Aku terpaksa mengikuti permainan orang orang kaya dengan meminum satu botol wiski demi uang untuk operasi jantung adikku.
Siapa sangka setelah itu aku terbangun di pagi harinya sudah kehilangan kesucianku, dan yang lebih menyakitkan lagi, aku sama sekali tidak tahu siapa pria yang sudah menodaiku.
Dengan berlinang air mata, aku kabur dari hotel menuju rumah sakit. Aku menangis sejadi-jadinya untuk menghilangkan sesak di dadaku.
Aku Stevani Yunsu bukanlah wanita murahan. Apakah pria itu akan bertanggung jawab atas perbuatan malam itu?
Ikuti cerita novelku...🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Zionel Tiba Tiba
Bu Yoyoh terus membujuk Stevani agar makan, tapi wanita itu tetap menolak. Sudah 3 jam lebih Zaline masuk ruang operasi, tapi belum ada tanda tanda operasi itu selesai. Berkali kali perawat keluar masuk ruang operasi untuk mengambil kantung darah namun tak mengatakan apapun pada Stevani.
Stevani memejamkan matanya dan menautkan kedua tangannya, ia terus berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan Zaline. Air matanya kembali tumpah saat mengingat hari yang ia lalui bersama adiknya.
"Neng Vani tenang, operasinya pasti lancar. Neng makan dulu, jika neng juga sakit siapa yang akan menjaga neng Zaline nanti." kata bu Yoyoh mengingatkan lagi.
"Aku sama sekali tidak lapar bu. Lebih baik ibu saja yang makan, jika ibu sakit keluarga ibu pasti akan menyalahkan wanita murahan sepertiku."
"Huuussss... ngomong apaan neng. Neng bukan wanita seperti itu."
"Aku sudah kotor bu, aku benar benar kotor." pikir Stevani sedih.
"Mengapa lama sekali operasinya, ini sudah hampir 4 jam." kata Stevani.
"Ibu kurang tahu neng, tapi sebelumnya apa yang dokter bilang?" tanya bu Yoyoh.
"Dokter Mark bilang jika operasinya lancar paling cepat 3 jam selesai. Jika lebih dari itu, kemungkinan ada masalah dengan operasinya, setidaknya butuh waktu 6 jam bu."
"Ya Allah... semoga neng Zaline baik baik saja. Neng Vani jangan terlalu khawatir, mungkin saja memang lebih lama dari perkiraan dokter."
Stevani menganggukkan kepalanya, ia berusaha sabar dan kuat menghadapi masalah ini. Baru saja ia tenang, seseorang yang tidak ia harapkan datang mengunjunginya. Dani datang tanpa diundang, pria itu menyeringai saat Stevani melihatnya.
"Untuk apa mas Dani datang kesini, belum waktunya aku membayarnya kan? Aku sudah bilang jangan menemuiku sampai waktunya tiba." kata Stevani kesal.
"Seperti itukah caramu menyambut penyelamatmu Van? Aku hanya ingin tahu bagaimana operasi adikmu." jawab Dani.
"Penyelamatku? Mas Dani hanya ingin memanfaatkan keadaan, aku tak merasa diselamatkan." ujar Stevani ketus.
"Ketus sekali sayang, tapi aku semakin menyukainya."
Stevani menatap bu Yoyoh yang sedang memperhatikan mereka. "Bu Yoyoh... aku akan bicara sebentar dengan mas Dani."
"Tunggu neng, membayar apa maksudnya? Neng pinjam uang sama pria ini?" tanya bu Yoyoh.
"Ah... iya pinjaman waktu bekerja, ini bukan masalah besar bu." jawab Stevani berbohong.
"Maafkan aku bu Yoyoh, aku tidak akan membicarakan masalahku dengan mas Dani. Aku tak mau bu Yoyoh membantuku lebih banyak lagi, maaf..." pikir Stevani.
"Mas Dani, ikut denganku." ajak Stevani menjauhi bu Yoyoh.
"Apa sebenarnya yang mas inginkan? Aku sudah memohon pada mas agar tidak menemuiku. Aku tak ingin orang lain tahu masalah ini." kata Stevani saat sudah jauh dari ruangan operasi.
"Mengapa kau sangat keras kepala Van? Kau tak mungkin bisa mendapatkan uangnya, jadi menyerah saja dan menikahlah denganku." pinta Dani.
"Ya Tuhan mas itu tidak mungkin, tunanganmu..."
"Kita menikah diam diam, aku akan merawatmu juga adikmu. Aku akan memberimu rumah mewah di kota lain, aku akan sering pulang ke rumahmu dibandingkan ke rumahnya."
"Kau sudah gila, lagi lagi kau memintaku menjadi simpananmu. Sampai matipun aku tak mau melakukannya, lebih baik aku masuk penjara karena tak bisa membayar hutangku."
Dani menarik tangannya dan memegangnya dengan erat. "Kau tak bisa mengingkari janjimu, jika kau tak bisa membayarnya, kau menjadi milikku. Jangan mencoba kesabaranku Van, kau pikir aku tak bisa berbuat kasar padamu. Apa yang aku inginkan tentu saja harus aku dapatkan."
"Lepaskan aku mas, kau menyakitiku." pinta Stevani.
