viola Saraswati seorang wanita yang sangat mencintai suaminya yang bernama Abimanyu dirgantara.
dulunya Abimanyu sangat perhatian dan sangat mencintainya Kini dia berubah menjadi dingin dan tidak ingin disentuh oleh biola.
pria itu semakin hari semakin dingin ia menghabiskan waktu di luar dengan para wanita bayaran.
apa viola harus bertahan di tengah dinginnya pernikahan mereka atau memilih pergi dan melupakan segala sakit yang dia derita. viola dilema antara bertahan atau pergi meninggalkan Abimanyu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Viola menunggu Abimanyu
Viola yang sedang ada di lantai atas ia menatap ke lantai bawah ia melihat kakaknya yang sedang mengobrol dengan seorang pria tapi Viola tidak tahu itu siapa. Dalam pikiran Viola bahwa pria itu bukan Abimanyu
"Vio", ucap Joni yang sedang di lantai bawah bersama dengan seorang pria
Viola tersenyum lebar kakinya mulai melangkah menuruni anak tangga. Sampai di bawah Viola melihat Joni melambaikan tangannya agar duduk di sampingnya .
"Kenapa belum tidur, Hem ?"Joni bertanya sambil menarik tangan Viola untuk duduk di sampingnya
Viola menggeleng "Aku tidak bisa tidur karena perutku terasa lapar "ucapnya untuk mencari alasan Viola memegang perutnya agar terlihat lapar pada hal ia hanya beralasan sebenarnya ia ingin menunggu Abimanyu pulang karena pria itu tak kunjung pulang.
Joni tertawa setelah itu matanya beralih menatap ke arah pria yang duduk di seberangnya .
"Lucky"panggil Joni setelah memperingati pria yang dari tadi menatap ke arah Viola
" Why "gumamnya tanpa peduli dengan peringatan Joni. Ia fokus tertuju pada Viola yang sedang bersandar di bahu Joni sambil menatap lucky yang tersenyum kecil menatapnya
Viola juga tersenyum tipis setelah dengan cepat viola menoleh ke arah lain.
"Lucky"ucap Joni dengan nada dingin
Lucky menghela nafas mencoba mengabaikan wanita itu yang ada di hadapannya.
"Ada apa", tanyanya dengan tatapan jengah
"Kau sudah membeli pesananku
Lucky mengangguk lalu melempar kunci mobilnya.
"Di dalam mobil"ucap lucky
" Kau--"Joni menghentikan ucapannya, menatap geram lucky yang malah terlihat acuh. pria itu malah asik bermain ponsel dan seenaknya menyuruh untuk mengambil pesanan yang ada di dalam mobil itu
"Kau benar-benar sialan"gumam Joni
Joni menghela nafas, mencoba bersikap sabar terhadap sahabatnya, joni segera bangun dari duduknya untuk mengambil pesanan di dalam mobil
"Tunggu di sini "gumamnya pada Viola sambil mengusap pucuk kepala Viola
Viola mengangguk tanpa berkata lagi, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Matanya terpejam dan kembali terbuka ketika merasa ada seseorang memperhatikannya, lalu menatap pandangannya ke arah lucky ternyata benar pria itu sedang menatap dirinya.
Viola mengkerut keningnya, saat menatap heran lucky.
"Vio, Apa itu nama panggilanmu"tanya pria itu
"Iya ,benar itu namaku", jawab viola
"Kok ,kamu bisa tahu namaku ?" tanya Viola heran
"Kan barusan tadi Joni memanggil namamu. Lucky terkekeh setelah itu kembali menatap ke arah ponselnya kembali
" Hem"gumamnya
Viola mengangkat bahunya acuh matanya menatap ke arah pintu rumah berharap Abimanyu segera pulang. namun yang dia tunggu-tunggu bukan Abimanyu melainkan Joni yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Joni berjalan mendekatinya sambil membawa kantong plastik hitam. Joni meletakkan kunci mobil di depan lucky dan beserta pesanan yang tadi ditaruh di atas meja.
Setelah itu Joni duduk di sebelah Viola yang memperhatikan adiknya yang terus memegangi perutnya.
"Sepertinya kau sangat lapar ", tanya Joni sambil mengelus puncak kepala Viola
Viola mengangguk tanpa berkata. Joni lalu mengeluarkan isi plastik yang di dalamnya kotak pizza dan membuka kotak itu.
Mata Viola berbinar, tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya . Viola langsung mengambil dua potong pizza, viola langsung memakan makanan itu dengan lahap .
