Evan adalah seorang pemuda miskin yang membangkitkan kekuatan mata api di dalam dirinya. Mata api ini memiliki kemampuan yang luar biasa, mampu menembus pandang, kekuatan medis legendaris, ahli beladiri tidak tanding.
Kehidupan Evan juga seketika mulai berubah, dari yang sebelumnya begitu di remehkan, kini orang yang paling di idamkan.
Istri yang dia nikahi secara tiba-tiba, secara perlahan juga jatuh hati kepadanya dan bahkan banyak gadis-gadis cantik yang mendekatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 31 SESAK NAFAS
"Evan, aku tidak menyangka kamu mampu mengobati orang, aku sama sekali tidak mengetahuinya," ujar Lisa.
"Kamu seperti pahlawan barusan," sambung Lisa.
Lisa juga kagum dengan kemampuan Evan barusan. Menyelamatkan seseorang adalah sesuatu yang sangat mulia.
Sementara itu, Tomi sendiri merasa sedikit malu terhadap Lisa. Padahal dirinya adalah seorang dokter, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Malah seorang pria dengan teknik akupuntur justru mampu menyelamatkannya.
"Lisa, siapa dia?" tanya Tomi yang penasaran.
"Dia suamiku," jawab Lisa.
Seketika Tomi terkejut bukan main mendengarnya. Tidak di sangka pria di hadapannya ini ternyata adalah suami dari Lisa.
Tomi tampak menggertak kan giginya karena kesal dan tidak terima. Dirinya sudah sangat lama menyukai Lisa, tapi kini Lisa justru telah menikah dengan orang lain.
"Ini teman baikku, namanya Tomi, Tomi baru saja kembali dari luar negeri," ujar Lisa kepada Evan.
"Saya Evan," Evan memajukan tangannya hendak menyalami Tomi.
Tomi bahkan tidak berkata satu katapun kepada Evan dan tidak menjabat tangannya. Alhasil Evan seketika menjadi canggung dan menarik tangannya kembali. Evan dapat melihat bahwa Tomi tampaknya tidak suka terhadapnya.
Terlihat Tomi terus memelototi Evan dengan dengan pandangan pertikaian. Evan juga dapat menyadari bahwa Tomi sepertinya suka terhadap Lisa istrinya.
Malam harinya Evan dan Lisa sedang mengobrol di ruang tamu rumahnya. Terlihat perlahan hubungan mereka juga mulai akrab.
"Kamu membeli mobil baru?" tanya Lisa kepada Evan.
Lisa melihat Evan mengendarai sebuah mobil sport mewah dan memarkirkannya di garasi rumahnya.
"Ya," jawab Evan.
Lisa cukup terkejut mendengarnya, mobil yang di beli Evan ini harganya pastilah milyaran.
"Kamu memiliki banyak uang sekarang ya," ujar Lisa.
"Aku baru saja memenangkan lotre, bukankah aku cukup beruntung?" balas Evan sambil sedikit tersenyum.
Evan merasa tidak enak bila mengatakan uang yang di peroleh nya dari hasil berjudi dadu.
"Berapa banyak yang telah kamu menangkan?" tanya Lisa yang penasaran.
"100 milyar," jawab Evan.
"100 milyar..." Lisa kaget mendengarnya.
Lisa tidak menyangka ternyata Evan begitu sangat beruntung sekali, jumlah 100 milyar adalah uang yang banyak.
"Lalu dari mana kamu belajar teknik akupuntur tadi, kamu bahkan mampu menyembuhkan seseorang yang d gigit ular?" tanya Lisa.
Evan menjelaskan bahwa sebenarnya dirinya memiliki kemampuan itu karena di ajari oleh keluarganya. Keluarganya dahulu adalah tabib tradisional yang mengobati segala macam penyakit dengan metode dan obat tradisional.
Namun semua yang di katakan oleh Evan itu adalah karangan cerita untuk membohongi Lisa. Evan tidak mungkin mengatakan bahwa dia memiliki mata api yang mampu melakukan segalanya.
"Aku tidak menyangka ternyata kamu memiliki kemampuan pengobatan juga," ujar Lisa.
Evan ini benar-benar memiliki banyak kemampuan yang tidak pernah dia pikirkan sebelumnya, pikir Lisa.
"Kebetulan sekali, akhir-akhir ini aku merasakan tubuhku terasa tidak nyaman," sambung Lisa.
"Bisakah kamu memeriksaku?" sambung Lisa lagi.
"Memangnya apa yang kamu rasakan?" balas Evan bertanya.
Kemudian Lisa mulai menjelaskan bahwa belakangan ini dadanya sering terasa sesak dan kunjung tidak sembuh.
"Di malam hari rasanya terasa mendingan, namun di siang hari rasa sesaknya semakin menjadi parah," ujar Lisa.
"Bisakah kamu mengetahui apa penyebabnya, atau sebenarnya aku sedang sakit apa?" sambung Lisa.
"Baiklah, biar aku periksa dulu," balas Evan.
Evan mulai menatap ke arah tubuh Lisa dan mengeluarkan kekuatan mata apinya. Sekilas cahaya api terlintas di mata Evan membuat kedua bola matanya menjadi bola api yang membara.
