NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Cupu

Pembalasan Istri Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Janda / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Nurr

"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.

Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.

Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.

Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Amel terkejut melihat suaminya, Nanda, berciuman dengan wanita lain di depannya. "Mas," lirih wanita itu, dan suaranya menghentikan aksi berciuman mereka. Nanda kaget melihat Amel dan tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya.

"Amel!" serunya, tapi Amel tidak peduli dengan penjelasannya. Amel mendekat dengan mata berkaca-kaca dan menatap wanita itu dengan senyum getir.

"Kalian—" ucapnya, lalu dia menatap Riska dengan nada menyindir.

"Kamu seorang wanita, tapi kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu berselingkuh dengan suami orang?" Riska tersenyum dan tidak terlihat malu.

"Maaf ya! Aku tidak berniat berselingkuh dengan suami Mbak, hanya saja kami—" Tapi sebelum Riska selesai berbicara, Amel memotongnya dengan tamparan keras. Plak! Riska terkejut dan terbelalak karena tamparan Amel. Nanda langsung melerai dan mencoba menenangkan situasi.

“Amel, jangan seperti ini! Ini bukan tempatnya," katanya sambil menarik Amel. Tapi Amel tidak mau diam dan terus menatap Riska dengan marah.

"Kamu memang wanita tidak tahu malu! Berani-beraninya kamu mencuri suami orang lain!" Amel berteriak, suaranya keras dan penuh emosi. Riska masih memegang pipinya yang ditampar dan menatap Amel dengan tatapan dingin.

"Aku tidak mencuri suami orang, Mbak. Aku hanya—" Tapi Amel tidak membiarkannya melanjutkan.

"Aku tidak peduli apa yang kamu lakukan! Yang jelas, kamu harus tahu diri dan menjauh dari suamiku!" Amel berteriak lagi, suaranya semakin keras. Nanda mencoba menarik Amel pergi dari tempat itu, tapi Amel menolak.

"Biarkan aku! Aku ingin menyelesaikan masalah ini sekarang juga!" Amel berontak dan berusaha melepaskan diri dari pegangan Nanda.

Situasi semakin memanas, dan banyak orang mulai memperhatikan mereka. Riska terlihat tidak peduli dengan keadaan sekitar dan tetap menatap Amel dengan dingin.

"Aku tidak akan pergi sebelum masalah ini selesai," katanya dengan nada datar. Amel semakin marah dan merasa harga dirinya dilecehkan.

"Kamu memang wanita hina! Berani-beraninya kamu berani-berani mencuri suami orang lain!" Amel berteriak lagi, suaranya semakin keras dan penuh emosi. Nanda semakin kesal dan merasa situasi semakin tidak terkendali.

"Amel , berhentilah! Ini bukan tempatnya untuk berteriak-teriak," katanya sambil menarik Amel lebih keras.

Tapi Amel tidak mau diam dan terus melawan. "Biarkan aku! Aku ingin menyelesaikan masalah ini sekarang juga!" Amel berontak lagi, suaranya semakin keras dan penuh emosi. Situasi semakin memanas, dan banyak orang mulai memperhatikan mereka dengan lebih serius. Riska masih menatap Amel dengan dingin, sementara Nanda semakin kesal dan merasa tidak bisa mengendalikan situasi.

Pipi Riska yang mulus itu terhempas ketika tangan Amel menamparnya. “Mau ngomong apa kamu? Tidak berniat berselingkuh? Lalu tadi ciuman itu apa?” tanya Amel dengan nada marah.

Riska menatap Amel dengan tatapan tajam, tangannya mengepal karena emosi. Jika tidak ada Nanda, mungkin dia sudah menyerang Amel. “Amel!” bentak Nanda, berusaha melerai situasi. “Apa yang kamu lakukan!” Nanda menghempas tangan Amel, mencoba menenangkan keadaan. Amel menatap Nanda dengan mata berkaca-kaca, “Mas, kamu... Bahkan kamu tidak minta maaf sama aku setelah kamu ketahuan...” ucapnya, suaranya bergetar karena sakit hati.