Bahkan Viola yang tadinya hanya berpura-pura lapar malah jadi beneran lapar.
Lucky yang sedang menggigit pizza itu .ia menatap ke arah Joni Begitu juga dengan Joni yang menatapnya. Joni tersenyum sedangkan lucky tertawa pelan .
"Aku baru tahu jika dia lapar ,"gumam lucky sambil melanjutkan makanannya
Joni menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap ke arah Viola .
Uhuk...uhuk
Viola terbatuk saat dia ke sedak makanan.
Lucky yang melihat itu dengan sigap ia meraih gelas itu yang ada di hadapannya dan memberikannya pada Viola.
Viola dengan cepat meraih gelas itu dan langsung meneguknya. Bukannya berhenti batuknya tapi Viola malah semakin batuk-batuk.
"Apa yang baru saja kau minum?"tanyanya dengan nada tinggi
Joni menatap gelas itu Yang ternyata berisi wine, menatap lucky dengan tatapan tajam
"Kenapa kau memberikannya wine , harusnya kau memberinya air putih sialan,"desisnya pelan
"Aku pikir dia bisa meminum beralkohol ", gumam lucky tanpa dosa
" Kau--"
"Kak,tolong ambilkan air"ucap Viola merasa bosan dengan mendengar pertengkaran mereka
Joni memendam amarahnya, ia langsung berdiri dari duduknya dan melangkah menuju dapur untuk mengambil air putih untuk Viola.
"Kau baik-baik saja ,kan", ucap lucky yang memperhatikan Viola dari tadi
"I' m fine", gumamnya yang berusaha senyum pada lucky yang malah semakin menatapnya intens
"Aku tidak tahu jika kau tidak bisa minum wine, maafkan Aku"
Viola mengangguk,"tidak apa-apa, aku baik-baik saja.
"Baiklah, aku tinggalkan sebentar", Viola langsung berdiri dari duduknya.
Ia langsung melangkah menuju pintu rumah. saat mendengar suara mobil dari luar membuat Viola sangat senang. Viola yakin kalau yang datang itu adalah Abimanyu.
"Vio , minum dulu", Joni yang berada tidak jauh darinya. Viola segera mendekat ke arah kakaknya, dan meraih gelas yang berisi air putih, ia langsung meneguknya sampai habis. Viola memberikan gelas kosong itu kembali kepada kakaknya.
"Kau, mau ke mana"ucap Joni
"Aku akan menemui Abimanyu", ucap Viola sambil tersenyum lebar
"Emang dia sudah pulang"ucapnya kembali
"Aku baru saja mendengar suara mobil, pasti itu dia sudah pulang"ucap Viola
Joni menggeleng dan meletakkan gelas kosong itu di atas meja.
Viola kembali berjalan menuju pintu depan untuk membukakan pintu. Ternyata Abimanyu sudah berdiri di depan pintu sambil satu tangan yang terangkat di udara, Abimanyu hendak mengetuk pintu saat viola membukakan pintunya.
"Abi ",gumam Viola sambil tersenyum menatap Abimanyu Begitu juga dengan Abimanyu yang menatap wajahnya lelah .
Viola mendekat dan langsung memeluk erat tubuh Abimanyu. Sebenarnya Viola takut kalau Abimanyu marah padanya saat memeluk tubuh nya . Tapi tidak mungkin kalau Abimanyu marah, jika mereka tinggal di rumah orang tuanya pasti Abimanyu berpura-pura mesra. Viola yakin kalau Abimanyu tidak akan marah padanya.
Abimanyu menatap datar ke arah Viola , tanpa
sadar tangannya perlahan mengelus lembut puncak kepala Viola.
Viola melepaskan pelukannya, dan meraih tas Abimanyu dan langsung memeluk tangan Abimanyu.
Viola berjalan dengan menggandeng tangan Abimanyu menuju kamarnya.
Joni yang asik berbicara dengan lucky mendadak berhenti ketika lucky tidak fokus mendengarkan ucapannya. pria itu malah asik memperhatikan suami istri yang sedang berjalan menuju kamar.
" Ck“ joni berdecak, manatap lucky dengan tatapan dataran.
"Jangan berharap dia sudah menikah, itu suaminya", ucap Joni yang menatap lucky jengah
Lucky terdiam beberapa saat, ia langsung menatap ke arah Joni senyum miring.
"Bagaimana jika aku merebutnya ?" ucap lucky sambil tersenyum
" Kamu gila apa,adiku sudah menikah. Pria itu suaminya "Joni Jengah melihat sahabatnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya