Apa jadinya, jika gadis yang lembut dan baik hati serta memiliki rasa empati yang tinggi berubah menjadi gadis yang cuek dan dingin. Luka yang begitu menyakitkan bahkan mampu mengubah karakter seorang Agatha Lorenzo, bisakah ia melewati masa sulit itu? Apakah ia sanggup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DessertChocoRi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab XXXII
Di restoran tak lama saat Agatha pergi, Arslan pun langsung pergi juga.
“Arslan kamu mau ke mana?” Tanya Lisa
“Aku sudah sarapan” jawab cuek Arslan lalu pergi
“Sialan.. awas kamu jalang”
Lisa yang awalnya sudah merasa senang saat Agatha pergi kini kembali kesal karena Arslan justru ikut pergi.
Sementara itu di meja samping tiga orang masih berbincang bersama.
“Sayang aku tidak sabar untuk mengetahui jenis kelamin anak kita” ucap Wanda
“Iya sayang, kamu harus istirahat yang cukup dan jangan sampai kelelahan” balas Jhon dengan senang
“Daddy menginginkan adekku perempuan atau laki-laki?” Tanya Dita
“Daddy tidak masalah, apapun jenis kelaminnya daddy tidak keberatan”
“Tapi jika ia laki-laki bagaimana?” Ucap Wanda
“Jika anak ini laki-laki aku akan memberikan sebagian warisanku”
“Cihh.. cuma sebagian” batin Dita
“Tapi, Agatha bagaimana daddy, apa ia akan menerima adeknya?”
“Dia pasti akan menyayangi adeknya”
Setelah menyelesaikan sarapan sambil berbincang-bincang mereka pun berjalan-jalan di deck. Saat itu Dita melihat Agatha sedang berjalan dengan Kevin membuatnya marah.
“Jangan-jangan Kevin sudah tau jika yang ia cari Agatha bukan aku” batin Dita
“Daddy, bunda aku ke sana dulu”
“Iya sayang”
Dita pun menghampiri Agatha dan Kevin yang sedang berjalan bersama sambil berbincang.
“Hai Kevin”
Dita langsung masuk ke tengah-tengah mereka dan melilitkan tangannya pada lengan Kevin.
“Ehh ada kak Agatha”
“Kalian lagi cerita apa?”
“Kevin aku pergi dulu yah” tanpa menunggu jawaban Kevin Agatha pun pergi.
“Tung..” ucapan Kevin terhenti
“Kak temani aku jalan-jalan yuk” ucap Dita memotong ucapan Kevin
“Ayo” balas Kevin sambil tersenyum
Kevin merasa Dita berbeda dari yang ia kenal dulu, walaupun pertemuan mereka singkat tapi entah mengapa perasaannya mengatakan lain.
\~\~
Agatha yang berjalan-jalan sendiri tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang dengan cepat ke sudut yang tidak terlihat.
“Kak Ars?” Agatha heran mengapa Arslan menariknya
“Ahh sial.. kenapa aku seperti ini” batin Arslan
Arslan yang secara tidak sadar menarik Agatha karena merasa jengkel saat melihat Agatha berdekatan dengan Kevin.
“Kakak kenapa?”
Jarak mereka sangat dekat karena Arslan menghimpitnya di dinding. Mata mereka saling beradu. Agatha yang mengingat kejadian di restoran pun langsung sadar.
“Bukannya kakak bersama pacar kakak” ucap jutek Agatha
“Aku sudah bilang aku tidak punya pacar”
“Lalu wanita tadi siapa?”
“Dia hanya rekan bisnis”
“Rekan bisnis sampai tau makanan kesukaan” masih dengan jutek
Arslan tersenyum melihat Agatha yang jutek, wajahnya terlihat lucu, Arslan yang melihatnya menjadi gemas.
Tanpa sadar ia mengelus pipi Agatha dengan punggung jarinya sambil tersenyum. Agatha lagi-lagi membeku mendapat serangan mendadak.
“Apa nih.. ahh jantungku”
Semakin lama detak jantungnya berdegup kencang, ia tidak tau harus bagaimana sampai ia mengucapkan pernyataan yang sebenarnya ada di dalam pikirannya.
“Apa kakak menyukaiku?”
Agatha mengucapkan pertanyaan spontan itu karena ia salah tingkah dengan perlakuan Arslan yang tiba-tiba.
“Apa kamu berharap aku menyukaimu?”
Lidah Agatha keluh dan tak bisa menjawab, ia bingung tidak tau harus menjawab bagaimana. Karena sebenarnya dirinya berharap seperti itu tapi tidak mungkin ia mengatakannya.
“Kak aku ke kamar dulu..”
Dengan gerakan cepat Agatha langsung berlari, Arslan melihat tingkah Agatha hanya tersenyum.
Setelah 2 hari 1 malam di kapal itu mereka pun akhirnya tiba di pelabuhan. Segala rangkaian acara telah selesai dan mereka akan kembali ke aktivitas masing-masing.
\~\~
Kring..
Agatha yang tersadar dari mimpinya setelah mendengar bunyi alarm dari handphonenya pun langsung mencari keberadaan handphone itu.
“Hoaammm”
Agatha bergegas menuju kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah. Ia akan melakukan ujian nasional dan seminggu ini dirinya telah belajar dengan baik.
“Pagi sayang” sapa Jhon
“Pagi daddy”
“Pagi kakak” sapa Dita
Agatha hanya melirik tanpa membalas, ia pun duduk di samping sang daddy dan mulai menyantap sarapannya.
