Renata sebagai pengantin baru memutuskan mengikuti suaminya tinggal di rumah suaminya dan dia tahu mertuanya juga tinggal dengan suaminya. Renata dari awal membayangkan hubungan mertua dan menantu yang kompak, dia yang sudah tidak memiliki orang tua merasa senang menemukan sosok pengganti orang tuanya. Tetapi setelah tinggal beberapa minggu Renata sungguh kaget mengetahui tingkah aneh mertuanya bukan hanya salah satu tetapi dua dua mertuanya. Mertua perempuan yang memiliki sifat pelit dan mertua laki laki nya yang mempunyai sifat sembarangan. Sungguh dunia Renata terasa kacau, tetapi Renata berprinsip menghadapi keanehan mertuanya itu dengan membalas perlakuan yang sama, baginya keanehan harus dihadapi dengan kegilaan.
Dan akhirnya Renata seorang yang penurut merubah dunianya menjadi seorang menantu gila demi menghadapi keanehan mertuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon norma wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33_____ Ikut Geng Motor
Sore itu, Renata dengan jaket kulit lusuh bertuliskan “Gaspol atau Pulang!” sedang mengelap motornya di teras. Dia merupakan anggota setengah lama geng motor “Cempaka Gaspol”, tapi bukan geng ugal ugalan, melainkan geng nongkrong dan pamer modifikasi motor di warung kopi.
Saat sedang asyik mengelap motor, tiba tiba, pintu rumah terbuka. Muncul ibu mertuanya sambil melirik kiri kanan seperti agen rahasia yang sedang menjalankan misi.
" Ren... kamu mau kumpul dengan geng motormu lagi malam ini?" bisiknya.
Renata terkejut. " Lho... Dari mana ibu tahu?"
" Kamu lupa kalau mertuamu ini punya keturunan paragaknormal, ibu sudah lama mantau. Ibu mau ikut. Tapi… jangan kasih tahu anakku, alias suamimu itu. Kalau dia tahu, bisa ceramah 3 jam nonstop."
" Bu, ini geng motor lho, bukan arisan. Lagian kita kumpul sampai malam, suka keliling kampung juga. Nanti kalau ketahuan....."
" Kalau kamu nggak mau ajak ibu, ibu akan cerita sama suamimu kalau kamu diam diam ikut geng motor dan pernah mematahkan spion motor raga karena nabrak bebek nyebrang!" potong bu yuyun sambil nyengir.
Renata menutup wajah. "Astaga… Bu, ini masuk pengancaman tingkat keluarga."
Dan akhirnya renata mengalah itu, dia memperbolehkan ibu mertuanya ikut gabung dengan geng motornya. Mereka berangkat berdua dengan motor matic modifikasi, knalpot bising, dan lampu LED warna ungu.
Sebelum berangkat, bu yuyun menyelinap keluar lewat pintu belakang. "Kita harus keluar kayak maling, biar nggak ketahuan."
Mereka melewati gang kecil, lalu sampai di lapangan tempat geng motor berkumpul. Begitu melihat bu yuyun turun dari motor dengan jaket kulit pinjaman dan helm pink, semua anggota bengong.
" Ren... ini ibu ibu siapa?" tanya Jono, ketua geng.
" Ini…...temen nongkrong baru,” jawab renata cepat.
Bu yuyun mengedip. “Panggil aku Bunda Gaspol. Hobi masak sayur asem dan ngepot di tikungan." kata bu yuyun ala ala influenzer.
Anak anak geng motor langsung teriak, “WOOOO!” entah kagum atau bingung.
Geng Cempaka Gaspol malam itu berencana keliling kampung untuk pawai modifikasi. Bu yuyun duduk di motor sendiri, motor bebek tua yang entah dari mana dia keluarkan dan langsung tancap gas.
Masalahnya, bu yuyun terlalu semangat. Di tikungan pertama, dia ngepot kebablasan sampai hampir masuk halaman orang. Untung ada karung berisi daun kering yang menghentikan.
"Bunda… hati-hati dong!" teriak Renata.
" Tenang, Ren. Badan boleh tua, tapi jiwa tetap muda!" jawabnya sambil nyalain lagi motornya.