Nanda kemudian menatap Riska, “Maaf ya, kamu tidak apa-apa kan? Istriku memang agak...” Ucapannya tertahan ketika Amel menariknya dengan keras. “Ayo kita pulang!” seru Amel, tidak tahan lagi berada di tempat itu. Matanya mendelik kepada Riska, penuh dengan kemarahan. Nanda terpaksa mengikuti Amel, meninggalkan Riska yang masih memegangi pipinya sambil menatap mereka dengan tatapan dingin.

Riska terlihat tidak peduli dengan situasi yang baru saja terjadi, dia hanya menatap pasangan itu dengan mata yang tajam.

"Sialan!" maki wanita itu, pipinya terasa panas, tapi sakit di hatinya jauh lebih menyakitkan. Dia merasa dihina oleh istri Nanda.

"Awas dia!" makinya, tidak akan membiarkan tamparan ini tidak dibalas. "Suatu saat aku akan membalas dia lebih dari ini! Bahkan aku bisa membuat dia menangis darah dan memohon ampunan dariku!" gemeretak giginya, hidungnya kembang-kempis karena marah.

Sementara itu, Amel dan Nanda terus berjalan meninggalkan area toilet. Ketika mereka hampir sampai di tempat acara dan berada di lorong yang sepi, tiba-tiba Nanda menghempas tangan Amel.

"Mas!" kaget Amel, dia berbalik badan dan menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. "Kamu kenapa? Sejak kapan kamu berselingkuh dengan dia? Apa sekarang kamu akan minta maaf atau membuat alasan?" tanya Amel, berharap ini semua hanya mimpi. 14 tahun bukanlah waktu sebentar, dan setelah perjuangan yang sangat berat, kini suaminya justru kedapatan berselingkuh.

"Astaga Amel! Bagaimana kamu bisa berpikir sepicik itu?! Bagaimana mungkin aku berselingkuh!" balas Nanda, suaranya keras dan penuh ketidaksabaran.

Hahaaa...

Amel tertawa sambil mendongak menatap langit-langit tempat itu, tapi senyum itu bukanlah senyum bahagia. “Kamu bilang kamu tidak selingkuh? Terus tadi ciuman apa? Tidak mungkin kalau kalian tidak memiliki perasaan sedangkan kalian tadi malah ciuman! Aku bukan orang bodoh, Mas...”

Nanda menyimpan kedua tangannya di samping wajahnya, urat-uratnya terlihat menonjol, dia sangat geram pada Amel. Giginya gemertak, menahan letupan emosi.

“Kamu... Apa kamu tidak tahu kalau tadi itu adalah anak direktur dari perusahaan tempatku bekerja?! Bisa-bisanya kamu tampar dia di saat aku naik jabatan, Amel! Apa kamu tidak sayang dengan jabatanku? Di perusahaan mana coba, aku bisa naik sebagai general manager dengan pendidikanku yang hanya lulusan D3?! Di perusahaan mana hanya dengan bekerja 3 tahun aku langsung naik sebagai general manager?! Kamu jangan menghancurkan karirku dengan menyakiti Riska!” seru Nanda, dia tidak membenarkan perbuatan Amel, malah membela wanita lain. Bahkan Nanda seolah-olah membenarkan perbuatannya tadi yang berciuman, dan membanggakan Riska yang katanya adalah anak direktur di perusahaan tempat dia bekerja.

“Lalu kalau dia anak direktur kenapa? Lalu kalau dia anak direktur dia bebas berpacaran sama suami orang? Bebas berciuman sama suami orang? Kan enggak! Dia malah terlihat seperti wanita murahan, bisa-bisanya dia ciuman sama suami orang tanpa ada perasaan, tidak mungkin kan dia bodoh?” balas Amel, suaranya penuh dengan kemarahan dan kecewa.

Plakkkkkk...

Amel terkejut ketika Nanda menamparnya untuk pertama kalinya dalam hampir 15 tahun hidup bersama. “Kamu tampar aku?” tanya Amel, wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca.

