NovelToon NovelToon
Jika Esok Kita Menikah

Jika Esok Kita Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta
Popularitas:36.5k
Nilai: 5
Nama Author: dtyas

Pertemuan pertama begitu berkesan, itu yang Mada rasakan saat bertemu Rindu. Gadis galak dan judes, tapi cantik dan menarik hati Mada. Rupanya takdir berpihak pada Mada karena kembali bertemu dengan gadis itu.

Rindu Anjani, berharap sang Ayah datang atau ada pria melamar dan mempersunting dirinya lalu membawa pergi dari situasi yang tidak menyenangkan. Bertemu dengan Mada Bimantara, tidak bisa berharap banyak karena perbedaan status sosial yang begitu kentara.

“Kita ‘tuh kayak langit dan bumi, nggak bisa bersatu. Sebaiknya kamu pergi dan terima kasih atas kebaikanmu,” ujar Rindu sambil terisak.

“Tidak masalah selama langit dan bumi masih di semesta yang sama. Jadi istriku, maukah?” Mada Bimantara

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 - Merindukannya

“Arya, kamu serius menerima gadis itu untuk Mada?”

“Kenapa tidak? Selama Mada bahagia dan Rindu perempuan yang baik, tidak ada alasan untuk menolak.

“Tapi keluarga kalian … apa kata orang kalau menantu kalian gadis biasa,” seru Amira lagi.

Arya menunduk sekilas lalu menggeleng samar dan tersenyum. untuk apa pula Amira terlalu ikut campur dengan urusannya.

“Saat aku dan Sarah menikah, keluarganya hanya tau aku lelaki biasa bekerja sebagai asisten.”

“Tapi kamu seorang Bimantara, sedangkan gadis itu ….”

“Om Arya, aku menyukai putramu. Bukankah bagus kalau aku dan Mada menikah, menyatukan bisnis keluarga. Akan ada banyak keuntungan dari pernikahan ini. Nama baik dan nama besar keluarga,” seru Arba menyela ucapan Amira.

“Bisnis adalah bisnis, tidak perlu dicampur adukan dengan masalah pribadi apalagi urusan hati. Felix sudah pernah membicarakan masalah ini, tapi maaf kami tidak bisa penuhi keinginan kalian. Yang terpenting bagiku dan Sarah adalah kebahagiaan Mada,” sahut Arya.

“Pak Arya, sudah waktunya.” Doni menyela. Arya pun pamit pada Amira dan Arba.

Amira menghela nafas lalu mengajak putrinya pergi. Arba berdecak menatap Amira sinis.

“Sebagai orangtua kalian tidak bisa penuhi keinginan dan kebahagiaanku. Kurang apa aku selama ini, harus berbagi papi untuk anak-anaknya lain. Bahkan untuk mengusahakan aku bisa dengan Mada saja kalian tidak bisa.”

“Kita bicara di rumah,” ucap Amira lirih menaik tangan Arba. Bukan tempatnya mereka berdebat membicarakan masalah keluarga di sana, apalagi masih ada sekretaris Arya.

“Kenapa, mami malu. Percuma mih, dunia sudah tau kalau mami dimadu dan papi lebih bahagia dengan istri mudanya.”

“Arba!”

“Pantas saja papi tinggalkan mami, karena mami nggak guna.”

Emosi Amira tidak terbendung. Selama ini Arba lah yang menjadi tempatnya untuk sabar, apapun untuk sang putri. Namun, malah hinaan dan kalimat durhaka yang keluar dari bibir putrinya itu.

Tangan Amira terangkat dan berakhir di wajah Arba.

“Beraninya mami ….”

“Jaga mulut kamu. Semua mami lakukan untuk kamu, beraninya kamu hina mami begitu.”

“Maaf, jangan bertengkar di sini. Silahkan cari tempat lain,” seru sekretaris Arya.

Amira langsung meninggalkan Arba yang masih terdiam dengan tatapan tajam dan tangan berada di wajah yang terkena tamparan. Mendapati ibunya sudah pergi, Arba menoleh dan menunjuk sekretaris Arya.

“Kalau aku jadi menantu keluarga Bimantara, kamu orang pertama yang aku pecat,” ancam Arba.

“Ya, ya, aku tunggu saat itu. Sana pergi!”

Arba meninggalkan kantor meski masih jam kerja, tidak peduli dengan kegiatan magangnya yang memang bertujuan untuk mendekati Mada. awalnya dia biasa saja, tapi seorang Mada dengan segala pesona meski tidak pernah tebar pesona dan nama besar keluarga itu membuat Arba gelap mata. ia ingin mendapatkan Mada, apapun caranya.

Mendatangi Emerald, siapa lagi kalau bukan Felix yang akan ditemui. Melewati begitu saja meja sekretaris sang papi yang berusaha menghentikannya.

“Aku putri Felix, pemilik Emerald. Jangan hentikan aku!”

“Pak Felix sedang ada tamu. Silahkan tunggu di sana.” Menunjuk sofa, tempat menunggu tidak jauh dari sana.

“Aku ingin bertemu sekarang!”

“Maaf, Nona Arba. Silahkan tunggu, disana!”

“Ada apa ini?” Felix keluar besar dua orang pria.

