Setelah mengalami penderitaan di kehidupannya karena keberuntungan memiliki wajah cantik, tubuh semampai dan kaya. Kirana mendapat kesempatan kedua untuk hidup kembali. Sebagai orang jelek, miskin dan badan gemuk. Tak disangka keberuntungannya ikut berubah. Bahkan dia mendapat jodoh yang lebih baik daripada saat menjadi wanita cantik
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elena Prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Dari mana saja?" tanya Tuan Armand yang baru kembali ke ruangan.
"Saya duduk di taman belakang perusahaan" jelas Kirana yang datang ke ruang CEO saat Tuan Armand tidak ada disana.
"Apa yang kau lakukan disana?"
"Tidak ada, hanya duduk diam dan melihat daun yang bergoyang tertiup angin"
"Ikut aku!!" kata pria itu lalu mengajaknya pergi.
Ke sebuah pusat perbelanjaan. Menjadikan mereka pusat perhatian dengan kehadiran beberapa wartawan yang mengikuti sejak dari perusahaan.
Memasuki beberapa toko dan membeli barang-barang. Untuk Kirana. Gaun, tas, baju, rok, celana, perhiasan, sepatu. Semua barang yang tak dibutuhkan oleh Kirana. Tapi dia hanya bisa tersenyum lebar dan berseru senang. Seakan memang mengharapkan Tuan Armand melakukan hal itu.
Dan semua barang itu dibawa oleh asisten yang mulai kewalahan karena jumlahnya semakin bertambah dan bertambah.
"Sayang, aku lapar" kata Kirana menghentikan kelakuan aneh Tuan Armand. Memberikan waktu bagi asisten meletakkan semua barang itu mobil sebelum kembali bersama mereka.
"Apa yang ingin kau makan?" tanya Tuan Armand menarik kursi Kirana lebih dekat.
Mencoba mempertontonkan apa yang akan mereka lakukan di depan banyak orang. Dan benar saja, Tuan Armand memaksa Kirana untuk berciuman. Pria itu juga berusaha menyentuh tubuh Kirana tapi dia berhasil menghindari dengan alasan kelaparan.
"Saya ingin makan ini dan ini" ucap Kirana manja. Semua keinginannya dipenuhi oleh Tuan Armand.
Tapi ketika mereka kembali ke apartemen dan asisten selesai meletakkan semua barang yang dibeli. Pria itu menunjukkan perilaku yang aneh.
Duduk di belakang meja kerja dalam gelap dan diam saja selama beberapa jam.
Bahkan setelah Kirana mandi dan bersiap tidur, Tuan Armand masih disana. Tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bangkit dari kursi. Kirana yang khawatir dengan keadaan Tuan Armand mendekat. Namun hal itu segera dia sesali.
Karena pria itu berhasil menarik tubuh Kirana dan memaksanya berbaring di atas meja. Lalu menindihnya.
"Apa yang Anda lakukan?" tanya Kirana berusaha tenang. Tapi wajah Tuan Armand tidak terlihat dari bawah sini. Pria itu seakan memiliki aura gelap yang menyelimuti tubuhnya.
"Kau ... Melanggar perjanjian kerja!!"
Suara Tuan Armand begitu rendah dan menyeramkan. Membuat Kirana mulai ketakutan. Dia mengulang kembali ingatan tentang hari ini. Berusaha menemukan kesalahan yang dituduhkan oleh Tuan Armand.
Tapi Kirana benar-benar tidak melakukan apa-apa. Dia melakukan semua hal sesuai perjanjian kerja. Selain itu dia hanya duduk di taman belakang perusahaan dan bertemu dengan manajer bagian produksi. Apa itu kesalahan Kirana? Bertemu dengan orang lain? Apa ada poin tentang bertemu orang lain di surat perjanjian yang dia tanda tangani?
"Apa yang saya lakukan?" tanya Kirana tidak menemukan perbuatannya yang melanggar surat perjanjian.
Tangan besar Tuan Armand meraih dagu Kirana dan membuatnya memandang lurus ke depan. Wajah pria itu mendekat dan mulai mencium Kirana.
Kalau begini, bukankah Tuan Armand yang sedang melakukan pelanggaran perjanjian? Mereka tidak berada di depan umum. Juga tidak ada orang lain di dalam apartemen. Hanya mereka berdua. Tidak ada kewajiban Kirana menerima perlakuan Tuan Armand. Dia berhak untuk menolak.
