Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meninggalkan Clara
"Clara."Panggil Ny.Ratna saat melihat Clara bengong, Clara yang tersadar pun menatap Ny.Ratna.
"Kenapa, ada apa Clara kok kamu bengong?"
"Saya tidak setuju nikah sama Tuan Tama."Jawab Clara menatap Ny.Ratna ragu.
"Kenapa Clara?"Tanya Ny.Ratna seakan tak percaya mendengar jawaban Clara.
"Seharusnya saya yang tanya kenapa Nyonya, kenapa Tuan Tama setuju nikah sama saya.Kalau ini tentang kejadian di hotel waktu itu, semua salah paham Nyonya.Kami tidak perlu menikah karena kami tidak melakukan apa-apa waktu itu.Jadi disini enggak ada yang dirugikan dan tidak perlu adanya tanggung jawab Nyonya.Seingat saya waktu itu Reza memberi-."
"Kalau dirugikan tidak ada Clara, tapi kalau tanggung jawab ada.Setelah kematian Papinya, Tama punya tanggung jawab yang begitu besar yaitu menjalankan dan mengelola hotel Dharmawangsa serta menjaga nama baik keluarga Dharmawangsa.Kamu tahu, Papinya Tama sudah susah payah membangun hotel Dharmawangsa dan membangun nama baik keluarga.Saya tidak mau perjuangan suami saya sia-sia hanya karena sebuah berita di internet, kamu tahu isi berita itu.Di berita tertulis kalau Tama sudah meniduri seorang wanita dan tidak mau bertanggung jawab.Kamu pasti juga enggak mau kan kalau nama keluarga Dharmawangsa menjadi jelek dimata orang-orang."Ucap Ny.Ratna.
"Tapi waktu itu kami tidak melakukan apa-apa Nyonya, saya ingat Reza memberi teh pada saya setelah itu kepala saya pusing banget dan tahu-tahu sudah ada di kamar Tuan Tama."Ucap Clara.
"Tidak ada gunanya Clara kamu membela diri, berita sudah telanjur menyebar kemana-mana."
Clara hanya diam memandang kearah bawah.
"Kamu mau ya nikah sama Tama."Ucap Ny.Ratna memandang Clara penuh harap.
Clara menatap Ny.Ratna dan dengan berat hati Clara menganggukkan kepalanya pelan.
"Terima kasih banyak Clara."Ucap Ny.Ratna tersenyum lebar, Clara hanya tersenyum masam.
Ny.Ratna memeluk Clara, Clara hanya diam tidak membalas atau melepaskan pelukan Ny.Ratna.
"Nanti sore kamu pergi keluar ya sama Tama beli atau pesan cincin pernikahan untuk kalian."Ucap Ny.Ratna, Clara hanya mengangguk.
Sore hari pun tiba
Sesuai yang dia katakan pada Ny.Ratna, Tama pulang lebih awal dan dia menyerahkan urusan di hotel pada Reza.
Tama melangkah masuk ke rumah dengan ekspresi datar.
"Kamu sudah pulang Tama."Sapa Ny.Ratna menyambut Tama diruang tamu dan berjalan menghampiri Tama.
"Iya Mam."Ucap Tama tersenyum sekilas.
"Kamu mau mandi dulu apa begini saja perginya?"Tanya Ny.Ratna.
"Begini saja Mam, kelamaan kalau aku mandi dulu."
"Yasudah, kamu duduk dulu, Mami akan panggil Clara."Ucap Ny.Ratna dan melangkah pergi dari ruang tamu menuju kamar Clara.
Tama duduk di sofa ruang tamu.
Pokoknya rencanaku nanti harus berhasil'Batin Tama'
Ny.Ratna sudah sampai didepan pintu kamar Clara.
Tok
Tok
Tok
"Clara!!"Panggil Ny.Ratna.
Ceklek
Pintu terbuka, terlihat Clara yang sangat cantik memakai dress berwarna abu-abu dengan dihiasi bunga pemberian dari Ny.Ratna.
"Kamu cantik banget Clara."Puji Ny.Ratna tersenyum menatap Clara, Clara hanya tersenyum malu.
"Kamu sudah siap kan?"Tanya Ny.Ratna.
"Sudah, tapi saya enggak PD banget Nyonya.Saya enggak terbiasa."Ucap Clara yang merasa kurang nyaman.