Ternyata memang pria itu sedang menerima tamu, Arba pun minggir memberi jalan kedua tamu dari sang papi.

“Padahal kamu bisa datang baik-baik, tapi harus ribut begini. Tidak di rumah, tidak di kantor.”

“Ada yang perlu kita bicarakan,” seru Arba mengabaikan teguran sang papi.

“Iya, memang. Masuk!”

Bahkan Felix baru menutup pintu ruang kerjanya, tapi Arba sudah mencecar agar membantunya mendapatkan Mada.

“Arya sudah menolak dan sekarang Mada juga menolakmu. Lalu apa yang harus Papi lakukan?”

“Terserah! Aku harus menikah dengan Mada, tidak boleh perempuan itu. Aku ini putrimu, pemilik Emerald. Mana mungkin aku kalah dengan seorang SPG.”

Felix menarik nafas dan mengusap wajahnya, ia tidak asing dengan kalimat itu. Kalimat yang pernah Amira ucapkan dulu.

“Bagaimana bisa aku kalah dengan sekretaris kemampuanmu itu.”

Mendadak Felix malah mengingat Meta. Bagaimana pula kabar anak mereka yang tidak pernah ia temui. Yang dia tahu Meta melahirkan seorang putri dan ia yakin memang anaknya. Meta menyampaikan kalau dia hamil dan siap mundur. Tidak menuntut tanggung jawab, karena apa yang terjadi hanya kesalahan satu malam dan Felix sudah menikah. Dua hari kemudian, surat pengunduran diri Meta ada di mejanya.

“Pih!”

Felix tersadar dari lamunannya. Arba yang lahir dan besar dengan kemewahan kadang sikapnya tidak elok, lalu bagaimana putrinya di luar sana.

“Arba,” ucap Felix menyentuh kedua bahu putrinya. “Lepaskan saja, Mada memang bukan jodohmu. Ini bukan cinta, tapi obsesi. Kamu tidak benar cinta dengannya.”

Arba menepis kedua tangan Felix dari bahunya.

“Usahakan, apapun caranya itu, usahakan. Emerald dan Bimantara harus berbesan,” titah Arba.

Felix menghela pelan.

“Papi akan temui Mada, tapi ini terakhir. Kalau dia masih menolak, papi angkat tangan.”

***

“Halo,” ucap Rindu menjawab telepon di mejanya.

“Mbak Rindu, ada tamu Pak Mada. Sudah naik ke atas.”

“Oh, oke,” jawab Rindu.

Rindu berada di meja kerjanya, sekretaris Mada sedang berada di ruang arsip. Resepsionis baru saja menghubungi kalau ada tamu yang datang. Membuka file janji dan jadwal Mada, memang tidak ada janji temu untuk hari ini.

Dari ujung mata Rindu menyadari ada seorang pria melangkah ke arahnya, gegas ia pun berdiri.

“Selamat si--" pria itu terdiam sambil menatap tajam pada Rindu yang langsung mengangguk dan tersenyum.

“Selamat siang, pak. Ada yang bisa saya, bantu!”

“Ah, saya Felix.” Felix menatap gadis di depannya itu, tertegun dan mengingatkan pada seseorang. ‘Dia mirip sekali dengan Meta.’

“Pak Felix ya. Kebetulan saya cek tidak ada janji temu dengan Pak Mada. Apa bisa saya buatkan jadwal lagi, kira-kira kapan --”

“Siapa namamu?” tanya Felix.

“Ya?"

"Siapa namamu?" tanya Felix lagi.

"Saya … Rindu.”

‘Senyumnya, tatapannya, begitu mirip. Mirip sekali dengan Meta. Di mana kamu Meta, di mana putri kita? Sekarang aku merindukannya,’ batin Felix.

1
Nurminah
meta lebih terhormat secara amira menjajakan diri merebut tunangan orang hadeh lebih menjijikkan anak diluar juga hadeh malu dong gih bunuh diri atau sama deh kayak perilaku emaknya modal ngangkang berhubung mada laki-laki terhormat mana mau ama barang gratisan
tiara
sabar Mada waktu masih panjang,
DozkyCrazy
😭😭😭 peluk online buat rindu
Iccha Risa
ada aja cobaanya ya mas Mada
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Felycia R. Fernandez
mampoooooosss.... 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dwi ratna
lucu bgd lgi enak² Mlah dganggu ya mada
de2 esih
sabar mang mada karek bae ge halal ges hayang langsung nyosor kawas soang bae lah
Felycia R. Fernandez
ya ampun Mada ...
kamu memank luar biasa 😆
Felycia R. Fernandez
😆😆😆😆😆
hiro_yoshi74
mukurmu harimaumu arba .
hiro_yoshi74
wk wk wk 🤣🤣🤣🤣🤣🤣ini sungkem apa curhat man
de2 esih
hayang di tabok sugan si arba teh,,aduhhh pikasebelen jalma teh
Nurminah
dia anak haram bukan salah dirinya la lho jalang mau naik ke ranjang mada tapi ditolak hadeh
tiara
Mada yang sopan yah
de2 esih
istri lu msh d kurung
hiro_yoshi74
hora sabar no
Felycia R. Fernandez
ya ampun Mada 😆😅😅😅😅
Felycia R. Fernandez
Ares abg nya papa Arya...
Irma Minul
Mada🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!