Bagi Lea Richard pria paling brengsek dan menyebalkan di dunia adalah Bara Klopper. Tapi kenapa hatinya justru mencintai pria itu? Pria yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Arneta.
Sedangkan bagi Bara Klopper wanita yang selalu membuat hati dan tubuhnya panas hanyalah Lea Richard, bagi Bara wanita yang bernama Lea Richard adalah miliknya! Tidak ada yang boleh memiliki Lea selain dirinya.
"Kau harus mau menjadi istriku!" Bara Klopper.
"Aku tidak sudih menjadi istri keduamu!" Lea Richard.
Akankah hubungan keduanya yang sempat menjauh selama beberapa bulan itu akan kembali terjalin? Ataukah akan berpisah untuk ke-dua kalinya dan untuk selamanya?
Follow Ig ~ mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
Mansion Richard.
Suasana di mansion luas milik keluarga Richard, tampak ramai dengan datangnya para kerabat dari kedua keluarga. Meski pernikahan itu hanya sekedar pernikahan biasa karena pesta yang sesungguhnya akan di selenggarakan setelah urusan Bara dan Arneta selesai, tapi tidak mengurangi kemewahan yang terlihat di setiap sudut ruangan.
Baik Leo maupun Lily ingin memberikan yang terbaik bagi putri satu-satunya yang mereka miliki, dengan cara menyelenggarakan acara yang tergolong mewah untuk ukuran pernikahan yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat mereka.
"Hei, akhirnya kau menikah juga dengan si brengsek itu." Alana menarik pinggang Lea dengan kesal, ia tidak peduli jika perbuatannya itu akan merusak gaun yang dikenakan oleh sepupunya itu. Karena sejujurnya Alana tidak suka dengan keputusan yang diambil Lea dengan menikahi pria yang sudah beristri.
Bukannya marah dengan apa yang dilakukan Alana, Lea justru tertawa saat melihat wajah sepupunya yang cantik itu terlihat kesal. "Kalau wajahmu ditekuk seperti itu, para pria tidak akan mau mendekatimu." Lea terkekeh geli, terlebih saat melihat wajah Alana yang semakin kesal.
"Biar saja, lagi pula aku tidak berminat menarik para pria untuk dijadikan kekasih." Sahut Alana dengan cuek.
"Yakin kau tidak ingin memiliki seorang kekasih ?" Lea menaik turunkan alisnya menggoda Alana.
"Tentu saja aku yakin, untuk apa memiliki kekasih kalau hanya untuk disakiti."
Lea menggelengkan kepalanya, "Tidak semua pria seperti Abian." Ucap Lea dengan wajah yang serius. "Aku tidak ingin kau trauma pada semua pria, hanya karena perbuatan Abian yang bejad itu."
"Aku tidak trauma, aku hanya belum siap untuk memulai hubungan yang baru." Kilah Alana dengan senyum tipis dibibirnya.
"Belum siap, atau jangan-jangan tidak ada pria yang mau mendekati dokter galak sepertimu." Goda Lea dengan sengaja untuk membuat sepupunya tertawa.
"Sialan kau! Biar galak begini banyak pria yang mengantri." Seloroh Alana dengan penuh percaya diri.
"Mengantri untuk menemani para istri mereka kontrol kandungan." Sahut Lea dengan gelak tawa dibibirnya.
Membuat Alana kesal dan hampir saja merusak tatanan rambut Lea yang sudah rapih, kalau saja tidak ada orang yang membuka pintu kamar.
"Kalian sedang apa?" Baby berjalan menghampiri kedua sepupunya. "Wah kak Lea cantik sekali," ia terpana saat melihat kakak sepupunya yang sangat cantik, dan anggun dengan gaun pengantin berwarna putih yang dihiasi kristal swarovski di bagian dada.
"Terima kasih pujiannya." Lea memeluk Baby sebagai ungkapan terima kasih karena adik sepupunya itu sudah datang di acara pernikahannya. "Hei Al, kau dengar? Baby saja memujiku tapi kau datang-datang malah mengomel." Gerutu Lea.
"Ish, aku mengomel karena menginginkan yang terbaik untukmu."
"Uh, so sweet." Kini gantian Lea memeluk Alana. "Oh ya Baby, dimana yang lainnya?" tanya Lea setelah mengurai pelukannya.
"Yang lainnya ada di bawah menunggu sang pengantin keluar," ucap Baby dengan tersenyum. Namun senyum itu sirna saat ia teringat sesuatu. "Kak, aku kemari karena Aunty Lily menyuruhmu untuk turun kebawah."
"Benarkah?" Lea menatap jam yang ada di atas di dinding kamarnya. "Apa Bara sudah datang?"
"Entahlah, tapi sepertinya belum." Jawab Baby dengan tak yakin.
Lea mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung. "Kenapa Bara belum datang?" gumamnya dalam hati sembari menatap kembali jam yang ada diatas dinding, karena seharusnya pria itu sudah datang dua puluh menit sebelum acara di mulai. "Ayo kita turun!" mau tidak mau Lea berjalan keluar dari kamarnya.
Sementara Baby dan Alana berjalan mengikuti Lea dari belakang, berjalan menuju lantai satu dimana acara pernikahan sepupu mereka akan dilaksanakan.