NovelToon NovelToon
Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Cinta Di Atas Ranjang Mr. Arrogant

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / PSK / Pernikahan rahasia
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: gustikhafida

*** Menjadi pemuas nafsu suami sendiri tetapi mendapat bayaran yang sangat besar. Itulah yang keseharian dilakukan Jesica Lie dan suaminya yang bernama Gavin Alexander. Status pernikahan yang di sembunyikan oleh Gavin, membuat Gavin lebih mudah menaklukan hati wanita manapun yang dia mau sampai tak sadar, jika dirinya sudah menyakiti hati istrinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Mami Rita menutup pintu kamar yang masih ada Raisa di dalamnya.

Raisa terkejut saat pintunya tertutup, dia berusaha membuka tetapi tidak bisa.

"Hei, buka pintunya!" teriak Raisa dari dalam kamar.

Tok … Tok ….

"Buka pintunya!" teriak Raisa lagi.

"Semuanya beres. Sekarang, mana uang yang kau janjikan, Tuan Gavin?" ucap Mami Rita lalu meminta bodyguardnya melepaskan Jesica.

Jesica benar-benar kebingungan. 'Ada apa ini? Kenapa mereka melepaskanku?' gumamnya dalam hati.

"Mas, kamu—"

"Uang sudah aku kirim!"

"Ikut aku sebelum aku berubah pikiran!" ucap Gavin lalu berjalan keluar klub malam.

Jesica berjalan mengikuti suaminya. Dan mereka masuk kedalam mobil.

Di sepanjang jalan, Jesica tak henti-hentinya menatap suaminya yang fokus menyetir.

"Tidak perlu menatapku seperti itu." ucap Gavin yang fokus ke jalan raya.

"Maaf, Mas. Tapi terimakasih sudah mau menolongku." jawab Jesica mengalihkan pandangannya lurus kedepan.

"Aku tidak butuh ucapan terimakasihmu. Malam ini, aku butuh kamu. Maka dari itu, aku mengeluarkanmu dari tempat itu." ucap Gavin lagi.

"Tapi di rumah Mas Gavin ada calon istri Mas Gavin." jawab Jesica.

"Apa kau pikir, kedatangan Blade bisa menjadi alasan untuk kau menolak ajakanku, ha?" ketus Gavin.

"Tidak, Mas." jawab Jesica lirih lalu tiba-tiba teringat dengan sahabatnya. 'Astaga aku lupa, kalau malam ini, Tania mau menginap di rumahku.' gumamnya dalam hati. "Boleh aku pinjam chargermu tidak? Ponselku kehabisan daya." ucap Jesica ragu.

Gavin melirik sekilas lalu merebut ponsel istrinya dan mengeluarkan powerbank.

Jesica menghembuskan napasnya lega, dia menatap jalanan yang sangat ramai.

"Bisa antarkan aku ke supermarket di depan, Mas? Aku harus membeli kebutuhan rumah. Dan nanti aku pulangnya pakai taksi online saja." pinta Jesica membuat Gavin membelokkan mobilnya ke supermarket.

Jesica keluar dari mobil, dia hampir saja melambaikan tangannya kepada suaminya tanpa tahu, suaminya ikut masuk ke supermarket.

"Mas Gavin ikut juga?" tanyanya.

Gavin masuk kedalam supermarket dan mengambil troli. Mereka berdua berbelanja sayuran, buah-buahan serta bahan makanan lain.

Waktu terus berjalan, tak terasa hari sudah petang dan Jesica baru sampai di rumah barunya bersama Gavin.

Jesica keluar dari mobil, dia bergegas menyiapkan makan malam dari bahan belanjaan yang baru saja dia beli bersama suaminya.

Sebelum keluar dari mobil, Gavin memastikan jika tidak ada barang yang tertinggal di dalam mobil. Tiba-tiba pandangannya tertuju kepada ponsel istrinya. Karena penasaran, Gavin membuka ponsel istrinya.

Banyak sekali notifikasi pesan masuk dari Tania, Boy dan dirinya. Tak lupa, dia melihat riwayat panggilan masuk yang terjawab yaitu dari Raisa.

Sedangkan di sisi lain.

"Seharusnya kalian mengurung Jesica bukan aku!" teriak Raisa dari dalam kamar.

"Haha … mulai hari ini dan seterusnya, kau akan bekerja di sini." jawab Mami Rita lalu pergi.

"Apa!" teriak Raisa.

"Aku tidak terima! Kalian menipuku!"

"Lepaskan aku! Atau aku lapor polisi!" ancam Raisa.

Di dalam rumah.

Jesica membongkar semua barang belanjaanya. "Dimana ponselku?" ucapnya yang terus mencari.

"Apa jangan-jangan tertinggal di supermarket atau—" jesica baru ingat kalau ponselnya masih ada di dalam mobil.

"Astaga, ponselku masih di mobil." gumamnya lalu berlari menuju mobil suaminya.

