NovelToon NovelToon
Ambil Saja Suamiku, Kak

Ambil Saja Suamiku, Kak

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Selingkuh / Romantis / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:103.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Riana pikir kakaknya Liliana tidak akan pernah menyukai suaminya, Septian. Namun, kecurigaan demi kecurigaan membawanya pada fakta bahwa sang kakak mencintai Septian.

Tak ingin berebut cinta karena Septian sendiri sudah lama memendam Rasa pada Liliana dengan cara menikahinya. Riana akhirnya merelakan 5 tahun pernikahan dan pergi menjadi relawan di sorong.

"Kenapa aku harus berebut cinta yang tak mungkin menjadi milikku? Bagaimanapun aku bukan burung dalam sangkar, aku berhak bahagia." —Riana

Bagaimana kisah selanjutnya, akankah Riana menemukan cinta sejati diatas luka pernikahan yang ingin ia kubur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Langkah Septian bergema di sepanjang lorong yang sepi. Setiap hentakannya terasa berat, seolah ia sedang memikul seluruh kesalahan hidupnya. Suara riuh para tamu dari aula di kejauhan perlahan memudar, tertelan oleh dentum jantungnya sendiri yang berdetak kencang di dada.

Tangannya masih gemetar, napasnya memburu. Ia berhenti di depan cermin besar di ujung lorong dan menatap bayangannya sendiri. Wajah yang dulu tegas kini tampak rapuh, matanya merah, dan dasi hitam di lehernya terasa seperti jerat yang mencekik perlahan.

“Riana…” bisiknya lirih, hampir tak terdengar. Nama itu meluncur dari bibirnya seperti doa yang berpadu dengan penyesalan.

Ingatan-­ingatan berkelebat dengan cepat, saat ia mendorong Riana dan tak peduli padanya, saat bibirnya tega mengucapkan kata talak. Ia sebenarnya mengingat semuanya, hanya saja gengsi menutup akal sehatnya. Ia terlalu percaya bahwa meskipun memperlakukan Riana dengan buruk, wanita itu akan tetap berdiri di sisinya. Nyatanya, ia salah besar.

Sekarang, semuanya tampak terlambat. Atau mungkin… belum.

Ia meraih ponsel dari saku jas, jari-jarinya sempat berhenti di atas layar sebelum akhirnya mengetik satu nama, kontak sang istri yang masih tersimpan rapi. Nomor yang selalu ia hubungi, yang selalu berakhir di suara operator. Namun kali ini, ia tetap ingin mencoba peruntungan. Siapa tahu, nomor Riana sudah aktif. Siapa tahu, Riana telah membuka blokirnya.

Sayangnya, hasilnya tetap sama. Tak ada perubahan.

“Riana… maaf. Aku salah. Tolong kembali padaku,” ucapnya lirih.

“Jika kamu kembali, apa pun akan aku berikan padamu, sayang.”

Sekali lagi Septian menatap wajahnya di depan cermin. Baru saja pesta pernikahan yang direncanakan Liliana yang ternyata adalah jebakan untuknya telah berakhir.

Mengingat nama Liliana, bola mata Septian memantulkan cahaya tajam.

“Ya… selama ini Liliana penuh kelicikan. Waktu di rumah sakit, dia bisa membuat Riana datang. Pasti ada caranya untuk menghubunginya,” gumam Septian pelan, nada suaranya sarat keyakinan. “Wanita itu pasti tahu di mana adiknya berada.”

Ia menarik napas panjang, menegakkan tubuh, lalu melangkah cepat menuju ruang rias pengantin wanita. Hanya butuh beberapa menit hingga ia tiba di depan pintu itu dan langsung membukanya tanpa mengetuk.

“Tian, ada apa?” tanya Liliana santai, tanpa sedikit pun menunjukkan rasa bersalah. Jemarinya sibuk membersihkan sisa riasan wajah, dibantu tim perias yang tampak gugup oleh kehadiran Septian.

Tanpa sepatah kata pun, Septian memberi isyarat agar mereka meninggalkan ruangan. Para perias saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya bergegas keluar, meninggalkan Liliana seorang diri.

Begitu pintu tertutup, suasana berubah hening dan tegang. Septian melangkah perlahan, namun matanya tajam dan dingin. Tatapan itu cukup untuk membuat dada Liliana berdebar cepat.

Ia spontan berdiri dari kursinya, mencoba menjaga jarak. “Tian, tidak perlu pasang wajah seperti itu,” ujarnya tergesa, suaranya mulai bergetar. “Di luar sana masih banyak orang. Kalau sampai terjadi sesuatu padaku… kamu yang akan rugi.”

Septian berhenti hanya beberapa langkah di depan Liliana. Tatapan matanya menusuk, begitu tajam hingga membuat wanita itu menelan ludah dengan gugup.

“Rugi?” suara Septian rendah tapi mengancam. “Kamu pikir aku peduli soal itu, Liliana?”

Liliana mencoba tersenyum, meski bibirnya bergetar. “Aku cuma—”

“Berhenti mengancamku.” Suara Septian memotong tajam. “Kamu sudah mendapatkan apa yang kamu mau.”

