❗ PERHATIAN ❗
Cerita ini hanya ada di noveltoon saja.
Reel karya author astiana cantika, kalau ada yg plagiat mohon di laporkan 🙏.
Cassandra Stacey Atmaja, adalah anak yatim piatu yg di adopsi oleh wanita paruh baya, dan menjadi anak angkat kesayangan nya.
Suatu malam ibu angkat Cassandra meninggal karena suatu penyakit, sebelum kepergiannya, ibu angkat Cassandra mewariskan sebuah rumah mewah yg terletak di desa Wangun sangit dan perusahaan yg bergerak di bidang properti di kota J.
Sebelum kematian ibu nya. ternyata ibu nya menyimpan sebuah rahasia besar yg membuat Cassandra begitu terkejut dengan fakta tersebut.
Nantikan kisah Cassandra selanjutnya!
happy reading 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 BERTEMU KAKEK BODANG
Cassie pun hampir limbung kalau saja tidak di tahan oleh Nina.
"Lo GK apa-apa Cas.?" Ucap Nina.
"Gue gak apa-apa Nin, gue sungguh gak nyangka ternyata mimpi gue bener, berarti pemuda yg membawa penari itu adalah kakek buyut." Ucap Cassie syok.
Dan lagi-lagi mereka pun di Kejutkan oleh penampakan seorang wanita di hadapan mereka dengan wajah yg cukup cantik sedang tersenyum menatap mereka semua.
"Tolong antar kan jasad ku pada suami ku, dan kubur kan aku dengan layak." Ucap arwah Wulandari.
Dan seketika arwah Wulandari pun menghilang dari hadapan mereka.
"Kemana tu penari cantik, gak salah dia minta antar pada suami nya, emang suami nya masih hidup ya.?" Ucap Rick bingung dengan ucapan arwah tersebut.
"Iya juga ya, panjang bener umur suami nya kalo begitu, masih hidup jaman sekarang, mungkin seumuran kakek buyut Bu bos." Ucap Justin.
"Btw kita mau antar ni mayat kemana,? Rumah suami nya aja kita kagak tau." Ucap Rick.
"Gue tau, ayo kita bawa mayat itu." Ucap Cassie.
Ivan dan Sagara pun membawa mayat Wulandari yg masih di bungkus selimut tersebut keluar dari ruang bawah tanah.
Sedangkan Narendra, dirinya tengah menggendong cassie yg tampak kelelahan.
.
.
Lebih dari setengah jam mereka berjalan menyusuri lorong bawah tanah, kini sampai lah mereka di tangga menuju kamar kakek buyut Cassie.
Setelah menutup kembali pintu itu dan di pajang kembali cermin besar itu, mereka pun membopong kembali mayat itu menuju mobil limusin mereka dengan di letakkan di atas meja di depan kursi-kursi yg berjejer di mobil tersebut.
Aksi mereka sampai saat ini tak di ketahui oleh maksu dan keluarga nya karena saat ini maksu bersama suami dan anak nya tengah menuju kota untuk berbelanja bulanan khusus untuk keperluan di vila tersebut.
Beberapa saat kemudian mobil mereka pun sampai di depan rumah sederhana bergaya pedesaan.
Secara kebetulan di depan rumah tersebut seorang kakek tua dengan rambut memutih dan sebuah tongkat yg tampak hampir lapuk.
Kakek tua yg bernama bodang suami nya Wulandari kini tengah menatap kedatangan para anak muda di hadapan nya pun menoleh dengan mata sayu nya yg penuh tanda tanya.
"Apakah betul kakek yg bernama kakek bodang.?" Ucap Cassie hati-hati.
Walaupun pendengaran nya tidak terlalu nyaring di telinga nya, tapi kakek bodang masih bisa mendengar ucapan Cassie.
"Y-ya saya kakek bodang, ada keperluan apa kalian kemari nak.?" Ucap kakek bodang dengan suara halus khas kakek-kakek.
"Begini kek, kami ke sini ada keperluan penting bersama kakek, ini menyangkut tentang Wulandari, penari cantik desa ini pada zaman nya." Ucap Cassie lembut.
DEG
Kakek bodang terkejut dan tanpa sadar air mata kesedihan pun mengalir di pelupuk mata tua nya yg sayu.
"Apa yg kalian ketahui tentang istri ku nak, sudah puluhan tahun istri ku tak kunjung kembali, apa salah satu dari kalian adalah cucu nya bersama laki-laki lain." Ucap kakek bodang tampak sendu.