“Itu karena mulut kamu! Jangan sampai gara-gara perbuatan kamu terhadap Riska aku tidak jadi naik jabatan!! Jika itu terjadi, aku benar-benar akan murka sama kamu!”

Amel terdiam, merasa sesak sekali mendengar penuturan suaminya. “Jadi kamu tampar aku hanya karena itu? Hanya karena jabatan kamu? Jangan keterlaluan Mas, aku ini istrimu! Bahkan kewajibanku untuk marah ketika melihat suamiku bercumbu dengan wanita lain, dan kamu malah menampar aku? Kamu lebih mementingkan karir mu daripada perasaanku? Iya?”

Nanda menjawab dengan mantap, “Iya! Aku lebih mementingkan karir ku dan masa depanku. Kamu kan tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan, dan ketika aku sekarang memiliki gaji yang menjanjikan, tidak mungkin aku membiarkan kamu menghambat jabatanku dan karir ku!”

Amel merasa sakit hati mendengar jawaban suaminya, merasa bahwa dirinya tidak dihargai sebagai istri.

Amel terhenyak, dadanya sakit mendengar kata-kata Nanda.

“Apa kamu bilang? Aku menghambat kamu? Menghambat karirmu?” Air matanya hampir terjun bebas, tapi Amel masih menahannya dengan sekuat tenaga.

Nanda memperhatikan penampilan Amel dengan sinis. “Dan apa ini? Bagaimana bisa kamu datang ke acara seperti ini dengan baju seperti itu? Apa kamu sedang mempermalukan suamimu?” Tanya Nanda dengan nada menghina.

Amel menatap bajunya, merasa tersinggung. “Kenapa dengan bajuku? Apa yang salah dengan bajuku? Kenapa kamu menghina baju yang sedang aku pakai?” Nanda mencengkeram rambut

Amel, suaranya ditekan dengan nada marah.

“Karena itu bikin aku malu! Lihat, dandananmu ini kampungan banget, kamu pakai baju ke acara kecilan, rambut kamu berantakan, make up kamu ketebalan, kamu mau ngelenong? Kamu nggak tahu kalau orang-orang yang datang ke acara ini adalah orang-orang hebat?! Kamu ini, sekarang sedang mempermalukan suamimu! Beruntung tadi kamu nggak ikut naik ke atas panggung, kalau kamu ikut naik, entah aku harus menyimpan wajahku di mana... Untung aja yang nemenin aku Riska...”

Amel merasa hancur mendengar hinaan Nanda, merasa bahwa dirinya tidak dihargai dan tidak dianggap sebagai istri yang baik. Dia merasa bahwa Nanda lebih mementingkan karir dan gengsinya daripada dirinya sendiri.

“Mas!” Seru Amel, “Aku sengaja datang ke sini walaupun sudah kamu tinggalkan, Aku sengaja datang untuk mendukung kamu! Aku bahkan rela naik taksi sendirian, hanya untuk mendukung kamu dan menyaksikan keberhasilan kamu, tapi kenapa kamu malah mengatakan hal-hal kayak gitu? Ingat ya aku ini istrimu...”

Nanda tertawa, “Bener apa kata ibu! Kamu memang istriku, Amel!! Tapi penampilan kamu, benar-benar kayak pembantu, bikin malu. Sudah aku katakan baju kamu itu jelek, dan kenapa kamu masih pakai?” “Jelek? Pembantu? Jadi kamu mengiyakan apa kata ibu? Kamu membenarkan jika aku dekil?”

Amel merasa sakit hati, air matanya mulai menggenang. “

Iya! Kamu dekil, kamu nggak bisa rawat badan kamu... Lihat dong, kamu pakai baju kekecilan kayak gitu, lihat perut kamu... Kamu nggak malu pakai baju itu? Aku aja yang lihat malu! Pasti orang-orang yang lihat kamu itu sekarang sedang menertawakan kamu...”