"Lama-kelamaan kamu juga akan PD kok, cuma belum terbiasa saja.Kamu cantik banget kok pakai dress ini, percaya sama saya."Ucap Ny.Ratna, Clara hanya mengangguk.
"Yasudah ayo, Tama sudah nungguin kamu."Ucap Ny.Ratna berbalik badan dan berjalan terlebih dahulu, Clara menutup pintu kamarnya lalu menyusul Ny.Ratna.
"Tama, Clara sudah siap."Ucap Ny.Ratna saat sudah sampai diruang tamu.
Tama menoleh kearah Ny.Ratna lalu menatap Clara yang berdiri di samping Ny.Ratna dari atas sampai bawah.Clara yang ditatap Tama merasa gugup dan menundukkan kepalanya.
"Yasudah kalau begitu kami pergi dulu Mam."Pamit Tama berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Ny.Ratna.
"Iya, kalian hati-hati ya dijalan."
"Iya Mam."
"Yasudah kalian pergi, milih cincinnya pelan-pelan saja, pilih yang bagus dan mahal."Ucap Ny.Ratna.
"Iya Mam, kami pergi dulu."Pamit Tama berjalan terlebih dahulu ke mobilnya.
"Saya pergi dulu ya Nyonya."Pamit Clara.
"Iya."Ucap Ny.Ratna tersenyum, Clara pun segera menyusul Tama.
Setelah sampai di samping mobilnya Tama membukakan pintu mobil depan bagian penumpang untuk Clara dan tersenyum menatapnya, Clara dengan ragu masuk kedalam mobil.
Kok aku ngeri ya lihat Tuan Tama senyum'Batin Clara'
Tama masuk ke mobil bagian kemudi lalu segera melajukan mobilnya, 2 security dengan sigap membukakan pintu gerbang.
Ny.Ratna tersenyum melihat mobil yang dikendarai Tama semakin menjauh dari rumah.
Semoga saja nanti setelah mereka menikah Tama akan memperlakukan Clara dengan baik, dan Tama juga bisa segera melupakan Vera'Batin Ny.Ratna'
Di perjalanan
Tama dan Clara hanya saling diam, keheningan terjadi selama perjalanan.Tama fokus menyetir dan Clara melihat pemandangan lewat kaca disebelahnya.
Beberapa saat kemudian saat hari sudah menjelang malam
Tama menghentikan mobilnya di pinggir jalan raya.
"Turun!"Ucap Tama tanpa menoleh kearah Clara.
"Memangnya kita sudah sampai?"Tanya Clara memberanikan diri menatap Tama.
"Aku tidak perlu menjawab pertanyaan kamu, yang aku perlukan adalah kamu turun dari mobil sekarang juga."Jawab Tama menatap Clara tajam.
"Ta-tapi-."
"Keluar dari mobilku sekarang juga!!!"Bentak Tama memotong ucapan Clara.
Clara yang takut pun segera keluar dari mobil Tama, Tama segera melajukan mobilnya meninggalkan Clara yang berdiri di pinggir jalan.
Clara hanya berdiri menatap mobil Tama yang semakin menjauh, dia tidak mengejar atau berteriak karena pasti Tama juga tidak akan menghiraukannya.
Sekarang aku harus bagaimana, hari juga sudah malam.Mau pulang tapi enggak tahu jalannya'Batin Clara'
Clara pun memutuskan untuk berjalan saja disepanjang pinggir jalan raya.
Dingin banget lagi'Batin Clara'
Setelah 2 jam berjalan Clara mulai lelah, dia pun duduk dipinggir trotoar.
"Gimana ini, mau tanya sama orang aku juga bingung gimana tanyanya."Gumam Clara bingung.
Tiba-tiba saja ada mobil berwarna hitam berhenti didepan Clara, Clara berdiri dari duduknya.
Dari dalam mobil keluarlah seorang pria yang kira-kira berusia 50 tahun an, pria dengan perut buncit itu pun menghampiri Clara.
"Hallo Nona."Sapa pria itu.
"Anda siapa ya?"Tanya Clara.
"Kenapa Nona ada disini, ini sudah malam.Enggak baik perempuan secantik Nona keluar malam-malam, sendirian lagi."Ucap pria itu tanpa menjawab pertanyaan Clara.
"Mau pulang tapi saya tidak tahu jalannya."Ucap Clara.
"Kalau begitu bagaimana kalau Nona saya antar pulang?"