NovelToon NovelToon
Membawa Benih Mafia

Membawa Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / Aliansi Pernikahan / Iblis
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: CantiknyaKamu

Shanca Evalyne Armandez tak pernah meminta hidup seperti ini. Sejak kedua orang tuanya tewas dalam kecelakaan misterius, ia menjadi tawanan dalam rumah sendiri. Dihabisi oleh kakak tirinya, dipukuli oleh ibu tiri yang kejam, dan dijual seperti barang kepada pria-pria kaya yang haus kekuasaan. “Kau akan menyenangkan mereka, atau kau tidak akan makan minggu ini,” begitu ancaman yang biasa ia dengar. Namun satu malam mengubah segalanya. Saat ia dipaksa menjebak seorang pengusaha besar—yang ternyata adalah pemimpin mafia internasional—rencana keluarganya berantakan. Obat yang ditaruh diam-diam di minumannya tak bekerja seperti yang diharapkan. Pria itu, Dario De Velluci, tak bisa disentuh begitu saja. Tapi justru Shanca yang disentuh—dengan cara yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CantiknyaKamu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MBM

Flashback

Rumah tua di pinggir kota Vancouver, Kanada

Langit sore menguning lembut, namun suasana di dalam rumah itu mencekam.

Sancha, yang saat itu baru berusia sekitar 18 tahun, berdiri di pojok ruang tamu dengan wajah menunduk. Di depannya, seorang wanita berpakaian mahal menatapnya dengan dingin.

Wanita itu adalah Sinta wanita ambisius yang baru menikahi ayah kandung Sancha, hanya enam bulan setelah ibu Sancha meninggal.

Di seberang ruangan, berdiri seorang pria muda yang usianya sekitar 22 tahun, berwajah tenang namun mata tajam anak Sinta dari pernikahan sebelumnya. Namanya Geraud.

“Lihat cara bicaramu, dasar anak tak tahu diuntung!” bentak Sinta, melemparkan berkas ke arah Sancha.

“Pikir kau bisa hidup di sini tanpa kerja apa-apa? Semua tagihan ini harus kau urus!”

Sancha menelan ludah. “Aku baru pulang kuliah,Ma…”

“Jangan panggil aku ‘Mama’,” tegas Sinta. “Kau bukan anakku.”

Geraud berdiri mematung di ambang pintu dapur. Ia menggenggam gelas teh, namun tak masuk ke dalam. Wajahnya menegang.

Ia tahu ini salah. Tapi ibunya… adalah wanita yang tak bisa dilawan tanpa konsekuensi.

Setelah pertengkaran itu usai, malam harinya, Sancha sedang duduk sendiri di dapur saat Geraud masuk pelan. “Aku minta maaf soal tadi,” ujarnya pelan. “Ibuku… dia bukan orang yang mudah.”

Sancha hanya tersenyum kecil, namun wajahnya lelah. “Bukan salahmu. Aku sudah terbiasa.”

Geraud menatap gadis itu lama, lalu menarik kursi dan duduk di depannya. “Kalau nanti kau terlalu lelah tinggal di sini… kabari aku. Aku mungkin gak bisa bantu banyak, tapi aku bisa dengar.” Itulah pertama kalinya Sancha merasa seseorang di rumah itu benar-benar melihat dirinya sebagai manusia.

Panti Jompo Kanada

Sancha memutuskan untuk memindahkan ayahnya ke panti jompo, setelah Sinta mengambil alih semua keuangan dan memotong akses rumah bagi Sancha.

Hari itu mendung. Sancha duduk di samping ayahnya yang sudah lemah, menatap keluar jendela.

“Pa, aku minta maaf ya… aku nggak bisa banyak bantu,” gumam Sancha sambil memegang tangan sang Papa.

Tiba-tiba, pintu kamar diketuk. Geraud muncul, kali ini mengenakan jaket kulit hitam dan membawa dua kantong makanan. “Aku dengar beliau dipindah ke sini,” katanya.

Sancha tersenyum, dan Papa mereka juga tampak senang melihat wajah Geraud.

Geraud duduk dan memeluk Papanya. “Saya tahu saya bukan anak kandungmu, Pa .Tapi terima kasih karena dulu menerima saya dan ibu. Saya… minta maaf karena tidak bisa banyak bantu.”

Hari itu, mereka bertiga duduk di kamar kecil panti jompo, berbagi makanan, cerita, dan diam-diam air mata. Setelah itu, Geraud berpamitan untuk terbang ke Brasil, menjalankan hidup baru, membuka usaha bengkel kecil, dan menjauh dari bayangan ibunya sendiri.

Kembali ke Masa Kini

Sancha berdiri di taman mansion Alaska, memeluk perutnya yang semakin besar. Ia tidak tahu bahwa Geraud kini telah membebaskan ibunya dari penjara. Ia juga tidak tahu, bahwa satu-satunya orang dari masa lalunya yang mengerti juga sedang berpacu dengan waktu.

Sedangkan Sinta, kini melangkah di jalanan Kanada yang dingin dengan satu tujuan Mencari Sancha. Menuntut balas. Mengambil apa yang ia anggap haknya.

Gedung pencakar langit dengan logo perusahaan ALKA Corp berdiri megah. Lobi penuh kilau marmer putih dan pencahayaan hangat. Tapi suasana menjadi tegang ketika seorang wanita masuk—Langkahnya mantap. Gaun hitam ketat. Rambut pirang platinum disanggul rapi.

