NovelToon NovelToon
Akhir Cinta Dari Formosa

Akhir Cinta Dari Formosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Penyesalan Suami / Pembantu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Anna

" Hidup memang harus berani, berani pergi dari sesuatu yang tak pantas untuk di tinggali.
kisah Ana wanita paruh baya yang terpaksa menjadi tenaga kerja wanita(TKW) demi masa depan Anak-anaknya dan juga perjuangannya terlepas dari suami patriaki.
Ana yang selalu gagal dalam rumah tangga merasa dirinya tak layak di cintai sampai dia bertemu dengan laki-laki bernama Huang Lhi yang juga majikan tempatnya bekerja. Namun kisah cinta Ana dan Lhi tak semulus drama perbedaan kasta menjadi penghalang utama. bagaimana kisah mereka? Bisakah Ana mendapatkan cinta sejati? Kemana Akhir akan membawa kisah mereka?

Malam berakhir dengan gemerlap bintang-bintang dan bunga-bunga yang bermekaran mengantarkan pada mimpi yang menjanjikan sebuah harapan. Malam ini Ana lupa akan traumanya bunga di hatinya memaksa bersemi mesti tak pasti akankah tumbuh atau kembali layu dan mati.

ikuti terus kisah Ana dan jangan lupa dukungannya ....
terimakasih .. Update setiap hari, No libur kecuali mati lampu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Senja Di Pantai Lukang

Deru kendaraan saling berdesakan berebut cepat saat lampu jalan berubah berwarna hijau, Ana masih diam tak berkutik di kursi penumpang sedang si pengemudi masih sibuk memilih jalan menuju layanan drive true sebuah restoran cepat saji. Ragu masih menguasai meski puluhan pertanyaan mengantri dalam pikiran.

''Kamu sudah makan?'' Pertanyaan Tuan Lhi membuyarkan semua rangkaian pertanyaan.

''Sudah, Tuan.'' Jawab Ana singkat.

''Aku dengar kau tidak suka manis.'' Ucap nya kemudian memberikan keterkejutan untuk kesekian kalinya.

Ana menunduk ragu harus menjawab apa, lebih tepatnya dia penasaran dari mana tuan nya tau termasuk yang terjadi saat ini.

''Azhuang yang memberitahu,'' lanjut nya kemudian seolah menangkap rasa penasarannya. '' Dia juga yang memberi tau kau sedang berada di Baguashan.''

'' Anda mengikuti saya?'' Pertanyaan polos meluncur tanpa di sadari menciptakan senyum tipis di sudut bibir lawan. Ini pertama kalinya senyum itu terlihat dengan jelas dan dekat. Ana tak mampu berkedip pemandangan di depannya terlalu tiba-tiba membuat seluruh tubuhnya kelu seketika.

''Iya.'' Jawab Huang Lhi sembari menengok pada Ana yang masih terpatung dalam kagum .

Seketika tatapan mereka beradu dalam diam membiarkan gejolak rasa yang entah apa bertarung berebut tanya tak terucap. Cukup lama 2 netra itu saling melekat sampai bunyi klakson mobil lain membuyarkan. Huang Lhi menurunkan kaca mobilnya, memesan beberapa makanan dan minuman pada layanan drive true. Sedang Ana kembali tertunduk membiarkan puluhan tanya menguar begitu saja. satu jawaban sang tuan tadi seolah sudah menjawab puluhan rasa penasarannya.

Mobil kembali berjalan pelan melewati jalanan sempit dengan jejeran warung Indonesia yang cukup ramai dengan orang-orang yang berlibur. Ana seketika ingat dengan beberapa pesanan Citra dan Tika tapi bibirnya sungguh kelu untuk sekedar berucap '' berhenti'' membawanya pada pilihan diam toh mereka akan segera pulang, dia bisa memberi alasan pada rekan kerjanya dan mengganti dengan membuat menu yang lebih lezat untuk mereka.

Tapi perkiraan Ana salah, mobil itu tidak membawanya menuju rumah entah kemana jalanan asing yang belum pernah dia lewati sebelumnya.

Ana masih menatap penasaran kemana arah mereka sampai satu gelas minuman dingin menyentuh pergelangan tangannya.

''Kita pergi ke pantai sebentar aku dengar kau suka melihat senja.'' Kembali ucapan Tuan Lhi membuat wanita yang nyaris pucat pasi itu bertanya-tanya.

