Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debat warisan
Sepeninggal Mama orang Tua terakhir Tuhan titipkan buat kami di dunia telah di ambil kembali,aku ditinggal mati ayah usai usia ku genap 1 bulan adanya karena ayah seorang kontraktor perumahan menjadi korban kecelakaan kerja pada waktu itu,mama seorang bidan desa putar setir membawa kami kehidupan kota Jakarta supaya layak lah kehidupan kami seperti sekarang.Aku Sudah bekerja setahun lamanya di Bank swasta terbiasa bekerja untuk kebutuhan ku sendiri tidak menjadi alasan aku ikut debat diantara kakak ku dan Abang ku ini, sumpah dari kepergian ibu mereka tak habis-habisnya membahas soal warisan.
"Kamu enak Dri gak mikirin hidup, rumah ini udah atas nama kamu,kamu kerja kamu udah punya mobil bahkan mama udah nyerahin wasiat buat kamu cari Tanah pertanian warisan Papa kan!" Kak Tere iri dengan kasih sayang Mama terlalu berlebihan untuk ku itu kan tanggapan dia dan Abang Jonas nyatanya tidak begitu.
"Enak Mata mu ! Emang kemarin Mama sakit-sakitan aku ada minta biaya dari kalian? Terus kuliah aku ada keluarin biaya sampai 12 semester karena hamil di luar nikah dan harus biayai pernikahan sendiri terus aku ada kuliah hanya untuk dibiayai dan ngehamilin anak orang? Ada? Enggak kan ya udah gak usah protes banyak kerja aja terus itu urus tu suami Lo dah mulai genit sama ipar nya!" Memang aku gak ada sukanya melihat ke 2 saudaraku ini sorry to say lah ya mereka kek gak ada otak nya di dunia ini.Mikir semua hidup orang enak jika mencapai pencapaian sesuai hasil kerja mereka.
Mereka meredam emosi nya bahkan ipar gak ada ahlak itu memilih menjauh dari kami.
"Sedih banget kata-kata itu keluar dari mulut seorang Adriana Levita, sungguh Dri."
"please Tere Afriska you live tanggung jawab Lo jangan seolah-olah jadi korban disini! "
Malam itu juga akhirnya masalah selesai dengan ucapan tegas namun mematikan dari aku.Aku memang begitu orang nya sekali bicara namun langsung tepat menusuk ke hati terdalam.
Sendiri lagi, perumahan berlantai dua terlalu besar untuk ku namun itu bukan sesuatu penyesalan malah suatu syukur Mama bisa sediakan disisa usianya aku tidak ingin susah lagi seperti masa kecil ku ketika di kampung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Inilah rutinitas ku, bangun pagi dengan 2 Bibi sudah berkemas se dari pagi.Aku tau dibalik perhatian mereka kerjakan ada rasa benci pada ku, mereka sudah ikut dengan kami mungkin ada 10/11 Tahunan jadi sudah paham dengan watak ku,tegas lugas dan kalau gak suka langsung on the point.
"Nanti gak usah tunggu kemungkinan saya tidur dirumah teman hari ini,dan iya baju putih saya kemarin tolong donk dicuci ulang dan kamar mandi saya itu bau banget." Kata ku meninggalkan mereka tanpa basa-basi mereka bersiap melakukan tugas yang aku berikan.
Sedari kecil didikan Mama terlalu amat manja buat ku lihat lah hasil didikan itu hancur semuanya,dan satu hal yang tak pernah Mama ceritakan kenapa kedua kakak itu seolah jadi karma 1 menghamili dan 1 lagi dihamili iss sumpah jangan sampai garis karma itu datang pada ku.
Setiap Senin,aku rutin meninjau laporan mingguan di ruang meeting lantai dua cabang tempat diriku menjadi pimpinan. Tapi di luar itu, harinya selalu dinamis: bertemu klien prioritas di café Senopati, rapat mendadak via Zoom di mobil, kadang juga inspeksi dadakan ke ATM center bagi ku bank bukan hanya bangunan — tapi jantung kepercayaan nasabah. Ia tahu persis: loyalitas tak dibangun di meja kerja saja, tapi dari cara seseorang mendengarkan dan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin dan hati terbuka. Itulah kenapa dalam usia 33 tahun, semua orang memanggil ku dengan sebutan 'Bu Adri' dengan segan dan rasa kagum yang tak bisa disembunyikan...
Jangan kira beban ku sebagai pimpinan cabang tidak ada ya cuman aku malas aja banyak cerita cukup nikmatin yang enak-enak saja bukan begitu permisi eh maksudnya pemirsa.
Mobil putih bukti perjuangan di dukung sedikit oleh warisan sungguh dirimu tidak akan tergantikan oleh apa pun.
"Bu Adri, dapat pesanan dari nasabah." Satpam menyerahkan buket bunga dan sebanyak 1 totabag makanan biasalah oleh-oleh terimakasih dari nasabah prioritas.
Lelah dengan pergumulan sedemikian rupa ternyata ada hal baik ku terima dari teman yang mengerti aku selama ini."Nangis aja,aku tau kamu sayang banget sama Mima(mama) kamu kalau udah sayang ke orang rela banget kepala jadi kaki,kaki jadi kepala Dri.Cuman orang yang tepat mengerti itu."
"Capek Din,"senyuman ku meneteskan air mata,Dina Mariana tempat berpulang ketika lelah, sengaja tidak ku detail kan nanti kalian tanya lagi Diana tentang masa lalu ku."Mie kuah enggak?" Inilah enaknya punya teman ke ibu-an gak bakal lapar dirimu."Kurus banget Lo." Ejeknya membuka kulkas meracik makanan sederhana ala-ala anak Kos.
Mie sederhana tak menjamin itu tidak berharga dimata ku walaupun itu lebih dari apa yang bisa ku hasilkan."Dri Lo umur berapa sih?" Jari tanda 3 berulang dua kali."Sukses banget Lo umur segitu udah punya semuanya,gak kek gue tau masih di apartemen busuk ini muluk tahun-tahun ke tahun."
"Rada ni manusia nya gak ada rasa bersyukur sama sekali sumpah! kalau hidup bapak Lo nangis banget nih dengerin anak semata wayang ngomong beginian." wajah menjijikan seketika berekpresi."kepet!" Tawa kami pecah.
"Banyak-banyak bersyukur ah Din,entar engap baru tau.Jangan lihat atas mulu."
"Iya-iya ibu Negera."
Tawa ku selalu pecah jika bersama Dina, untung suami Dina sebagai nakhoda itu tidak menuntut Dina untuk selalu stay dirumah jadi kami bisa sesekali jalan-jalan.Ada sebenarnya teman suami Dina akan dijadikan calon gebetan diriku kalau amit-amit aku tidak laku hehehe duda anak 1 kalau di ingat bodoh amat aku ya harus besarin anak orang.
"Lo besok balik? Suami gue besok pagi minta jemput ni ke pelabuhan."
"Balik lah,gue gak mau ganggu Lo pada gancet."
Rese Lo," Hampir saja mie kuah tersedak oleh ku memang Dina tengleng bikin sebel tapi ngangenin.
Aku mau pulang pagi aja deh habis serapan diluar langsung ke kantor."Besok gw meeting nih sama sekolah ACC lumayan kan."
"Guru agamanya lumayan Tuh Dri."
"Ih si monyett berasa perawan Tua gw tiap bahas tentang ini Lo gabung-gabungin soal jodoh.Entar jodoh gw yang insinyur itu datang gw gak bisa lagi main sama Lo."
"Benar juga sih Dri,jangan buru-buru nikah ya."
Idih emang si monyet gak berakhlak banget.