Puluhan tahun kakek bodang hidup sendiri tanpa siapapun di sisi nya bahkan ia tak juga menikah sampai saat ini setelah hilang nya istri nya yg bernama wulandari.
Sampai-sampai kakek bodang berspekulasi bahwa istri nya telah pergi bersama laki-laki lain meninggal kan diri nya seorang diri.
Di karenakan cinta nya telah habis di berikan pada sang istri Wulandari, kakek bodang pun sampai saat ini masih berharap bahwa Wulandari akan datang menemui nya.
Tiba-tiba Cassie pun bersimpuh di hadapan kakek bodang dengan air mata mengalir karena perbuatan kakek buyut nya.
"Kakek maaf, tolong maafkan keluarga kami, sungguh aku baru mengetahui hal ini kakek, aku merasa bersalah terhadap mu, maaf maaf maaf kakek hiks hiks." Ucap Cassie dengan tangis pilu nya karena diri ya turut merasakan kesedihan kakek bodang gara-gara perbuatan kakek buyut nya saat dulu, andai kakek buyut nya tidak memaksakan kehendak dan merenggut kebahagiaan suami istri yg saling mencintai itu, pasti keadaan nya tidak akan seperti ini.a
"Kami akan mempertemukan kakek bersama istri kakek." Ucap Cassie.
Kakek bodang pun bingung dengan apa yg di jelaskan Cassie, kenapa gadis ini meminta maaf begitulah pikir kakek bodang.
Tak lama kemudian Ivan dan Sagara pun menurunkan buntalan selimut yg berisi jasad Wulandari lalu membawa nya dan meletakkan nya di hadapan kakek bodang tepat nya di atas dipan depan rumah.
"Apa ini nak.?" Ucap kakek bodang perlahan dengan nada penasaran.
"Maaf kakek." Ucap Ivan, lalu dirinya pun membuka bungkusan selimut tersebut.
Terlihat lah jasad wanita dengan pakaian yg masih utuh walau sudah pudar warna nya, dan tusuk rambut yg masih melekat di rambut panjang milik Wulandari.
*
(kalau kalian bingung Jasad kering nya seperti apa, lihat lah ritual ma'nene Toraja).
.
.
Kakek bodang sungguh terkejut dengan apa yg mereka perlihatkan.
"Apa ini, seperti jasad.?" Ucap kakek bodang penuh tanya.
"Ini jasad Wulandari, istri kakek bodang." Ucap Cassie.
DUAR
Kakek bodang jatuh terduduk di kursi bambu sambil memandang jasad yg katanya adalah istrinya yg selama ini di nanti nya itu.
Saat ini sudah pulang dengan keadaan tidak bernyawa dan bahkan pakaian yg tampak kusam tersebut adalah pakaian yg terakhir istri nya kenakan saat berpamitan akan menghadiri hajatan di kampung sebelah sebagai sinden dan penari untuk memeriahkan acara tersebut.
"Istriku Wulandari." Ucap kakek bodang bergetar, dengan susah payah kakek bodang bangkit dari kursi nya yg di bantu oleh Ivan untuk menghampiri jasad istrinya.
Kakek bodang pun memeluk jasad istrinya dengan penuh kerinduan dak kesedihan mendalam.
"Apa yg terjadi pada mu istri ku.?" Ucap kakek bodang dengan tangis yg menyayat hati.
Mereka yg sedari tadi berdiri menatap kakek bodang pun tak kuasa menahan air mata nya.
Cassie pun memeluk Narendra dengan erat sambil menangis sedih melihat betapa besar nya cinta kakek bodang pada Wulandari yg rela menanti kabar istri nya sampai puluhan tahun.
Kini Kakek bodang pun bertemu dengan istrinya tapi dalam bentuk jasad yg sudah mengering betapa terpukul nya hati kakek bodang melihat hal itu.
Kakek bodang pun menatap sekumpulan anak muda di hadapan nya.
"Apa terjadi pada istri ku, kenapa kalian mengantar nya dalam keadaan seperti ini, kenapa kalian tidak mengubur nya.?" Ucap kakek bodang.
Cassie pun menceritakan tentang kejadian-kejadian yg menimpa mereka dan juga tentang mimpi yg dialami Cassie yg menggambarkan kisah-kisah tentang kejadian naas yg menimpa Wulandari dan kakek buyut nya, dan bagaimana mereka bisa sampai ke ruang rahasia milik kakek buyut Cassie, tapi satu yg tidak Cassie temukan, yaitu keberadaan lukisan besar gambar Wulandari yg di lukis oleh kakek buyut nya sendiri.
Bersambung.