“Mas!” Bentak Amel, tapi Nanda langsung membalas, “Jangan pernah membentakku!” Serunya, suaranya keras dan menakutkan. Amel merasa terhimpit, tidak bisa melawan suaminya yang sedang marah.

Amel mengepalkan tangannya, “Kamu mengatakan hal-hal menyakitkan? Kamu bilang aku dekil! Kamu bilang bajuku jelek, apakah kamu tidak bertanya kapan terakhir kali aku membeli baju? Apakah kamu tidak bertanya kapan terakhir kali aku membeli skin care? Aku bela-bela in mengirit uang yang kamu berikan, agar kita bisa menabung, agar aku bisa memberikan kamu baju-baju bagus, bisa memberikan Bulan dan ibumu makanan enak, dan sekarang kamu balas ku dengan penghinaan?”

Nanda merasa tersinggung, “Amel! Aku tidak pernah memintamu untuk irit! Sudah kukatakan beli apa pun yang kamu inginkan, aku memberikan uang kepadamu setiap bulan! Dan ketika kamu memutuskan untuk irit, itu bukan salah aku? Dan ketika baju-baju kamu jelek, kenapa sekarang kamu malah menyalahkanku?”

Amel menggigit bibirnya, merasa sakit hati. Nanda kemudian berlari lagi ke belakang, mencari Riska. “Lebih baik kamu pulang saja...” katanya sebelum pergi. Amel berjongkok setelah Nanda pergi, mengusap wajahnya dengan kesal.

“Jahat!” lirihnya, merasa bahwa suaminya tidak memahami dirinya.

Setelah merasa pegal karena berjongkok lama, Amel berbalik badan dan berjalan dengan lemah, mencari tempat sepi untuk keluar dari gedung acara. Dia melihat orang-orang tertawa dan berpesta, tapi dia merasa tidak punya tempat di sana setelah suaminya mengusirnya dan lebih memilih Riska.

Amel memutuskan untuk pulang saja daripada terlihat seperti orang bodoh. Beberapa orang memperhatikan Amel, yang terlihat lemah dan tidak peduli pada sekitarnya. Wajahnya kacau, rambutnya berantakan, dia memegangi tas kecil sambil keluar dari gedung. “Jahat! Dia jahat...” lirih Amel saat menuruni tangga gedung, pandangannya kosong.

Tiba-tiba, seseorang memanggilnya.

“Amel? Kamu Amel kan?” Amel menoleh, menautkan alisnya. “Loh, kenapa kamu ada di sini?” tanya Amel pada perempuan itu, mengusap wajahnya. “Astaga Amel, apa yang terjadi sama kamu? Berapa tahun kita tidak bertemu? Dan apa ini?” perempuan itu bertanya, memperhatikan keadaan Amel dengan khawatir.

“Astaga, kamu tua banget!” seru wanita itu sambil menutup mulutnya, lalu membolak-balikkan Amel dengan menyentuh pundaknya.

“Cih, jangan menghinaku! Umur kita sama...” balas Amel, tersinggung dengan komentar tentang usianya. “Hahaaaa, sudah aku bilang, laki-laki kere itu tidak bisa mengurusmu! Lagian suruh siapa sih nikah sama si Nanda...” wanita itu melanjutkan, seolah-olah tahu semua tentang kehidupan Amel. “Kin!” pekik Amel, merasa kesal dengan komentar Kin. “Jangan berteriak kepadaku Amelia Putri Diningrat Eh, tapi, apakah Om Diningrat tahu kalau anaknya sekarang kaya nenek-nenek kayak gini?” Kin kembali mengolok-olok, membuat Amel semakin kesal. “Kin, berhentilah!” seru Amel, tidak tahan lagi dengan ejekan Kin.

1
Aki
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
Kinah Parinduri: Iya kakak tunggu bab selanjutnya ya
total 1 replies
Iolanthe
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Kinah Parinduri: Tunggu terus kelanjutannya ya kakak
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Menarik perhatian.
Kinah Parinduri: semoga kakak kakak pada suka ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!