Farrel Ananda ,siswa SMA klas sebelas tanpa sengaja bertemu dengan seorang siswi dari kelas yang sama ,saat itu ia baru sampai di gang dekat sekolah dan melihat seorang siswi bernama Kayla yang terikat seluruh badannya dengan dikelilingi oleh para perusuh sekolah di gang dekat sekolah .karena Kayla temannya ,Farrel berjalan santai untuk mencoba menolongnya .
Bagaimana awal pertemuan pertama mereka, dan ikuti kisah dua insan beda frekuensi dalam satu kelas, dan apa yang akan terjadi di masa depan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erik riswana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23 setelah kegiatan di desa Cirame
Karena kejadian yang tidak terduga itu, keduanya terdiam canggung ,tidak tahu apa yang harus dibahasnya .
Untung saja pemilik sawah mencairkan suasana ,Farrel segera membersihkan badannya di tepi sungai yang ada di bawah sawah.
Airnya sangat jernih dan tidak mengandung bahan kimia ,ia sangat senang dan terus membersihkan badannya dengan cara menyelam ke dalam air .
Setelah selesai membersihkan badannya, ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah dia bawa dari rumah, dengan langkah puas ,ia memandang hamparan petak petak sawah yang sudah tidak ada lagi padinya .
" banyak banget ikan kecil di sawah ini " gumamnya mengambil ikan pader yang banyak berkeliaran di sela sela air yang menggenangi sawah .
" yah ukurannya sangat kecil ,nggak kenyang bila makan satu ,apalagi kalau di bakar , pasti tinggal arang doang " gumamnya tersenyum.
Karena tidak ada lagi yang dipikirkannya ,ia kembali ke gubuk ,di mana Kayla sedang membuat laporan tertulis ,sedangkan sang pemilik sawah sedang membersihkan padi padi yang sudah dituai.
Melihat jam di dinding ,menunjukan pukul 1 siang, ia berfikir untuk segera membereskan semua peralatannya, Kayla yang sebelumnya membuat laporan tertulis, juga membereskan barang barang yang dia miliki.
Setelah berpamitan dengan pemilik sawah ,keduanya segera bergegas kembali ke gerbang desa Cirame, di mana sesampainya di sana, keduanya melihat sudah ada sekitar lima puluh siswa siswi berkumpul ,wajah mereka terlihat kelelahan namun ekspresi semua orang sangat puas.
Farrel berkumpul dengan para siswa yang sudah ada di sana ,ia hanya diam dan mendengarkan percakapan seru mereka .
" yo Farrel bagaimana kegiatanmu hari ini ?" Zico Kaulitz datang menepuk bahu Farrel dari belakang.
" oke ,tidak ada masalah ,kalau kamu ?"
" umhh membersihkan halaman seluas lima belas meter ,dalam waktu dua jam baru selesai, " kata Zico tersenyum santai.
" ya kamu cukup beruntung, aku menuai padi di sawah, lumayan panas, tapi selesai pada waktunya, "
" hei bro bagaimana dengan Kaylamu ?"
" hishh ... jangan katakan hal aneh ,kami hanya berteman ," tepis Farrel kesal ,matanya menatap tajam ke arah Zico Kaulitz.
" oke oke jangan marah... ! Lihat Lee mangkok dan Ahmad sudah datang " seru Zico Kaulitz melambaikan tangannya ke arah mereka berdua yang baru datang .
" Lee apakah lancar ?"
" tenang pak Hitler ,semuanya aman " canda Lee mangkok tertawa, memperlihatkan buku catatan yang berisi laporan yang setiap siswa tulis .
" aku membersihkan masjid desa, dan alhamdulillah mendapatkan makanan dari pengurus masjid " kata Ahmad memperlihatkan dua lembar kertas laporan.
" oke oke ... kalian sangat beruntung, lihat Ficky Hashimaru terlihat loyo seperti bertarung lima belas ronde tanpa henti " ucap Zico menunjuk ke arah Ficky Hashimaru yang berjalan santai ,wajahnya sedikit pucat ,dibelakang seorang gadis mengikuti ,berbeda jauh dengan Ficky Hashimaru yang memiliki wajah loyo , gadis itu malah terlihat bersemangat dengan wajah bersemu merah ,terlihat imut bila dipandang dari dekat .
" hei Ficky, ini acara kegiatan ! Kenapa kamu terlihat lesu ?" Farrel tersenyum menepuk tangan Ficky yang basah .
