Antara Cinta Dan Dendam

Kenzi mendatangi, Resti dengan tatapan marah.

"Resti! Apa maksud semua ini?, jelaskan!."pekik Kenzi

"Ka...kamu salah paham mas!,"Resti terbata bata.

"Salah paham kamu bilang!, salah paham bagaimana? Jelas jelas kamu pegangan tangan sama dia!."kenzi berteriak sambil menunjuk kearah Devan

"Aku sama dia gak ada apa apa, kamu harus percaya sama aku, Mas!."Resti mencoba jelaskan kepada, Kenzi

"Halah! Gak usah banyak alasan kamu!,"pekik Kenzi.

"Mas tolong dengerin penje ...,"Resti belum selesai bicara tangan nya langsung di genggam kuat oleh Kenzi.

"Kamu mau jelasin apa lagi, haah? Semua nya sudah jelas Resti!," bentak Kenzi yang masih menggenggam pergelangan tangan, Resti sangat erat.

"Aaah ...! Sakit ...!, lepasin aku, Mas!."Resti merintih kesakitan

Sementara, Devan yang menyaksikan pertengkaran itu. Hanya tersenyum sinis, sambil merekam aksi pertengkaran mereka.

Setelah merekam pertengkaran, Devan pura pura menolong Resti dari cengkraman Kenzi.

"Hey, lepaskan dia! Jangan kasar sama cewe!."tegas Devan

"tidak, usah ikut campur lo!,"bentak Kenzi sambil tangan kirinya menunjuk Devan.

"gue bilang, lepasin dia!."tegas devan dengan suara lantang

Tangan, Devan berusaha melepaskan tangan Kenzi.

"apa sih lo!. Gue bilang gak usah ikut campur, pergi lo dari, Rumah gue!."bentak Kenzi semakin emosi

Pertengkaran mereka di lihat oleh warga, semua nya tengah berbisik membicarakan mereka.

Devan menonjok wajah, Kenzi dengan keras. Sampai akhirnya cengkraman nya lepas.

"Sialan, elo. Ya!."bentak Kenzi membalas pukulan, Devan

Mereka pun saling tonjok, sedang kan warga hanya menonton tak ada yang memisahkan mereka.

"Stop ...! Udah, jangan berantam!."pekik Resti

"Heh..., diam kamu, Resti!,"bentak Kenzi sambil terus menonjok Devan.

"Tolong... pisahin dong, Bapak-Bapak jangan pada diam aja!."pekik Resti

Akhir nya Ada 2 orang, Bapak-Bapak paruh baya yang memisahkan perkelahian mereka.

"Kenzi... Kamu tenang dulu, bisa di selesaikan dengan cara baik baik kan?."ujar pak ahmad sambil memegang Kenzi dari belakang

Akhirnya perkelahian mereka berhasil di hentikan oleh ke dua laki laki paruh baya tadi.

"Mohon maaf, sebaik nya Mas nya pergi aja dari sini. Dari pada nanti jadi makin ribut."seru salah satu warga

"Iya... Maaf ya, Bapak dan Warga sekalian udah buat keriuhan di sini."ungkap Devan

Kemudian, Devan masuk kedalam mobil, menyalakan mesin, lalu melaju pelan.

Di dalam mobil, Devan memegangi bekas pukulan Yang mendarat di wajahnya tadi.

"Akkkhh..! Sial benar deh. Kalau bukan karna Erika gue malas dekati Istri orang!,"ucap Devan kesal

Ia meminggirkan mobil nya, lalu berhenti.

...****************...

jam 09.00 Wib.

Matahari sudah mulai terik, di tengah keramaian taman kota Jakarta. Terlihat orang orang sedang jogging, ada yang melakukan yoga, dan ada juga orang yang sedang bermeditasi.

Aku baru saja selesai jogging, keringat mengucur deras di kening dan leherku.

Aku memutuskan untuk istirahat sejenak di bangku panjang yang ada di taman.

Tiba tiba, ada panggilan masuk dari seseorang. Dan aku segera mengangkat telpon nya.