''Aku pernah mendengar kau mengatakan itu saat sedang berbicara dengan Andi,'' lanjutnya.

''Anda mengawasi saya?'' kembali pertanyaan bodoh terucap.

Kali ini tawa kecil terdengar samar dari bibir yang selama ini terkunci rapat, tidak ada jawaban pasti hanya perintah membuka satu burger yang ada di kantong kertas yang terucap. Ana sigap mengerjakan nya pun menusukkan sedotan pada minuman di sebelahnya meski belum ada perintah.

Huang Lhi masih diam menguyah satu gigitan burger dengan senyum yang masih terlihat samar. ''Aku membeli beberapa kau tidak ingin mencobanya,'' ucapnya kemudian.

''Saya sudah kenyang.'' Jawab Ana.

''Lalu siapa yang menghabiskan,'' sahut Lhi.

''Anda sendiri.'' Celetuk Ana .

Huang Lhi melirik Ana dengan senyum yang tak bisa di artikan apa, sedang yang di lirik menunduk pasrah pada ketegangan yang masih saja berkuasa.

Deretan kincir angin raksasa berputar pelan aroma pantai tercium samar di kejauhan, Debur ombak bertarung dengan buih yang menggulung.

Huang Lhi membuka pintu mobilnya setelah burger di tangannya tandas tak bersisa berjalan pelan membuka pintu di sisi lainnya. maskernya sudah tidak menutupi wajah hanya topi yang masih menjaganya dari terik.

Ana masih terdiam di bangkunya ketegangan membawanya kesulitan melepas sabuk pengaman. Bak di beri kesempatan si pria dengan cepat memberi perhatian mencondongkan badannya hingga nyaris bertabrakan. degup jantung tak tertahan bertarung dengan debur ombak di kejauhan. Tatap mata kembali beradu kurang dari 10cm wajah keduanya nyaris bersatu.

Ana menunduk cepat pergerakannya yang terburu-buru justru mebawa pucuk kepalanya pada pundak sang Tuan menghasilkan satu benturan pelan namun memalukan. Sialnya sang Tuan malah mengelus dengan lembut si pucuk kepala bersamaan dengan suara halus yang masuk ke telinga.

''Sakit?''

''Tidak.'' jawab Ana pelan. Satu hal yang Ana pahami dari tuan nya itu, ''tidak banyak bicara namun bukti nyata''

Matahari masih bersiap merangkak pelan menuju persembunyiannya di kaki barat. Debur ombak bertarung dengan buih yang menggulung.

Dua insan yang masih belum menentukan arah hati mereka berjalan santai pada lembutnya pasir pantai menikmati semilir angin dan riuh camar membiarkan hati dan pikiran berisik pada rasa penasaran.

''Kenapa kau suka senja,'' Tanya Tuan Lhi memecah gulatan ketegangan.

'Indah saja.'' Jawab Ana singkat.

''kau jauh lebih indah,'' gumaman samar menyapa telinga di susul genggaman lembut di telapak tangan.

Ana terkesiap dengan cepat menarik paksa namun genggaman itu sudah terlanjur erat menuntunnya berjalan hingga ke tepian berkejaran dengan air pasang yang mengilatkan jingga.

Tidak ada lagi suara hanya deburan ombak dan riuh camar yang bersahutan. Matahari belum sepenuhnya sembunyi saat mereka memutuskan kembali. Suara dering handphone Tuan Lhi yang berulang-ulang membuyarkan getaran yang belum terjawab bernada apa?.

"Sayang sekali aku harus segera pergi, padahal matahari belum sepenuhnya tenggelam," sesal Tuan Lhi. " Lain kali aku akan membawamu ke sini lagi." Imbuh nya.

"Tidak apa, Tuan ini sudah lebih dari cukup." Sahut Ana.

Senyum tulus terpancar dari kedua nya bak ungkapan damba laut pada mega. Sunyi kembali menyelimuti perjalanan. Ana terlena hingga tidak sadar mobil yang di kendarai Tuan nya sudah memasuki pelataran rumah padahal dalam benaknya dia berencana meminta di turunkan di depan minimarket saja untuk menghindari segala prasangka dari rekan kerjanya. Namun semua kenangan hari itu menari riuh membawanya pada kebahagiaan yang tak terbendung.