Stevani berusaha melepaskan tangannya dari pegangan Dani. Tapi pria itu justru semakin menyakitinya.
"Mas aku mohon lepaskan tanganku. Masih ada waktu mencari uangnya, jadi jangan paksa aku mas. Lepaskan...!!!"
Dani melepaskan tawanya. "Apa kau mau menjual tubuhmu untuk mendapatkan uangnya? Maka jual lah padaku." ejeknya.
"Lepaskan tangannya...!" bentak Zionel.
Zionel bersama Alex melangkahkan kakinya mendekati mereka. Mendengar suara Zionel, Stevani dan Dani sama sama terkejut, keduanya menatap Zionel.
"Aku bilang lepaskan tangannya." bentak Zionel lagi.
"Ciiiih... apa urusanmu? Kau siapa ikut campur urusanku?" tanya Dani.
Zionel melemparkan selembar kertas cek pada Dani dengan kasar. "lima ratus juta untuk membayar hutangnya, jika masih kurang kau bisa menghubungi asistenku."
Dani melihat kertas cek yang tergeletak di lantai lalu ia tertawa. "Kau pikir aku butuh uangmu hah? Ini urusanku dengan kekasihku, jangan ikut campur."
"Kekasihmu? Apa aku tidak salah dengar? Stevani adalah calon istriku. Lepaskan tangannya atau aku akan memaksanya." bentak Zionel.
Alex, Dani juga Stevani sama sama terkejut dengan ucapan Zionel. Untuk pertama kalinya, Zionel menyebutkan nama Stevani seperti itu. Saat keadaan lengah, Zionel menarik tangan Stevani. Kali ini wanita itu berada di samping Zionel.
"Ambil uangnya dan pergi dari sini. Jika aku masih melihatmu mengganggu Stevani. Bukan hanya kau yang aku beri pelajaran, ayahmu Harry Wiyaksono akan menerima akibatnya." ancam Zionel.
Dani terbelalak, ia tak menyangka pria yang ada di depannya bahkan mengetahui siapa ayahnya.
"Cepatlah pergi, atasanku masih menahan amarahnya. Ancamannya bukan main main, ia bahkan bisa membuat keluargamu jatuh miskin." kata Alex.
Dani yang awalnya bersikap keras kepala, seketika ketakutan mendengarnya. Ia merasa pria itu bukan orang sembarangan. Tanpa rasa malu, Dani justru mengambil cek nya sebelum pergi lalu melangkahkan kakinya dengan penuh amarah meninggalkan mereka.
Ketiganya menatap kepergian Dani. Stevani melepaskan tangannya dari pegangan Zionel.
"Kau tidak apa apa?" tanya Zionel.
"Terima kasih atas bantuan anda tuan, tapi uang anda bagaimana aku bisa membayarnya?" tanya Stevani.
"Apa kau tidak ingat aku?" tanya Zionel.
"Tentu saja aku ingat, anda adalah pelanggan VIP klub Golden Dragon. Anda juga yang memberikan uang dua ratus juta padaku. Tapi tuan tenang saja, aku tak mengambil uangnya karena aku menghilangkan kartunya." jawab Stevani.
Zionel menatap Stevani kebingungan. Wanita itu tak mengingat apa yang terjadi semalam dengannya.
"Tunggu nona, kau hanya mengingatku seperti itu?"
Stevani menganggukkan kepalanya. "Apa..."
"Neng, operasinya sudah selesai." panggil bu Yoyoh sambil berlari kecil ke arahnya.
Seketika Stevani berlari menghampiri bu Yoyoh. Ia bersama bu Yoyoh segera kembali ke depan ruang operasi.
Zionel hanya melihat kepergian wanita itu lalu menatap Alex dengan wajah kesal.
"Apa baginya semalam tidak berarti apa apa? Mengapa wanita itu melupakan aku Lex?" tanya Zionel.
"Anda terdengar kesal pak Zio, mungkin saja pengaruh alkohol yang membuatnya lupa." jawab Alex.
"Aku juga mabuk. Ia yang memintanya, aku bahkan pertama melakukan hal itu. Bagaimana ia bisa semudah itu melupakanku? Apa yang dikatakan internet itu bohong, ia terlihat baik baik saja tanpa merasakan kesakitan."
"Apa anda datang untuk meminta pertanggung jawaban darinya? Oh ayolah pak Zio, wanita itu yang lebih dirugikan." ejek Alex.
"Sialan...!!! Bukan itu maksudku." bentak Zionel.
"Tapi apa yang aku harapkan, mengapa aku sangat kesal karena ia tak mengingat kejadian semalam. Bukankah kami sama sama menikmatinya semalam, ini membuatku gila." pikir Zionel kesal.
"Pak Zio, apa aku tak salah dengar tadi? Anda bilang wanita itu calon istrimu." ujar Alex.
"Lupakan itu Lex, kita lihat bagaimana operasinya." kata Zionel seraya melangkahkan kakinya menuju ruangan operasi.
Zionel dan Alex melihat Stevani sedang bicara dengan dokter. Wanita itu terlihat sangat sedih, wanita yang tadi memanggilnya berusaha menenangkan Stevani disana.
*****
Apa yang terjadi pada Zaline? Akankah Zionel menemukan adiknya?
See you 2 days later...
To Be Continue...