Terpaksa Menikahi CEO Bisu

Kayla selalu akan jadi lebih penting di bandingkan dengan apapun di luar sana.

Sementara itu ...

"Kenapa orang ini sedari tadi terus mengikuti ku? Seolah-olah dia tidak punya jalan lain selain di belakang ku," batin Kayla yang merasa risih karena Leon dan temanya terus berjalan di belakang nya.

"Nona," panggil teman nya Leon.

Kayla yang mendengar itu seketika menghentikan langkah kaki nya dan berbalik.

"Kau memanggilku?" tanya Kayla sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, kau yang tadinya salah masuk ruangan kan? Di dalam itu ada kami berdua," basa-basi teman nya Leon yang terdengar cukup garing dan tidak penting.

"Oh ya? Kalau begitu maafkan aku," ucap Kayla sambil membungkuk hormat untuk meminta maaf.

"Seharusnya kau tidak mengatakan itu untuk membuat nya minta maaf," kata Leon menepuk pundak temannya.

"Tidak masalah, kalau begitu aku permisi dulu," ucap Kayla hendak pergi.

"Ah, nona tunggu," kali ini suara itu terdengar dari mulut Leon.

"Ada apa?" tanya Kayla lagi, sejujurnya dia sangat merasa risih akan hal tersebut.

"Teman ku, ya teman ku bertanya, apakah dia boleh meminta nomer telpon mu?" ungkap Leon menghambing hitam kan temannya.

Teman nya seketika terdiam dan menatap Leon dengan tatapan kaget, dia tidak berani bicara karena tau kalau Leon sedang mengkambing hitamkan dirinya.

"Sebelumnya, aku benar-benar minta maaf, aku sudah menikah dan aku tidak bisa memberikan nomer telpon kepada orang asing," Kayla yang tegas segera menunjukan cincin yang melingkar di jari manisnya.

Seketika Leon dan temannya kaget melihat hal tersebut, mereka kira Kayla masih seorang gadis ternyata malah sebaliknya.

"Baiklah, maaf, kalau begitu kami permi," ucap Leon. Ia segera melangkah pergi dari hadapan Kayla dengan hati yang kecewa.

"Leon tunggu," teriak temannya yang kemudian bergegas mengikuti Leon dari belakang.

Namun yang tidak di ketahui oleh Kayla, kejadian tersebut terlihat oleh Xavier dan Azka yang sedari tadi berjalan ke arah nya.

"Tuan muda jangan marah," kata Azka yang melihat kedua tangan Xavier tergenggam.

Xavier tidak menunjukkan expresi apapun, dia segera berjalan ke arah Kayla dengan tatapan penuh kecemburuan.

"Kak Vier," panggil Kayla tersenyum manis kepada suaminya.

Namun Xavier yang tersulut rasa cemburu segera memegang pergelangan tangan Kayla dan menariknya pergi dari sana.

"Gawat tuan muda cemburu," lirih Azka.

Di sepanjang perjalanan kembali ke apartemen, Xavier tidak mengatakan apapun, tatapan nya tajam dan dia tidak pernah melepaskan tangan nya dari pergelangan tangan Kayla.

"Kak, lepaskan, ini sakit," ucap Kayla kepada Xavier.

Namun semua itu seolah-olah angin lalu saja, Xavier tetap tidak mempedulikan nya.

Azka yang tau alasan kenapa Xavier berbuat seperti itu segera mengirimkan pesan singkat kepada Kayla.

Kayla yang melihat kode dari Azka segera membuka ponselnya dan membaca pesan singkat tersebut.

Isi pesan:

"Tuan muda melihat dia orang laki-laki yang mendekati mu, aku rasa saat ini dia sedang cemburu, tolong tetap patuh saja," tulis Azka.

Kayla yang membacanya segera mengerti sambil menatap Xavier sesekali ia merasa kalau dirinya sedang dalam bahaya.

Tak butuh waktu yang cukup lama, mereka pun akhirnya tiba di apartemen.

Kali ini Xavier melepaskan genggaman tangan nya dari Kayla dan berlalu masuk ke dalam apartemen sendirian tanpa menunggu Kayla.

"Kak Vier! Tunggu," teriak Kayla.