Ia mendekat satu langkah lagi, hingga Liliana bisa merasakan hawa dingin dari nada suaranya. "Tapi aku kehilangan hal paling berharga di hidupku. Dan semua itu karenamu.”

Liliana menunduk, jari-jarinya menggenggam kuat kain gaun pengantinnya. “Aku hanya ingin kamu sadar, Tian… Riana bukan perempuan baik. Semua yang terjadi—”

“Cukup!” bentak Septian, membuat Liliana tersentak. “Jangan berani sebut nama Riana dengan nada itu!”

Keheningan kembali menyelimuti ruangan. Liliana perlahan mengangkat wajahnya, menatap Septian dengan mata yang mulai berkaca. “Kamu masih mengharapkannya, ya? Setelah semua yang terjadi?”

Septian mendekat, menatap Liliana dalam-dalam. “Aku menyesal telah mempercayai kamu dan mengorbankan dia.”

Suaranya bergetar, tapi tetap tegas. “Dan kali ini, aku akan menemukan Riana. Apa pun caranya.”

“Menyesal pun tidak ada gunanya, Tian,” balas Liliana sinis, meski nadanya terdengar goyah. “Riana sudah pergi. Lagi pula, untuk siapa kamu mau tunjukkan penyesalan itu?”

Emosi Septian meledak. Ia meraih leher Liliana, menekannya dengan genggaman kuat. Liliana terperanjat, tangannya berusaha melepaskan cengkeraman itu sambil terbatuk dan tersengal.

“Lepas…!” serunya tertahan di tenggorokan.

Wajah Septian mendekat, matanya penuh amarah dan luka yang menahun.

“Selama ini aku selalu berkompromi dengan diriku sendiri demi persahabatan kita,” ucapnya dengan suara berat. “Aku sempat berpikir kalau aku menyukaimu… tapi ternyata aku salah besar. Itu bukan cinta, Liliana. Hanya obsesi masa mudaku, rasa tidak terima karena dulu kamu lebih memilih Irfan.”

Genggamannya perlahan melemah, tapi tatapannya tetap menusuk.

“Jadi ingat ini baik-baik,” lanjutnya dingin, “meskipun kamu berhasil mendapatkan identitas sebagai Nyonya Prawira di mata publik, saat pemilik aslinya kembali… kamu harus menyerahkannya kembali.”

Liliana mengusap lehernya yang masih terasa nyeri setelah Septian melepaskannya. Napasnya tersengal, tapi bibirnya justru melengkung membentuk senyum sinis.

“Dia tidak akan pernah kembali!” ujarnya dengan nada menantang.

Septian menatapnya tajam, sorot matanya berkilat oleh amarah.

“Jadi kamu tahu di mana dia?” suaranya rendah namun menggetarkan udara di antara mereka.

Liliana refleks mundur selangkah. Ia tahu tatapan itu, tatapan yang dulu bisa membuat siapa pun tunduk. Tapi kali ini, rasa takut bercampur dengan kecemasan.

Selama ini, bukan karena anak buah Septian tak mampu melacak keberadaan Riana. Semua laporan yang diterima Septian adalah hasil manipulasi darinya. Dialah yang memerintahkan mereka memberikan kabar palsu, menutup setiap jejak yang bisa mengarah ke Riana.

Dan kini, di balik wajah dinginnya, Liliana tahu satu hal pasti, hari ini Riana telah berangkat ke Sorong. Ia bahkan tahu sang adik sudah bertemu dengan keluarga Alif.

“Liliana, jawab aku!” bentak Septian, suaranya menggelegar di ruangan sempit itu.

Liliana terkejut, tapi cepat menegakkan dagunya, mencoba menyembunyikan rasa takut yang mulai merayapi tubuhnya. “Untuk apa kamu mencarinya, Tian? Semua sudah berakhir!” ujarnya tajam, meski nada suaranya bergetar.

Septian melangkah maju, membuat Liliana semakin terdesak ke meja rias di belakangnya. “Berakhir?” ucapnya dingin. “Tidak ada yang berakhir sebelum aku menemuinya. Aku ingin dia mendengar sendiri kalau aku menyesal… kalau aku salah.”

Liliana menggeleng, matanya mulai memanas. “Menyesal tidak akan mengubah apa pun! Kamu sudah menghancurkan hidupnya! Riana tidak akan kembali padamu, bahkan kalau kamu sujud sekalipun!”

Tangan Septian mengepal kuat, napasnya berat menahan amarah yang nyaris meledak.

“Jadi benar kamu tahu di mana dia,” ucapnya dengan nada menekan.

Liliana membuang pandangan, enggan menjawab. Namun sikap itu justru menjadi jawaban yang paling jelas.

Septian menatapnya dalam, tajam dan penuh kekecewaan. “Kamu sudah mengatur semuanya, ya? Dari awal. Semua jebakan, semua kebohongan…” Nada suaranya merendah, tapi sarat luka. “Kamu bukan cuma menghancurkan Riana, tapi juga aku. Kakak macam apa kamu ini?”

