NovelToon NovelToon
Other Storyline Zero (Infinity Room)

Other Storyline Zero (Infinity Room)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Transmigrasi
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: trishaa

Ribuan tahun sebelum other storyline dimulai, ada satu pria yang terlalu ganteng untuk dunia ini- secara harfiah.

Rian Andromeda, pria dengan wajah bintang iklan skincare, percaya bahwa tidak ada makhluk di dunia ini yang bisa mengalahkan ketampanannya- kecuali dirinya di cermin.

Sayangnya, hidupnya yang penuh pujian diri sendiri harus berakhir tragis di usia 25 tahun... setelah wajahnya dihantam truk saat sedang selfie di zebra cross.

Tapi kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari absurditas. Bukannya masuk neraka karena dosa narsis, atau surga karena wajahnya yang seperti malaikat, Rian malah terbangun di tempat aneh bernama "Infinity Room"—semacam ruang yang terhubung dengan multiverse.

Dengan modal Six Eyes (yang katanya dari anime favoritnya, Jujutsu Kaisen), Rian diberi tawaran gila: menjelajah dunia-dunia lain sebagai karakter overpowered yang... ya, tetap narsis.

Bersiaplah untuk kisah isekai yang tidak biasa- penuh kekuatan, cewek-cewek, dan monolog dalam cermin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trishaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Area Perdagangan

Saat ini, Rian duduk di sebuah kursi kayu yang sederhana, berhadapan dengan meja kayu panjang yang tampak klasik namun bersih terawat.

Di hadapannya, sebuah panel hologram melayang dengan tampilan antarmuka canggih, setiap tab menampilkan daftar berbagai benda, mulai dari perlengkapan, aksesori, hingga barang langka dan material eksotis.

Di sekelilingnya, puluhan Envoy juga duduk dengan posisi serupa, masing-masing tampak sibuk menggeser panel mereka, memilih, menawar, atau hanya mengamati.

Meski secara kasatmata tampak seperti orang-orang yang mengayunkan jari di udara, setiap panel hologram bersifat pribadi dan hanya bisa dilihat oleh pemiliknya.

Tempat ini tidak lain adalah Rumah Pelelangan, sebuah fasilitas elit yang berada di tengah Area Perdagangan.

Sebelumnya, begitu menembus membran bening dari pintu transfer, Rian langsung disambut suasana seperti pasar tradisional, ramai, padat, dan penuh warna.

Menyusuri area itu dengan tenang, Rian akhirnya sampai di bangunan bergaya klasik-futuristik ini, dan memutuskan masuk.

Kini, duduk dengan santai namun penuh fokus, Rian serius bersaing harga demi mendapatkan perlengkapan dan benda-benda unik yang menarik perhatiannya.

Setelah beberapa waktu bersaing harga dengan para Envoy lainnya, Rian akhirnya berdiri dari kursinya.

Dengan langkah mantap dan senyum tipis penuh kemenangan, ia berjalan menuju pintu keluar Rumah Pelelangan.

Wajar saja, senyuman itu bukan tanpa alasan.

Meski baru menjadi Envoy belum lama, Total Kekayaan Rian sempat menyentuh angka 54.000 Poin Sistem, jumlah yang jelas melampaui standar kekayaan Envoy Tingkat Authority Level 5 pada umumnya.

Kekayaan yang seperti itu setara dengan Authority tingkat 4 pada umumnya.

Dan meskipun sebagian besar poin itu sudah Rian gunakan selama sesi lelang barusan, kekuatan daya beli Rian tetap berada di atas rata-rata.

Tak heran jika setiap item yang diinginkan langsung berhasil Rian dapatkan, meski itu berarti menghabiskan sejumlah besar poin sistem dalam waktu singkat.

Kini, sisa yang dimilikinya tinggal 10.000 Poin Sistem, jumlah yang masih tergolong sedikit lebih besar bagi Envoy baru namun bagi Rian, itu hanya cadangan darurat.

Keluar dari bangunan Rumah Pelelangan yang megah itu, Rian menyempurnakan posisi kacamata hitamnya dan berbisik kecil dengan nada penuh gaya, "Belanja selesai... Saatnya pulang."

Tujuan berikutnya: Area Perumahan, wilayah tempat tinggal eksklusif bagi para Envoy.

Perjalanan Rian di area Perdagangan terbilang cukup panjang dan menyebalkan bagi Rian seorang. Jujur saja, dalam hati, Rian merasa malas, terasa seperti berjalan memutar tanpa ujung.