''Kita sudah sampai,'' seru Tuan Lhi saat mobil mereka sudah parkir di halaman belakang rumah.

Ana terdiam kali ini dia tidak boleh bodoh, cepat dia membuka sabuk pengaman dan pintu mobil namun sial nya tangannya tertahan saat ingin keluar, satu ucapan kembali membuat Ana melayang ke udara.

'''Terimakasih untuk hari ini, An.'' Ungkapan halus di sertai senyum tulus yang hanya mampu Ana jawab dengan anggukan kesopanan.

Sementara itu pavilun dua orang gadis melompat kegirangan, '' Drama Cina kita kembali.'' Seru yang berambut pendek Tika.

sedang yang satunya sengaja berdiam di depan pintu berniat mengagetkan namun belum sempat rencana nya terjadi panggilan dari sang Tuan membawanya berlari menghampiri.

''Cita ...''

''Ya tuan,'' sahut Citra terhuyung.

''Bantu sapu mobil saya, dan itu ada beberapa makanan boleh kamu makan.'' Titah Tuan Lhi.

Ana yang lebih dekat dengan Tuan nya membelalak cepat, '' Tuan biar saya ...''

''Kak An istirahat aja pasti capek.'' sahut Citra pelan namun jelas dapat Ana lihat guratan semangat dan senyum nakal dari gadis itu.

Ana masih terpaku di tempatnya berniat membantu untuk sekedar menghapus jejak kakinya agar tidak tertangkap basah oleh Citra namun semua terlambat gadis itu begitu cekatan membuka pintu mobil dan benar dugaannya Citra langsung bersorak girang bak habis mendapat undian.

menghindari serangan Ana bergegas kembali ke paviliun dan mengunci diri di kamar mandi, dia harus membersihkan diri sebelum jutaan tanya penuh selidik pun ledekan-ledekan nakal menyerbu telinga.

''Jadi ada yang diam-diam janjian, alasan ketemu teman?'' Goda Citra mengawali rasa penasaran saat Tuan Lhi sudah pergi meninggalkan Ana dalam kecanggungan.

''Tadi nggak sengaja ketemu di jalan, Cit terus aku di kasih tumpangan ya udah ikut aja,'' jelas Ana saat Citra sudah menyelesaikan tugas nya.

''Oh jadi cuma nggak sengaja numpang pulang, terus mampir ke pantai terus ... terus ... '' Awww..! Gemas Citra di sambung tawa. ''Pegangan tangan ngak, kak terus main-main air ciprat-cipratan, Awwww ...! Sambung Citra.

Ana menghela nafas berat malam ini dia benar-benar jadi bulan-bulanan dua rekan nya, segala godaan,candaan, pertanyaan terlontar dari keduanya bak wawancara .

''Ke pantai bayangkan ke pantai ! Tegas Citra berulang kali dan Tika menanggapi dengan tawa berulang kali pula.

Sedang dia sendiri masih belum sepenuhnya mengerti tentang arti kenangan yang baru saja dia ukir tanpa kesengajaan, membuat kuncup bunga di hatinya sedikit merekah menyebarkan aroma bahagia, terpatri tanpa permisi menjanjikan sebuah pasti. Malam menutupnya mengunci di relung terdalam satu rasa yang belum di artikan ''Apakah benar itu cinta?''

___Bersambung.

Anna.

1
Edelweis Namira
Kasihan banget sama si Ana. Berjauhan sama anak itu gak enak. Baru awal-awal begini sudah sedih banget, Thor
Yuu
duh duh relate banget sama kehidupan ibu2 jaman sekarang, kesulitan ekonomi, jadi TKW solusinya😭
Anna
yang laki-laki sudah punya pujaan hati 🤭🤭
Sunaryati
Perjodohan yang antusias perempuan sedang laki - laki tak tahu,
Sunaryati
lanjuut
Anna: harap bersabar ya kakk ...😇
total 1 replies
Lannnn🙈
Hallo mbak ceritanya bagus banget…,salam dari kota Chiayi😊
Anna: haii mbak salam kenal , thankss suport nyaa yaa 🥰🥰
total 1 replies
Kim shin
gemesh
Kim shin
apakah bab ini di beri bawang 10 kilo 😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!