NovelToon NovelToon
Jodoh Tak Akan Kemana

Jodoh Tak Akan Kemana

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:397
Nilai: 5
Nama Author: EPI

Asillah, seorang wanita karir yang sukses dan mandiri, selalu percaya bahwa jodoh akan datang di waktu yang tepat. Ia tidak terlalu memusingkan urusan percintaan, fokus pada karirnya sebagai arsitek di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Namun, di usianya yang hampir menginjak kepala tiga, pertanyaan tentang "kapan menikah?" mulai menghantuinya. Di sisi lain, Alfin, seorang dokter muda yang tampan dan idealis, juga memiliki pandangan yang sama tentang jodoh. Ia lebih memilih untuk fokus pada pekerjaannya di sebuah rumah sakit di Jakarta, membantu orang-orang yang membutuhkan. Meski banyak wanita yang berusaha mendekatinya, Alfin belum menemukan seseorang yang benar-benar cocok di hatinya. Takdir mempertemukan Asillah dan Alfin dalam sebuah proyek pembangunan rumah sakit baru di Jakarta. Keduanya memiliki visi yang berbeda tentang desain rumah sakit, yang seringkali menimbulkan perdebatan sengit. Namun, di balik perbedaan itu, tumbuhlah benih-benih cinta yang tak terduga. Mampukah Asillah dan Alfin mengatasi perbedaan mereka dan menemukan cinta sejati? Ataukah jodoh memang tidak akan lari ke mana, namun butuh perjuangan untuk meraihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EPI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bali,pantai dan awal yg baru

Dengan semangat membara, Asillah dan Rian segera mempersiapkan segala keperluan untuk liburan mereka ke Bali. Mereka memesan tiket pesawat, mencari penginapan yang nyaman, dan menyusun daftar tempat-tempat menarik yang ingin mereka kunjungi. Asillah merasa bersemangat untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya, jauh dari bayang-bayang Dokter Alfin dan segala kekacauan yang ditinggalkannya.

Tibalah hari keberangkatan. Asillah dan Rian tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan membawa koper masing-masing. Mereka berdua tampak bersemangat dan antusias.

"Akhirnya, kita berangkat juga, Sil! Aku sudah tidak sabar ingin menikmati keindahan Bali," kata Rian dengan senyum lebar.

"Aku juga, Rian! Aku harap liburan ini bisa membuatku melupakan semua masalahku," jawab Asillah dengan nada penuh harap.

Setelah melewati proses check-in dan pemeriksaan keamanan, mereka berdua masuk ke dalam pesawat. Asillah duduk di dekat jendela dan memandang keluar. Ia melihat pesawat lepas landas dan terbang tinggi meninggalkan Jakarta.

"Selamat tinggal, Jakarta! Selamat tinggal, Dokter Alfin! Aku akan memulai hidup baru di Bali!" gumam Asillah dalam hati.

Setelah beberapa jam terbang, akhirnya pesawat mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Asillah dan Rian turun dari pesawat dan menghirup udara segar Pulau Dewata.

"Wah, udaranya segar sekali! Aku suka Bali!" seru Rian dengan semangat.

"Aku juga! Bali memang indah," kata Asillah sambil tersenyum.

Mereka berdua kemudian mengambil bagasi mereka dan mencari taksi untuk menuju penginapan mereka di daerah Seminyak.

Sesampainya di penginapan, mereka berdua terpesona dengan keindahan tempat itu. Penginapan mereka berupa villa yang mewah dengan kolam renang pribadi dan taman yang asri.

"Gila! Penginapan kita keren banget, Sil! Aku tidak menyangka kita bisa menginap di tempat sebagus ini," kata Rian dengan nada kagum.

"Aku juga! Aku senang kita memilih penginapan ini. Aku yakin kita akan betah di sini," jawab Asillah.

Mereka berdua kemudian masuk ke dalam villa dan beristirahat sejenak. Setelah itu, mereka berdua memutuskan untuk pergi ke pantai untuk menikmati matahari terbenam.

Mereka pergi ke Pantai Seminyak yang terkenal dengan keindahan matahari terbenamnya. Sesampainya di pantai, mereka berdua terpukau dengan pemandangan yang ada di depan mata mereka.

Langit berwarna jingga keemasan, ombak berdeburan dengan lembut, dan pasir putih yang bersih. Pemandangan itu sangat indah dan menenangkan.

"Indahnya! Aku tidak pernah melihat matahari terbenam seindah ini," kata Asillah dengan nada kagum.

"Aku juga! Bali memang punya sejuta pesona," kata Rian.

Mereka berdua duduk di tepi pantai dan menikmati matahari terbenam sambil bercerita dan tertawa. Asillah merasa damai dan bahagia. Ia merasa semua masalahnya perlahan-lahan menghilang.

Setelah matahari terbenam, mereka berdua memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran di tepi pantai. Mereka memesan makanan laut yang segar dan lezat.

"Makanan di sini enak sekali! Aku suka masakan Bali," kata Rian dengan lahap.

"Aku juga! Aku senang kita bisa menikmati makanan enak di tempat yang indah seperti ini," kata Asillah.

