Setelah mati karena habis usia, Lu Tian mendapati dirinya terbangun di tubuh seorang pemuda miskin yang merupakan seorang lulusan ujian negara tingkat dasar di desa Yekhong.
Tidak ada harta, tidak ada ladang dan rumah tidak layak huni. Bahkan untuk makan pun hanya mengandalkan sayur liar dan air sumur.
Ditengah itu, bahkan peraturan pemerintah menambah beban nya untuk memiliki istri, jika tidak maka dia harus menjadi pekerja rodi?
Dengan kemampuan dan pengalaman nya sebagai orang kaya generasi pertama yang memulai dari tanah basah hingga teknologi maju. Lu Tian tidak khawatir untuk hidup, mendapatkan sistem yang hanya memperlihatkan statistik? Bukan masalah besar, gunung di desa ini penuh dengan sumber daya!
Tetangganya. "Awalnya dia hanya seorang sarjana rendah yang miskin, setelah memiliki istri dia mendapatkan uang banyak. Memberikan alasan itu hasil menjual herbal dari gunung? Saya sulit percaya"
#Dibuatawal17Agustus2025
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAS( BY.AR), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
[ Ding! 15% warga yang awalnya menolak Sun Madang di usir kini berbalik ingin Sun Madang pergi dari desa! ]
Sedikit berat membiarkan Sun Madang pergi desa yang mengganjal dalam hati kepala desa pun sirna.
Kepala desa melihat ke arah Lu Tian, meminta kepastian nya apakah dia cukup menerima kompensasi atau tidak.
Rumah Sun Madang adalah rumah warisan turun temurun orang tua nya, sama sepertinya namun yang membedakan adalah rumah Sun Madang itu terlihat besar dan kokoh, halaman nya juga lumayan luas, bawah rumah nya terbuat dari batu dan atasnya terbuat dari kayu, bukan campuran lumpur, jerami dan kayu seperti rumah nya.
Tentu saja dia harus mengangguk untuk menyatakan puas dengan kompensasi, mengatakan tidak puas pun memang nya Sun Madang punya apa lagi?
Melihat kesetujuan Lu Tian, kepala desa mengangguk-angguk.
"Baiklah, keputusan sudah di tentukan. Rumah Sun Madang sekarang menjadi milik Lu Tian, aku akan mengurus surat kepemilikan nya besok. Lalu Sun Madang... "
Li Xicai melihat ke arah Sun Madang sebentar, lalu dengan enggan mengatakan. "Dia akan tinggal di desa semalam ini saja, besok dia harus sudah pergi dari desa."
Setelah mengumumkan hal ini warga desa pun merasa setuju dan akhirnya kerumunan bubar. Sementara kepala desa meskipun kenyataan Sun Madang adalah laki-laki gagal pertanda kesialan, mau tidak mau dia harus menerima nya untuk malam ini saja.
Sementara itu pihak Lu Tian sudah pergi menuju rumah baru (rumah Sun Madang).
Setelah memasukkan barang sandang dan pangan milik Lu Tian ke dalam rumah itu, paman Zhang dan anaknya serta Kui Long pamit pergi. Lu Tian tidak menahan lagi karena hari sudah malam.
Mengenai istrinya, paman Zhang sudah bilang. "Aku akan pulang sambil bilang pada istri-istri mu kalau kamu sudah pindah ke rumah ini."
Dia juga harus melihat-lihat dulu rumah ini ada berapa kamar.
Sun Miyan berjalan pelan mengikuti Lu Tian, dia terlihat bingung dan ragu-ragu. Sun Madang (suaminya) itu memberikan dirinya kepada Lu Tian.
Sekarang rumah ini pun milik Lu Tian, untuk bisa terus hidup dia hanya bisa mengikuti Lu Tian dengan ragu-ragu dan malu. Bagaimana pun tadi Lu Tian belum memutuskan menginginkan nya atau tidak.
Lu Tian sedari tadi merasakan kehadiran Sun Miyan yang mengikuti nya, dia menoleh melihat ke arah Sun Miyan yang terlihat mematung karena dirinya menatap dirinya.
"Kamu bisa ikut dengan ku atau pergi dengan bebas, itu terserah padamu" ucap Lu Tian dengan nada tidak dingin ataupun ramah.
"A-aku ikut kamu..." Lu Tian mengangguk dan kemudian berjalan ke dalam rumah. Sun Miyan dengan langkah yang lebih besar dan yakin mengikuti nya di belakang.
Lu Tian membuka bungkusan barang nya, mengeluarkan minyak dan batu api. Lalu mengambil bambu dan serat kulit kelapa yang sudah kering. Dia membuat obor sederhana menggunakan benda-benda itu.
Sun Miyan baru kali ini melihat obor api yang menggunakan bahan bambu dan serat kelapa, dia merasa kagum dengan cahaya api yang besar namun tidak bicara.
