NovelToon NovelToon
SI ANAK BURU TANI

SI ANAK BURU TANI

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter Ajaib / Fantasi Wanita / Bercocok tanam
Popularitas:57.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tirta_Rahayu

Tita, gadis yang hanya hidup berdua dengan ibunya, karena bapaknya tidak mengakuinya. lebih tepatnya, bapak itu menikah lagi setelah ibunya mengandung dirinya. ditambah lagi banyak orang yang tidak menyukai sang ibu, yang hanya seorang wanita buruh tani diladang orang lain.
sampai akhirnya, tita yang saat itu sedang membantu ibunya membersihkan ladang sawah orang, tidak sengaja tersambar petir sehingga mengundang kehebohan. dan Untung saja dia tidak meninggal, tetapi satu hal yang berbeda dari dirinya. dia mendapatkan sedikit kemampuan, yaitu kemampuan meracik herbal-herbal yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian, dan juga untuk perikanan.
lalu bagaimana perjalanan tita setelah berhasil lolos dari maut itu ?
ikuti terus ya teman-teman.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. membeli tanah untuk pertamakalinya

setelah keduanya selesai mandi dan membersihkan diri. kini mereka berdua duduk dan menghitung pendapatan mereka pagi ini. dan ternyata mereka mendapatkan lebih banyak daripada kemarin. mereka mendapatkan nominal uang sekitar rp19.970.000. dan itu adalah pertama kalinya mereka memegang uang yang begitu banyak.

"Alhamdulillah bu!! kita mendapatkan uang yang banyak. kalau begini caranya, kita bisa menabung untuk membangun rumah kita Bu. atau uang ini bisa kita gunakan untuk membeli kebun, atau lahan persawahan." ucap tita memberikan solusi kepada ibunya. sementara uang yang mereka belanjakan kemarin juga masih tersisa banyak.

Ibu Susan yang mendengar penuturan putrinya juga mengangguk dan membenarkan. tapi dia tentu tahu kalau uang ini bukanlah miliknya, tetapi milik putrinya.

"Kamu maunya bagaimana nak..? Apakah kita membangun kios kecil penjualan ikan dulu, atau membangun rumah. atau kita juga membeli tanah di belakang rumah kita ini. kebetulan, pemiliknya ingin menjualnya dengan harga 10 juta." ucap Ibu Susan kepada putrinya

tanah 10 juta sudah merupakan harga yang paling mahal di desa itu. apalagi tanahnya Tak memiliki tumbuhan apapun karena terlihat sudah tidak subur lagi. bahkan, rumput saja yang tumbuh di atas tanah itu terlihat sangat kesusahan untuk mendapatkan asupan makanan dan juga oksigen.

sementara tita yang mendengar penuturan ibunya berfikir sejenak.

uang yang ada di tangan mereka sudah sangat cukup untuk membeli tanah yang ada di belakang rumah mereka ini. ditambah lagi, tanahnya sangat luas dan tentunya bisa juga digunakan untuk membangun kediaman mereka. selain itu untuk memperluas tanah mereka juga.

"boleh deh Bu. beli saja tanahnya. mumpung uang ada."

"kamu yakin nak..? tanah itu sudah tidak subur lagi. makanya, pemiliknya ingin menjual tanah tersebut."

"mm.. tidak apa-apa Bu. walaupun tanah itu sudah tidak subur lagi, tapi kan kita masih bisa membangun rumah di atasnya." ucapnya dengan cukup bijaksana. dan Ibu Susan yang mendengar penuturan putrinya langsung mengangguk setuju.

(dan lagi pula, di kepalaku kembali terlintas cairan tanaman yang bisa mempercepat tumbuhnya tanaman. dan juga sekaligus membantu kesuburan tanah.) batinnya sambil menganggukkan kepala.

"mm.. baiklah kalau begitu. mumpung sekarang masih siang, nanti sore kita ke rumah Pak Burhan ya. untuk menanyakan perihal Tanah ini." ucap Ibu Susan lagi kepada putrinya. tita pun langsung menganggukkan kepalanya.

