NovelToon NovelToon
Kekasih Don Juan

Kekasih Don Juan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Dendam Kesumat / Roman-Angst Mafia / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Lionel Danny, adalah pria berpengaruh yang kejam. Karena dendam ia terpaksa menikahi putri musuhnya sendiri.

Namun, tepat setelah pernikahan selesai dilangsungkan, ia justru menghabisi seluruh keluarga istrinya, Maura.

Karena benci dan dendamnya akhirnya Maura sengaja mendekati pria kaya raya bernama Liam. Siapa sangka jika Liam benar-benar jatuh hati kepada Maura.

Mungkinkah Danny luluh hatinya dan berusaha merebut kembali miliknya?

Bagaimana jadinya jika ternyata Liam justru pria yang lebih kejam dari Danny?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Operasi Kuret

Hari menjelang malam. Tiba saatnya untuk Maura beristirahat. Tubuhnya masih lemas usai keguguran.

Danny terlihat pucat karena kurangnya istirahat. Penampilannya bahkan tidak sesempurna biasanya. Ia hanya mengenakan setelan jeans biru, yang dipadukan dengan kaos oblong berwarna putih.

Sepanjang waktu, ia hanya duduk di samping ranjang sembari menggenggam buku jemari Maura. Tatapan matanya sayu bercampur sembab. Bahkan, tepat di bawah kelopak matanya mulai menghitam.

"Apa kamu lapar, Sayang?" tanyanya, ia bahkan mengubah panggilan untuk Maura menjadi "sayang" diikuti dengan sorot matanya yang terus menatap.

Maura mengangguk. "Tapi aku malas makan nasi."

"Mau makan apa? Bubur, roti?" tanya Danny memberikan pilihan.

Wajah dan sikapnya, bahkan jauh dari kesan menyeramkan seperti sebelumnya.

"Terserah saja, asal jangan nasi. Aku juga ingin melihatmu makan. Bukankah Julio bisa menggantikan untuk mebjagaku?" Pandangan Maura berpindah pada Julio yang tiba-tiba datang bersama seseorang berseragam putih.

"Julio, aku akan pergi ke luar sebentar. Apakah kamu bisa menggantikan aku untuk menjaga Maura sebentar? Aku perlu makan dan memberikan dia makanan," terang Danny.

"Biar saya saja yang keluar, Tuan. Tunggulah di sini."

Julio memang sangat pengertian, mungkin itu sebabnya ia selalu berada di sisi Lionel Danny. Dan pria yang terkadang menyeramkan utu tidak pernah menggantikan posisi Julio dengan siapapun.

Danny tidak langsung menjawab, tetapi matanya langsung beralih menatap Maura. Seolah itu adalah isyarat tanya tentang persetujuan.

Diperlakukan seperti itu. Maura rasanya seperti memiliki suami sesungguhnya.

Di waktu yang sama, seorang petugas medis sedang memeriksa kondisi Maura.

"Pak Danny, karena besok Nyonya harus menjalani kuret. Jam terakhir diperbolehkan makan jam 04.00 pagi. Setelah melewati itu, maka Nyonya Maura harus berpuasa hingga tindakan dilakukan," jelasnya.

Danny tersentak. Entah apa yang ia pikirkan sebenarnya. Tetapi ia langsung berkaca-kaca dan meraih tengkuk istrinya. Dikecupnya perlahan puncak puncak kepala Maura.

"Maafin aku ya, kamu lagi sakit tapi harus puasa." Tatapan teduh itu kini berubah seolah tulus.

Mungkinkah suatu saat nanti Danny akan berubah kesetelan awalnya menjadi pria kejam? Entah.

"Iya gak apa-apa. Lagi pula ini dilakukan biar aku sehat. Aku menerimanya dengan hati ikhlas." Maura membalas tatapan mata itu, membuat Danny mengusap lembut anak rambutnya.

***

Menjelang pagi. Danny yang tertidur di sofa sudut ruangan langsung tersentak. Rupanya ia mendengar obrolan Julio dengan seorang petugas medis.

"Ada apa, Julio? Kenapa tidak membangunkan aku?" Suara parau khas bangun tidur itu, bercampur dengan ekspresi kaku.