Saat sedang berhenti di lampu merah, tiba tiba renata melihat motor metic hijau di belakang.
“Bu! Itu suami saya!” bisiknya panik.
Bu yuyun refleks menutup wajah dengan masker buff bergambar tengkorak dan menunduk.
Raga pun lewat begitu saja ketika lampu berubah menjadi warna hijau, tapi dia sempat melirik heran. “Eh, kayak kenal motornya, ah, mungkin salah lihat.”
Begitu raga pergi, renata memukul pelan bahu bu yuyun. “Bu, ini baru setengah jalan udah hampir ketahuan!”
"Makanya, kita harus lebih gesit. Gaspol atau pulang!” kata bu yuyun sambil memutar gas.
Rombongan tiba di warung kopi. Bu yuyun langsung jadi pusat perhatian. Dia memesan kopi hitam dan lima gorengan sekaligus, lalu mulai cerita masa mudanya ikut lomba karung sambil boncengan sepeda.
“Bunda Gaspol keren banget!” kata salah satu anggota geng.
Tiba-tiba, HP renata bergetar. Terlihat nama Raga menelpon.
" Yank, kamu di mana? Kok motor kamu nggak di rumah?"
Renata langsung berdiri, jalan ke luar warung untuk menjawab. "Ehh… aku lagi belanja sayur di pasar malam."
Bu yuyn dari dalam warung tiba tiba teriak keras, “Rennn! Kopi kamu udah datang!”
Semua orang di warung langsung menoleh. Renata menutup telepon buru buru. “Bu… pelan pelan kalau manggil, nanti raga dengar barusan dia yang nelpon!"
“Oh iya, lupa,” jawab bu yuyun sambil mengunyah bakwan.
Dalam perjalanan pulang, geng mereka melewati razia polisi. Semua anggota diminta menepi. Renata panik, takut razia ini sampai ke telinga raga karena teman teman raga kebanyakan polisi.
Polisi mendekati bu yuyun. “Ibu, ini geng motor ya? SIM nya mana?”
Bu yuyun dengan tenang mengeluarkan SIM tahun 1995 yang sudah pudar.
Pak Polisi menatap lama, lalu tertawa. “Waduh, ini udah koleksi museum, Bu.”
“Pak, ini SIM bersejarah. Kalau saya nggak punya, gimana saya mau antar cucu sekolah nanti?” jawab bu yuyun santai.
Anehnya, polisi malah membiarkan mereka lewat. Renata hanya bisa geleng geleng melihat keburuntungan ibu mertuanya.
Saat sampai di gang rumah, lampu teras sudah menyala. Pak roman dan raga mungkin sudah tidur, tapi pintu tidak terkunci. Mereka masuk lewat pintu belakang, motor diparkir pelan pelan.
“Bu, kita berhasil,” bisik renata.
Tiba tiba, lampu ruang tamu nyala. Terlihat raga berdiri dengan tangan terlipat. "Berhasil apa?"
Renata langsung improvisasi. “Ehh… berhasil dapat…dapat... diskon sayur."
Raga menatap ke arah ibunya yang masih pakai jaket kulit dan helm pink. " Ibu sendiri dari mana?"
Bu yuyun cepat berpikir. "Dari… pengajian. Tapi karena hujan, ibu pinjem jaket sama helm anak geng motor yang kebetulan lewat."
Raga mengangguk pelan, tapi wajahnya penuh curiga. "Hmm… baiklah. Raga tidur dulu."
Begitu raga masuk kamar, bu yuyun dan renata menatap satu sama lain dan tertawa terbahak bahak.
Dan sejak malam itu, bu yuyun resmi jadi anggota rahasia geng motor. Hanya renata dan anak anak geng motor yang tahu. Mereka punya kode khusus kalau ingin berangkat, bu yuyun akan menaruh helm pink di pagar sebagai tanda.
Bagi warga kampung, mereka terlihat seperti ibu mertua dan menantu biasa. Tapi bagi geng Cempaka Gaspol, mereka adalah duet maut Ratu Gaspol dan Menantu Gila.
Dan sampai hari ini, raga masih percaya kalau istrinya rajin belanja sayur malam malam.