"baik bu. tita mengerti."

setelah mengobrol singkat dengan putrinya. keduanya pun melanjutkan pekerjaan masing-masing. Tita mencuci pakaian dan menjemurnya. sementara sang ibu, dia kembali melanjutkan untuk memasak ikan yang mereka bawa dari pantai, dan sekaligus ikan yang mereka sisihkan.

*****

tak terasa sore pun menjelang. tita dan juga ibunya langsung bersilaturahmi ke rumah Pak Burhan. Di mana rumah Pak Burhan sedikit jauh dari rumah mereka. dan mereka harus menempuh perjalanan selama 10 menit dengan menggunakan sepeda.

Ya, akhirnya mereka menggunakan sepeda dan berboncengan. lagi pula, tubuh kedua perempuan yang berbeda usia ini tidaklah berat.

Mereka pun akhirnya tiba di rumah Pak Burhan. dan kebetulan, beliau sudah ada di dalam rumah dan tampak sedang duduk mengobrol bersama dengan istrinya.

dan setelah tita memarkirkan sepedanya, Mereka pun berjalan mendekat.

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Pak Burhan dengan istrinya. Mereka melihat ke arah Ibu Susan dan tita. Mereka pun langsung menyambut kedatangan mereka.

"eh Ibu Susan, tita. silakan duduk Bu, nak." ucap sang istri Pak Burhan menyambut kedatangan mereka dengan baik. Ibu Susan dan tita pun langsung merasa sungkan.

"terima kasih banyak Bu." keduanya pun langsung mendudukkan tubuh di kursi yang telah tersedia. sementara istri Pak Burhan masuk ke dalam rumah dan langsung membuatkan keduanya teh hangat.

sementara Pak Burhan, dia memandangi sepasang ibu dan anak itu sambil bertanya.

"ada apa Bu..? apa Ibu membutuhkan sesuatu ?" tanya Pak Burhan kepada Ibu Susan yang notabenenya hampir seumuran dengan anaknya. tapi sayang, anak Pak Burhan sudah lebih dulu berpulang ke pangkuan ilahi. dan Pak Burhan sekarang hanya memiliki satu orang anak perempuan. tetapi anak perempuannya tidak tinggal di sana bersama dengan mereka.

"oh iya maaf mengganggu waktu Pak Burhan. saya dan putri saya datang kemari, bermaksud ingin menanyakan tanah yang bapak jual di belakang rumah kami. kalau boleh, kami ingin membelinya." tutur Ibu Susan tanpa neko-neko. Pak Burhan yang mendengar penuturan itu mengerutkan kening.

bukan tidak percaya dan tidak mau menjual kepada Ibu Susan, tetapi menurut Pak Burhan, harga jual tanah itu sudah cukup mahal. dan tentunya Ibu Susan yang notabenenya adalah dikenal sebagai orang yang tidak punya di desa ini, kemungkinan tidak akan sanggup membelinya.

"Ibu ingin membelinya..? 10 juta. apa Ibu sanggup membayar ?" tanya Pak Burhan bukan memasang tampang meremehkan. tetapi hanya ingin menanyakan saja.

"oh iya tentu saja Pak. kebetulan, uang penjualan ikan kemarin dan juga tadi pagi sudah sangat cukup untuk membeli tanah yang ada di belakang rumah kami itu." ucapnya dengan jujur. Pak Burhan yang mendengar penuturan itu langsung menghela nafas lega. dia sudah dengar beberapa desas desus, kalau Ibu Susan dan putrinya tadi pagi menjual ikan segar yang masih hidup. sehingga ikan itu laris terjual.

"mm. begitu.. baiklah." ucapan Burhan. Ibu Susan dan tita pun tersenyum.

"kami langsung bayar cash sekarang ya Pak Burhan. biar besok, tanah itu sudah bisa kami olah." ucap Ibu Susan dengan hati-hati. Pak Burhan tersenyum hangat dan menganggukkan kepalanya.