Satu-satunya hal yang ingin Rian lakukan saat ini hanyalah duduk manis di rumah, sambil merawat kulit wajahnya dengan penuh dedikasi.

Namun sayangnya, hidup sebagai Envoy tidak semewah perawatan skincare kelas atas.

Kalau saja Rian terlalu malas, terlalu sibuk mengurusi pori-pori wajah daripada melatih diri, bisa-bisa ia benar-benar mati- lagi!

Dan Rian tahu betul, wajah rusak setelah reinkarnasi? Itu lebih tragis dari kematian itu sendiri.

Itulah sebabnya, meski dengan langkah agak enggan, Rian tetap melanjutkan perjalanan. Karena satu hal sudah sangat jelas baginya:

Infinity Room adalah Surga bagi yang kuat... dan Neraka yang panjang bagi mereka yang lemah.

Beberapa waktu berjalan dalam perjalanan yang menyebalkan, pandangan Rian akhirnya tertarik pada sesuatu, seperti ketika melihat skincare premium diskon 80%.

Begitulah kira-kira Rian menggambarkan rasa tertariknya yang tiba-tiba muncul.

Tanpa pikir panjang, Rian segera melangkah cepat menuju sumber ketertarikan itu: sebuah stan kecil yang tampak baru dibuka, namun langsung mencuri perhatian.

"Itu... Sempurna,” gumam Rian pelan dengan senyum tipis. Beberapa langkah kemudian, ia sudah berdiri di depan stan tersebut.

Pandangan Rian langsung tertuju pada daftar barang dagangan yang terpampang jelas di hologram stan, Spesial Bullet.

Setiap peluru memiliki efek unik: meledak seperti granat, menyilaukan seperti flashbang, membakar layaknya flame grenade, hingga menyetrum seperti taser.

Menarik. Sangat menarik.

Di seberang meja, berdiri seorang gadis mungil dengan tinggi tak lebih dari 141 cm. Ia memakai gaun putih, rok sepanjang betis yang sangat indah.

Rambut pirang panjang, mata kuning dengan pupil tajam bak makhluk kuno, aura misterius yang mencolok, dan tentu saja, postur khas yang hanya bisa dirangkum dalam satu kata: loli.

Mata gadis kecil itu membelalak, menatap Rian seolah baru saja menemukan berlian paling langka dan berkilau diantara alam semesta.

Di sisi lain, Rian tetap fokus melihat-lihat peluru-peluru dalam etalase yang tertata rapi. Tatapannya serius, jarinya menunjuk tepat ke arah peluru dengan label Explosive Type.

“Jarang-jarang laki-laki tampan ini tertarik…” ucap Rian dengan nada elegan, “…berikan sekotak peluru kaliber .50 Magnum yang dapat meledak. Harganya 500 Poin Sistem? Tak masalah."

Namun, tak ada respons.

Sunyi. Tidak ada gerakan dari gadis kecil itu, bahkan tak terdengar suara napas. Ia hanya diam, menatap Rian seperti sedang membaca sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh orang lain. Seperti menelusuri lapisan keberadaan Rian sampai ke inti.

Alis Rian sedikit berkerut. Tatapan itu, tajam, dalam, dan entah kenapa... mengganggu. Ada semacam kesan bahwa gadis ini bisa menelanjangi jiwanya hanya dengan satu lirikan.

Tapi tentu saja, peluru-peluru spesial masih jauh lebih penting bagi Rian.

Hingga akhirnya, gadis kecil itu membuka mulutnya dan menyeringai lebar. Dengan gaya penuh kepercayaan diri, ia mengangkat telunjuk dan menunjuk langsung ke wajah Rian.

“Aku tidak menjual peluru spesial apapun padamu,” ujarnya, penuh kemenangan. “Sebaliknya… Rian Andromeda, jadilah Budakku! Aku yakin, kau tak akan pernah menyesal! Bersukacitalah!”

Rian mengerutkan alisnya. “…Budak? Budak apaan? Bersukacita? Mana bisa?"

Tapi Rian langsung menahan diri, matanya menyipit curiga. “Tunggu dulu. Dari tadi kau tidak pernah bertanya namaku. Bagaimana kau tahu siapa aku?”

Gadis kecil itu hanya memiringkan kepalanya sedikit, lalu menjawab dengan nada datar, namun suaranya seperti memantul lembut di udara.

“Kenapa matahari bercahaya?” tanya gadis itu. “Kenapa bulan tidak? Mengapa langit biru tapi laut bisa hitam?”

“…Apa?” kata Rian, heran, memiringkan sedikit kepala.

