Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Al, Apa Kalian Sudah Bercerai?
"Tapi saya tidak cukup baik dalam menjaga Nona Rachel, justru karena adanya saya Nona Rachel jadi menyerah dan kembali pada keluarga itu, demi keselamatan saya dan Yummy. " Tiba-tiba Yuran meraih tangan Alfred, "Tuan, saya menaruh harapan besar pada Anda, sebelumnya saya meminta maaf karena tidak pernah mengatakan kebenaran ini. Tapi hanya Anda yang bisa membantu Ariel saat ini. "
"Kau beristirahatlah, Imel akan menyiapkan kamar untukmu dan Yummy, " sahut Alfred yang mengalihkan topik, dia memang selalu terlihat dingin dan acuh. Tapi percayalah, sesungguhnya dialah orang yang paling khawatir.
Yuran mengangguk, meskipun Alfred tidak memberi kepastian dalam lisannya, tapi laki-laki tua ini cukup tenang.
.....
Kediaman Sinclair.
Ariel pulang, dan semua tamu pesta sudah pulang kerumah masing-masing. Dengan melipat kedua tangannya di dada, Marissa menghadang langkah anak tirinya, "Dari mana kau?" matanya menyala tajam, kemarahan sudah sangat menumpuk disana, "Tidak tahu malu! Atau... Jangan-jangan kau sengaja ingin mempermalukan kami!" Sentaknya lagi.
"Ada sedikit urusan yang membuatku harus keluar. "
Urusan....Marissa semakin marah kala mendengar alasan Ariel, "Kau pergi dengan Tuan Muda dari Keluarga Smith? Rachel, kau sadar, 'kan! Alfred itu Kakak tertua calon suamimu! Kau masih ingin menggodanya? Luar biasa." Marissa berdecak seraya mendekati Ariel, "Setelah gagal mendapatkan Ray, sekarang kau ingin menggaet Alfred? Kamu harusnya sadar diri siapa dirimu!"
Sudah seharian ini Ariel diterpa masalah yang diluar dugaannya, badannya lelah pikirannya juga semrawut. Untuk melawan Marissa, dia tidak punya cukup tenaga. "Aku mau istirahat," ucap Ariel, yang tidak ingin menambah masalah dengan meladeni Ibu tirinya itu.
"Lancang! Aku sedang bicara denganmu, dan kau malah ingin istirahat!"
"Marissa, ada apa ini?" suara Sinclair setidaknya bisa menunda Marissa yang ingin menerkam Ariel.
"Rachel, kau sudah kembali, dari mana saja kau?" tanya Sinclair setelah melihat anaknya, "Apa benar kamu pergi bersama Alfred?"
Miranda dan Kakaknya melihat Alfred membawa paksa Ariel, sudah pasti dua gadis itu melapor pada orang tuanya.
"Tidak, aku pergi sendiri," kata Ariel berbohong.
"Tidak! Apa kau ingin berkata jika Miranda berbohong?" tanya Marissa, tidak terima.
"Ada kesalahpahaman kecil dengan tuan Alfred, tapi aku tidak pergi bersamanya."
Cctv di rumah itu tidak menangkap pergerakan Alfred saat pergi bersama Ariel, jadi Sinclair mempunyai alasan untuk mempercayai putrinya.
"Alasan!" decak Marissa.
"Sudah ma, yang penting Rachel sudah kembali. Sekarang kalian beristirahatlah ini sudah tengah malam. Besok keluarga Smith akan datang."
Keluarga Smith.... Untuk apalagi mereka datang? ini akan malah semakin membuat runyam.
.....
Ariel kembali ke kamarnya, saat ada kesempatan dan kebetulan Sinclair memasuki kamarnya, Ariel mulai menyampaikan keinginan.
"Pa, aku ingin perjodohan ini dibatalkan. "
"Dibatalkan!" Sinclair cukup terkejut, "Kenapa? Apa kamu juga kecewa karena calon suamimu tiba-tiba meninggalkan pesta, sebelum bertemu denganmu?"
"Bukan, hanya saja aku belum siap untuk menikah. Aku juga memutuskan untuk tinggal di kampung halaman mendiang Mama, aku tidak mau tinggal di sini."
Langkah ini Ariel ambil untuk menghindari, Alfred dan juga Marissa.
"Kamu yakin?"
"Ya, aku sudah memikirkan ini dan aku rasa, Putra Keluarga Smith juga tidak menginginkan pernikahan ini, itu pasti yang menjadi penyebab dia tidak menemuiku."
