Setelah perpisahan itu, Siena memulai hidup baru tanpa mengenang lagi masa lalu. Namun, saat kakinya meninggalkan Limerick, benih Erlan tumbuh di perutnya. Itu anak mereka. Tapi bagi Siena, anak itu hanya miliknya seorang.
Erlan tidak pernah membayangkan Siena akan benar-benar pergi. Erlan hidup dalam bayang-bayang penyesalan yang menyakitkan.
Nicole Ophelia Calliope tahu bahwa jatuh cinta pada Fernando Sagara Caesar adalah kesalahan besar. Pria itu adalah orang yang sangat ia benci selama lebih dari sepuluh tahun. Selain itu, ia tahu bahwa hati Nando adalah milik kakaknya, Siena Ariana Calliope.
Sampai kapanpun ia tidak akan pernah memenangkan hatinya. Nando mencintai kakaknya, selalu. Nicole hanya bisa menyimpan perasaannya sendirian, bahkan saat perjodohan keluarga Caesar dan keluarga Calliope yang baru berdamai mengikat dirinya dan Nando dalam ikatan pernikahan.
***
Cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar itu hanyalah karangan penulis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Nando dan Nicole tiba di rumah pernikahan mereka tepat tengah malam waktu Limerick. Nando dengan sigap memapah istrinya yang masih sakit ke dalam kamar.
“Lepaskan, Aku bisa sendiri.” kata Nicole sambil mencoba menarik badannya dari rangkulan Nando.
“Aku hanya menolongmu, Nico. Tidak perlu menatapku penuh permusuhan,” tukas Nando semakin mengeratkan tangannya di pundak Nicole.
“Jangan dekat-dekat,” Nicole mendorong Nando menjauh.
“Diam atau aku cium disini.” Ancam Nando berbisik ke telinga Nicole.
Nicole melotot namun tidak mengatakan apa-apa, dia hanya mengatupkan mulutnya dan menggertakkan giginya dalam diam.
Nando tersenyum puas, ancamannya berhasil membuat Nicole diam dan menurut. Ia akhirnya mendapatkan cara untuk melunakkan keras kepala Nicole.
Pelayan rumah tangga yang melihat Tuan dan Nyonya mereka tersenyum nakal sambil berbisik satu sama lain.
“Sepertinya Tuan Nando sangat peduli pada Nyonya,” bisik pelayan satu.
“Kudengar mereka menikah karena perjodohan, tetapi kelihatannya mereka saling suka.”
“Hehehe…mereka serasi.”
“Menurutmu apakah mereka melakukan banyak hal erot*s selama bulan madu? Maksudku dalam berbagai gaya?”
“Diamlah Lola, kamu mau dipecat karena mengatakan sesuatu yang tidak senonoh tentang Tuan dan Nyonya kita?”
“Kalian ini, ngapain berkumpul disini?” Kepala pelayan datang memarahi mereka. Para pelayan segera membubarkan diri, tidak mau kena amukkan sang kepala pelayan yang terkenal galak seantero rumah.
Nando tampak acuh dengan bisik-bisik pelayan yang terdengar jelas di telinganya, sementara Nicole menundukkan kepala untuk menyembunyikan pipinya yang bersemu merah.
“Ada apa Nico? Kamu merasa tidak nyaman dengan mereka? Aku bisa mengganti-”
“TIDAK!” Nicole refleks berteriak, mereka sudah sampai di depan kamar. “Maksudku tidak perlu mengganti mereka, aku baik-baik saja.” Kata Nicole menjelaskan dengan gugup.
Lalu Nicole dengan cepat masuk ke dalam, meninggalkan Nando yang menatapnya heran.
“Kenapa dia selalu marah?” Tanya Nando pada dirinya sendiri.
Nicole yang baru menginjakkan kaki di balik pintu tidak sengaja mendengarnya, hal itu membuatnya mengutuk Nando dalam hati. ‘dasar bodoh! Aku tidak marah, aku hanya tidak mau kamu tahu kalau aku mencintaimu.’
Nicole duduk setengah berbaring di ranjang, sementara Nando pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Nicole menunggu dokter keluarga datang untuk memeriksa luka di perutnya.
Tadi Nando sudah menelpon dokter keluarga untuk datang ke rumah, dia akan datang dalam waktu dua jam.