“Kau bertanya seperti anak kecil, Rian Andromeda.” gadis itu menyipitkan mata tajamnya yang kekuningan. “Bukankah kau punya Six Eyes? Gunakan itu. Cari tahu sendiri.”

Rian terdiam, memiringkan kepala sedikit. Ia bukan orang yang mudah dibuat bingung, tapi untuk pertama kalinya, ia tidak yakin siapa sebenarnya gadis ini... dan kenapa auranya terasa seperti penuh teka-teki.

Di sisi lain, Six Eyes Rian memproses segalanya dengan sangat cepat: setiap gestur, setiap detil, bahkan kemungkinan anomali di balik aura misterius gadis kecil itu.

Hanya butuh beberapa detik bagi Rian untuk mulai merangkai jawaban yang masuk akal.

Pandangan Rian dari balik lensa menatap langsung ke arah mata gadis itu, pupil kuning yang tampak tak biasa.

“…Mata itu… kemampuan khususmu, ya?” tanya Rian dengan pelan.

Gadis itu menyeringai. Kedua tangan disilangkan di dada, “Seperti yang kuharapkan dari Envoy yang menyelesaikan misi pertamanya sendirian, dan mendapat hasil Evaluasi Extreme.”

Alis Rian langsung mengerut. Ia mendengus pelan. “Bahkan itu kau tahu juga?”

Dengan semangat tak tergoyahkan, gadis kecil itu menunjuk ke arah Rian lagi. “Itulah alasannya! Rian Andromeda, jadilah budakku! Tempatmu ada di sisiku! Sebagai milikku!”

Hening beberapa detik. Rian mengedipkan mata dari balik kacamata hitamnya, lalu membalikkan badan tanpa banyak reaksi.

“Maaf,” ujarnya santai sambil melangkah pergi, “laki-laki tampan ini tidak tertarik jadi budak siapa pun. Jadi little princess, aku pergi...”

Melihat Rian pergi menolak tawarannya, gadis itu menghela napas pendek, lalu mengeluarkan sebuah pistol perak dari ruang penyimpanannya. Seolah muncul dari udara kosong, senjata itu langsung diacungkan ke arah Rian.

BANG!

Peluru melesat cepat, membidik tepat ke bagian belakang kepala Rian. Namun, sebelum peluru sempat menyentuh kulitnya, Six Eyes bereaksi. Dalam sepersekian detik, Rian menunduk tajam ke depan.

Peluru itu hanya melesat beberapa inci di atas rambutnya, entah kemana.

Rian langsung berhenti. Kepalanya menoleh perlahan ke belakang, sorot matanya tajam dari balik kacamata hitam, penuh kekesalan.

“Kenapa kau menembak laki-laki tampan ini!?” geram Rian dengan suara penuh nada tersinggung. “Memangnya kau ini bocah, hah!?”

Gadis itu mencelos, lalu meledak marah.

“APA!? BOCAH KAU BILANG!?” bentaknya, dan dengan gerakan dramatis.

Ia mengeluarkan pistol kedua, berwarna hitam dari ruang penyimpan. Kini, masing-masing tangan memegang pistol.

“Aku akan lubangi wajahmu!" kedua pistol, menodong ke arah Rian. "Bajingan narsis!!”

Rian membelalak.

“LUBANGI WAJAH LAKI-LAKI TAMPAN INI!? Kau tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk merawat wajah ini!? Tidak bisa dimaafkan! Ini tidak bermoral! Tidak beradab!”

Gadis itu sudah membuka tembakan lagi.

BANG! BANG! BANG!

Rian berakrobat ringan ke samping, sambil tetap mengomel, “Apa kau ini bocah barbar!? Siapa yang ngajarin etika padamu!? Laki-laki tampan ini mau beli, malah jadi budak!?"

"Siapa yang kau panggil BOCAH!?" balas gadis itu, semakin jengkel.

"Tentu saja kau, wahai Little Princess." ujar Rian, menujuk gadis itu. "Kalo bukan bocah apa? Balita? Batita?"

Dan begitulah, pertengkaran aneh antara si penjual loli pemarah dan Rian Andromeda si laki-laki tampan pun tercipta.

