Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXII
Ting..
📩
[sayang, aku kangen nih]
Mata Wanda membulat ketika melihat pesan masuk, ia pun cepat-cepat menggeser pemberitahuan pesan itu agar tidak terlihat dilayar kunci. Setelah kembali dari acara mereka semua sedang berada di ruang keluarga.
“Siapa yang berani memutar video tidak senonoh itu” ucap Jhon dengan amarah sambil mondar mandir.
Ukhhuuuk..
Ukhhuuuk..
Suara batuk kering yang keluar dari mulut Jhon, terlihat jelas bahwa ia menahan sakit didadanya.
Agatha hanya diam melihat keluarga lucunya. Ia kasihan pada daddynya tapi ia juga merasa kesal karena daddynya sungguh bodoh hanya karena kemiripan sikap sang mommy dia tidak bisa melihat hal lain.
“Suaranya terasa familiar” pancing Agatha
Mata Dita langsung melotot mendengar ucapan Agatha.
“Daddy harus istirahat nanti daddy sakitnya makin parah” ucap Dita cepat agar sang daddy tidak mendengar ucapan Agatha
“Daddy ini minum dulu” ucap Wanda sambil membawa minuman yg sering ia berikan pada Jhon
Jhon pun meminum air itu tanpa babibu sampai habis. Agatha yang melihat Wanda memberikan air hanya menatap dalam diam.
“Bagaimana dengan besok Agatha” ucap Jhon setelah duduk
“Aman daddy” ucap santai Agatha
“Ada apa dengan besok dad?” Tanya Dita penasaran
“Tidak usah ikut campur”
Agatha pun langsung berdiri setelah mengucapkan kalimat itu. Dita yang merasa kesal karena anak bapak itu menyembunyikan sesuatu darinya.
“Daddy kok kakak gitu sih”
“Mungkin dia lagi kecapean, kita istirahat aja sudah larut malam” Jhon pun jalan menuju kamarnya
“Bun, sepertinya mereka menyembunyikan sesuatu”
“Iya, kita liat saja besok ada apa” balas Wanda
Mereka pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Sedangkan di kamar Agatha, ia sedang berbalasan pesan dengan Arslan.
📩
Arslan : [Kamu undang aku?]
Agatha : [Iya, kamu bisa datang?]
Arslan : [Bisa]
Agatha : [Kalau gitu, sampai jumpa besok]
Arslan : [Sampai jumpa besok, goodnight.. last chat di aku]
Agatha tersenyum kembali melihat isi pesan terakhir Arslan. Namun ia menggelengkan kepalanya setelah sadar bahwa kelakuannya seperti orang yang jatuh cinta.
“Jangan baper Agatha, cewek cantik pasti banyak yang dia dekati” ucap Agatha sambil menepuk kedua pipinya dengan kedua telapak tangannya.
Mengingat kejadian sebelumnya Agatha berpikir besok ia akan membongkar rahasia ibu dan saudara tirinya. Bukti yang ia pegang cukup untuk membuat Jhon percaya.
\~
“Kamu hamil sayang” wajah Jhon terlihat sangat bahagia
“Iya sayang sudah 2 bulan”
“Kamu kenapa rahasiakan sayang”
“Aku.. hanya takut kamu kecewa kalau ternyata aku gak hamil mas” ucap Wanda dengan nada sendu
“Seharusnya kamu bilang saja, mas tidak akan kecewa kalau ternyata dugaan kita salah”
Jhon pun memeluk dan mencium wajah Wanda karena ia kembali dikaruniai seorang anak lagi.
\~
Srekk..
Suara sapu tangan yang menggesek dengan tangan. Tangan yang penuh dar•h itu kini bersih setelah dicuci.
“Bereskan”
“Baik Tuan”
Arslan pun meninggalkan ruangan tanpa ventilasi itu dan masih berbau amis karena dar•h yang tercecer.
“Kalian bereskan cepat” ucap pria dengan yang menggunakan separuh topeng di wajahnya bernama Deo
“Siap bos”
Pria berumur 43 tahun itu adalah sang tangan kanan rahasia Arslan jika berurusan dengan musuh.
“Tuan mau menginap?” Tanya Deo
Arslan mengangguk sambil merebahkan bokongnya di salah satu sisi sofa.
“Baik tuan saya siapkan segera” ucap Deo sambil bergegas pergi
10 menit kemudian Deo pun kembali setelah memastikan kebutuhan tuannya sudah lengkap.
“Silahkan tuan”
Arslan pun berdiri dari duduknya namun baru beberapa langkah ia kembali terhenti lalu membalikkan badannya sedikit.
“Kamu istirahat saja”
“Baik tuan”
Deo menunggu hingga Arslan menghilang dari tangga lalu ia meninggalkan tempatnya berdiri, ia melangkah keluar dari bangunan itu dan hendak menyalakan sebatang r•kok.
“Baru kali ini tuan sendiri yang turun tangan”
Deo pun membalikkan kepalanya ke samping dan melihat Grith yang sudah berdiri di sampingnya.
“Hmm.. aku juga akan seperti tuan jika menyangkut orang penting dalam hidupku” ucap Deo menatap mata Grith tanpa kedip
Wanita 38 tahun itu hanya tersenyum manis mendengar ucapan tangan kanan tuannya.
“Istirahat.. disini dingin” ucap Deo
“Istirahat.. disini dingin” balas Grith yang mengikuti ucapan Deo
Mereka pun tertawa bersama sambil diterangi bulan yang bersinar terang menyinari bumi saat gelap.
To be continued..
Hay hay semua
Terimakasih yang sudah support othor 🫰🏻
Senang bisa memberikan cerita menarik bagi kalian, semoga bisa terus menghibur kalian dengan karya othor yah 🥰