Setelah Empat Tahun Berlalu ( Luka)

Setelah satu bulan lebih Rudi tinggal di kontrakan yang kecil dan sempit ini,Lidia secara diam-diam mengunjungi adik nya kebetulan suami nya sedang pulang ke kampung halaman nya.

Sejak pagi Lidia sudah memasak banyak makanan untuk Rudi adik kesayangannya.begitu masakan nya sudah selesai ia langsung pergi takut ketahuan sama sang suami.yang bisa saja mendadak pulang tanpa sepengetahuan nya.

"Rudi ! Kamu nggak curiga si Neneng kerja apa?" tanya Lidia.

Tadi di depan pagar Lidia tak sengaja berpapasan dengan Neneng,bukan nya menyapa Kakak ipar nya yang ada Neneng malah menyambut Lidia dengan wajah tak suka. beberapa tetangga kontrakan terdengar jelas membicarakan Neneng dan juga gaya berpakaian nya, tetapi Neneng sama sekali tidak perduli dengan omongan tetangga nya.

" Biarkan saja lah Mbak,yang penting ada yang menghasilkan uang di rumah ini.Aku sendiri belum dapat kerjaan.baru lihat kartu identitas saja langsung di tolak sama perusahaan.usia sangat mempengaruhi sekarang.Capek Aku mbak."ucap Rudi yang kini duduk lesehan di karpet usang pemberian pemilik kontrakan.

Rudi sebenarnya juga risih melihat gaya berpakaian Neneng yang lebih parah dari setelan awal,tapi ia bisa apa sekarang,setiap keluar rumah pasti ada saja tetangga yang mengingatkan dia tentang istri nya,Rudi hanya mengiyakan saja teguran itu tanpa berniat untuk melakukan apapun.ia sudah pernah mengingatkan Neneng tetapi Neneng begitu lantang nya membantah ucapan Rudi.

Harga diri Rudi tersentil dengan sikap Neneng yang sangat tidak menghargai nya sebagai suami,baru beberapa bulan hidup susah Neneng sudah berubah drastis.

Setiap hari mobil mewah selalu datang menjemput Neneng di depan kontrakan,tak hanya satu jenis mobil tetapi selalu berbeda dan pemilik mobil nya tak pernah turun melainkan Neneng yang masuk ke dalam mobil tersebut tanpa berpamitan secara baik-baik kepada suami nya.

Setiap kali Rudi bertanya kepada Neneng mengenai pekerjaan nya, wanita itu langsung marah,tanpa segan melempar beberapa lembar uang ke wajah Rudi, karena sudah lama tidak pernah memegang uang sebanyak itu, mulut Rudi pun langsung tertutup rapat tak lagi banyak tanya.

" Kalau dia kerja yang nggak benar bagaimana? Memang nya Kamu mau pakai bekas orang lain? Nggak takut tertular penyakit berbahaya Kamu?" desak Lidia merasa miris dengan kehidupan adik nya sekarang.

Berhasil lepas dari Maryah yang miskin dan tidak pandai merawat diri,ia pikir kehidupan Rudi akan bahagia tetapi malah sebaliknya.malah lebih parah ketika masih bersama dengan Maryah.Rudi semakin tidak terurus bahkan pakaian yang Rudi kenakan sekarang sama kotor nya dengan kain lap.

Beda nya baju Rudi ini lebih wangi dari kain lap.entah bagaimana mereka mencuci pakaian sampai berubah seperti ini.

" Untuk sementara nggak sih Mbak, karena setiap melakukan nya Aku selalu memakai pengaman.nanti setelah punya banyak tabungan Aku akan keluar dari kontrakan ini." Rudi sengaja memilih pura-pura tidak tahu dengan pekerjaan Neneng demi bisa meraup banyak untung dari istri nakal nya, nanti setelah semua keinginan nya tercapai baru lah dia menceraikan Neneng.

Lidia menghela nafas lelah, wanita itu tak menyangka hidup mereka akan di penuhi banyak masalah,sampai sekarang putri sulung nya bahkan belum pulang juga ke rumah.sudah banyak uang yang ia keluar kan tetap saja belum membuahkan hasil yang memuaskan.

