Laura Vince Claudia seorang Queen Mafia yang telah lama vacum karena ingin bertobat dan menjalani hidup normal seperti gadis lainnya. Laura kini menjalani hidup dengan bekerja sebagai seorang pelayan cafe.
Lucas Alistair Eezar seorang King Mafia dari Klan Shadowy Angel. Generasi penerus keempat setelah pemimpin sebelumnya meninggal dunia karena sakit.
Malam itu, Lucas tertembak oleh musuhnya dan sekarat di depan pintu cafe yang telah tutup. Laura yang pulang paling akhir menemukan keberadaan Lucas, lantas menolongnya serta memberi tumpangan tinggal sementara.
Lucius Alaric Eezar seorang CEO yang sedang melarikan diri karena menolak bertanggung jawab atas penjebakan seorang gadis yang terobsesi dengannya.
Lucius tidak sengaja menabrak Laura yang menyeberang jalan tanpa menoleh. Laura yang sejak menolong Lucas sudah jatuh cinta, akhirnya menyatakan perasaannya pada Lucius yang dianggap pria yang pernah ditolongnya dulu.
Bagaimana kelanjutan kisah cinta ini?
UPDATE SETIAP HARI.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertempur Saat Hamil
Kabar kehamilan Laura sampai pada telinga semua orang termasuk musuhnya. Mereka semua ingin kembali menyerang. Memanfaatkan momen ini sebagai kelemahan.
Laura kini menjadi pemilik kafe sesuai janji Lucas. Kafe yang dulu hancur itu langsung diambil alih Lucas dengan memberikan harga beli di atas permintaan pemilik kafe sebelumnya. Dan Lucas menerimanya.
Ria nampak iri, tapi dia tidak berani berbuat apa-apa. Laura masih memperkerjakan itu saja sudah cukup baginya. Jangan serakah.
Perut Laura sudah mulai membuncit, karena usia kehamilan sudah besar. Tidak terasa sudah 7 bulan. Mereka masih tinggal di rumah kecil yang ada di belakang kafe, tapi bukan kontrakan lagi.
Lucas sudah membeli semua rumah serta tanah yang ada di sana tanpa mengusir para penghuninya. Intinya, sekarang Lucas sebagai juragan kontrakan dan itu cukup untuknya.
"Lau, kamu tetap mau ke kafe? Apa tidak ingin istirahat. Perutmu sudah besar, aku khawatir." Ucap Lucas membelai lembut perut besar istrinya dengan perasaan cinta.
"Tidak masalah, aku justru akan sakit jika diam saja Luc."
"Baiklah, tapi harus banyak istirahat."
"Hmm... Pergilah bekerja, aku akan ke kafe lewat pintu belakang."
Saat tiba di depan kafe, ternyata kedatangan Laura sudah ditunggu.
"Akhirnya wanita hamil ini datang, kamu tidak akan bisa melawan kami dalam keadaan seperti ini."
Simon meminta anak buahnya mengepung Laura, dan tanpa diduga mereka menyerang Laura yang sedang hamil. Teriakan histeris memenuhi suasana kafe. Tanpa diduga Ria tersenyum miring.
Dan tanpa mereka semua duga, Laura masih bisa melawan meskipun perutnya sudah seperti buah semangka.
Dug
Kreekkk...
"Kalian ternyata mau bermain denganku." Ucap Laura sinis.
"Tentu saja, aku akan memberikanmu pada ayahmu sebagai hadiah untuknya."
"Bagus, aku akan pura-pura kalah supaya bisa bertemu dengannya."
Pertarungan kembali terjadi, Laura kalah tapi bukan benar-benar kalah. Tubuh wanita hamil itu diikat dan dilempar ke dalam mobil.
"Ayo, kita sudah menang. Lucas pasti akan ikut menyerahkan diri."
Di dalam mobil, Laura pura-pura pingsan. Dan diam-diam dia tersenyum miring merencanakan sesuatu.
Mobil melaju hingga berhenti di depan rumah tua di ujung kota. Ternyata itulah tempat tinggalnya.
"Angkat tubuh wanita itu perlahan, Papa tidak suka dia terluka." Ucap Simon bangga pada dirinya.
"Pa, aku sudah membawa Laura.
"Bagus, ini yang Papa suka. Kamu boleh pergi Simon. Papa ingin mencicipi wanita hamil ini."
"Hmm... Terserah Papa, kalau boleh sisakan sedikit untukku. Aku juga ingin menikmati sensasi wanita hamil."
"Kamu tenang saja, tunggu giliranmu."
Setelah mengatakan itu, wanita tua dengan tongkat sebagai penopang tubuhnya itu mulai membuka sendiri pakaiannya.
Tapi saat dia merangkak di atas tubuh Laura, tiba-tiba mata Laura terbuka dengan iris yang berubah berwarna merah darah.
"Kamu masuk perangkapku, pria tua." Lalu Laura menendang dengan keras tubuh te lanjang pria itu. Tanpa basa basi, dengan kekuatan penuh. Laura menghajar sampai sekarat. Tidak hanya sampai di situ.
Bahkan dengan tangannya sendiri, Laura memotong habis milik pria itu.
Tidak ada jeritan yang terdengar, karena Laura sudah menyumpal mulutnya.
"Tamat riwayatmu orang tua, kamu beruntung aku tidak minat memutilasi. Sebagaimana kamu membunuh seluruh keluargaku."
Hari itu, kemenangan telah Laura dapatkan tanpa banyak drama. Kini Klan Dead Forest tunduk padanya.
Aku jadi ngilu mbayanginnya