Sementara Azka hanya bisa tersenyum kecil dan geleng-geleng kepala, dia tidak mau ikut campur dan memilih untuk pergi dari sana.

"Kak Vier tunggu," Kayla menangkap pergelangan tangan Xavier saat sang suami hendak masuk ke kamar nya.

Xavier berhenti dan menatap Kayla dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

"Aku bisa menjelaskan semua," ucap Kayla khawatir sang suami akan mengamuk dan marah-marah.

Xavier yang melihat itu segera membuka pintu kamar nya, menarik Kayla masuk dan mengunci pintu kamar.

*"Katakan padaku apa yang perlu kau jelas*" tulisannya di ponsel.

"Mereka itu, aku sebenarnya sempat salah masuk ruangan dan ruangan itu milik mereka, kebetulan saat pulang aku berpapasan jadi aku meminta maaf secara langsung, aku tidak tau kalau mereka akan meminta nomor telepon ku," ucap Kayla serba salah.

Xavier yang mendengar itu bukan nya meredam malah makin geram.

Ia mendorong Kayla hingga terduduk di atas ranjang, sedangkan dirinya melepas jas yang dia gunakan dan segera menggulung lengan kemeja putih itu sampai ke pangkal lengan.

Tatapan nya tajam, dia bahkan melempar ponselnya ke sembarang tempat.

Kayla yang pertama kalinya melihat Xavier marah merasa sangat takut.

"Kak, aku minta maaf," lirih Kayla sedikit keringetan.

Namun siapa sangka Xavier tidak semudah itu meredam emosi, dia melepaskan dasi yang menggantung di kerah bajunya dan kemudian mengikatkan itu di kedua pergelangan tangan Kayla.

"Kak Vier, apa yang kau lakukan padaku?" ucap Kayla dengan mata berkaca-kaca.

Kini Kayla bisa melihat sisi posesif nya Xavier. Ya begitulah Xavier kalau sudah mencintai seseorang, dia tidak bisa berada dalam kecemburuan ia tak akan bisa mengontrol diri dalam sekejap.

Setelah mengikat kedua Tangan sang istri, Xavier pun mendorong nya hingga jatuh terbaring di kasur.

Satu tangan nya tetapi memegang ikatan tangan Kayla dan satunya memeluk erat-erat pinggang sang istri.

"Kak Vier jangan," ucap Kayla yang belum siap melakukan hal yang terlarang itu.

Namun tampa basa-basi Xavier langsung menyambar bibir mungil Kayla mencium nya dengan brutal tanpa ampun.

"Ya tuhan kak Vier benar-benar sudah tidak bisa menahan dirinya, apakah malam ini aku akan? ..." Batin Kayla yang kini berada di bawah kungkungan sang suami.

Ciuman itu semakin panas, dari bibir kini turun ke leher putih jenjang milik Kayla, menyisakan beberapa tanda merah kebiruan di sana, tak peduli seberapa keras Kayla memohon Xavier bertindak seolah-olah dia tidak mendengar rintihan itu.

Ia bahkan merobek dress yang di pakai Kayla dan melemparkannya ke sembarang arah. Permainan panas nya tidak ada jeda sama sekali, ia menarik kemeja nya hingga beberapa kancing kemeja itu bertaburan di atas ranjang mereka.

Kayla menggeleng kepala saat Zelan kembali menyambar bibirnya.

Tubuhnya yang sekecil itu tidak bisa memberontak lagi, lagipula apapun yang dia katakan percuma Xavier kini termakan api cemburu dan tidak bisa mengendalikan diri, pada akhirnya Kayla memilih pasrah, meskipun air matanya terus mengalir dari kedua sisi ekor matanya.

Permainan yang kasar ini menciptakan rasa sakit luar biasa, apalagi ini adalah pertama kalinya bagi Kayla.

Hal yang membuat Kayla mengigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit adalah di mana saat Xavier membuka ikat pinggangnya.

Kayla tau cepat atau lambat dirinya pasti akan mendapatkan serangan seperti ini, tetapi ini terlalu cepat dan Kayla sangat takut karena Xavier melakukan nya dalam keadaan sedang marah.

Next?