DI CINTA PRIA-PRIA TAMPAN

Tania masih mematung tak percaya melihat sosok Frisco yang saat ini tengah berdiri diatas pentas sambil memeluk sebuah gitar.

"Ehm, ehm... Tes tes... Satu dua tiga." Suara Frisco lewat microphone mengundang perhatian semua tamu yang ada di ruangan pesta tersebut.

"Om Frisco...!" Chantika bergegas lari menuju pentas dan memeluk pria ganteng yang memang agak narsis dan suka tebar pesona dimanapun dia berada.

"Om mau nyanyi buat Chantika. Okey,!" Pria itu mengedipkan sebelah matanya dan mulai memetik gitarnya ketika Chantika sedikit menjaga jarak darinya.

Beberapa lagu anak-anak yang di colab menjadi satu buah lagu medley meluncur riang dari bibirnya yang bersuara merdu. Seisi ruangan pun jadi ceria dan gembira ketika Frisco bernyanyi. Papi dan maminya serta Chantika juga ikut menari dan bernyanyi mengikuti lantunan lagu yang ia bawakan.

Frisco membawa suasana berbeda di pesta ulang tahun Chantika. Kehadirannya memberi suasana ceria dan meriah, heboh penuh canda tawa. Sambil bernyanyi, sorot mata Frisco tak lepas menatap Tania dan Pak Rudi yang berdiri cukup jauh dari pentas.

Saat lagu itu usai, Frisco mendapat tepuk tangan yang gemuruh dari para tamu yang hadir. Ia pun segera turun dari pentas dan berjalan mendekati Tania dan pak Rudi.

"Om Frisco, gendong!" Chantika mengejarnya dan meminta gendong.

"Kenapa minta gendong sama om?!" Frisco pura-pura mendelik dan berkacak pinggang.

"Emang nggak boleh!?" sungut Chantika masam melipat kedua tangannya didada dengan kedua bola mata tajam menatap Frisco.

"Enggak, om mau godain Tante cantik. Kalo om gendong Chantika, entar om di kira udah punya anak, om jadi nggak laku dong." Frisco pura-pura menolak menggendong Chantika.

Anak perempuan pak Rudi yang imut dan menggemaskan itu, seketika jadi manyun dan menghentakkan kakinya kesal berlari menyongsong Omanya yang terlihat sedang berjalan mendekati mereka.

"Oma, om Frisco nakal!" jeritnya sambil mewek memeluk Omanya yang spontan memeluk Chantika.

"Iya sayang, oom nakal ya? Ayo, biar Oma cubit dia." Bujuk Nyonya Mayang mengajak Chantika mendekati Frisco yang terkekeh geli karena di adukan Chantika pada Omanya.

"Kamu ini ya, bandel! Mami sudah cape nyari kamu sedari tadi!" jemari Nyonya Mayang bergerak cepat menarik sebelah kuping Frisco yang spontan memerah karena ditarik kuat oleh ibu tirinya yang sudah menahan kesal sedari tadi gara-gara kehilangan Frisco.

"Aduh mi. Sakit ini...!" jerit Frisco kelabakan menghindari jemari Nyonya Mayang yang berpindah mencubit lengan dan pinggangnya.

"Biarin sakit. Siapa suruh kamu pergi nggak bilang-bilang sama mami." Omel Nyonya Mayang setalah puas melampiaskan kekesalan hatinya pada Frisco.

Chantika terkekeh geli melihat derita Frisco yang menahan sakit hasil jeweran dan cubitan Omanya. Anak perempuan itu melonjak girang meski mata Frisco pura-pura melotot marah.

"Sekarang mami mau, kamu nurut apa kata mami. Ikut sama mami, cepat!" titah Nyonya Mayang menarik tangan Frisco sembari menuntun cucunya Chantika berjalan mendekati Tania dan pak Rudi yang sedang asyik ngobrol.

Raut wajah pak Rudi seketika berubah, melihat mami dan anaknya serta Frisco makin mendekati mereka berdua. Senyumnya yang tadi mengembang sempurna, jadi surut berganti mode kaku dan tegang.

Sosok Frisco yang dari kejauhan terlihat senyum manis sembari melambaikan tangan dan mengedipkan sebelah mata pada Tania diam-diam tanpa setahu Nyonya Mayang, membuat Tania jadi deg-deg an. Dalam hati ada rasa jengkel juga melihat kelakuan Frisco dan kebohongan pria itu selama ini.

Tapi kalau dipikir, bukan salah Frisco sepenuhnya juga. Tania juga merasa bersalah, karena selama ini tak pernah bertanya dan tak pernah peduli latar belakang kehidupan Frisco yang ia duga cuma anak rakyat jelata biasa.

"Tania, kenalkan, ini loh..., anak Tante yang namanya Frisco." Ucap Nyonya Mayang memperkenalkan Frisco pada Tania yang langsung mengulum senyum dibibirnya.