Kirana mulai menutup mulut dan mendorong pria itu dengan sekuat tenaga. Dia mengerahkan semua kekuatan demi bisa lolos dari tindihan Tuan Armand. Meski hanya bergeser sedikit, Kirana tak menyerah.
Sedikit demi sedikit menggeser tubuh, akhirnya Kirana berhasil jatuh dari meja.
Tapi Tuan Armand menangkap punggung Kirana.
Ketika dia pikir pria itu akan mengulangi perbuatannya, Kirana salah.
"Jangan pernah menolakku didepan umum. Atau perjanjian itu selesai sampai disini!" kata Tuan Armand yang berupa peringatan keras untuk Kirana.
"Baik" jawab Kirana menurut demi keselamatannya.
Tapi setelah hari itu, perlakuan Tuan Armand padanya semakin seenaknya saja. Pria itu tak segan memintanya untuk berlaku mesra di setiap situasi.
Sepertinya Tuan Armand sengaja membuat berita tentang kisah asmaranya lebih besar lagi. Untuk menutupi berita dirinya yang merupakan pewaris tunggal grup Riady.
Seperti saat ini, ketika Tuan Armand mengajak Kirana membeli kopi di lantai bawah perusahaan. Pria itu tak segan menyentuh pantatnya. Tentu saja Kirana terkejut dengan sentuhan tak pantas itu.
Dan yang menunggu Kirana di apartemen.
"Kau lagi-lagi menolakku?!!" tanya Tuan Armand dengan aura lebih gelap dari saat itu.
"Maaf, tapi saya tidak terbiasa disentuh oleh orang lain" jawabnya berusaha membela diri.
"Aku telah membayar mu pantas untuk hal ini. Dan bukankah semua ini tertulis di surat perjanjian kerja? Kau sebagai kekasihku, calon istriku tidak akan menolak setiap kontak fisik yang harus dilakukan!!"
Iya. Kirana mengerti. Dia bahkan membaca surat perjanjian itu berulang kali untuk memastikan perihal ini. Hanya saja ...
"Saya sudah berusaha tapi ... "
"Kau sama sekali tidak berusaha!"
"Tuan, mohon maafkan saya. Lain kali. Lain kali saya akan berusaha bereaksi SE normal mungkin"
"Karena aku tidak ingin hal ini terulang lagi. Bagaimana kalau kita berlatih?"
"Berlatih? Untuk sentuhan?"
"Iya. Seperti ciuman waktu itu. Mungkin dengan berlatih, kau tidak akan pernah membuat gerakan aneh lagi saat aku menyentuhmu"
Kirana yang tidak ingin melakukan kesalahan sama terpaksa setuju.
Dia berdiri diam di tengah ruangan ketika Tuan Armand mulai mendekat.
"Anggap saja ini sentuhan biasa. Aku tidak menyentuh karena menyukaimu. Kau harus ingat itu!" jelas Tuan Armand meneguhkan hati Kirana.
Tubuh Tuan Armand tepat berada di belakang Kirana. Dia bisa mencium aroma keras parfum Tuan Armand dan merasa sedikit pusing. Tapi Kirana mencoba bertahan agar tidak lagi melakukan kesalahan.
Perlahan sebuah tangan muncul dan membelai paha Kirana. Dia diam dan tiba-tiba paha kirinya juga disentuh. Kirana tetap pada posisinya. Tidak menolak sentuhan Tuan Armand.
Sekarang pria itu berpindah ke hadapan Kirana. Tangan Tuan Armand menyentuh punggungnya. Dari bawah ke atas, membuat sensasi aneh di tubuh Kirana.
"Kau harus terlihat menikmati semua sentuhanku" ucap Tuan Armand.
"Saya tidak tahu bagaimana menunjukkan bahwa saya menikmatinya" jawabnya jujur.
"Tutup matamu! Dan hanya rasakan sentuhanku. Mendesah saja bila perlu"
Sesuai perintah, Kirana menutup mata dan mulai merasakan setiap sentuhan yang dibuat Tuan Armand. Namun kali ini dengan sensasi berbeda. Dia lebih menikmati karena seluruh indera perasa nya seakan bangkit.
Sepertinya kini Kirana mulai terbiasa dengan sentuhan demi sentuhan yang dibuat Tuan Armand.
Dan ketika dia membuka mata, tuan Armand tersenyum ke arahnya.
"Kau yakin bisa melakukannya?"
"Iya. Saya tidak akan pernah mengecewakan Anda"
"Bagus. Sekarang tidur sana!" perintah Tuan Armand yang tidak didebat oleh Kirana. Dia segera pergi ke kamar untuk bersiap tidur.