NovelToon NovelToon
GALAK DI LUAR, LIAR DI DALAM

GALAK DI LUAR, LIAR DI DALAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: mamana

"sudahlah mas, jangan marah terus"
bujuk Selina pada suaminya Dante yang selalu mempermasalahkan hal-hal kecil dan sangat possesif..
"kau tau kan apa yang harus kau perbuat agar amarahku surut"
ucap Dante sambil membelakangi tubuh Selina..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

undangan syukuran di rumah baru Melda

Suara deru mobil terdengar berhenti di halaman. Selina yang sedari tadi sibuk mematut diri di depan cermin, buru-buru merapikan gaunnya sekali lagi. Rambutnya disasak lembut dan disematkan jepit mutiara kecil. Make-up-nya tipis tapi cukup membuat wajahnya bersinar lembut di bawah cahaya lampu ruang kamar.

Begitu pintu terbuka, aroma parfum Dante langsung memenuhi ruangan.

Pria itu berdiri di ambang pintu dengan wajah lelah, namun matanya langsung menatap lekat pada sosok istrinya.

“Tumben dandan, Sel?” tanyanya sambil menaruh tas kerjanya di kursi. Nada suaranya terdengar santai, tapi ada senyum kecil di sudut bibirnya.

Selina membalas dengan lirikan tajam yang terselip sedikit gengsi.

“Iya dong, Mas. Cantik, kan? Memangnya cuma mantanmu itu yang boleh sok cantik dan centil?”

Dante mengangkat alis, lalu tertawa pendek. “Heh… ngomongnya masih nyolot aja.”

Namun bukannya marah, ia malah melangkah mendekat. Tangannya terulur, meraih pinggang Selina dari belakang, memeluknya dengan kuat.

“Mas! Lepas, ah… nanti make-up-ku rusak!” Selina berusaha melepaskan diri, tapi pelukan Dante justru makin erat.

"kurasa Melda memang cantik Sel"

ucap Dante berusaha memancing kecemburuan Selina.

“Kalau Melda cantik, kenapa kau menikahiku, Mas?” suaranya meninggi, matanya berkaca-kaca. “Nikahi saja mantanmu itu! Bukankah kau juga sering bilang ingin cerai?”

Dante hanya terkekeh, tidak sedikit pun menunjukkan rasa marah. Ia justru menunduk, menghembuskan napas hangat di leher Selina hingga gadis itu merinding.

“Sel… jangan buat aku batal menghadiri undangan Melda malam ini. Bukankah kita sudah janji datang?”

Selina terdiam. Air mata yang ia tahan akhirnya menetes juga. Ia berbalik, menatap Dante dengan mata yang bergetar.

“Mas… jujurlah padaku. Apakah kau masih menaruh hati pada Melda?”

Dante menatapnya dalam, lama, sebelum akhirnya berucap pelan, “Aku memang pernah mencintainya. Tapi semua itu sudah lewat. Sekarang, yang kupunya kamu Sel”

Selina terisak kecil. “Kalau begitu jangan buat aku merasa kalah, Mas. Aku ini istrimu.”

Dante mengusap air matanya, bibirnya menipis menahan senyum. “Dan kamu nggak kalah dari siapa pun, Sel. Bahkan Melda pun nggak bisa menandingi kamu. Tapi jujur… aku suka kamu kalau lagi cemburu gini.”

“Mas!” Selina mendorong dadanya pelan, tapi pipinya bersemu merah.

“Karena dari situ aku tahu kamu takut kehilangan aku,” lanjut Dante dengan nada menggoda.

Selina mendengus, lalu mengambil tas kecil dan handphone di meja

“Sudahlah, nanti kita terlambat. Aku nggak mau orang kira aku malas datang cuma gara-gara dia mantanmu.”

Dante tersenyum puas. Ia meraih tangan istrinya.

“Baiklah, Nyonya Cemburu. Mari kita buat malam ini berharga, bukan untuk Melda, tapi untuk kita.”

Dante tak langsung menggandeng tangan Selina menuju pintu.

Sebaliknya, ia justru menariknya pelan, mendudukkan Selina di tepi ranjang.

Tatapannya tajam, dalam, dan sulit ditebak.

“Sel,” ucapnya rendah, nyaris seperti bisikan. “Kau mau bukti kan, kalau kau tak bisa digantikan siapa pun?”

Selina menatapnya bingung. “Maksudnya, Mas?”

Tangannya berusaha meraih tas di meja, tapi Dante menahan bahunya lembut.

“Mas… ayo, nanti kita terlambat,” ujarnya gugup.

Namun Dante hanya menatapnya dalam-dalam, jarak wajah mereka tinggal sejengkal. Napasnya terasa di kulit wajah Selina.

“Jadi menurutmu, lebih penting acara Melda… atau kita?” tanyanya pelan tapi menusuk, tangan nya mencoba menyingkap Gaun yang di kenakan Selina.

“Sel, tadi kau cemburu, kan? Sekarang aku ingin kau tahu… yang paling penting untukku cuma kamu.”

