NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Drama

Pov Daniza

Di lapangan depan sekolah telah tersedia tenda kecil dengan panggung yang sederhana namun mampu menampung 9 sampai 12 orang, sementara di tanah telah dibentangkan terpal yang cukup panjang sebagai alas untuk menonton pertunjukan drama dari dua kelompok dengan sembilan peserta yang berbeda kelas, dalam rangka perayaan hari jadi Sekolah.

Dari kelas kami sendiri telah terpilih Gato, Winda dan Aca yang telah berdiri didepan sana diperkenalkan oleh MC yang terpilih yaitu Dimas. Acara lantas dimulai ketika seluruh peserta dalam kelompok satu itu telah diperkenalkan, mereka mengusung tema remaja dengan judul 'satu kenakalan adalah potensi dari berbagai drama'.

"Lucu banget penampilan Aca sama Winda kan?" Ujarku pada Lani yang antusias bercerita, kalo penata rias nya itu adalah kaka kelas yang bergaya seperti perempuan tapi sangat ramah dibandingkan kebanyakan kakak kelas yang lain.

"Hari itu lelaki bernama Master, mengajak pacarnya yang bernama Sister untuk menonton acara, dan ketika pulang mereka mampir sebentar dirumah Master dengan alasan?" didepan sana Dimas membacakan narasi dari cerita, sementara Gato dan anak kelas 10 mulai berakting diatas panggung.

"Aku mau ganti baju dulu, baju ini terlalu panas. Kamu masuk saja, dirumah sedang tidak ada orang"

"Sister pun masuk, tapi langsung nyelonong sampai kamar. Tidak sopan, tidak cocok jadi calon mantu Mama mu" ditengah-tengah acara ini, mataku sempat-sempat nya melihat ke arah Haneul yang duduk disisi kanan ku dengan dua jarak penonton.

"Lalu terjadilah hal-hal yang tidak-tidak ditempat itu, karena hanya dengan satu pertanyaan maut dari Sister"

"Badan kamu ngga cape?"

"Tanggapan laki-laki yang berbahaya akan mengarah kemana mana, apalagi yang mukanya kaya aktor satu ini lempeng, keriting, dan suka marah-marah" lalu semua orang tertawa, tak terkecuali Haneul yang terlihat begitu indah.

"Tapi memang aktor ini cukup tampan, tapi belum cukup tampan untuk mengalahkan ketampanan MC yang berdiri disini" melihat kepala Haneul menoleh, aku segera berpaling ke depan sana dimana adegan Gato memiringkan kepala pura-pura hendak berciuman.

"Sayang nya eksperi, Gato kurang rangsang nasi lebih menunjukkan gambaran jijik membuat drama ini jadi hambar, tapi cocok untuk anak sekolah. Drama berlanjut pada, Sister yang panik saat mengabarkan perut nya mungkin akan kenyang sampai 9 bulan."

Diatas panggung Gato dan adik kelas itu memerankan adegan debat, laki-laki nya tidak mau bertanggung jawab dan perempuannya menangis histeris. Lalu drama itu mengarah pada Winda yang sebagan ibu dari pihak perempuan, aktingnya marah diawal namun kemudian tetap menerima anaknya.

"Dan beginilah reaksi tetangga disekitar, dan pembelaan dari ibu laki-laki " adegan lantas berpindah pada beberapa orang yang berkumpul, dan Aca sebagai ibu dari pihak Gato.

"Namanya anak saya laki-laki, yaa kalau diberi siapa yang tidak mau?" Aku menepuk paha Lani, disebelahku untuk menunjuk gaya akting Aca yang terlihat menjiwai.

"Aca hebat banget aktingnya udah kaya aktris benaran " Ujarku sambil menutup mulut, menyembunyikan tawaku ketika adegan mereka bergosip tampak lucu dengan ekspresi yang dibuat sama seperti Ibu-ibu disekitar rumahku.

"Rasa malu yang ditanggung oleh pihak perempuan luar biasa, sampai akhirnya dia memutuskan mengembalikan nyawanya pada pemiliknya" aku menghela napas untuk adegan itu, ikut merasa sedih juga.

"Ibunya menangis histeris menyaksikan itu, anak nya yang malang padahal sebentar lagi akan lulus SMA. Para tetangga akan membicarakan nya sampai tujuh turunan, dan Master hanya mendengarkan sambil membuat asap diudara dan selesai...." aku pun bertepuk tangan, ikut menambahkan tepuk tangan penonton yang lainnya, membuat keramaian tercipta apalagi ditambah dengan siulan.

"Saran nya, usahakan jaga diri entah itu perempuan ataupun laki-laki karena keduanya sama-sama rugi terlepas siapa yang paling besar." Gato menunduk di ikuti adik kelas, "Jika kalian bersalah usahakan untuk bertanggung jawab" pesan itu datang dari Kakak kelas.

"Jangan hilangkan nyawa jadi solusi dari akar masalah hanya karena ribuan orang mencaci, karena jika kau punya satu saja yang berdiri disamping, maka berarti bukan hanya satu jiwa yang hilang"

"Apalagi jika laki-laki seperti Master, lebih baik ajak gelut" kata terakhir dari MC dan mereka pun undur diri, disertai tepukan yang memukau.

"Seru Lan!" Aku menengok kesamping ku, dan aku mengerjap saat melihat siapa yang sekarang ada dihadapanku.

