season 1
Aku tau,kamu tau..
komunikasi adalah kunci terjalinnya suatu hubungan bagaimana jika kamu menikahi seorang pria yang sulit di ajak berkomunikasi?
Hubungan yang mulai membaik harus di hancurkan karena rahasia yang mulai terkuak.
Yuk ikuti kisah nisma dan zykra...
season 2
Apakah pelarian dan rahasia zera akan terungkap?
Bagaimana cara bagas menghadapi akibat dari tingkah lakunya di masa lalu ?
untuk menjawab tanda tanya itu yok baca season 2 dari delusi yang menceritakan kisah bagas dan mantan asistennya yang tiba-tiba menghilang membawa luka dan rahasia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prameswari Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 32
Nisma's pov....
Hari ini aku kembali datang ke rumah sakit bersama ibu mertuaku. Aku ingin melihat suamiku selain itu aku ingin memastikan sesuatu. Saat kemarin mereka menyuruhku pulang , aku tahu ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku dan hari ini aku akan mencari tahu sendiri.
Aku memutuskan untuk tidak bertanya perihal kondisinya trauma nya yang kemarin kambuh, aku akan menghormatinya dan menunggu dia sendiri yang terbuka padaku untuk menceritakan semuanya.
Kami sampai di rumah sakit pukul 11 siang, aku dan ibu mertuaku berjalan menuju ruangan suamiku, saat sampai disana di depan ruang inap suamiku ada bagas yang sedang mengomel pada zera .
" Sudah aku bilang jangan datang hari ini."
" Apa kau tidak membaca pesanku atau kau tidak bisa membaca."
Dan berbagai macam omelan lagi yang dia berikan pada zera, aku dan ibu mertuaku hanya menggeleng kepala mendengar betapa ceriwis nya mulut bagas jika sedang mengomel sedangkan tersangka yang menjadi sasaran bagas hanya diam menunduk menerima omelan itu.
Aku masih berdiri diam di tempatku saat ibu mertuaku melangkah untuk menghampiri putra bungsunya yang sedang mengomel lalu setelah nya ibu mertuaku menjewer telinga adik ipar ku sambil mengomel.
" Sudah aku bilang, jika berbicara pada wanita kau harus sopan, jangan berteriak seperti itu." ucap ibu mertuaku mengomel pada bagas yang mukanya mulai memerah.
Aku tidak lagi melihat drama itu, aku melangkah kan kaki untuk masuk ke ruangan suamiku. Saat aku masuk, aku menghentikan langkahku karena rupanya suamiku masih melanjutkan drama yang kemarin, tapi kali ini aku tidak akan mengikuti drama nya lagi .
Aku kembali melangkahkan kaki ku untuk mendekat pada ranjang yang di tiduri oleh suamiku saat sampai aku menghembuskan napas berat, lalu aku menarik kursi dan duduk disana. Aku memandangi wajah suamiku yang tidak sepucat kemarin dan luka cakaran di lehernya mulai mengering. Cukup lama aku terdiam melihat suamiku yang masih kekeh memejamkan matanya. Aku sudah tidak tahan, baiklah jika seperti itu aku akan mengikuti drama nya lagi. Aku menarik napas dalam dan menghembuskan nya sekaligus lalu aku berkata.
" Baiklah aku akan pergi dan tidak akan kembali."
Setelah berkata seperti itu, aku menatapnya sebentar lalu aku berdiridan pergi melangkah keluar, tapi langkahku terhenti saat mendengarnya berbicara.
" jangan pergi."
Suamiku berbicara dengan lantang, aku tersenyum mendengar apa yang suamku katakan. Aku membalikkan badan dan kembali berjalan dan duduk di samping ranjang suamiku. Aku menatap wajah suamiku yang menunduk malu melihat diriku, tidak pernah aku lihat dia seperti itu.
" kenapa kemarin kamu seperti itu?" setelah lama terdiam akhirnya aku bertanya pada nya, kenapa kemarin dia mau membuka mata setelah aku pulang dan aku cukup tersinggung.
