Nayla Marissa berpikir jika pria yang dikenalnya tanpa sengaja adalah orang yang tulus. Pria itu memberikan perhatian dan kasih sayang yang luar biasa sehingga Nayla bersedia menerima ajakan menikah dari pria yang baru berkenalan dengannya beberapa hari.
Setelah mereka menikah, Nayla baru sadar jika dirinya telah dibohongi. Sikap lembut dan penuh kasih yang diberikan suaminya perlahan memudar. Nayla ternyata alat buat membalas dendam.
Mampukah Nayla bertahan dan menyadarkan suaminya jika ia tak harus dilibatkan dalam dendam pribadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Dua minggu kemudian....
Bukan hanya orang suruhannya Kavi saja yang mencari keberadaan Laura tetapi para pekerja Andreas juga. Nayla mengirimkan foto Laura kepada anak buah ayahnya itu.
Theo yang merupakan asistennya Andreas pergi ke sebuah minimarket tanpa sengaja ia menabrak bahu seorang wanita. "Maaf!"
Wanita berkacamata hitam dan rambut diikat, hanya menoleh tanpa mengucapkan sepatah kata pun apalagi senyuman tipis.
Wanita itu bergegas memasuki mobilnya dengan melangkah cepat.
"Sepertinya aku pernah melihatnya!" gumam Theo memandang punggung wanita itu dari jauh.
Theo yang penasaran lantas mengejarnya. Gegas menuju mobilnya dan mengikutinya.
Theo menambah kecepatan kendaraannya karena mobil di depannya juga melakukan hal sama. "Benar-benar mencurigakan!" gumamnya.
Mobil Theo berhenti ketika mobil yang dikendarai wanita itu memasuki area perumahan mewah. Theo tak melanjutkan pengejarannya karena takut penjaga keamanan akan mencurigakannya.
Theo kembali ke kantor Andreas, di sana ia bertemu dengan Kavi dan Rio. Theo lalu menceritakan bahwa ia tak sengaja bertemu dengan wanita yang sepertinya mirip Laura.
"Di mana kamu bertemu dengannya?" tanya Kavi.
Theo lalu menjawab nama minimarket dan nama jalannya.
"Kita harus lihat kamera pengawasnya!" kata Kavi.
Ketiganya pun berangkat ke minimarket yang disebutkan Theo. Mereka meminta pegawai toko menunjukkan rekaman pengawas.
Kavi dan Rio memperhatikan gerak-gerik wanita yang dicurigai Theo.
"Dia Laura!" kata Kavi setelah melihat bentuk tubuh dan apalagi Laura sempat membuka ikatan rambutnya.
"Apa kita langsung ke sana saja, Tuan?" tanya Rio meminta izin melanjutkan pengejaran. Karena Theo juga mengatakan sempat mengikuti Laura hingga memasuki area perumahan mewah.
"Iya. Aku mau dia bertanggung jawab!" jawab Kavi yang sangat geram.
Ketiganya pun berangkat ke tempat tujuan, bukan hanya mereka saja tetapi anak buah Kavi yang lainnya juga menyusul.
Sesampainya, sempat terjadi ketegangan dan adu mulut dengan petugas keamanan area perumahan tetapi Rio mampu bernegosiasi.
Beberapa anak buahnya, berpencar mencari keberadaan Laura yang diyakini masih berada di area perumahan.
Sejam memantau Laura, akhirnya wanita itu keluar dari salah satu rumah memasuki mobil. Tak lama gerbang terbuka, satu mobil anak buahnya Kavi menghalanginya.
Laura keluar dari mobil dan hendak marah-marah tapi ketika melihat Rio matanya membulat.
"Mau kemana, Nona?" tanya Rio tersenyum seringai.
Laura memundurkan langkahnya.
Dengan cepat 2 orang anak buahnya Kavi memegang tangannya. Beberapa orang pria yang melihat Laura mendapatkan masalah, berusaha ingin membantunya tetapi mereka dapat diatasi dengan anak buahnya Kavi.
"Lepaskan aku!!" teriak Laura yang ketakutan.
"Kamu harus bertanggung jawab!" kata Kavi dengan tegas.
"Kavi, aku minta maaf. Aku mengaku menyesal!" ucap Laura dengan wajah panik.
"Renungkan kesalahanmu di penjara!" kata Kavi. "Bawa dia!" lanjutnya memberikan perintah.
"Kavi, aku mohon. Jangan bawa aku ke penjara!!" teriak Laura mengiba.
"Mau dibawa kemana dia?" bentak seorang pria membuat seluruh mata berpindah ke arahnya.
Kavi yang memakai kacamata hitam lantas membukanya dan bertanya, "Siapa kamu?"
"Kenapa kalian membawa adikku?" tanya pria yang ditaksir sebaya dengan Dhea.
"Dia sudah melakukan kesalahan berat, jadi dia harus menerima hukumannya!" jawab Kavi.
"Kalian tidak boleh membawanya!" pria itu lalu menodongkan senjata api ke arah Kavi.
Tentunya membuat anak buahnya Kavi bereaksi dengan sigap berdiri di depan Kavi.
"Anda ingin melindunginya?" tanya Rio.
Pandangan pria itu kini berpindah ke arah Rio. "Jelas dia adalah adikku!" jawabnya tegas.
"Adikmu adalah penjahat!" kata Theo.
"Berani sekali mengatakan adikku penjahat!" ucap pria itu ke arah Theo.
"Kakak, tolong lepaskan aku!" ucap Laura memohon.
"Anda ingin menembak kami?" tanya Rio yang sebenarnya juga ketakutan.
"Kak, tolong aku!" teriak Laura lagi.
Ditengah perdebatan yang menegangkan, 2 mobil pihak berwajib pun datang. Pria yang mengaku sebagai kakaknya Laura lantas berbalik badan dan berlari memasuki rumahnya.
Pria itu pun dikejar dan berhasil ditangkap, ia dan Laura akhirnya diseret ke kantor polisi.
Kabar penangkapan Laura sampai juga di telinganya Dhea. Wanita itu lantas ke kantor polisi, ia ingin menemui Laura. Alangkah terkejutnya dirinya ketika mengetahui sosok yang beberapa hari ini menyembunyikan Laura, ternyata pria yang sempat mengungkapkan perasaannya beberapa tahun lalu tetapi Dhea menolaknya. Keduanya sempat bertemu di luar negeri dan menjadi tetangga.
***
Setelah Laura ditahan, Dhea pun kembali ke luar negeri. Beberapa hari lalu, Erick terlebih dahulu pulang ke negaranya kemudian Dhea menyusulnya.
Dhea juga sudah bertemu dengan Nayla dan kedua orang tuanya. Mereka saling memaafkan dan melupakan masa lalunya.
Kavi lalu mengajak istrinya pindah ke rumah utama yang selama ini dirawat Bibi Helen. Alasan Kavi membawa istrinya pindah biar Nayla tak terlalu jauh jika mengunjungi kedua orang tuanya.
Kavi juga memberikan kebebasan istrinya berteman kecuali dengan pria. Nayla pun merasa senang, namun sekarang dia selektif memilih teman. Ia tak mau dimanfaatkan lagi, apalagi Kavi juga menasehatinya agar lebih berhati-hati memilih teman.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alhamdulillah cerita ini telah berakhir. Terima kasih sudah membaca 🙏🏼☺️