Setelah Empat Tahun Berlalu ( Luka)

Baru beberapa jam Neneng menginjakkan kaki nya di kontrakan ini,tepat pukul 19.00 wib Neneng kembali keluar dari rumah dengan dandanan yang sangat seksi.dari dalam rumah Rudi hanya diam memperhatikan istri nya sambil menikmati sebatang rokok di tangan nya,toh Neneng sudah memberikan sepuluh lembar uang seratus kepada nya, satu persatu hutang nya bisa di lunasi,Rudi hanya perlu sedikit bersabar lagi melihat kelakuan Neneng yang semakin tak terkendali.setelah itu baru lah ia mengatur rencana selanjutnya.

Neneng pergi dengan menumpang di sebuah mobil berwarna putih,entah siapa pemilik mobil itu ,yang jelas Rudi tak perduli dan tidak berniat untuk mencari tahu nya.

Beberapa menit kemudian,Neneng sampai di sebuah hotel yang terletak tidak jauh dari tempat tinggal nya.

Di dalam sana sudah ada Maya yang menanti kedatangannya.Maya juga menekuni pekerjaan yang sama seperti Neneng.

" Hay May! Udah dari tadi ya?" tanya Neneng menghampiri sahabat nya yang juga sedang memakai baju kurang bahan.

" Belum! Baru lima menitan lah Aku duduk di sini." balas Maya dengan asap yang mengepul di udara.sebatang rokok bertengger manis di tangan wanita ini.

Neneng rupa nya tak mau kalah,ia lalu mengambil bungkus rokok milik Maya yang tergeletak begitu saja di atas meja untuk ia nikmati menemani malam ini.

Neneng seperti nya sudah sangat terlatih,entah Rudi tahu tentang hal itu atau tidak.yang jelas sekarang Neneng semakin menjadi-jadi.

" Malam ini Aku dapat pelanggan brondong dan juga ganteng May." ucap Neneng yang bela-belain keluar malam padahal tadi pagi ia baru saja lembur menemani bos batu bara dari kota P.

Seolah tak mengenal lelah, wajah ganteng yang pelanggan nya miliki membuat Neneng gelap mata.Neneng bahkan sengaja berendam selama satu jam lebih demi ingin terlihat sempurna di mata pelanggan nya malam ini.

" Serius Kamu! Siapa?" tanya Maya penasaran.

Neneng langsung mengambil handphonenya lalu menunjukkan foto brondong tampan yang sudah memesan nya.Maya membulat kan mata melihat foto pria itu.

" Ketemu di mana Kamu brondong ini? Kenapa nggak tanya aku dulu sih Neng?" ucap Maya dengan wajah tak suka nya.

Meskipun mereka berdua menekuni pekerjaan malam ,tetapi setiap ada acara berkumpul dengan teman-teman, pasti kedua nya akan ikut dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun dalam hidup mereka berdua.bahkan mereka berdua yang dulu terkenal paling miskin di antara anggota geng mereka,kini malah menjadi lebih royal dan apapun yang mereka kenakan selalu terbaru tak pernah ketinggalan dari yang lain nya.

" Jangan iri lah May,dia duluan yang kirim pesan sama Aku, mungkin karena dia tahu Aku cantik dan goyangan nya juga aduhai maka nya di mau nya Aku.Kamu kalau mau yang tampan dan masih muda,cari sendiri saja! Jangan berani mengambil mangsa ku."kata Neneng dengan mata memicing tajam ke arah Maya yang ia anggap iri dengan pencapaian nya malam ini.

Maya hanya mampu mengusap kasar wajah nya,untuk apa juga ia iri kepada Neneng,belum bicara saja sudah di tuduh yang macam-macam, apalagi jika sampai ia menjelaskan yang sebenarnya terjadi.

"Nggak ada faedahnya Aku iri sama Kamu! Masalah nya sekarang pria tampan mu itu punya kelainan Neneng,Aku cuman mau kasih tahu Kamu saja dan tidak berniat merebut pria itu dari Kamu. " tegas Maya yang sudah pernah merasakan bagaimana aneh dan gila nya pria itu.memang sih bayaran nya sangat mahal tetapi Maya terlanjur kapok dan tak mau lagi berurusan dengan pria tersebut.

"Kelainan apa sih May,udah deh jangan ngarang cerita Kamu!" Neneng masih ingin mendebat Maya, tetapi terhalang dengan handphone yang berbunyi dan ternyata si brondong itu yang menghubungi nya.

Neneng sedikit menjauh dari Maya karena tidak mau obrolan nya di dengar oleh Maya,Neneng berbicara dengan lemah lembut kepada pria itu.senyum lebar terus terukir di wajah yang penuh make up.dalam sebulan sudah dua kali ia membeli make up sangking sering nya menerima tamu-tamu.

