NovelToon NovelToon
AKU YANG DIANGGAP HINA

AKU YANG DIANGGAP HINA

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pelakor / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:614.5k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Perut itu harusnya di isi dengan janin, bukan dengan kotoran mampet!”

Ara tak pernah menyangka, keputusannya menikah dengan Harry, lelaki yang dulu ia percaya akan menjadi pelindungnya, justru menyeretnya ke dalam lingkaran rasa sakit yang tak berkesudahan.

Wanita yang sehari-harinya berpakaian lusuh itu, selalu dihina habis-habisan. Dibilang tak berguna. Disebut tak layak jadi istri. Dicemooh karena belum juga hamil. Diremehkan karena penampilannya, direndahkan di depan banyak orang, seolah keberadaannya hanyalah beban. Padahal, Ara telah mengorbankan banyak hal, termasuk karier dan mimpinya, demi rumah tangga yang tak pernah benar-benar berpihak padanya.

Setelah berkali-kali menelan luka dalam diam, di tambah lagi ia terjebak dengan hutang piutang, Ara mulai sadar mungkin, diam bukan lagi pilihan. Ini tentang harga dirinya yang terlalu lama diinjak.

Ara akhirnya memutuskan untuk bangkit. Mampukah ia membuktikan bahwa dia yang dulu dianggap hina, bisa jadi yang paling bersinar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Pagi itu, Puspa memutuskan untuk membeli test pack setelah tiga hari merasa mual dan sempoyongan. Apalagi, sudah empat minggu wanita bertubuh pendek itu mengalami telat datang bulan.

Jantungnya berdebar-debar ketika melakukan uji coba dengan alat pendeteksi kehamilan, senyumnya mengembang—dua garis merah muncul di benda pipih itu.

“Mas Harry pasti senang ....” Gumamnya saat teringat betapa Harry sangat menginginkan keturunan sejak masa pernikahan pertamanya.

Puspa keluar dari kamar mandi, menuju ruang tamu—menunggu Harry yang masih memilih pakaian di kamar.

Sejenak, Puspa melirik ke ponsel suami yang tergeletak di samping cangkir teh yang sudah kosong. Senyuman licik merekah dibibir, ia menyambar ponsel tersebut dan mencari kontak Ara—lalu buru-buru menyimpan ke ponselnya.

Jemari berhias kutek merah mulai sibuk mengetik, ia mengirim sebuah pesan beserta foto hasil test pack ke nomor Ara.

Puspa : Hallo mantan istrinya, Mas Harry. Apa kabar? Apa masih sibuk mencari pundi-pundi rupiah? Aku cuma mau ngabarin kabar baik nih, Mbak. Alhamdulillah, aku hamil—berhasil mengandung anak Mas Harry. Ternyata benar ya, kamu yang mandul, hahaha. Kalau aku boleh kasih saran ya, Mbak, lebih baik kamu nggak usah nikah lagi deh kedepannya. Kasian yang jadi suami kamu kelak—ibarat kata, ngeluarin modal cuma untuk beli mesin rusak.

Setelah mengirim pesan tersebut, Puspa mengambil sepasang sepatu kerja milik Harry sambil tergelak.

Tak lama kemudian, Harry keluar, buru-buru mengenakan sepatu kerjanya—tanpa menoleh ke arah Puspa yang sedari tadi sudah senyum-senyum sendiri.

“Mas, aku hamil,” kata Puspa sambil tersenyum tipis. Ia menunjukkan hasil dari alat pendeteksi kehamilan.

Sekilas, Harry melirik pada benda pipih yang menunjukkan dua garis merah. Tak ada senyuman bahagia seperti kebanyakan pria yang menantikan keturunan dari sang istri. Wajahnya sangat datar, tatapan matanya pun seakan hambar.

“Kamu yakin, itu anakku?” tanya Harry sinis.

Test pack yang ditunjukkan Puspa seketika terjatuh. Mata wanita yang tengah berbadan dua itu seketika panas, berkaca-kaca.

“Kamu bilang apa barusan, Mas?!” tanya Puspa dengan dada yang sesak.

“Kamu yakin, kalau janin yang kamu kandung itu anakku?” ulang Harry sekali lagi. “Kamu nggak lupa, kan? Kamu pernah bercinta dengan pria buncit itu?”

Puspa mendelik saat sang suami kembali mengingatkan tentang pelecehan yang juga sempat membuatnya menjerit nikmat pada beberapa bulan yang lalu.

“Tega kamu ngomong begitu, Mas?! Padahal Pak Dika nggak sampai keluar! Lagipula, aku juga sudah haid berkali-kali sejak kejadian itu! Sampai hati kamu nggak menganggap buah hati kita, padahal selama ini kamu selalu menantikan keturunan!” teriak Puspa kesal dan kecewa.

“Ya, benar. Aku memang menantikan keturunan.” Harry menoleh, menatap Puspa datar. “Tapi bukan dari rahim kamu, Pus. Melainkan dari rahim Ara.”

Setelah mengucapkan kalimat yang sangat menyakiti istrinya, Harry berlalu begitu saja, berangkat kerja—meninggalkan Puspa yang sudah berlinang air mata.

.

.

Sementara di sebuah rumah yang tak seberapa luas, Ara menangis dalam diam. Tangannya memegang roti yang baru digigitnya satu kali, sementara tangan yang satunya—menggenggam erat ponsel yang menunjukkan pesan dari Puspa.