"Tidak ada, hanya saja Nyonya perlu diambil darahnya untuk melakukan test lab. Tidur saja, Tuan. Aku bisa mengurus ini semua. Lagi pula aku tidak sendiri, di luar ada banyak orang yang bisa kusuruh," jelas Julio, mencoba mengurai rasa cemas majikannya.

Meskipun Julio sudah berusaha memberikan pelayanan terbaiknya. Rupanya itu tak cukup mampu menenangkan pria itu.

Ada rasa takut kehilangan besar terpampang Di wajahnya. Ia melihat Maura dipasang alat rekam jantung, sementara Julio masih berdiri pada jarak tak jauh darinya, kakinya langsung berdiri bangkit dan mendekati.

Dengan gerakan cekatan, Danny langsung menarik tirai pembatas untuk menutupi istrinya.

"Julio, lain kali sebaiknya kamu menunggu di luar, jangan pernah berdiri di dekat istri saya ketika dia dalam kondisi setengah telanjang. Apa kamu mengerti? Aku bisa memecatmu jika kamu melanggar!" desisnya.

Julio hanya membungkuk diikuti anggukan persetujuan setelahnya.

***

Matahari bersinar cukup terik, cahayanya bahkan terasa panas saat berhasil menembus kaca jendela kamar pasien rawat inap.

Danny semakin gelisah melihat Maura semakin lemas. Mungkin saja itu karena efek dia berpuasa.

"Julio, tolong tanyakan ke dokter. Kapan akan dilakukan tindakan, istriku lebih baik istirahat di rumah. Di tempat ini dia tidak nyaman. Berikan perintah juga pada para petugas keamanan di rumah, agar mereka segera mensterilkan kondisi. Aku tidak mau ada penyelinap lagi. Kau mengerti, Julio?" Kini raut wajah Danny seolah penuh penekanan.

Julio langsung menggangguk. "Baik, saya akan lakukan sekarang."

Pria itupun akhirnya pergi dan berlalu meninggalkan Danny dan Maura.

Di waktu yang sama, ia mendengar suara tangisan bayi dari kamar sebelah. Suaranya sangat keras. Bahkan Maura bisa mendengarnya.

Danny langsung reflek menatap istrinya. Ada rasa bersalah yang terpampang jelas di wajahnya.

Mungkin, karena istrinya ditempatkan di kamar bersalin. Tetapi tidak ada bayi yang bersama mereka setelah ini, kecuali luka yang tertinggal.

"Sabar ya, semoga cepat dilakukan tindakan. Lalu kita pulang. Kau menginginkannya, bukan?" Danny memeluk Maura, lalu keduanya menangis bersama.

"Aku tidak pernah sesedih ini. Setiap hari aku tersiksa, muntah. Setiap hari juga tubuhku lemas. Selalu mengantuk di pagi hari. Aku membencinya, Danny. Tetapi sepanjang malam dia tidur di perutku." Maura memeluk erat Danny.

Wanita itu seolah ingin melepaskan semua kesedihan yang ia rasakan.

'Suami seharusnya melindungi, tapi apa yang aku lakukan. Maafkan aku, Maura. Pada waktunya nanti kamu akan mengerti semuanya. Jika orang tuamu memang pantas mati. Begitu banyak korban orang-orang tidak bersalah.' Batin Danny sambil menatap dan mengurai pelukannya.

"Kita bisa memulai dari awal. Kira bisa memiliki bayi lagi. Aku janji, tidak akan keras kepadamu seperti sebelumnya. Tapi, bisakah kamu memberiku waktu untuk membuktikan jika aku tidak seburuk yang kamu kira?"

Maura mengangguk. Ia tak banyak bicara lagi setelahnya.

Sebelum operasi kuret di mulai. Danny sendiri yang menemani Maura ke kamar mandi. Ia bahkan tidak pernah meninggalkan wanita itu meski sebentar saja.

Dan kini, akhirnya tiba saatnya dua orang perawat menjemput Maura. Mereka membawakan kursi roda ke ruangan itu.