Selina menelan ludah, jantungnya berdegup kencang. Ada perasaan campur aduk, antara marah, gugup, tapi juga luluh oleh tatapan suaminya.

“Mas, jangan begini… kita sudah janji,” katanya lirih.

Dante tersenyum miring, penuh makna. “Hanya janji pada Melda, Sel. Apa kau pikir aku benar-benar serius dengan itu?”

Ia menatap istrinya sekali lagi, seolah ingin mengingat setiap lekuk wajahnya.

Lalu, alih-alih melanjutkan ke arah yang Selina takutkan, Dante justru menarik napas panjang dan berbisik di telinganya,

“Karena malam ini… aku ingin kau ingat satu hal, cintaku tak pernah terbagi.”

Tangannya menggenggam tangan Selina erat, lalu ia berdiri.

“Ayo, Sel, Kalau kita datang terlambat, nanti malah dikira aku tak bisa menjaga istriku sendiri.”

Selina terdiam beberapa detik, hatinya masih bergetar.

Ia mengangguk perlahan, lalu berdiri dan merapikan gaunnya.

Dalam hati, ia sadar, sekeras dan seaneh apa pun Dante, hanya pria itu yang bisa membuatnya kehilangan arah sekaligus merasa dicintai sepenuh jiwa.

Rumah baru Melda tampak ramai malam itu. Lampu taman menyala lembut, musik pelan mengalun dari pengeras suara, dan aroma makanan hangat memenuhi udara.

Dante dan Selina tiba agak terlambat, seperti yang sudah bisa ditebak.

Semua kepala sempat menoleh ketika pasangan itu memasuki halaman. Dante, dengan kemeja putih sederhana namun berwibawa, dan Selina, gaun merah marunnya tampak memikat di bawah cahaya lampu taman.

“Wah, akhirnya datang juga pasutri idaman komplek!” seru Melda dari kejauhan, sambil melangkah menghampiri mereka dengan senyum lebar.

Dante tersenyum ramah. “Selamat, Mel. Rumah mewah ini tampak lebih elegan sekarang di tanganmu.”

“Ah, terima kasih, Dante,” balas Melda sambil menatapnya sedikit terlalu lama, cukup lama untuk membuat Selina mengalihkan pandangan dengan rahang yang mengeras.

Selina berusaha tersenyum. “Keren banget, Mel. Pasti capek ya, ngatur semuanya sendiri?”

“Oh, nggak juga. Ada beberapa teman yang bantu. Tapi kalau Dante mau bantu pasang lampu taman, aku nggak nolak loh,” celetuk Melda disertai tawa ringan.

Dante hanya membalas dengan senyum tipis, tapi bagi Selina, senyum itu terasa seperti pisau kecil yang menusuk dadanya.

Ia menatap suaminya cepat, berharap Dante akan menolak dengan tegas. Namun pria itu malah menjawab santai,

“Nanti aku bantu lihat-lihat deh, kalau sempat.”

Senyum Melda mengembang lebar. “Nah, itu baru Dante yang kukenal.”

Selina diam, tapi tangan kirinya menggenggam cangkir minuman begitu erat hingga sendok kecil di dalamnya bergetar.

Melda lalu berpaling padanya. “Kau nggak keberatan kan, Sel? Lagipula, kau punya suami yang serba bisa. Untung banget kamu.”

Nada suaranya terdengar manis, tapi matanya… memantulkan sesuatu yang lain.

Selina tersenyum tipis. “Iya, aku memang beruntung, Mel. Tapi bukan cuma serba bisa, suamiku juga setia. Kalau dia janji, dia selalu tepat waktu.”

Kata-kata itu keluar dengan tekanan lembut namun tegas, seperti tamparan halus di wajah Melda.

Suasana sempat senyap sejenak, sampai Dante menepuk bahu istrinya pelan. “Ayo, Sel. Duduk dulu. Jangan berdiri terus.”

Selina menatapnya cepat, ada sinar kecil di matanya, antara bangga dan lega karena Dante memilihnya dalam momen kecil itu.

Sepanjang acara, Dante beberapa kali tertangkap basah oleh Selina sedang berbincang dengan Melda, tapi setiap kali tatapan mereka bertemu, Dante selalu tersenyum menenangkan, seolah ingin berkata: tenang saja, hanya kau yang kucintai.

Namun jauh di dalam hatinya, Dante tahu sesuatu berubah malam itu.

Cemburu Selina bukan lagi sekadar tanda kepemilikan,melainkan ketakutan yang nyata akan kehilangan.

Dan entah mengapa, bagi Dante, ketakutan itu justru membuatnya semakin terikat pada Selina.

-

1
Winda Marshella
ceritanya bagus, semangat thor
MamaNa: terimakasih kaka..pasti selalu semangat kaka ditunggu, updatenya ya Kaka 🙏
total 1 replies
AstutieEcc
bagus ceritanya 😍
MamaNa: terimakasih kak🙏
total 1 replies
MamaNa
siap.. pasti segera di update kakak /Pray//Pray/
0-Lui-0
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
Enoch
Wow, bikin terhanyut.
MamaNa: makasih kakak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!