Suamiku yang awalnya menunduk langsung menegakan kepala menatap wajahku saat mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutku. Dia terdiam menatap wajahku dengan matanya yang sendu.
" kemarin saat ada aku kamu terus menutup mata dan saat aku pulang kamu membuka matamu."
Ucapku sambil menatap matanya, sedangkan suamiku yang awalnya menatapku dengan matanya yang sendu kini mata itu berubah jadi kaget.
Sambil mengerutkan alisnya dia bertanya.
" Apa kamu tahu."
" Ya aku tahu, lagi pula.." aku berhenti berucap untuk melihat mimik wajahnya yang mulai cerah tidak sesendu tadi.
" aktingmu sangat jelek." ucapku sambil memicingkan mata.
Mendengar apa yang aku katakan, dia tersenyum dan berkata.
" apakah seburuk itu." ucapnya.
Aku mengangguk dan berkata. " sangat buruk dan aku tidak akan tertipu lagi."
Suamiku mengerutkan alisnya lagi saat mendengar apa yang aku katakan.
Aku melihat raut kebingungan di wajah suamiku lalu aku kembali berkata.
" Aku juga tahu kamu berakting saat mabuk malam itu." Perkataanku cukup membuat wajahnya memerah dan melihat itu tawaku sudah tidak bisa tertahan. Aku tertawa sangat puas melihat raut wajahnya yang kaget dan wajah memerahnya, dan aku yakin saat ini dia pasti sangat malu. Yang tak ku sangka dia malah ikut tertawa bersamaku yang sedang menertawakan dirinya.
Saat aku masih tertawa tiba-tiba dia berkata.
" Maafkan aku." ucap suamiku dan ucapannya itu berhasil menghentikan tawaku. Aku menatap matanya yang kembali sendu.
" Aku bersungguh-sungguh." ucapnya masih dengan menatap wajahku.
" Aku meminta maaf atas semua kesalahanku padamu. Maaf telah membuat hatimu sakit dan hancur. Aku juga mohon padamu jangan terus mendiamiku dan jangan tinggalkan aku." ucapnya dengan air mata yang mengalir di kedua pipinya.
Aku tidak tega melihat suamiku yang rapuh seperti itu, aku berdiri dari duduk ku dan membawanya ke dalam pelukan ku.
" jangan tinggalkan aku." ucapnya di sela-sela tangisannya.
Aku hanya bisa memeluk dan menenangkannya, aku tidak menyangka dia bisa menangis seperti ini di hadapanku, tapi mengingat semua yang menimpa nya di masa lalu aku jadi tahu dia tidak sekuat apa yang di perlihatkan.
Siang itu nisma memutuskan untuk memaafkan suaminya dan pada sore hari karena terus memaksa zykra akhirnya pulang setelah di berikan ijin oleh dokter.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zykra's pov....
Sore ini aku memaksa pada dokter untuk pulang, karena aku sudah tidak betah berada disini. Setelah mendapat ijin dari dokter akhirnya aku di perbolehkan untuk pulang walaupun ada sedikit drama dari ibuku yang meminta agar aku di rawat satu hari lagi tapi aku berhasil membujuknya.
Aku sangat berterimakasih pada istriku karena telah memaafkan kesalahanku, aku juga sangat bersyukur dia tidak membahas kejadian kemarin yang di lihatnya, bukan inginku untuk menyembunyikan keadaanku tapi aku belum siap untuk bercerita padanya, tapi cepat atau lambat aku akan menceritakan itu semua pada istriku.
Aku menatap istriku yang duduk di sampingku, aku sangat bersyukur memilikinya di hidupku.
" Ada apa." Dia bertanya dengan senyuman yang sudah lama tidak dia berikan padaku.
Aku hanya menatapnya sambil tersenyum dan berkata." terimakasih."
Dia hanya menggangguk dan tersenyum, sungguh lega hatiku melihatnya tersenyum seperti itu lagi.
terimakasih...
salam hangat😘