Matanya turun ke bawah dan aku mengikuti tatapan nya yang ternyata melihat dimana tanganku bertengger-di paha Haneul. Aku lantas segera menarik tangan ku, dengan kebingungan bagaimana dia bisa pindah ke samping ku? Dan kenapa aku tidak menyadari aroma Mint ini?

"Maaf, aku kira Lani "

"Dia tadi pergi untuk urusan Absen kelas, dan lupa memberi tahu. Dan...tempat duduknya harus diisi oleh orang lain, kurasa kamu ngga keberatan karena dari tadi paha ku kamu remas dan sesekali kamu usap. Itu tidak sopan Daniza, pelecehan " kata-kata terakhirnya dia eja pelan, dan aku merasa tidak terima untuk itu.

"Lebih ngga sopan kamu, waktu di perpustakan." Dan respon tanganku langsung menyentuh area leherku, dan aku dapati Haneul tersenyum, jantungku pun berdebar tidak karuan.

"Itu berarti kita sama-sama rugi. Tapi jika kamu masih dendam pada waktu itu, kamu bisa membalas nya Daniza, kamu bisa gigit dibagian mana pun yang kamu mau? Ngga apa, jika aku rugi paling banyak" apa dia selalu seperti ini menggunakan kalimat yang seperti ini untuk modus nya? Bukan kah seharusnya aku memandangnya dengan penilaian yang buruk tapi mengapa, aku masih menganggap ini sama seperti godaan yang biasa.

"Ngga perlu" jawabku hendak berdiri, tapi Haneul menahan jas almamater ku.

"Masih ada satu drama Lagi " aku menarik ujung jas ku dari genggaman nya, "Woi...ngga kelihatan, duduk kalo ngga keluar" teriakan orang dibelakang akhirnya membuatku menyerah, aku kembali duduk sambil mencoba melepaskan jas ku dari genggaman nya.

"Haneul, lepas " Diatas panggung MC berganti, dengan kelompok yang juga berbeda.

" Cobalah sendiri, Daniza " senyum tipis terukir dibibirnya, aku menghela napas mencoba meredakan debaran jantungku. Aku menyetuh jari Haneul yang panjang, mengurai nya satu persatu, dan tiap sentuhan itu, aku merasa kesulitan bernapas.

"Daniza, kenapa pipimu merah sekali?" Aku mendongak dan untuk beberapa detik yang terasa lama kami bertatapan, namun suara seseorang dari arah panggung membuatku terkejut dan pandangan kami terputus.

"Jangan menatapnya, begitu kata lelaki itu" dan ketika aku melihat kedepan panggung, itu ternyata Ali yang jadi MC. Nada suaranya tinggi sekali yang ternyata tidak hanya mengejutkan ku tapi hampir semua orang.

Aku melihat Haneul sekali sebelum berdiri, meninggalkan nya disana dan membawa langkahku menjauh. Namun ketika sudah sampai depan kelas, aku menoleh sebentar untuk melihat Haneul yang masih duduk disana menonton drama berikutnya.

Aku lalu menghela napas, seharusnya aku mulai belajar beradaptasi didekat Haneul agar kegugupan ku perlahan-lahan berkurang, tapi nyatanya aku tidak bisa bertahan lebih lama disana untuk meladeni nya bicara atau sekedar diam menonton. Jika begini terus, kapan aku bisa berani mengungkapkan perasaanku.

1
Kesini
oke
Kesini
sampai ileran, seperti gagang depan rumah gue
Abel Peony: Gagang /Sneer/ Ah, mungkin maksudnya gagang pintu
total 1 replies
Abel Peony
Lancang sekali kau adek!
rina Happy
penampakan bidadari/Facepalm/bagus danizaa PD adalah modal utama
Kesini
kasian Han korban orang tua yang gila
Kesini
jadi selera Lo daniza yang malu-malu kucing
Asrar Atma: mungkin malu-maluin /Sob/
total 1 replies
Abel Peony
Sepertinya Han punya masa kecil yang kurang mengenakan.
Abel Peony
Makin bagus aja tulisan lo
rina Happy
ayolah haan jangan buat Rina smakin berharap nanti daniza yg jd korban.
Kesini
kasian Ali
Kesini
wah yakin rasa suka Dimas lebih besar loh
Asrar Atma: hah iyakah?/Scowl/
total 1 replies
Abel Peony
Ciee ....
Abel Peony
Aku dejavu sama cerita ini
rina Happy
kok bisa ya diantara teman2 daniza dan han gak ada yg sadar mereka saling suka,,mereka kan sering tatap2an,,yg sadar malah peran antagonisnya si Rina.
rina Happy
waaaah gilaaa haneul,,walaupun hanya dlm mimpi tp gaya mainnya gak wajar dgn umur segitu/Facepalm/
inimah gaya author/Curse/
Asrar Atma: ini lucu/Sob/
total 1 replies
Kesini
anak Leon ini mah
Abel Peony
Gue di bohongin Author! Kukira benerin, ih. Mana nunggu berhari-hari untuk episode, ini.
Asrar Atma: berhari-hari /Scowl/
total 1 replies
Kesini
han pasti mengikat Rina
Abel Peony
Daniza ... siapa? Aku ngga tau nama panjangnya.
Asrar Atma: udah gitu aja namanya
total 1 replies
Tutuk Isnawati
kasihan daniza yg lemah dan dri kluarga sederhana hrus mghdapi rani yg lebih kuat n kaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!