“Lho, Ar, kenapa? Kok menangis?” dari pintu warung, Bu Farida menatap Ara di meja makan.

Buru-buru Bu Farida menghampiri. Menepuk pelan punggung sang putri—otomatis tangisan Ara semakin menjadi-jadi.

“Kenapa? Ada apa? Coba cerita sama Ibu.” Bu Farida menarik kursi, duduk di samping Ara.

“Ter_nyata be_ner, Bu. Ara ya_ng man_dul.” Suara Ara terbata-bata, ia lekas menyeka bulir bening yang membasahi pipi. “Pus_pa ha_mil, Bu ....”

Bu Farida tak langsung menjawab, ia menunggu sampai Ara puas menangis dan sedikit tenang.

“Kamu kan sudah pernah periksa ke Dokter waktu awal-awal pernikahan, kan?” tanya Bu Farida.

Ara mengangguk pelan.

“Masih ingat apa yang dikatakan Dokter?”

Ara kembali mengangguk.

“Apa coba yang dibilang Dokter?”

Ara menarik napas dalam-dalam. ”Dokter bilang, nggak ada yang bermasalah sama kami berdua, Bu. Rahim Ara sehat.”

“Nah, lalu kenapa kamu malah menangis sekarang?”

Alih-alih menjawab, Ara justru menunjukkan pada ibunya—pesan yang dikirim Puspa. Setelah membacanya, Bu Farida menghela napas pelan. Ia paham perasaan Ara, putrinya tengah berkecil hati.

“Ara ... anak itu adalah rezeki dari Allah. Kalau belum dikasih—ya berarti, memang belum rezeki. Ar, Allah itu maha baik, maha tau. Kamu lupa separah apa sifat pengecut nya Harry? Dan betapa zolimnya keluarga Harry sama kamu? Bisa jadi, Allah sengaja tak memberi—karena Dia lah sebaik-baiknya yang maha mengetahui.”

Ara menunduk, terdiam, tetapi air matanya kembali menitik.

“Ibu benar,” kata Ara akhirnya. “Allah lebih mengetahui, bahwa mungkin ... inilah yang terbaik untuk Ara.”

“Berbaik sangka lah pada Allah ya, Nak. Merayu lah di setiap sujud mu. Ibu yakin seyakin-yakinnya, Allah sudah menyiapkan yang terbaik untuk kamu.”

Bu Farida memeluk begitu erat—begitu hangat.

*

*

*

1
Jamayah Tambi
Tq Athur
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak sudah berkenan membaca karya sederhana ini, Kakak.
total 1 replies
Jamayah Tambi
Tahnoah.Setelah 4 tahunenokah.Akhirnya Allah beri kebahagiaan
Jamayah Tambi
Tahniah Ara n Elan.Buah kesabaran mu Ara membuahkan hasil yg bwrlipatvganda
Jamayah Tambi
Semua dah berjodoh.Tinggal Wulan.
Jamayah Tambi
sekali saja nikahnya dgn Elan.
Jamayah Tambi
Itu dah mcm pemandangan biasa.Rasa hidup di Barat tp nyata masih di sebuah negara Islam yg Islam sebagai agama resmi negara.
Jamayah Tambi
Memang kamu2 ini suka mengatain orang ya.Orang dah mula berubah dikatain .Bila masa dian bisa tobat dgn tenang
Jamayah Tambi
Ibu2 ni memang tak dak keja lain ke.Asik nak mengatain orang.Sana balik rumah sapu2, masak ,lipat kain dan mop2 lantai.Ini kerja mencari salah orang lain jer.
Dae_Hwa💎: Aok, mcam tak de kerje lain ke.
total 1 replies
Jamayah Tambi
Ingatkan Si Davan menyukai Wulan.Rupanya Adura/Drool/
Jamayah Tambi
Wah ada yg mau nikah
Jamayah Tambi
Baru tau
Jamayah Tambi
Apa yg susah
Jamayah Tambi
Jepitingnya sudah mati ke madih hidup.Sat lagi ada yg kena sepit ketam.Eh kepiting
Jamayah Tambi
Siapa nama tuh jantan tu Budi ya.Perasan sangat Oo nak cari bini tp nk yg mandiri supaya tak perlu dinafkahi.Memang ada jantan tak guna macam ni.Nak menempel harta dan titik peluh isteri.Jd suami nk goyang kaki saja./CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
Dae_Hwa💎: besepah jantan mcm ni, Kak
total 1 replies
Jamayah Tambi
Jangan menjada lama2 Ra.Banyak fitnah yg datang.
Dae_Hwa💎: Betol tu.
total 1 replies
Jamayah Tambi
Kamu kan tau masakan padang itu enak,terutama gulai ketinp sapi sama daging masak lemak.Apa lagi ada dendeng goreng rangup .
Dae_Hwa💎: sedap niannn
total 1 replies
Jamayah Tambi
Menyesal memang tak pernah duluan
Jamayah Tambi
Nak tunggu apa lagi.Lama dah Ara menjanda ,kamu pula bujang telajk.Ok la tu.Tambah2 dihati kalian ada cinta
Jamayah Tambi
Tak usah mrlayat,klu hati tak ikhlas Ara.Buat sakithati.
Jamayah Tambi
Aku kira anak saja yg tulah.Rupsnya ada juga ibu yg ketulahan.Apakah bolah dikatalan ibu durhaka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!