" Lagian ada bagus nya juga dia kerja Mbak,dari pada di rumah hanya makan tidur saja kerjaan nya." sambung Rudi lagi karena Neneng tidak suka mencuci pakaian menggunakan tangan nya,alasan nya takut tangan kasar kata wanita itu, untuk itu Rudi lah yang mengambil alih semua pekerjaan rumah.dan hasil nya ya seperti ini.

Pakaian yang semula baru dan bersih kini sudah berubah warna kehitaman.dapur yang kemarin mulus kini sudah berubah menjadi gudang.Rudi yang dulu selalu berlagak seperti bos di depan Maryah sekarang mati kutu di hadapan Neneng.

" Seharusnya kemarin Aku nggak ninggalin Maryah kan Mbak,jadi tenaga nya masih bisa kita pakai di saat seperti ini." licik sekali pria ini,bukan nya berubah malah mau enak nya sendiri.

"Ya Kamu yang bodoh,harus nya Kamu menyembunyikan hubungan mu dengan Neneng supaya Maryah tidak menuntut cerai.jadikan Kamu nggak perlu susah seperti ini." setiap hari ada saja rentenir yang datang menagih utang kepada Rudi, beruntung Neneng sudah bekerja jadi ia bisa mencicil satu persatu hutang nya.

Namun demikian ada saja tetangga yang protes kepada Rudi karena merasa terganggu dengan kedatangan si penagih hutang di sekitar rumah mereka.

Rudi yang keras kepala bukan nya minta maaf malah menantang balik tetangga nya, alhasil Rudi di musuhi berjamaah oleh tetangga nya dan sekali pun setiap ada acara Rudi tak pernah di ajak berkumpul bersama mereka.

" Ya mau bagaimana lagi Mbak,semua itu gara-gara Naima anak sialan itu." kesal Rudi setiap kali mengingat nama putri sulung nya.

Selama terpisah,Rudi tak pernah sekalipun merindukan anak-anak nya dengan tulus.

Entah terbuat dari apa hati pria ini, sementara di luar sana masih banyak kepala keluarga yang sudah siap menjadi seorang ayah tapi belum di berikan kesempatan sama yang maha kuasa.

" Ngomong-ngomong kemana perginya anak itu?Apa Kamu tidak pernah bertemu mereka lagi?" tanya Lidia ingin tahu.

Rudi menggeleng cepat,jika sudah bertemu pasti Rudi akan membujuk Maryah untuk kembali bersama nya, bukan untuk membina kembali rumah tangga yang sudah retak melainkan sebagai tongkat penyambung hidup nya yang sedang berada di bawah jurang terjal.

" Cari mereka! Siapa tahu mereka sudah kaya sekarang,terus kamu ambil uang mereka.pasti Maryah tidak akan menolak Kamu.wanita miskin itu sangat mencintai Kamu,Rud." ucap Lidia begitu percaya diri.

Padahal kenyataannya Maryah sama sekali tidak berniat untuk kembali kepada Rudi, melihat wajah Rudi saja ia sudah enggan apalagi menerima kembali Rudi dalam hidup nya.

" Apa yang ada di kepala Mbak sama dengan isi kepala ku,tapi Aku kesulitan untuk mencari mereka Mbak,kata nya mereka pindah ke kota." mau cari ke kota tak punya uang, belum lagi kota itu luas jadi Rudi pasti membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan kedua anak nya.

" Nomer handphone Maryah masih ada kan?" tanya Lidia lagi.

" Nggak aktif lagi,kayak nya handphone butut nya sudah rusak gara-gara Aku banting waktu itu " akui Rudi sesuai kenyataan.

Sementara di dalam sebuah apartemen mewah, Neneng sedang bergelayut mesra di tangan seorang pria bertubuh tinggi.

" Puaskan Aku darling,semua keinginan mu akan Aku penuhi."

Ahhhhh ... Neneng memekik tertahan ketika puting jeruk nya di lahap secara brutal oleh pria tersebut.

Bersambung.