Lu Tian meletakkan barang-barang nya di bawah, lalu kemudian melihat sekeliling.
"Ada berapa kamar disini?" Daripada yang tadi, suaranya kali ini terdengar cukup ramah.
"Ada total 5 ruangan, dan diantaranya 2 kamar yang lebih besar... "
Lu Tian mengangguk, lalu Sun Miyan mengatakan dan mulai menjelaskan.
Setelah beberapa waktu akhirnya Lu Tian tahu kondisi rumah ini bagaimana.
Tidak lama kemudian ketiga istrinya sudah datang, karena ada 5 kamar semuanya mendapatkan kamar masing-masing.
Lu Tian mendapatkan kamar utama tentu saja, dan kamar satu lagi yang lebih besar di berikan kepada Lu Nian karena dia istri pertama.
Tidak ada yang menolak pengaturan ini, karena sudah malam juga, semuanya masuk ke kamar masing-masing dengan membawa obor. Menyiapkan jerami dan selimut tebal untuk alas tidur.
Keesokan harinya.
Saat matahari sudah muncul dengan percaya diri, Lu Tian baru bangun. Dia meregangkan tangan nya, beberapa hari tidur di ranjang begitu kembali tidur di atas jerami balut kalin rasanya nyaman-nyaman pegal.
Saat dia keluar kamar melihat tungku masih menyala, sepertinya istri-istrinya juga bangun tidur tidak lama setelah dirinya bangun.
Begitu melihat Lu Tian, Lu Nian segera membawa air cuci muka ke atas meja. Lu Tian memberikan senyuman lembut kepada Lu Nian, lalu kemudian membasuh mukanya.
Lu Nian, Long Ye dan Lu Shi sebelum datang ke rumah ini sudah mendengar kabar dari paman Zhang mengenai kejadian secara garis besarnya. Juga dengan Sun Madang yang memberikan istrinya untuk kompensasi kepada Lu Tian.
Tidak ada perasaan gelisah, tidak suka. Malah mereka merasa kasihan kepada Sun Miyan, jadi mereka menerimanya dengan lebih terbuka. Sun Madang itu memang kejam, entah jika mereka yang mendapatkan suami seperti Sun Madang, entah apa yang akan terjadi kepada mereka.
Hanya ada tiga kursi untuk meja makan, maka daripada hanya sebagai yang duduk. Lu Tian mengelar kain dan duduk di atasnya, di ikuti istri-istrinya duduk.
Sarapan kali ini adalah hidangan kemarin yang mereka beli di restoran kabupaten, tidak ada yang memiliki nafsu makan saat kejadian semalam. Jadinya makanan itu tetap utuh, hanya perlu menghangatkan nya.
Nasi putih, kepala singa (sejenis bakso tanpa tepung), tumis babi lada ayam panggang utuh dan tumis pakis liar yang di campur dengan daging.
Lu Tian makan dengan lahap, kemarin hanya makan waktu pagi saja tentu merasa lapar. Lu Nian, Long Ye dan Lu Shi juga makan lebih banyak seperti Lu Tian.
Sementara Sun Miyan dari tadi tidak bisa berhenti kagum, awal melihat hidangan untuk sarapan ini dia membelalakkan matanya.
Nasi putih, dia belum pernah makan nasi putih. Daging bulat ini, dia belum pernah lihat. Begitu banyak daging, dia sudah lama tidak makan daging. Bahkan sayuran pun di campur daging dan terasa harum seperti hidangan daging lainnya.
Tanpa sadar matanya memerah, hidup dengan Sun Madang dia tidak pernah makan kenyang malah sering kelaparan. Tapi dengan Lu Tian, bahkan dengan melihat ketiga istri-istrinya Lu Tian makan lahap tanpa takut pun, sudah membuat nya yakin Lu Tian sangat baik.
Air matanya sedikit menetes, dan itu di lihat yang lainnya.
Lu Nian."Sun Miyan, kamu pasti telah menderita. Sekarang, kamu harus baik-baik bahagia dengan keluarga baru."
Lu Shi mengangguk. "Benar, suami adalah suami yang baik. Kita pasti akan makan kenyang setiap harinya."
"Benar, sekarang kamu adalah istri ke empat suami. Sudah jadi keluarga, kedepan nya apa yang di makan suami, kita juga makan" ucap Long Ye.
Lu Tian mengangguk, dia tidak mengusap ataupun memeluk nya seperti dia menenangkan istri-istrinya. Alasannya karena tentu saja mereka belum sah, perlu ke yamen dulu untuk menulis nama.
***
Kasih Like sama komen yang banyak ya!
semangat kakak ~
semangat kakak
btw kalo boleh tau Kakak umur berapa nih