Pandangan Evan langsung menembus ke dalam tubuh Lisa dan mulai mencari sumber masalah pada tubuhnya.
"Aneh, mata apiku tidak menemukan adanya keanehan pada tubuhnya," ucap Evan dalam hati.
Evan terus berusaha untuk mencari masalah yang terjadi di dalam tubuh Lisa, hingga akhirnya Evan telah menyadari masalahnya.
Evan tampak menatap ke bagian dada dari Lisa dengan sedikit senyuman di bibirnya. Lisa yang menyadari hal itu juga mulai merasa tidak nyaman.
Evan mulai mencondongkan tubuhnya ke arah Lisa. Tangan kanan Evan langsung maju ke arah punggung dari Lisa.
"Tek..." tangan kanan Evan melepaskan pengait kunci dari bra milik Lisa.
"Apa yang kamu lakukan?" Lisa tampak terkejut sekali dengan tindakan Evan.
Lisa tidak mengerti mengapa Evan bertidak kurang ngajar seperti ini terhadapnya dirinya. Status mereka memang suami istri, tapi hubungan mereka tidak sampai sejauh ini.
"Lisa, kamu mengikatnya terlalu kencang," ujar Evan.
Mengikat tali bra terlalu kencang dapat menyebabkan dada terasa sesak. Di malam hari, Lisa tidur tidak menggunakan bra, jadi rasa sesak itu tentu saja membaik dan bahkan hilang. sedangkan di siang hari, rasa sesak itu kembali datang karena menggunakan bra yang terlalu kencang.
Lisa juga mulai menyadari hal itu dan seketika menjadi sangat malu. Wajahnya tampak begitu sangat merah, hal seperti ini seharusnya dia lebih tahu dan tidak perlu sampai meminta bantuan Evan untuk memeriksanya, pikirnya.
Lisa yang malu juga langsung pergi dari sana meninggalkan Evan. Evan tampak tersenyum melihat ekspresi dari Lisa barusan. Lisa yang seperti ini tampak begitu imut bagi Evan.
Esok paginya, Lisa pergi ke dapur karena mencium bau masakan yang begitu sedap. Terlihat oleh Lisa, Evan yang sedang memasak sambil mendengarkan musik menggunakan headset.
"Semenjak dia tinggal di sini, dia selalu memasak untuk ku," pikir Lisa.
Lisa mulai mendekati Evan, Evan juga tidak menyadari kehadiran Lisa karena telinganya sedang mendengarkan musik melalui headset.
Lisa tepat sampai di belakang di belakang Evan, namun tiba-tiba saja Evan berbalik badan sambil sedikit melangkah.
Alhasil tanpa sengaja bibir Evan bersentuhan dengan bibir dari Lisa. Ini juga bisa di sebut sebagai ciuman yang tidak terduga.
Lisa begitu terkejut dan membuat wajahnya memerah, begitu juga dengan Evan sendiri. Jantung Lisa berdegup tidak karuan dan hatinya menjadi berdebar-debar tidak menentu. Ini adalah ciuman pertama milik Lisa.
Evan sendiri sebagai pria normal juga mulai timbul hasrat dari dalam dirinya. Ciuman ini rasanya begitu manis, apa lagi berasal dari wanita cantik seperti Lisa.
Dengan sendirinya, Evan tiba-tiba saja mencium bibir Lisa dengan begitu intens dan sangat mendominasi.
"Evan, kenapa dia seperti ini," Lisa juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Lisa merasakan tubuhnya melemah seketika. Tubuhnya mulai terasa panas dan tidak bertenaga.
Dengan sisa tenaga yang dia miliki, Lisa berusaha untuk mendorong Evan untuk melepaskan diri.
"Evan, apa yang kamu lakukan?" tanya Lisa.
Lisa berhasil melepaskan diri, namun wajahnya hanya bisa tertunduk malu dengan tubuh yang terasa panas.
"Aku kesulitan bernapas," sambung Lisa.
Evan juga telah sadar dan dapat mengendalikan dirinya kembali. Evan tidak menyangka dia baru saja melakukan hal seperti itu kepada Lisa.
"Maaf..." ujar Evan.
"Aku tidak bermaksud..." sambung Evan.
Kemudian mereka berdua tampak hanya diam saja untuk beberapa detik. Rasa malu dari mereka membuat suasana menjadi hening.
"Kamu tunggu saja di meja makan, sebentar lagi makanannya siap," ujar Evan memecah keheningan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya," balas Lisa.
Lisa juga dengan segera pergi dari sana sambil mengusap bibirnya.
Dua hari kemudian, Lisa dan Evan sedang berada di sebuah gedung yang sangat besar dan luas. Mereka datang ke sana untuk menghadiri acara festival batu.
Acara festival batu di adakan selama 5 tahun sekali. Dalam festival ini juga akan di adakan perlombaan siapa yang bisa mendapatkan batu giok dengan kualitas terbaik.
Banyak Perusahaan perhiasan berpatisipasi dalam perlombaan ini. Siapa yang bisa memenangkan perlombaan ini, maka akan membawa reputasi baik bagi perusahaannya. Reputasi baik ini tentu saja akan berdampak besar bagi perusahaan tersebut untuk kemajuannya di masa depan.