Baru saja Nicole memejamkan mata, ponselnya berdering. Nicole dengan malas meraih ponselnya dengan mata yang masih terpejam.
“Erlan menelponmu,” Nando yang baru keluar dari kamar mandi membatu Nicole mengambil ponsel. Dia meletakkan ponsel tersebut diatas telapak tangan Nicole, nama Erlan terpampang jelas di layarnya.
Nicole langsung melompat duduk membuat luka di perutnya berdenyut nyeri.
“Hati-hati. Apa telepon dari dia sepenting itu sehingga kamu mengabaikan lukamu?” Tanya Nando. Entah kenapa Nicole merasa nada bicara Nando tidak se-riang biasanya.
'ada apa dengan dia? Apa dia masih membenci kak Erlan karena menikahi kak Siena?’ Nicole menaikkan sebelah alisnya, dia menatap Nando curiga. “Kamu masih cemburu sama kak Erlan?” Tanyanya.
Nando tersentak dan buru-buru menggeleng. “Kata siapa aku cemburu? Dia bebas menelponmu, aku hanya mengatakan kamu harus lebih berhati-hati dengan lukamu. Itu tidak bisa dikatakan sebagai kecemburuan.”
“Baiklah. Tapi aku rasa kamu masih tidak menyukai kak Erlan,” Nicole tersenyum mengejek. Memang sebaiknya ia tidak berharap pada Nando, toh selama apapun itu Nando akan selalu mencintai Siena.
Nando duduk di meja rias sambil mencuri-curi pandang ke arah Nicole.
“Hallo kak Erlan,” sapa Nicole.
“Hallo Nico, aku punya kabar baik buat kamu,” kata Erlan dari seberang telepon.
Kabar baik? Nicole mengerutkan dahinya, kabar baik apa yang dimaksud oleh Erlan.
“Kabar baik apa kak?”
“Aku sudah bertemu Siena,”
Mata Nicole langsung berbinar mendengarnya. Ia tanpa sadar mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke udara. “ Serius? Astaga! Aku senang banget.”
Nando yang mendengar itu mencoba untuk menebak apa yang sedang mereka bicarakan. 'dia terlihat sangat bahagia berbicara dengan Erlan padahal kalau sama aku, dia selalu marah-marah. Apa jangan-jangan rumor itu benar? Mereka memang ada hubungan.’
Tiba-tiba saja Nando merasa udara dalam kamar ini menjadi sangat panas, dia menggeser kasar kursi kemudian pergi keluar kamar.
“Aku mau mengajaknya kembali, namun aku sedikit kesulitan. Kamu tahu, dia sudah membangun tembok tinggi antara aku dan dia.” Erlan menceritakan kesulitannya saat menemui Siena.
Nicole mendengarkan dengan wajah serius.
“Ah! Begitu? Kurasa kak Erlan harus meluluhkan hatinya terlebih dahulu, kemudian dia sedikit demi sedikit akan terbiasa dan mungkin saja hatinya bisa menerima kak Erlan kembali.” Kata Nicole memberi nasehat.
“Tentu! Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya. Nico, kamu harus membantuku untuk meluluhkan hatinya. Kamu juga wanita, artinya kamu tahu bagaimana caranya meluluhkan hatinya.” Erlan meminta bantuan Nicole. Ia sudah lama tahu otak Nicole sangat pintar, dan ia yakin keberhasilannya akan meningkat sembilan puluh persen jika mereka bekerja sama.
Nicole memang sangat pintar, namun dia tidak punya pengalaman romantis dan bisa dikatakan dia sangat awam mengenai hubungan laki-laki dan perempuan.
“Tenang saja. Aku pasti akan membantu kak Erlan, kita akan membawa dia kembali ke Limerick sebagai istri kak Erlan.” Ujar Nicole menolak untuk sadar diri akan kekurangannya.
“Baiklah, besok kita harus bertemu untuk membahas ini.”
“Oke. See you kak Erlan.”
“See you.”
Telepon berakhir.
Dan itulah awal dari kerjasama antara dua orang yang sama-sama payah dalam hubungan romantis. Nicole merasa sangat mampu untuk membantu Erlan, padahal dia tidak cukup mampu untuk membuat hubungannya dengan Nando menjadi lebih dekat.
...***...
...Like, komen dan vote....
...💗💗💗...
semoga siena mau pulang ke limerick dan menjalani pengobatan.
jadi ikutan mewek 😭😭😭