Dan di dalam mobil.

Ponsel Jesica berdering, Gavin dapat melihat nama si penelfon.

"Boy." gumam Gavin lalu mematikan telfonnya.

Tok … Tok ….

Gavin terkejut saat mendengar suara ketukan dari luar mobil.

"Mas, kelihatannya ponselku ketinggalan di mobil." ucap Jesica.

Gavin keluar dari mobilnya dan memberikan ponsel sang istri.

Jesica menerima ponselnya, dia melihat suaminya masuk kedalam rumah.

"Oh iya, aku harus menghubungi Tania." ucap Jesica lalu mencari nomer sahabatnya tetapi pandangan Jesica tertuju pada riwayat panggilan yang tidak terjawab.

"Banyak sekali panggilan yang tidak terjawab dari Boy." Jesica langsung menghubungi Boy dan lupa dengan tujuan awal yang mau menghubungi sahabatnya.

Boy yang sedang menyetir pun mendengar ponselnya berdering. "Jesica! Akhirnya dia menelfonku juga." ucapnya yang langsung mengangkat telfon dari Jesica.

"Hallo? Kamu ada dimana? Aku dapat kabar dari Gavin kalau kamu tiba-tiba menghilang. Kamu baik-baik saja, kan? Tidak ada yang menyakitimu?" tanya Boy kepada Jesica.

Jesica menjatuhkan pantatnya di kursi teras rumahnya. "Aku baik-baik saja, Tuan. Terimakasih sudah mengkhawatirkan aku. Kebetulan, ponselku kehabisan daya dan aku baru selesai mengisi daya." jawabnya.

"Sekarang kamu ada dimana? Kenapa kamu belum pulang ke rumah Gavin?" tanya Boy menepikan mobilnya di pinggir jalan.

Jesica menghela napasnya panjang. "Huh … maaf Tuan, aku diminta Tuan Gavin untuk tidak tinggal di rumahnya. Jadi, aku—"

"Apa? Gavin memecatmu? Sekarang kamu dimana? Pantas saja kamu menghilang!" teriak Boy terkejut.

"Aku ada di rumah yang—"

"Kirimkan alamat rumahmu sekarang juga, Jes!" pinta Boy memotong ucapan Jesica.

"Tapi, Tuan—"

"Tidak ada kata Tapi! Kirim sekarang juga atau aku akan mencari tahu sendiri!" ancam Boy lalu mematikan telfonnya.

Jesica meletakkan ponselnya di meja kecil yang terbuat dari kayu dan kaca. "Apa aku kirimkan saja alamat rumahku yang sekarang? Aku tidak mau membuat Boy curiga kalau aku tidak mau mengirimkan alamat rumahku." ucap Jesica lalu mengambil ponselnya dan mengirim alamat rumah barunya. Setelah itu, dia masuk kedalam rumah untuk menyiapkan makan malam suaminya.

Di sisi lain.

Boy mendapat pesan dari Jesica yang mengirim alamat rumahnya. Tanpa basa basi, Boy menambahkan kecepatan mobilnya.

Setelah beberapa jam fokus di dapur, akhirnya Jesica selesai menyajikan makan malamnya.

"Sekarang, aku tinggal panggil Mas Gavin. Em, tapi dimana dia, ya?" gumam Jesica yang mencari keberadaan suaminya. Samar-samar Jesica mendengar suara seseorang yang sedang bertelfonan di halaman belakang rumah. "Mungkin ada di belakanb rumah." Jesica berjalan menuju belakang halaman rumah.

"Kita sudah merencanakan semuanya, sayang! Bahkan kita sudah membuat janji dengan beberapa wedding organizer. Seharusnya kamu tidak kabur begitu saja. Dan jangan jadikan masalah ini menjadi penghalang pernikahan kita. Aku mencintaimu, sayang." ucap seseorang yang sedang video call dengan Gavin.

'Suara wanita itu seperti suara Blade.' gumam Jesica dalam hati, dia menguping pembicaraan suaminya dengan Blade.

"Apa jangan-jangan kamu membatalkan pernikahan kita karena kamu menyukai wanita lain?" tanya Blade di sebrang sana. "Apa kamu menyukai pembantumu yang miskin itu?" tebaknya lagi.

"Intinya aku tidak mau tahu, kamu harus pulang dan kita selesaikan masalah ini dengan baik tanpa membatalkan pernikahan kita atau aku akan mengadukan semua ke orang tuamu dan lihat saja apa yang terjadi! Kamu akan kehilangan semuanya, Gav!"

Gavin menutup telfonnya sepihak, dia memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu memandang pohon mangga yang ada di depannya.

Jesica memutar tubuhnya dan dia tidak sengaja menyenggol tempat sampah kosong.

Gavin menoleh saat mendengar barang jatuh dan dia melihat istrinya yang sedang kebingungan.

"Sejak kapan kau disana?" tanya Gavin membuat Jesica menatapnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!