Setelah makan malam, mereka berdua kembali ke penginapan dan beristirahat. Asillah merasa lelah tapi bahagia. Ia merasa bahwa ia telah membuat keputusan yang tepat dengan pergi berlibur ke Bali.

Keesokan harinya, Asillah dan Rian bangun pagi-pagi dan pergi menjelajahi Pulau Bali. Mereka mengunjungi berbagai tempat wisata terkenal seperti Pura Tanah Lot, Ubud, dan Kintamani.

Mereka berdua menikmati keindahan alam Bali, belajar tentang budaya Bali, dan mencoba berbagai aktivitas seru seperti rafting dan surfing. Asillah merasa hidupnya kembali berwarna dan penuh semangat.

Selama liburan di Bali, Asillah bertemu dengan banyak orang baru dan mendapatkan banyak pengalaman

Bali, Kejutan, dan Pertemuan yang Tak Terduga (dan Memalukan!)

Selama liburan di Bali, Asillah dan Rian tidak hanya mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal, tetapi juga mencoba berbagai aktivitas seru dan menantang. Salah satunya adalah surfing di Pantai Kuta.

Asillah, yang belum pernah mencoba surfing sebelumnya, merasa sedikit gugup. Namun, Rian terus menyemangatinya dan meyakinkannya bahwa ia pasti bisa.

"Tenang saja, Sil. Surfing itu mudah kok. Yang penting, kamu berani mencoba dan tidak takut jatuh," kata Rian sambil tertawa.

"Iya, sih. Tapi, aku takut tenggelam. Aku kan tidak terlalu pandai berenang," jawab Asillah dengan nada khawatir.

"Jangan khawatir. Aku akan menjagamu. Aku akan memastikan kamu tidak tenggelam," kata Rian sambil mengedipkan matanya.

Mereka berdua kemudian menyewa papan surfing dan mendapatkan instruksi singkat dari seorang instruktur surfing. Setelah itu, mereka berdua masuk ke dalam air dan mulai mencoba surfing.

Rian ternyata cukup mahir dalam surfing. Ia dengan mudah bisa berdiri di atas papan dan meluncur di atas ombak. Sementara itu, Asillah kesulitan untuk menjaga keseimbangannya. Ia berkali-kali jatuh ke dalam air dan merasa frustrasi.

"Susah banget sih! Kenapa aku tidak bisa-bisa?" keluh Asillah dengan nada kesal.

"Sabar, Sil. Jangan menyerah. Coba lagi. Kamu pasti bisa," kata Rian sambil tertawa melihat Asillah yang kesulitan.

"Jangan tertawa! Bantu aku dong!" kata Asillah sambil memukul lengan Rian.

Rian kemudian membantu Asillah untuk berdiri di atas papan. Ia memberikan instruksi dan tips agar Asillah bisa menjaga keseimbangannya.

"Oke, sekarang coba ikuti instruksiku. Pertama, posisikan kakimu dengan benar. Kedua, jaga keseimbanganmu. Ketiga, fokus pada ombak di depanmu. Siap?" kata Rian.

"Siap!" jawab Asillah dengan semangat.

Rian kemudian mendorong papan surfing Asillah ke arah ombak. Asillah mencoba mengikuti instruksi Rian dan menjaga keseimbangannya.

Ajaibnya, kali ini Asillah berhasil berdiri di atas papan dan meluncur di atas ombak. Ia merasa senang dan bangga pada dirinya sendiri.

"Aku bisa! Aku bisa surfing!" teriak Asillah dengan gembira.

Namun, kebahagiaan Asillah tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam air.

"Aaaaa!" teriak Asillah saat jatuh ke dalam air.

Rian tertawa terbahak-bahak melihat Asillah jatuh ke dalam air. "Hahaha! Kamu lucu sekali, Sil!" kata Rian sambil memegangi perutnya.

Asillah kesal melihat Rian menertawakannya. Ia kemudian membalas dendam dengan menyiramkan air ke arah Rian.

"Rasakan ini!" kata Asillah sambil tertawa.

Rian terkejut disiram air oleh Asillah. Ia kemudian membalas menyiram Asillah dengan air.

"Awas kamu!" kata Rian sambil mengejar Asillah.

Mereka berdua kemudian saling kejar-kejaran dan menyiram air di dalam laut. Mereka berdua tertawa dan bersenang-senang seperti anak kecil.

Setelah puas bermain di laut, mereka berdua kembali ke pantai dan beristirahat. Mereka berdua merasa lelah tapi bahagia.

"Seru banget hari ini! Aku tidak menyangka surfing bisa seasyik ini," kata Asillah sambil tersenyum.

"Aku sudah bilang kan? Surfing itu memang asyik. Kamu harus sering-sering mencoba surfing," kata Rian.

Saat mereka berdua sedang asyik bercerita, tiba-tiba Asillah melihat seseorang yang sangat ia kenal berjalan ke arah mereka. Orang itu adalah... Dokter Alfin!

Asillah terkejut dan panik melihat Dokter Alfin. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan pria itu di Bali.

"Rian, itu... itu Dokter Alfin!" bisik Asillah dengan nada panik.

Rian

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!