"Kenapa tidak membawa ranjang yang dipasang roda di keempat sisinya saja?" tanya Danny.

"Nyonya akan berganti pakaian operasi di dalam ruang operasi. Ini hanya kuret. Bukan operasi besar, jadi Bapak tenang saja. Silahkan ikut kami dan menunggu di depan." Salah satu perawat itu membantu Maura duduk lalu mendorongnya.

Sepanjang operasi kuret, Danny terus mondar-mandir di depannya. Tak lama berselang, Julio datang sambil setengah berlari ke arahnya.

Ekspresi wajah pria kekar itu terlihat gelisah. Membuat Danny semakin penasaran dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Napas Julio masih terengah-engah. Tetapi tak lantas mencegahnya menjelaskan segalanya.

"Tuan, Liam tidak di makamkan."

"Apa maksudmu?" tanya Danny dengan rahang mengeras.

"Dokter sudah mengirimkan jenazahnya. Tetapi seluruh anak buahku tidak menemukan pemakaman yang memakannya." Julio masih menata napasnya.

Belum selesai Danny membahas masalah itu. Tetapi ia sudah dibuat terkejut dengan terbukanya kamar operasi.

Maura, masih dengan pakaian serba hijau lengkap. Terlihat lemas dalam kondisi matanya terpejam.

Namun, bukan itu yang membuat Danny merasa sedih. Tetapi karena Maura terus mengigau dan mengatakan sumpah serapah untuknya.

Sebenci itukah Maura? Semakit apa rasanya? Luka sebesar apa yang diciptakan suaminya hingga dalam alam bawah sadar pun ia mengatakan membencinya.

"Aku menyesal menyetujui pernikahan kita, Danny. Seharusnya aku tidak menuruti ayah."

1
Nina_Melo
kok aku sedih ya baca part ini
iqbal nasution
keren
Lintang Lia Taufik: Terimakasih ya. 😊🙏
total 1 replies
Nina_Melo
next
Nina_Melo
Sebenarnya, adiknya mati apa masih hidup?
Nina_Melo: Iya kak. semangat ya
Lintang Lia Taufik: Ditunggu di part selanjutnya. Terimakasih sudah mampir membaca Kak.
total 2 replies
Nina_Melo
next dong
Nina_Melo
Mantap, lanjut....
Nina_Melo
mana lanjutannya Kak?
Samantha
Hohoho, makin seru
Dini Anggraini
Semoga bunda author lekas sembuh ya saya sudah baca novelnya bunda yang judulnya obsesi sang presdir tapi endingnya menyedihkan ya bun karena marshanya bunuh diri gak kuat sama cobaan hidupnya.🙏🙏🙏🥰🥰🥰
Dini Anggraini: sama2 bunda🥰🥰🥰
Lintang Lia Taufik: Wah terimakasih. Jika berkenan, Silahkan baca Bunga Desa Terdampar di Kota. Novel sedih menyayat hati, Nobel tersebut adalah karya pertama saya. Terimakasih banyak Kak, atas supportnya yang luar biasa
total 2 replies
ASHLAN DINENDRA
semngat kak suka ceritanya
update lebih bnyk lgi sehari 2-3 bab hehe...
Lintang Lia Taufik: Siap Kak, ditunggu ya. Semoga bisa Boom Bab. Aku padamu lah ya. 🥰❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Dini Anggraini
Bunda author sampai sejauh ini lo babnya kenapa gak di jelaskan apa yang di lakukan keluarganya Maura kepada keluarga dani sampai dany membunuh semua keluarganya Maura kecuali adiknya yang masih koma sampai sekarang ataukah dany salah alamat sebenarnya bukan keluarga Maura yang membunuh keluarganya?
Lintang Lia Taufik: Sama-sama. Selamat membaca dan semoga suka.
Dini Anggraini: Terima kasih banyak bunda 🥰🥰🥰🥰
total 5 replies
Samantha
Seru
Samantha
Baru pembukaan langsung suka
Teddy
Keren
Teddy
seru
Nina_Melo
Menegangkan
Nina_Melo
seru
Nina_Melo
Selalu suka karyamu
Nina_Melo
Suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!