" Aku duluan ya May,bye...."ucap Neneng sambil mengambil tas nya.

Dengan setengah berlari Neneng menuju ke kamar yang sudah di pesan oleh brondong nya . hentakan keras dari high heels yang ia gunakan menggema mengundang perhatian orang-orang di sekitar nya,sayang nya Neneng terlihat acuh tetap berlari karena sudah tidak sabar lagi untuk bertemu brondong tampan nya.

Bagaikan mendapatkan emas di tengah tumpukan sampah,Neneng yang sudah memasuki usia 36 tahun sangat bahagia mendapatkan tamu yang lebih muda dari nya.kepercayaan diri Neneng meningkat drastis malam ini.

Begitu pintu terbuka, Neneng tertegun saat melihat pria yang berdiri di hadapannya.wajah pria ini sangat tampan dengan tubuh yang atletis serta wangi tubuh yang menyejukkan indra penciuman nya.

Tanpa aba-aba, Neneng yang sudah tidak tahan lagi, langsung maju melepas secara sadar semua yang melekat pada tubuh nya.

" Aku suka wanita yang seperti ini." ucap pria itu sambil tersenyum miring.

Sedangkan di meja tadi,Maya hanya bisa menghela nafas berat melihat kepergian Neneng.mau di kejar juga percuma karena Neneng memang keras kepala.

" Nanti kalau sudah tahu bagaimana brondong mu itu! Jangan cari Aku." kesal Maya padahal dia berniat baik untuk mengingatkan sahabat agar tidak mengalami hal yang sama seperti yang pernah ia alami beberapa bulan lalu.namun sayang nya Neneng malah menuduh dia yang tidak-tidak.

Di tempat yang berbeda.

Rudi saat ini tengah menerima panggilan telpon dari Kakak nya.untuk bisa menghubungi Rudi,Lidia sampai rela masuk ke kandang ayam supaya tidak ketahuan sama suami nya.

" Rud! Coba Kamu nyalain televisi , sekarang ya." perintah Lidia dengan suara setengah berbisik takut Irman marah kepada nya.

Sampai sekarang Irman suami Lidia masih melarang keras Lidia berhubungan dengan adik nya,bahkan untuk sekedar bertukar kabar juga tidak boleh karena Irman takut Lidia di pengaruhi oleh Rudi.

" Jangan ngaco deh Mbak! Ini mau nyindir atau berlagak pikun." ketus Rudi kesal padahal tadi dia sedang tidur nyenyak malah terbangun karena panggilan masuk dari Kakak nya.

" Emm..Mbak Lupa! Kamu nggak punya televisi lagi kan ya,jangan marah! Masa gitu aja langsung sewot, sekarang Kamu buka handphone mu lalu cari berita yang sedang viral." titah Lidia lagi membuat Rudi mengernyit heran.

Mbak nya ini selalu penuh dengan teka-teki, sudah malam begini masih saja ngajak dia begituan, ketahuan suami nya baru tahu rasa.Rudi tidak akan mampu menampung Kakak nya karena untuk biaya hidup nya sendiri saja masih di bantu oleh Neneng.

" Jangan berbelit-belit deh Mbak, cepat katakan saja apa yang ingin Mbak katakan,kalau memang tidak penting lebih baik Mbak tidur sana kelonin tuh suami nya biar nggak marah-marah terus sama Mbak." ujar Rudi dengan mata yang masih terpejam.

Lidia berdecak kesal dari sebrang sana.dengan nafas yang memburu kencang Lidia lalu menceritakan kepada Rudi tentang apa yang ia lihat tadi di layar televisi.

" Jangan bercanda Mbak." sanggah Rudi masih belum percaya.

" Mbak serius Rud,Anak mu si Naima sudah menikah dengan Pengusaha kaya dan sukses.maka nya sampai di tayangkan di televisi.tadi Mbak juga melihat Maryah yang sudah semakin cantik dan awet muda ." terang Maryah membuat mata Rudi membola besar mendengar nya.

Naima menikah dengan orang kaya? Ini tidak boleh di biarkan begitu saja. Ia harus segera mencari Naima.sekarang baru ia menganggap Naima sebagai anak nya, padahal dari dulu ia tak pernah menganggap Naima ada di dalam hidup nya.

" Mereka tinggal di ibu kota, nanti nama perusahaan milik menantu mu akan Mbak kirim." ucap Lidia sebelum sambungan telpon itu terputus.

" Aku kaya...Aku kaya..." teriak Rudi berjingkrak kesana kemari.

" Woy... Sudah malam jangan berisik."

Bersambung.

Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys