NovelToon NovelToon
Di Ujung Asa

Di Ujung Asa

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Penyesalan Suami
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Baim

Amira wanita cantik itu, menatap suaminya dengan perasaan yang sulit di artikan. bagaimana tidak, dua tahun yang lalu, dia melepaskan kepergian Andika untuk bekerja ke kota, dengan harapan perekonomian rumah tangga mereka akan lebih mapan, keluar dari kemiskinan. tapi harapan itu hanyalah angan-angan kosong. suami yang begitu di cintanya, suami yang setiap malam selalu di ucapkan dalam sujudnya, telah mengkhianatinya, menusuknya tanpa berdarah. bagaimana Amira menghadapi pengkhianatan suaminya dengan seorang wanita yang tak lain adalah anak dari bos dimana tempat Andika bekerja? ikuti yuk lika-liku kehidupan Amira beserta buah hatinya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Baim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28

      Kembali Amira merasakan sakit hatinya, yang luar biasa. Sudah terlalu banyak Ibu mertuanya itu memfitnah nya. Dan sekarang fitnahan baru lagi yang Ibu mertuanya tuduhkan. Dia menutup matanya sebentar. Setetes air mata jatuh membasahi wajahnya.

      "Lalu sekarang, maunya Ibu, aku harus bagaimana?"

      "Kalau Andika tidak mau menceraikan kamu, maka kamu yang harus menggugatnya. Kamu yang harus menceraikannya. Karena aku akan kembali menjodohkan Andika dengan Sella, karena Sella sekarang sudah menjadi janda. Suaminya sudah menceraikannya, lima bulan yang lalu."Kata Bu Susi dengan entengnya. Seakan semua sudah di atur olehnya.

      Amira menghembuskan napasnya, berkali-kali. Ingin melonggarkan dadanya yang semakin menekan, menjepitnya. Sakitnya melebihi fitnahan tadi.

......................

      POV Andika...

      Aku duduk termenung, terkulai lemas di atas lantai, kos-kosan Yanto. Pikiran ku terus melayang, sewaktu aku mendengar semua pembicaraan di rumah Ibu. Melalui HP yang sengaja Amira hidupkan. Pak RT, Bu RT, Bu Sinta, bahkan Dimas, korban fitnahan Ibu dan Pak Sobari juga ada di situ. Mereka semua menunggu kata talak dariku untuk Amira, istri kecilku. Walau pun postur tubuhnya kecil dan mungil, dia harapan terbesarku. Cintaku, duniaku, semuanya tertuju padanya. Tapi saat ini, dengan teganya Ibu kandung ku sendiri. Wanita yang sudah melahirkan diriku ke dunia ini, wanita yang sudah bersusah-susah membesarkan aku, wanita surgaku, meminta ku untuk menceraikan istri ku Amira.

      Bukan karena Amira itu miskin, yatim-piatu atau yang sudah dituduhkan Ibu kalau Amira ku telah berselingkuh dengan Dimas. Semuanya bukan itu. Itu hanyalah alasan yang dibuat-buat Ibu. Tapi alasan sebenarnya adalah, Ibu sangat membenci Amira, karena aku lebih memilih wanita itu menjadi istri ku, dan menolak di jodohkan dengan anak perempuan sahabatnya.

     Dan sekarang Ibu kandungku, sudah menganggap aku mati, karena sekali lagi aku menolak permintaan nya. Karena Ibu akan kembali dengan niat awalnya. Kembali menjodohkan aku dengan Sella anak sahabat nya, yang sekarang sudah menjadi janda, diceraikan oleh suaminya.

     "Maafkan aku Bu, maafkan anak durhaka ini. Tapi aku lebih berdosa lagi, kalau aku menceraikan istri ku, Ibu dari anakku hanya karena fitnah Ibu. Maafkan aku Bu. Nggak ada satu manusia pun, yang bisa memisahkan aku dengan istri ku. Walau Ibu sekali pun."Kata ku dalam hati.

       Sewaktu Ibu mengatakan kalau Amira sudah berselingkuh dengan Dimas dan mengirimkan foto-foto kebersamaan mereka berdua. Setelah menelpon Amira, aku langsung menghubungi Dimas. Teman masa kecilku hingga kami dewasa. Dan juga teman seprofesi sebagai tukang ojek di kampung ku.

        Flashback...

        "Assalamu'alaikum."Salam ku sewaktu panggilanku di terima Dimas.

      "Wa'alaikumssalam Dik. Gimana kabarmu."Balasnya.

       "Alhamdulillah, aku baik Dim."Aku langsung terdiam setelah Dimas membalas salam ku, lalu menanyakan kabarku.

      "Ada perlu pentingkah sampai nelpon aku. Maaf ya, habisnya udah sebulan lebih di sana, baru teleponnya sekarang. Ada apa hmmm..kalau mau nanya soal Amira dia baik-baik saja kok, nggak usah khawatir."

      Ya...itu ucapan Dimas. Karena sebelum berangkat ke kota, aku memberi tahu kan kepada Dimas, kalau aku diterima di perusahaan Gemilang group di kota Jakarta.

       "Dim, kalau aku berangkat nanti, aku titip Amira dan Alif ya, tolong jaga mereka untuku. Kamu tau sendiri, sampai saat ini, Ibu belum merestui Amira. Takutnya Ibu berbuat macam-macam padanya."Itu kataku waktu itu.

      Dimas tertawa terbahak-bahak. Sampai matanya basah. Karena air mata.

      "Andika, Andika. Yang benar saja kamu, masak kamu mau nitip istri dan anak mu sama aku. Aku duda loh..masak kamu lupa itu. Apa kamu nggak takut, aku nikung?"

       Ingatan ku masih jelas, apa yang Dimas katakan waktu itu.

        Aku tertawa. Pundaknya ku tepuk sedikit kuat. Tanda aku tidak suka dengan ucapannya.

        "Berani kamu nikung aku, akan ku buat kamu, menikung aspal."Ancam ku.

      Dimas bukan pria mata keranjang. Atau suka merayu perempuan. Dia sangat taat beribadah. Untuk itu saat Ibu memberi tahu aku, soal Amira dan Dimas berselingkuh. Tapi hati kecil ku yang paling dalam sempat goyah. Itu normal-normal saja, sebagai manusia. Aku juga sempat menanyakan pada Amira. Tapi jawaban istriku itu, justru membuat aku jadi serba salah.

        Dan sekarang aku sedang menghubunginya Dimas. Bukan karena aku cemburu atau percaya pada Ibu. Tapi aku cuma ingin dengar dari versi Dimas juga. Mengingat dia seorang tukang ojek, pekerjaan yang pernah aku lakoni, sebelum diterima di perusahaan. Yang sudah sewajarnya memboncengi langganannya, baik pria maupun wanita. Tak terkecuali Amira istri ku. Rupanya Dimas belum mengetahui hal tersebut.

      "Dimas..aku boleh nanya sesuatu? Tapi aku minta sama kamu, tolong jangan tersinggung, apa lagi sampai marah."

       "Mau nanya apa, kayaknya serius amat."

        "Sebenarnya aku malu Dim, atau tepatnya nggak pantas menanyakan ini ke kamu..aku tau ini pasti hanya salah paham saja. Bukan maksud ku menuduh atau apa, tapi aku juga ingin dengar dari kamu sendiri."

       "Sudahlah Dika, nanya aja langsung. Ada apa?"Desak Dimas dari seberang sana.

       "Maafkan aku sebelumnya..ini loh Dim..Ibu aku mengirim beberapa lembar foto kamu sama Amira. Katanya kalian sudah berselingkuh.."

      Dengan memberanikan diri, aku bertanya. Aku benar-benar malu. Bagaimana bisa aku mengatakan hal semacam itu pada sahabat ku sendiri. Jantung ku berpacu dengan cepat. Aku juga tidak bisa melihat, reaksi macam apa yang diperlihatkan Dimas. Aku cuma berharap dia tidak marah atau membenci ku.

       "Dimas."

        Panggil ku, setalah sesaat tidak terdengar ucapan balasan dari Dimas.

        Andika mendengar desahan panjang. Berati Dimas masih mendengar.

         "Dim...maafkan aku. Buk...."

          "Andika....jangan bilang kalau kamu mempercayai Ibu mu."Bentakan keras dari Dimas memenuhi gendang telinga ku. Aku memejamkan mataku. Hati ku remuk redam.

          "Nggak Dimas, demi Allah bukan itu maksud ku. Aku juga nggak percaya dengan apa yang Ibu ku bilang. Aku sangat yakin kamu nggak mungkin lakukan itu. Amira juga nggak mungkin khianati aku. Sudah aku katakan tadi, aku cuma mau mendengar dari kamu langsung."

        Andika kembali mendengar hembusan napas. Kali ini, sangat kuat dan kasar.

       "Apa kamu juga nanya ke Amira?"Tanya Dimas.

        "I..ya."

        "Brengsek kamu Andika. Kamu suami paling brengsek dan paling bodoh. Kamu tanya Amira, berarti saat itu kamu ragu. Bajingan kamu. Dia pasti marah dan kecewa mendengar itu. Seharusnya kamu tanya aku saja. Nggak usah tanya dia. Tanpa sadar kamu tidak percaya padanya, kamu meragukan dia. Kamu sudah menyakiti hatinya Andika. Kamu sadar nggak sih."

      Aku tercengang. Dan itu baru saja menyadarkan diri ku. Kalau saja di depan ku ada Dimas, mungkin laki-laki itu sudah mengajar ku habis-habisan. Saking bodohnya aku.

       "Maafkan Mas ya sayang. Kalau tanpa sadar sudah membuat kamu kecewa dan sakit hati. Kamu pasti marah sama Mas. Maafkan Mas."

      Aku benar-benar menyesal. Apa yang di katakan Dimas memang benar. Tanpa sadar aku sudah meragukan istri ku, sudah menyakiti hatinya. Aku suami yang paling bodoh

Bersambung.....

1
tanpa nama
Dsni perannya amira trlalu bodoh, trllu lemah. Udah bener d belain suami, mlah bersikap bodoh.
Jd gmes bcanya bkin emosi

Thor jgn bkin amira jd org bego. Toh itu cm mertua bkn ibu kndungnya
tanpa nama
Smngt nulis kryanya thor😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!