Kabut Asmara

Alistie terkejut, matanya membulat dengat tatapan mengarah pada sang mantan kekasih. "Licik? gue yang licik?"

"Iya! aku tau kamu pasti bakalan nuduh Halisa yang udah jebak kamu." ucap Farhan.

Alistie mengeratkan giginya, sungguh ia sangat membenci ini, dalam hal apapun Farhan selalu membela Halisa. sedangkan dirinya? mereka sama sekali tidak memberikan kesempatan sedikitpun untuk Alistie bicara dan menjelaskan segalanya.

"Lepasin dia Al..." pekik Andre dari lantai atas, pria bertubuh sempurna tersebut melangkah menuruni tangga menghampiri Alsitie dan yang lainnya.

"Ndre aku bisa jelasin."

Andre meraih kepala Alistie dan mengelusnya perlahan, "Kamu gak perlu jelasin apapun."

Farhan dan Halisa terkejut, keduanya sama-sama langsung membulatkan mata begitu mendengar pernyataan Andre.

"Aku percaya sama kamu."

Alistie menelan salivanya, ia pikir Andre akan mempercayai semua yang telah ia lihat. tanpa mencari tahu kebenarannya seperti layaknya di dalam film. jauh dari itu ternyata Andre mempercayai Alistie jika bukanlah dirinya yang melakukan hal tersebut.

"Tapi semua udah jelas, permen itu ada ditangan Alistie." tegas Halisa kesal.

Andre tersenyum menyeringai menatap kearah Halisa, kemudian berkata. "Aku lebih percaya sama, Alistie." sejenak Andre mengalihkan tatapannya kearah Alistie menggenggam kuat tangan gadis tersebut. "Cinta itu harus didasari kepercayaan," Cup... Andre mengecup pucuk kepala Alistie, "Anggap ajah ini bukti keseriusan aku, salah atau bener aku tetap percaya sama kamu."

Entah mengapa Farhan merasa jika Andre telah menyinggung dirinya, pria itupun langsung menarik tangan Alistie. "Al, bukan maksud aku buat belain Halisa, tapi..."

"Lepas..." Alistie menepis tangan Farhan dan langsung berdiri di belakang Andre, "Usir dia Ndre, aku gak mau liat mereka."

"Alistie! lo jangan keterlaluan ya, gimanapun gue adalah ibu dari Loli. meskipun sekarang kalian udah bersama, gue masih punya hak atas anak gue." pekik Halisa jengkel.

"Loli gak butuh seorang ibu seperti kamu." sahut Andre spontan.

"Tapi aku..." Halisa mencoba berusaha agar Andre tetap bersimpatik padanya.

"Keluar..." ucap Andre dingin.

"Tapi..."

"Alistie udah nyuruh kalian semua keluar! sebaiknya kalian pergi sekarang." tegas Andre meninggikan suara.

Merasa jengah melihat Halisa yang terus berusaha, Farhan pun memilih keluar meninggalkan rumah tersebut dengan penuh amarah. ia merasa terhina, terhianati dan dipermalukan.

"Hann, tunggu Aku..." pekik Halisa mencoba mengejar kekasihnya tersebut.

Melihat kedua pasangan itu berlalu, Alistie menghembuskan nafas lega. ia langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa dengan tangan memijat pelipis perlahan.

"Kamu sakit?" tanya Andre mendudukan bokongnya disebelah Alistie.

Dengan cepat gadis itu menggelengkan kepalanya, ia langsung menatap Andre intens dengan mata menggenang. "Kenapa kamu belain aku?" tanya Alistie.

"Karna kamu gak salah." sahut Andre spontan.

Alisti berdecak, dengan bibir yang mengerucut dan dahi yang mengerut gadis itu langsung memeluk Andre dengan erat. "Aku gak amu tau setelah ini kamu harus nikahin aku!"

Andre tertawa kecil, ia membalas pelukan Alistie dengan tangan yang mengelus punggung gadis tersebut. "Kamu tenang ajah, besok Mamah aku bakalan dateng kesini, dan aku berencana ajak dia buat nemuin kedua orang tua kamu."

Alistie melepaskan pelukannya, sungguh ia sendiri kebingungan harus mengatakan apapun. Andre tidak hanya mencintai Alistie dari sisi ucapan, tindakan dan hal lain pun cukup membuat Alistie merasa yakin jika Andre memang tidaklah main-main dengan perasaannya.

"Kamu denger, aku percaya yakin sama kamu. kalo aku udah ngomong cinta kamu itu artinya aku udah nerima segalanya tentang kamu."

Alistie meneteskan air matanya, ia benar-benar beruntung telah dicintai oleh sesosok pria seperti Andre. tidak hanya sempurna dalam bentuk fisik, dalam hal prilaku dan kepribadianpun Andre layak diacungi jempol.

"Al, kok kamu diem terus." tanya Andre mengerutkan dahi.

"Terus aku harus ngapain? aku gak bisa ngomong apa-apa lagi. pokonya aku mau nikah secepatnya titik." tegas Alistie penuh penekanan.

"Kamu ini kan penulis, aku yakin disetiap judul novel kamu ada adegan kaya gini. kalo tokoh cowo lagi romantis harusnya kamu jawab apa kek basa-basi gitu." ucap Andre sebal, merasa ocehannya tidak tiganggapi.

Alistie mengerucutkan bibir, ya memang Alistie selalu menaruh begitu banyak adegan romantis disetiap novel-novelnya. Namun kehidupan cerita novel dan dirinya sangatlah bertolak belakang, dalam menghadapi situasi sepeeti ini bahkan Alistie tidak mampu berkata apapun selain meneteskan air mata karna terharu.

"Kamu masih belum ada perasaan ya sama aku?" tanya Andre dingin.

Alistie menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Terus kenapa diem?"

Alistie mendongak menatap Andre tajam. "Aku gak mau banyak omong, aku maunya bertindak."

Merasa heran dengan tanggapan Alistie, pria itu pun semakin mendalamkan lipatan didahinya. "Maksud kam..."

Cup... Belum sempat Andre menyelesaikan ucapannya, Alistie langsung menempelkan bibirnya pada bibir Andre dengan penuh kelembutan. spontan hal itu membuat Andre terkejut, matanya sampai membulat saat merasakan kehangatan bibir Alistie yang mulai melu*mat bibirnya.

LIKE KOMEN DAN VOTENYA DONG, KECEPATAN UP TERGANTUNG KALIAN.