“Kalian akan ujian kan hari ini”
“Iya daddy” jawab Dita
“Hem” jawab Agatha sambil mengangguk
“Kalian sudah menentukan akan kuliah di mana?”
“Aku mau masuk ke universitas X daddy” ucap Dita
Universitas X adalah salah satu universitas unggul di negara X, namun untuk masuk ke dalam kampus itu lumayan sulit mengingat kampus itu cukup selektif.
“Kalau Agatha?” Tanya Jhon
“Universitas SG”
Ketiga orang itu pun kaget dengan ucapan Agatha, bagaimana tidak kampus itu adalah kampus swasta yang menjadi pilihan kampus terunggul yang di akui negara lain.
Universitas SG juga salah satu kampus besar yang menjadi favorit siswa-siswi berprestasi.
“Sayang jika kamu masih marah karena daddy menyuruhmu kuliah di luar negeri, daddy minta maaf”
“Aku tidak memilihnya karena daddy menyuruhku tapi kampus itu memang pilihanku”
“Kakak kampus itu bukan tempat coba-coba”
“Seharusnya kamu sadar diri, kata-kata itu cocok untukmu” ucap Agatha santai
“Kakak kampus yang ku pilih masih bisa di jangkau sedangkan kakak membayangkannya saja terasa tidak mungkin”
“Wajar karena itu kamu bukan aku, lagi pula aku tau kemampuanku dan jika itu kemampuanmu bahkan untuk universitas X pun kamu tidak mampu”
Dita menggenggam kuat sendoknya karena lagi-lagi ia di remehkan oleh Agatha.
“Agatha kamu harus sadar kampus itu bukan untuk gengsi, biayanya sangat mahal jika kamu putus di tengah jalan semua usaha akan sia-sia” balas Wanda dengan geram
“Sudah, jika Agatha sudah menentukan pilihannya daddy akan mendukungnya” ucap Jhon sambil tersenyum pada Agatha
“Terimakasih daddy”
\~\~
“Kita perlu perubahan terhadap desain ini”
“Menurut saya desain ini masih kurang untuk menarik pemikat pembeli”
“Waktu kita tidak banyak, apa masih bisa merubahnya?”
Ting..
Suara nada pesan dari telepon Arslan berbunyi, Arslan yang sedang rapat pun menghentikan rapat itu sejenak untuk membaca pesannya.
Agatha : [ Apa kamu sibuk malam ini? ]
Arslan : [ Tidak ]
Agatha : [ Apa kita bisa bertemu, ada yang ingin aku bicarakan ]
Arslan : [ Baiklah ]
Arslan yang tersenyum sambil menatap handphonenya itu menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di ruang rapat itu.
Arslan yang saat kerja selalu fokus dan serius kini justru terlihat sebaliknya. Dan itu adalah perilaku pertama kali yang mereka lihat selama ini.
Mereka saling menatap seolah sedang bertanya-tanya mengapa bosnya seperti itu.
“Lanjutkan”
Mereka pun tersentak saat Arslan berbicara. Tanpa menunggu lama mereka pun kembali fokus.
\~\~
Di sekolah semua siswa sedang mendengarkan pelajaran di masing-masing kelas, tak terkecuali Agatha yang sedang fokus mendengarkan penjelasan dari sang guru.
“Tha..”
“Hmm”
“Apa kalian sudah memperjelas hubungan?”
Agatha heran dengan pertanyaan Nina, ia tidak mengerti maksud darinya, sedangkan Nina yang mengerti arti dari mimik wajah Agatha pun menjelaskan maksudnya.
“Cowok tampan kemarin itu loh”
Agatha pun langsung mengerti kemudian hanya mengatakan dua kata.
“Tidak ada”
Nina yang berpikir mereka sudah merubah statusnya menjadi pasangan ternyata tidak.
“Bukannya kamu juga suka dia?”
“Iya tapi rasanya masih terlalu cepat”
“Nina.. Agatha” panggil guru saat melihat mereka sedang berbicara dan tidak memperhatikannya.
“Kamu sih Nin”
“Hehe..”
Setengah jam kemudian bell istirahat berbunyi, setelah semua guru keluar dari kelas masing-masing, para murid pun segera menuju tempat pengisian lambung.
Agatha dan Nina yang langsung memesan dan menuju salah satu meja kosong itu pun mulai menikmati makanannya.
Dita yang melihat Agatha baik-baik saja setelah penjebakannya pun merasa kesal. Ia berencana mengganggunya untuk membuat perhitungan pada Agatha.
Byurr..
Jus jeruk yang ada di atas meja Agatha tumpah dan mengenai roknya. Saat Agatha melihat ternyata Dita yang menyenggolnya.
“Upss sorry.. sengaja” ia pun tertawa bersama teman-temannya
Dengan cepat Agatha mengambil jus jeruk Nina dan menyirami kepala Dita dengan pelan sehingga semua jus itu mengenai badan Dita.
“Haaahh..” syok Dita
“Wah Dita, kamu bukan cuma bersih tapi juga memakai parfum aroma jeruk” ejek Nina
Anak-anak yang lain tertawa saat melihat Dita yang basah karena jus.
“Kurang ajar kamu jalang”
“Tunggu pembalasan ku” gumam Dita
Dita pun berlari pergi bersama teman-temannya dan meninggalkan kantin yang di iringi suara tawa siswa.
“Kamu tidak apa-apa Tha?” Tanya Nina
“Iya, aku ke toilet dulu yah”
“Aku ikut Tha”
Mereka pun menuju toilet untuk membersihkan tumpahan jus yang ada di rok Agatha.
To be continued..
Jangan lupa like dan komennya yah 🫰🏻
Terimakasi supportnya semua 🙌🏻