Liliana tetap diam. Keheningan yang ia ciptakan membuat dada Septian sesak. Frustrasi, lelaki itu akhirnya berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Liliana seorang diri di ruang rias yang kini terasa hampa.

Begitu pintu tertutup, keheningan itu berubah menjadi gema tawa lirih. Liliana menunduk, mengusap lehernya yang masih terasa perih, lalu tertawa pelan, tawa yang terdengar lebih seperti luka daripada kemenangan.

“Aku, kakak macam apa?” gumamnya dengan nada getir. “Aku begini juga karena ingin hidup, Tian. Kenapa kamu menyalahkanku?” Ia menatap pantulan dirinya di cermin, senyumnya pahit. “Kalau bukan kamu yang memulai semuanya, aku juga tidak akan berada di posisi ini.”

Liliana menatap wajannya sendiri di depan cermin, air matanya menetes tangannya mengepal kuat-kuat. Entah ia harus marah pada siapa, Septian, Riana atau bahkan pada dirinya sendiri.

1
arniya
Sinta musuh dalam selimut.......
Dewa Rana
artinya sudah jatuh talak satu
Dewa Rana
kasian riana
Maizuki Bintang
bgs
Ariany Sudjana
ini dua hama harus disingkirkan, yang satu sudah amnesia, padahal dulu sudah talak Riana. yang satu nenek lampir yang selalu playing victim
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: dito mau menyingkirkan lili kah?
total 1 replies
Ma Em
Buang Liliana dan Septian yg jauh agar TDK mengganggu Riana dan Alif , lbh baik Riana dana Alif secepatnya segera menikah agar TDK diganggu lagi oleh Liliana dan Septian .
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: jangan lupa ikut kondangan kak🤭
total 1 replies
Neng Saripah
apa mungkin sinta ya pelakunya 🤔🤔🤔
Ma Em
Riana terlalu lemah dan tdk tegas makanya kelemahan Riana banyak dimanfaatkan orang termasuk kakaknya sendiri si Liliana , karakter Riana kurang bagus Thor tdk cerdik 🙏🙏🙏
kalea rizuky
karakternya lemah oon jg
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: berasa pengen gapok terus bisikin sadar woy riana sadar
total 1 replies
arniya
apa Sinta dalangnya??!
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: apa iya dia?
total 3 replies
Kenick Cafe
geregetan am mak lampir liliana
Rezqhi Amalia: permisi kak, siapa tahu kakak minat mampir dikaryaku yang berjudul 'Dipaksa Menikahi Suami Sahabatku'

terimakasih sebelumnya 🤗💐
total 2 replies
Ma Em
karakter Riana terlalu lemah tdk tegas hrs nya seorang dokter itu cerdas tdk bodoh , masa selalu kalah dari Liliana , harusnya Riana lawan Liliana jgn lemah makanya Liliana mudah menindas Riana .
Dede Bleher
talak 3 dong!
tk bisa kembali 🤣🤣🤣🤣.
kecuali di mantan Istri nikah dulu
Ida Sriwidodo
Masalahnya muter2 trus kk..
Tapi mang salahnya Riana.. jadi perempuan kelewat naif jadinya mengarah ke bodo
Gampang banget di manipulasi
Ngga punya pertahanan diri.. huft!
Satu sisi kasian.. satu sisi lagi gumuss..
Bersyukur sekarang ketemu Alif yang bener cinta dan tulus
Cobaa ketemunya kayak Septik tank lagi.. wis runyam..
Ngga bakal ada hepi endingnya.. nelongso truss 🤦🏻‍♀️
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: sad ya kak 🤭
total 1 replies
Ariany Sudjana
Riana kamu jangan diam saja dong, sudah tahu kakak kamu itu selalu memanipulasi fakta
Mundri Astuti
dasar mak lampir...dah tau watak kakakmu begitu, jangan didenger ucapannya Riana
𝐇⃟⃝ᵧꕥ📴𝓗𝓪𝔂𝓾𝓻𝓪𝓹𝓾𝓳𝓲: dia baik loh aslinya
total 1 replies
arniya
ada aja pengganggu....
Ariany Sudjana
Riana ini bodoh atau gimana sih, masih juga percaya sama Liliana, padahal ybs selalu playing victim dan memutar balikkan fskta
Setyowati Setyowati: disini karakter Riana di buat lemah .. sebenernya sy kurang suka 🤭🤭 sy suka yg tegas di balik sifat lemah lembut
total 3 replies
Noey Aprilia
Hadeeuuuhhh.....
kdang gmes sm riana yg lmah bgt....
yg kuat dong,tgas gt...jgn dkt2 nangis....
Ma Em
Thor coba Liliana musnahkan saja dari bumi ini daripada hidupnya membuat orang susah saja lbh baik secepatnya Liliana buang kelaut aja heran ada kakak begitu jahat pada adiknya sdh rumah tangganya dia hancurkan sekarang malah Riana yg mau dia hancurkan harusnya seorang kakak itu melindungi bkn untuk membuat sang adik menderita .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!