Semua staf berhenti bekerja.

Ali yang sedang di lantai lobi segera menekan earphone-nya. “Tuan… target masuk gedung. Red Fox muncul. Saya ulang, Red Fox muncul.”

Di lantai atas, Alaska sedang menatap kota melalui

jendela kaca lebar. Ia mendengus pelan. “Sudah waktunya dia datang.”

Beberapa detik kemudian, suara ketukan di pintu ruang CEO terdengar.

Alaska tidak berbalik. “Masuk.”

Wanita itu melangkah masuk—sosok dari masa lalu Alaska. Mantan rekan. Mantan musuh. Mantan kekasih.

Namanya: Viktoria Renaldi, dikenal di dunia bawah tanah sebagai Red Fox. Wanita yang pernah menyelamatkan Alaska… lalu mencoba membunuhnya.

“Aku pikir kau tidak akan pernah menikah,” Viktoria membuka percakapan dengan nada menggoda.

“Dan siapa gadis yang kau nikahi diam-diam itu, hm? Sampai berita ini masuk ke semua lingkaran mafia Eropa…”

Alaska menoleh pelan. Dingin. Matanya tajam.

“Tujuanmu ke sini bukan untuk bertanya siapa istriku.”

“Aku hanya ingin tahu… apakah kau masih bisa dipercaya, atau sudah berubah menjadi pria rumahan.” Ketegangan makin memuncak. Mereka duduk, namun di antara mereka ada sejarah panjang, berdarah, dan penuh pengkhianatan.

Alaska bukan marah,ia bahkan tersenyum sinis..”dan apa kau lupa Vik,keluarga mu mencampakkan ku disaat aku di titik terendah ku…?dan sekarang kau muncul karena mendengar kabar pernikahan ku…?”

Viktoria tertawa pelan.

Bukan tawa bahagia, tapi lebih seperti mengejek, seperti tawa orang yang tak percaya kenyataan.

Viktoria: “Jangan melebih-lebihkan dirimu, Alaska. Aku hanya ingin tahu… siapa wanita yang cukup tolol untuk jatuh ke pelukan pria seperti kau yang dulu bahkan tak punya apa-apa selain kebencian dan dendam.”

Alaska tak langsung menjawab.

Ia berdiri perlahan, meraih korek api di meja kerjanya, lalu menyalakan cerutu yang jarang ia sentuh tanda bahwa emosinya sedang dikendalikan dengan dingin.

Alaska: “Wanita itu tidak tolol. Justru dia satu-satunya manusia yang tidak melihatku sebagai proyek gagal, atau anak haram penuh cela. Dia melihatku… sebagai lelaki. Yang bisa dicintai tanpa harus membayar harga mahal.”

Viktoria tersenyum masam.

Viktoria: “Cinta? Jadi itu yang kau jual sekarang? Bukan senjata? Bukan kekuasaan? Bukan ancaman?”

Alaska menatap tajam.

Alaska: “Aku tidak pernah menjual cinta, Vik. Tapi aku juga tidak pernah menjual diri seperti yang kau lakukan—menikahi pria kejam demi menyelamatkan nama keluargamu.”

Tatapan Viktoria seketika berubah dingin. Sorot matanya seperti mencakar.

Viktoria: “Jaga bicaramu, Alaska. Kau tak tau apa yang kulalui.”

Alaska (mendekat pelan, lalu berbisik di dekat telinganya): “Dan kau tak tahu apa yang kurelakan… hanya untuk hidup.”

Hening sesaat.

Suasana kantor mencekam. Hanya terdengar dengung kipas dan detik jam. Lalu Alaska berbalik, menyandarkan tubuhnya ke meja.

Alaska: “Sekarang katakan saja, Vik. Kau datang ke sini hanya untuk mengorek masa lalu? Atau kau membawa sesuatu yang lebih kotor dari mulutmu?”

Viktoria mengangkat dagunya.

Viktoria: “Aku datang… untuk mengingatkanmu. Kau mungkin sekarang di puncak, Alaska. Tapi langit tidak selamanya biru. Dan semua orang ingin tahu… siapa istrimu. Kau pikir mereka akan tinggal diam jika tahu?”

Alaska menunduk pelan, tersenyum. Bukan takut. Tapi seperti seekor serigala yang tahu mangsanya mulai panik.

Alaska: “Kalau mereka ingin tahu… biarkan mereka mencarinya. Tapi pastikan kau memperingatkan mereka, Vik…”

Ia melangkah perlahan ke jendela kaca besar, menatap kota dari ketinggian.

Alaska: “…siapapun yang menyentuh apa yang menjadi milikku… akan kuhapus dari sejarah. Sama seperti yang kulakukan pada ibunya.”

Viktoria menegang. Ia paham apa maksud Alaska. Ia tahu wanita yang dibicarakan… adalah Sancha. Dan ia tahu, Alaska tak pernah mengucap ancaman tanpa peluru di baliknya.

1
Bongkorjaya sakti
sediihh nya ada yg datang tp ada jg yg pergi 🥺
Bongkorjaya sakti
semangat Thor 💪🥰
Bongkorjaya sakti
mana up nya Thor katanya tiap hari jam 10 malam
prince Leo ♌️: aduh maaf kak,saya baru selesai sakit
total 1 replies
Faulinsa
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!