"Iya, halo, Van...?."Seru ku

"Er, kamu dimana?."sahut, Devan dari sebrang sana

"Aku lagi di taman, habis jogging. Kenapa?." tanya ku

"Er, aku mau kasih kejutan sama kamu!."ungkap Devan

"Hah... Kejutan?, kejutan apa?."tanya ku penasaran

"Ya, aku akan kirim ke kamu sekarang vidio nya!."ujar Devan

"Vidio apaan sih? Dev!"tanya ku lagi

"Udah kamu lihat aja. Itu sudah aku kirim."ucap Devan

Aku penasaran sama vidio yang dikirim, Devan.

Aku segera memutar vidio yang dikirim oleh nya.

Betapa terkejut nya aku melihat vidio itu, yang ternyata itu adalah vidio pertengkaran, Resti dan Kenzi.

Aku tersenyum sinis, merasa rencana ku berhasil.

Telepon Devan masih tersambung di Hp ku.

"Hallo, Er... Gimana kamu sudah lihat vidio nya?."Devan bertanya kepada ku

"Sudah, amazing. sesuai dengan rencana yang aku buat!."ucap ku sambil tertawa licik

"Lanjutkan. Elo harus bisa menghancurkan Rumah tangga mereka!." perintah ku kepada Devan

"Buset... Dendam apa sih, Elo sampai segitu nya ingin hancurin mereka?."tanya Devan penasaran

"Aku akan cerita semua nya, tapi gak sekarang!."tegas ku

"o...okey!."sahut Devan

"yaudah aku tutup dulu telepon nya."ucap Devan

Telepon berakhir, aku langsung menyimpan handphone ku di kantong jaket hoodie ku.

Aku tersenyum sinis. "ini belum seberapa, Kenzi. Kamu harus merasakan apa yang aku rasakan,"

Kemudian untuk pulang, dan meninggalkan taman.

dan sesampai dirumah aku mengetuk pintu.

Tok...

Tok...

Tok...

"Mama...! Mbok...!,"aku mengetuk pintu.

"Iya, Bu. Sebentar ya!."sahut Mbok Siti

Tak lama kemudian pintu dibuka.

"Bu,Erika. udah selesai jogging?."sapa Mbok Siti

"Iya, Mbok. Ya, sudah, saya mau bersih bersih dulu ya...!"ujar ku sambil tersenyum tipis

"Iya, Bu."seru Mbok Siti singkat

Langkah ku terhenti dan menoleh ke belakang.

"Oh, iya. Mbok, Alya mana?."aku menanyakan Alya

"Alya, ada di kamarnya. Sedang menggambar, Bu."sahut Mbok Siti

"Oh, okey. Kalau gitu saya ke kamar dulu."Ucap ku

"Baik, silahkan Bu ..."ucap Mbok Siti

aku melanjutkan langkah ku, ke kamar.

Beberapa saat kemudian, aku selesai mandi dan badan ku terasa sangat segar.

Kemudian aku keluar dari kamar, lalu berjalan menuruni tangga dengan suasana hati yang tenang.

"Erika... Mama mau bicara sama kamu!,"seru Mama Amara memanggil ku.

"Iya, Ma ...? Mau bicara apa?."tanya ku penuh selidik

"Gini, Er... Emmmmh!!,"Mama Amara terlihat ragu untuk mengatakan nya dan wajah nya tampak begitu serius.

"kenapa, Ma?."aku semakin penasaran

Bersambung...

HAI !!! PARA READERS KIRA KIRA APA YA, YANG MAU DI BICARAKAN MAMA AMARA SAMA ERIKA?.

PENASARAN!! TUNGGU DI BAB SELANJUTNYA YA READER.

JANGAN LUPA DI LIKE, KOMEN DAN BERIKAN DUKUNGAN KALIAN.

DAN JANGAN LUPA JUGA NIH SUBSCRIBE BIAR KALIAN GAK KETINGGALAN.

{HAPPY READER}.