"tentu saja boleh bu." sementara istri Pak Burhan itu juga sudah menyediakan minuman tersebut.

"diminum dulu tehnya Bu, nak. selagi masih hangat."

"oh iya Bu. aduh repot sekali.." ucap Ibu Susan merasa sungkan.

"oh tidak repot kok Bu." tuturnya lagi. istri Pak Burhan pun langsung mengambil posisi duduk di samping suaminya.

sementara tita yang memegang uang tersebut dengan cepat mengeluarkan uang sebesar rp10.000.000, dan membayarnya lunas.

Pak Burhan dan istrinya saling memandang. Mereka melihat uang-uang itu dengan tatapan sedikit penasaran dan sekaligus merasa aneh. tetapi karena mereka sudah mendengar berita tentang Ibu Susan dan tita yang menjual ikan, membuat perasaan heran itu sedikit tersamarkan.

"Ini uangnya Pak. tolong dihitung lagi ya pak." ucap tita. Pak Burhan tersenyum dan menoleh lagi kepada istrinya.

"Bu. tolong ambilkan surat tanah sekaligus kertas kosong ya Bu. kalau masih ada materai, tolong bawakan materai itu ke sini juga. kalau tidak ada, tolong Ibu belikan ya." ucap Pak Burhan dengan sopan. sementara istri Pak Burhan yang mendengar penuturan itu langsung mengangguk setuju.

dia pun langsung bergegas masuk ke dalam rumah, mengambil surat-surat tanah, dan sekaligus kertas kosong yang akan diisi dengan surat pernyataan, dan ditandatangani di atas materai.

Pak Burhan benar-benar menyelesaikan hal itu dengan cepat.

"ini suratnya Pak."

"oh iya. terima kasih ya bu." ucap Pak Burhan yang tampak baru selesai menghitung uang tersebut.

"ini surat-suratnya Bu. Dan ini juga surat pernyataan yang sudah saya tandatangani di atas materai. begitu pula dengan istri saya sebagai saksi. nanti malam, kita akan ke sana untuk meminta tanda tangan Pak kepala desa ya Bu. karena di sini juga sudah tersematkan. kepala desa akan menjadi saksi yang pertama, atas penjualan tanah tersebut." dan banyak lagi yang mereka bicarakan tentang hal jual beli Tanah tersebut.

1
Erna Fkpg
pasti itu saudara tiri tita putri pak Surya yg manja
Wanita Aries
Si rese ya yg iri dgn kehangatan keluarga tita
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuut
Wanita Aries
Lanjuttt
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
up yang banyakkkkk plissss 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻😭😭😭
Dewiendahsetiowati
pingin liat reaksi orang2 yang selama ini jahat sama keluarga Bu Susan
Erna Fkpg
duh tua bangka satu ni emang GK inget umur udah bau tanah masih mikirin harta emang klau udah mati bisa dibawa apa
Lala Kusumah
dasar nenek lampir 😡😡😡👊👊
Wanita Aries
Si rukmi gendeng.
Kl surya gak tegas ma rukmi makin hancur dah hidupnya
RJ §𝆺𝅥⃝©💜🐑
semangat buat karya nya
Maria Lina
kok 1 sih kmrn 2 ni 1 hadeh😡😡
Ratu Sanjaya
uhh seruuu banget
Moh Rifti
lanjut
Moh Rifti
up
Irma Minul
luar biasa 👍👍👍
Dewiendahsetiowati
Thor yang bener namanya siapa dibab sebelumnya Anggi dan sekarang Dita
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Maria Lina
jgn lama"up nya thor double"ya ceritanya aku sakua bgus ceritanya💪
Erna Fkpg
ternyata ibu Susan bukan asli anak orang tuanya jangan2 ibu Susan anak orang kaya yg diculik dan dibuang didesa terpencil
Lala Kusumah
gilaaaaa mertua kok jahat banget, untung sudah JD mantan 😡😡😡🙆🙆🙆😵‍💫😵‍💫🫣🫣🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!