dia langsung menarik tangan Yoto sambil menatap Yoto dengan dalam.

“Aku boleh minta waktu 10 menit nggak? Kerjaanku bener-bener masih banyak banget. Aku tahu kamu lagi butuh aku, tapi aku juga mau selesaikan kerjaanku dulu. Habis itu, aku janji temenin kamu ke mana pun kamu mau.”

“Okay, 10 menit ya. Dari sekarang aku tungguin, sambil aku pesan makan di kantor kamu. Boleh kan?”

“Boleh, pesan aja. Tapi kantor aku cuma ada kopi, dan kebanyakan layanan online. Kamu nggak mau layanan online aja?”

Yola lagi mikir mau makan apa, sedangkan dirinya sendiri kadang bingung mau makan apa, saking nggak ada mood.

Yoto yang melihat Yola, sepertinya tahu apa yang mau Yola lakukan. Akhirnya, Yoto meminta sekretarisnya untuk pesan makanan.

Sekretarisnya bingung mau pesan makan apa. Akhirnya, dia mencoba pesan yang biasa cewek suka dan juga yang Yoto suka.

Yoto merasa dirinya masih kurang dalam memahami Yola. Tapi dia tetap mencoba mengerti Yola, walaupun terkadang Yola juga sulit dipahami olehnya.

Kurang lebih kerjaan Yoto selesai dalam waktu 30 menit. Yoto meregangkan badannya dan menatap ke arah Yola sambil melirik jam.

Ternyata Yoto sudah melewatkan janjinya dengan Yola. Dia merasa tidak enak, lalu menghampiri Yola dengan menatap wajahnya dari dekat.

Sambil menyentuh setiap inci muka Yola yang seperti boneka, entah kenapa Yoto malah senang melihat wajah Yola. Menurut Yoto, muka boneka Yola sangat menarik di matanya.

Tak lama, saat Yoto mencoba dekat, Yola terbangun. Yoto hanya diam dan tersenyum sambil menatap ke arah lain. Tidak lama, sekretaris Yoto masuk ke dalam ruangan.

“Pak, ini makanan yang sudah Bapak pesan. Maaf lama, Pak, karena ini limited edition dan susah untuk dicari. Saya sampai antri, Pak. Maaf ya, Pak.”

“Yaudah, nggak apa-apa. Makasih. Sekarang sudah mau sore, kamu pulang aja. Karena saya mau pergi sebentar sama Yola. Kamu pulang saja, besok baru kabarin lagi info kerjaan saya. Kerjaan saya sudah selesai.”

1
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
halo kak aku mampir lagi 👋
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Halo kak aku mampir lagi👋
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Yola malu2 di puji gtu🤭
PURPLEDEE ( ig: _deepurple )
Halo kak aku mampir lagi 🤗
kalea rizuky
bkin cerai lah mual liat laki. menjijikkan kayak leon
ScarletWrittes: makasih ka sudah mampir 😁😁 ditunggu cerita selanjutnya ya ka 🥰😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!