" gimana tidak lesu ,saat kami berdua akan membantu warga ,secara tiba tiba datang seorang wanita paruh baya ,ia meminta tolong pada saya untuk mengambil mangga yang ada di atas pohon, memang sangat ranum, tapi saat aku sampai di tengah pohon bersiap memetik ,tiba tiba aku melihat batu melayang hampir kena aku ,untung saja aku memegang erat cabang pohon mangga, kemudian dengan cepat aku turun dan datang ke arah orang yang melempar batu ke arahku itu " sungut Ficky dengan wajah merah ,menahan kesal .
" terus apakah kamu berkelahi ?" Ahmad tertarik mendengar cerita Ficky yang cukup seru itu .
" hampir saja berkelahi, kalau bukan wanita paruh baya itu pergi ,kemungkinan aku akan berkelahi dengan pemilik mangga sejati itu " kata Ficky menggelengkan kepalanya.
" jadi wanita yang menyuruh kamu mengambil mangga itu bukan pemiliknya ?"
" ya ,setelah dijelaskan oleh Nita ,akhirnya kesalahpahaman telah selesai dan saya meminta maaf atas kecerobohan itu " kata Ficky sedikit kesal .
" hahahaha.... ada ada saja Ficky, "
Plokk !!...
Dari depan suara tepukan tangan keras terdengar hingga ke seluruh siswa siswi yang berkumpul .
Tampak di depan semua siswa, pak Waluyo sebagai ketua pelaksana memandang ke seluruh siswa maupun siswi yang berkumpul itu .
" oke ,adik adik sekalian ,terimakasih atas partisipasi kegiatan bantu bantu warga desa Cirame ,saya harap semua siswa maupun siswi dapat menyerap semua pengetahuan maupun kegiatan yang bernilai positif dari kegiatan inj ,perlu semua ketahui bahwa bantu bantu warga adalah kegiatan ekstrakulikuler yang akan kami canangkan di tahun depan, terutama untuk kelas sepuluh dan sebelas ,para siswa maupun siswi dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan bantu bantu ini ,di masa depan kalian adik adik akan dewasa dan mengerti tentang kehidupan rumah tangga ,ya bapak juga tidak akan panjang lebar dalam penutupan ini ,besok semua kelas akan persentase hasil kegiatan hari ini ,"
Semua siswa maupun siswi mendengarkan ceramah pak Waluyo yang memiliki semangat api 45 ,tidak pernah padam, walaupun usia sudah memasuki kepala empat .
" sehabis kegiatan ini ,saya harap semuanya kembali ke rumah masing masing, sekarang di masa ini ,sudah banyak kerusakan maupun kerusuhan diakibatkan oleh murid ataupun pemuda yang tidak disiplin serta kurang pendidikan ,jadi bapak harap semuanya kembali pulang ke rumah dan membantu kedua orang tua kalian dengan tekun "
" baik pak kami akan mengingat nasihat bapak !"
" bagus ,sekarang bubar !"
Semua siswa dan siswi kembali masuk ke dalam bis dan kembali melaju meninggalkan desa Cirame yang semakin sepi .
Farrel teringat dengan tugasnya ,ia memandang ke arah gunung Tangkuban perahu yang sangat eksostik dan indah, " aku harus kembali bekerja menjaga padi pak Kasim " gumamnya dalam hati .
Sesampainya di sekolah ,semua murid sekolah langsung pulang ,seperti biasa Farrel berjalan kaki ,menolak setiap ada teman sekolah yang mengajak untuk naik ke dalam mobil maupun motor.
Sampai di tikungan ,ia melihat enam belas remaja nakal yang sebelumnya bentrok dengannya .
" hei kalian kenapa ,menghalangi jalanku ini ,cepat minggir...!" Teriak Farrel keras ,ia melayangkan tinjunya ke arah pemuda yang menodongkan pisau khas masa kecil itu.
Ughhtt...!!
Pemuda liar itu terkejut hingga pisau kecil yang dipegangnya terlepas dari tangan .
" sungguh kekuatan yang sangat arogan ,siapa kamu ,?"
" hei bro ,lebih baik kamu menikah dan mengurus keluarga ,daripada luntang lantung tak jelas seperti itu "
" bangsat ,aku tidak butuh dengan nasihatmu ,mati ... !'
Pemimpin geng mulai datang menghadap Farrel yang masih terlihat normal, tanpa ekspresi, walaupun di bawahnya ada beberapa anak buah yang terluka maupun pingsan ,akibat pukulan beruntun yang dilancarkan oleh Liang Yun.
" kamu dan kami tidak ada masalah, kenapa kamu mengacau di area kami ?"
" mengacau ? Tanya saja pada dua anak yang aku pukul tadi di Toserba ,mereka lebih mengacau daripada aku ...!"
" baiklah Hei Ge ... tenang, jangan gegabah ...!"
" humhh...!!"