1
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke. btw. chp selanjutnya ada kejutan 😅
total 1 replies
Frando Wijaya
ini....bkn Alice al yg biasa.... melainkn seperti manusia bneran
Frando Wijaya: apa lo Tau fate stay night?...jika lo Tau mka coba cari mna yg penting...jika gk Tau anime itu mka ya sdh jgn lakukan...krn gw sendiri hanya pernah lht sekali....tpi gk semua
Dance Seaweed: kayaknya... akame ga kill kurang cocok. kekuatan dan teknologi rian udah gak ngotak. harusnya akame ga kill sebelum dxd dan sesudah residen evil. 😄
total 6 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Frando Wijaya: Ultron ya? gw dh lupa nma dia...lgian gw hanya inget wajahny aja
Dance Seaweed: oh, soal age of ultron, ya? kalo gitu udah lumayan paham dengan infinity stone 😄

itu robot namanya ultron, dan dia mau bikin tubuh baru dari vibranium dengan mind stone. kalo berhasil, bakal retas jaringan kode nuklir yang membunuh semua orang dibumi.

terus dapat infinity stone lain, dari penjahat lainnya yang ia bunun dan nantinya genosida membunuh semua mahluk hidup di dunia-nya 😆
total 4 replies
Frando Wijaya
seperti biasa.....kta2 Alice al sgt tertusuk wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dance Seaweed: mau bagaimana lagi 😌 lidah alice emang tajem 😌
total 1 replies
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke!!
total 1 replies
Frando Wijaya
oh? sebelom pergi Dunia DXD...apakh...dh tulis surat sebelom pergi Dunia DXD?
Dance Seaweed: yah, begitulah... kira² konsep politik di dxd
Frando Wijaya: yare2 😌
total 17 replies
Frando Wijaya
fake kultivator eh.....gk mungkin Tiba2 jd kultivator bneran kn Thor?
Dance Seaweed: makanya, disela kesibukan Rian bakal sempat cermin 🤣😎
Frando Wijaya: fokus seharian dh cukup tuh....lht cermin Dan bicara sendiri aja dh bkin gw merinding bkn main
total 5 replies
Frando Wijaya
tingkat kesulitan easy...eh....
Dance Seaweed: lumayan dapat gadis untuk di rayu 😏 apalagi... mungkin tar dapat bonus 😏 yang itu tu...
Frando Wijaya: haish... bner2 deh
total 23 replies
Frando Wijaya
gw kira ophis bkl muncul emosi dlm benak secara Tiba2...tpi di luar dugaan....msh tenang seperti biasa
Frando Wijaya
btw next Thor 😃😆
Dance Seaweed: oke, oke sip! 😎
total 1 replies
Frando Wijaya
yg akhir...lbh baik hindari yg...uhuk uhuk 😌...yg itu
Frando Wijaya: nitip benih Dan kabur?....jgn blg....ingin buat anak tpi gk mw tanggung jwb Dan melarikn diri gitu?
Dance Seaweed: istilah kata: nitip benih dan kabur 🤣🤣🤣
total 4 replies
Frando Wijaya
fragile? apa itu?
Frando Wijaya: okelh
Dance Seaweed: ditunggu aja 😅 meski agak lama sih
total 12 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆🤩
Dance Seaweed: yah, liat aja 😌
Frando Wijaya: uhuk uhuk 😌....lo taulh
total 3 replies
Frando Wijaya
next Thor 😃😆
Frando Wijaya
oke! tim riser klh mutlak...tpi syng sekali gw gk bs lht
Frando Wijaya: dr situlh rias Gremory gk latihan jg.... seperti protagonist pria... hyoudou issei
Dance Seaweed: syukurlah kau paham, Rian gak ngincar Rias dari awal 😌
total 10 replies
Frando Wijaya
wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 Sona akhirny menyerah krn frutasi wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣
Frando Wijaya: uhuk uhuk 😌
Dance Seaweed: hmm... merah muda corak belang putih 😌
total 12 replies
Frando Wijaya
ternyata anggota Sona pun kna wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Frando Wijaya
waw! juris milik whamon!
Dance Seaweed: salah satu game yang menyiksa selain basara 🤣🤣🤣
Frando Wijaya: gw Tau gw Tau....cari imajinasi sendiri aja dh sgt sulit
total 7 replies
Frando Wijaya
bahkan Sona nyaris kna emosi wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
Dance Seaweed: bukan kena lagi malahan🤣🤣🤣
total 1 replies
Frando Wijaya
wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 bahkan grayfia pun terganggu Oleh sikap aneh Rian wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣
Dance Seaweed: makanya Ria kayak ada yang dilupain, tapi apa ya🤣🤣🤣
Frando Wijaya: wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣🤣 sedikit jalan tugas Bru inget ttg Dia wkwkwkwkwkwkwk 🤣🤣🤣
total 9 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!