Melihat dari situasinya, yang dikatakan Ariel ada benarnya. Jadi, intinya kedua orang itu tidak mau dijodohkan, inilah yang Sinclair tangkap.
"Baik, kali ini papa akan mengabulkan permintaanmu, tapi besok kamu harus tetap menemui Keluarga Smith. Kita batalkan perjodohan ini secara baik-baik agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Dan untuk keinginanmu yang ingin tinggal di Negara Mozza, papa akan memikirkannya."
.....
"Tuan, langkah apa yang akan Anda ambil?" tanya Arthur, kini mereka berdua menuju kediaman Smith.
"Kau masih bertanya? Yakin tidak tahu?" Alfred malah balik bertanya.
"Bagaimana dengan Tuan Jonas?"
"Kau masih sempat memikirkannya?"
Bukan seperti itu Tuan Muda. Agaknya, Arthur mengkhawatirkan terjadinya masalah.
"Kau tenang saja, aku tahu apa yang harus aku lakukan."
*Syukurlah jika seperti itu. Semoga Anda mengambil keputusan yang benar, Anda harus ingat tuan. Perjuangan Anda dalam mencapai semua ini tidaklah mudah*.
Sampai di rumah Orang Tuanya, hari sudah mulai cerah. Semalaman Alfred tidak tidur, masih banyak hal yang harus dia kerjakan hari ini juga, sebelum menjemput Ariel, Alfred ingin memastikan keadaan Ibunya terlebih dahulu.
Keluarganya sudah terlihat rapih, pagi-pagi sekali mereka ingin mendatangi Sinclair dan Rachel, Alfred tahu ini, tapi dia tidak khawatir karena dia sudah mempunyai rencana yang tersusun.
"Al, kau dari mana saja?" tanya Marion, "Ibumu sedang sakit," sambungnya lagi.
"Kau tahu ibuku sedang sakit, tapi kau malah sibuk dengan wanitamu ini," sahut Alfred dingin lantas meninggalkan Marion.
Marion hanya bisa menggelengkan kepala, dia tidak bisa membantah ucapan Alfred. Benar adanya, Ayunda sakit tapi dia terlihat tidak peduli pada Istri pertamanya.
"Pa, kita berangkat sekarang," kata Julie yang sudah sangat siap dan tidak sabar.
"Apa tidak terlalu pagi?"
"Tidak pa, diperjalanan saja membutuhkan waktu lebih dari 30 menit. Lebih cepat bukankah lebih baik."
"Oke! di mana Jonas?"
"Ada di kamarnya, sebentar lagi keluar."
...
"Kita ke rumah sakit," ajak Alfred yang melihat Ibunya semakin pucat dan terlihat lelah.
"Al, mama ingin bicara denganmu."
"Itu bisa dilakukan, setelah kita ke dokter."
Ayunda menahan tangan Alfred, "Al, apa benar kamu tidak mencintai Ariel? Apa benar pernikahan kalian palsu? dan Apa benar Ariel pergi karena pernikahan kalian sudah selesai? Dia tidak akan pernah pulang?"
Alfred mematung, sebisa mungkin dia menyembunyikan fakta ini namun pada akhirnya Ayunda tahu juga, meskipun Alfred bingung siapa yang memberitahunya, "Siapa yang mengatakan itu padamu?"
"Itu tidak penting, Al, cukup kamu jawab pertanyaan mama, apa benar kamu tidak mencintai Ariel, kalian sudah bercerai?"
Alfred menggenggam tangan Ibunya lalu mendudukkan diri di sisi ranjang, "Itu tidak benar, dan dia masih istriku," jawab Alfred dengan sangat yakin.
"Jika itu tidak benar, lalu ke mana Ariel?"
"Aku akan segera membawanya di hadapanmu."
Ayunda menatap Putra semata wayangnya dengan serius, "Al, kamu harapan mama, apa kamu selalu mengingat pesan mama untuk tidak menyakiti hati wanita? Jika kamu benar tidak mencintai Ariel dengan sungguh-sungguh, lepaskan dia, biarkan dia bahagia dengan laki-laki yang tulus mencintainya," mata Ayunda berkaca-kaca, suaranya pun sangat pelan dan bergetar,
"Jika pada akhirnya kamu akan menarik wanita lain untuk menjadi pendamping hidupmu, lebih baik kamu lepaskan Ariel sebelum itu terjadi."
Alfred mengerti apa yang dikatakan Ibunya, wanita itu tidak mau Ariel bernasib sama seperti dirinya.