Sejenak dahinya berkerut, memperhatikan gerak gerik Frisco yang mencurigakan memberi banyak isyarat agar tutup mulut.

Dasar Tania ngeyel, tak mengikuti skenario. Dia malah berucap, "Tania udah kenal Frisco kok Tante. Dia kan rekan kerja Tania dikantor. Kalau dikantor, semua orang manggil dia Chiko. Iya kan Chik, eh, Frisco." Ungkap Tania jujur, dia nggak suka mengikuti permainan drama Chiko yang sudah kelewatan.

Tania nggak mau, ikut berbohong di depan Nyonya Mayang ibu tirinya Frisco alias Chiko yang kelihatan sangat menyayangi anak tirinya itu.

"Hah!? kamu sudah kenal Frisco?!" Nyonya Mayang kaget bukan main.

"Maksudmu Frisco kerja dikantor Rudi? Lalu ganti nama jadi Chiko? Benar begitu?" Nyonya Mayang seolah tak percaya.

"Rudi...,? Frisco!? Apa kalian tidak mau jelaskan sama mami?!" Matanya melotot, menatap anak kandung dan anak tirinya bergantian.

Frisco jadi gemas sama Tania yang dari tadi nggak ngerti dikasih kode apa saja agar tidak bicara jujur.

Rudi yang sudah tahu sandiwara Frisco harus berakhir, terpaksa berkata, "Mami tanya aja sama Frisco. Mami kan tahu, Rudi nggak bisa nolak apapun yang Frisco mau." Jawab Rudi tak berdaya.

Dia cukup tahu diri, selama ini papinya Frisco telah banyak berjasa memberi kasih sayang dan cinta serta materi dalam kehidupan dirinya serta ibu dan anaknya Chantika.

Itulah sebabnya, pak Rudi sulit mencurahkan perasaannya pada Tania yang sedari awal memang sudah membuat Frisco tergila-gila. Adik tirinya itu, sejak pertama bertemu Tania, langsung jatuh cinta dan berani meninggalkan dunia gemerlapnya hanya untuk merebut perhatian Tania.

Lima tahun, Frisco yang jenius bolak balik kerja di kantor Rudi sekaligus mengurus hotel bintang lima Tuan Jaya Atmaja yang sudah diwariskan untuknya. Frisco rela jadi kacung Rudi kakak tirinya asal bisa dekat dengan Tania.

"Frisco, sebenarnya apa maumu sih nak?" Nyonya Mayang merasa prihatin dan kasihan dengan anak tirinya itu, tanpa menyadari ada kekecewaan yang terbersit di wajah pak Rudi anak kandungnya.

Namanya juga Frisco, alias Chiko tengil. Dia cuma cengengesan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu memeluk mami tirinya manja.

"Mami jangan bilang papi ya, please..., Frisco bosen cuma ngurus hotel. Kerja di kantor kak Rudi lebih enak." Rayu Frisco mengecup pipi mami tirinya penuh kasih sayang.

Nyonya Mayang jadi tersipu. Wajahnya merona merah karena di cium anak tirinya yang sudah ia sayangi seperti anak kandungnya sendiri.

"Kamu nggak boleh terus begitu loh Fris, kalau ketahuan papi bisa berabe. Gimana kalau urusan di hotel jadi terlantar? Apa kamu nggak takut papi ngamuk, trus semua asetnya diminta lagi loh...," ujar Nyonya Mayang membelai rambut Frisco lembut.

"Kan ada mami, mami aja yang bujuk papi biar nggak ngomel. Lagian, urusan hotel beres kok mi, Frisco rutin ngecek tiap hari." Jawab Frisco meyakinkan Nyonya Mayang.

Nyonya Mayang hanya tersenyum sumringah membiarkan Frisco tetap bersikap manja layaknya anak balita ngalahin Chantika.

Tania yang sedari tadi memperhatikan sikap manja Frisco pada ibu tirinya jadi terharu. Ternyata, tidak semua ibu tiri itu jahat seperti dalam drama televisi yang biasa ia tonton. Hanya saja, Tania penasaran dengan pak Rudi. Bagaimana perasaan pria itu saat melihat adik tirinya bermanja pada ibu kandungnya.

Diam-diam, Tania melirik pak Rudi yang sedari tadi bersikap pura-pura tak melihat adegan manja Frisco pada ibunya. Pria tampan itu seolah menyembunyikan rasa sedih dan kecewanya dengan menghindar menatap kearah lain.

"Om Frisco, jangan peluk Oma terus! Itu Oma Chantika, bukan Omanya oom!" Teriak Chantika lantang.

BUGH! Aduh..!

Tangan mungil Chantika bergerak cepat memukul pantat Frisco keras dan segera lari saat Frisco mengaduh kesakitan.

.

.

.

BERSAMBUNG

Apakah Frisco alias Chiko nanti ketahuan sama papinya?

Yuk pantau terus ceritanya ya,,,,,

Tinggalkan jejak mu kalau suka 👌

MAKASIH.... 🤗🥰❤️🌹🌹🌹