NovelToon NovelToon
Nikah Dadakan Karena Warga

Nikah Dadakan Karena Warga

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / CEO
Popularitas:53.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anjay22

Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemesraan Raka dan Reva

Langit Jakarta mulai memerah, seolah malu menyaksikan kemesraan yang terjadi di balkon kecil lantai dua puluh satu sebuah apartemen di kawasan Sudirman.

Reva dan Raka duduk berdua menikmati suasana senja hari .

“Kamu tahu nggak, sayang ?” tanya Raka sambil menyesap kopinya, matanya tak lepas dari siluet wajah Reva yang diterpa cahaya senja. “Kalau kamu duduk begini, dengan rambutmu yang agak berantakan dan senyum kecil di bibir… aku selalu merasa kayak lagi nonton adegan film romantis yang nggak pernah bosenin.”

Reva tertawa kecil, pipinya memerah. “Aduh, Mas … Jangan lebay. Aku cuma duduk biasa, kok. Lagian rambutku berantakan karena tadi sehabis mandi aku belum sempat sisiran , Nggak kayak kamu yang selalu rapi kayak model iklan sabun.”

“Model sabun? Serius?” Raka pura-pura tersinggung, lalu menarik tubuhnya sedikit lebih rapat ke tubuh Reva. “Aku model sabun yang mana,sayang ? Yang wangi melati atau yang anti-bakteri?”

“Yang anti-bakteri,” jawab Reva cepat, lalu tertawa lagi. “Soalnya kamu selalu ‘membersihkan’ hari-hariku yang kacau.”

Raka tersenyum lebar, lalu mengecup pelan kening Reva . “Kalau gitu, aku minta bonus ya. Biar makin semangat jadi sabunmu.”

“Bonus apa? Ciuman lagi?” Reva menggoda, matanya berbinar.

“Hmm… Bisa jadi.” Raka mendekatkan wajahnya pelan-pelan, tapi tiba-tiba berhenti tepat sebelum bibir mereka bersentuhan. “Tapi aku mau kamu yang minta.”

Reva menggigit bibir bawahnya, berpura-pura berpikir. “Hmm… Kalau aku minta, kamu janji nggak bakal sombong terus?”

“Janji. Aku rela jadi sabun cuci piring asal kamu senyum.”

Reva tak tahan lagi. Ia menarik leher Raka dan menciumnya—lembut, hangat, dan penuh rasa rindu yang tak perlu diucapkan. Saat mereka berpisah, mata mereka saling menatap dalam diam yang nyaman, seperti dua jiwa yang sudah lama saling mengenal, bahkan sebelum dunia ini ada.

“Kamu tahu kenapa aku suka sama kamu tinggal di sini?” bisik Reva

“Karena aku masak enak?” tebak Raka, sok percaya diri.

“Salah!” Reva tertawa. “Karena di sini… aku bisa jadi diriku sendiri,Aku cuma perlu jadi perempuan yang kamu peluk pas lagi lelah.”

Raka menggenggam tangannya. “Dan aku cuma perlu jadi Raka yang kamu cium pas lagi sok romantis.”

Mereka tertawa bersama, suara tawa mereka menyatu dengan desiran angin dan gemerisik daun tanaman hias di sudut balkon. Sejak pindah ke apartemen ini , balkon kecil ini jadi tempat favorit mereka—tempat di mana waktu seolah melambat, dan dunia luar tak lagi penting.

***

Malam mulai turun perlahan. Lampu kota menyala satu per satu, membentuk lautan cahaya yang memesona dari ketinggian. Raka bangkit dan mengajak Reva masuk.

“Sayang Yuk, kita makan malam. Aku masak nasi goreng spesial—pake telur mata sapi setengah matang dan kerupuk udang kesukaanmu.”

“Wah, chef Raka lagi beraksi?” Reva berdiri sambil masih memegang cangkir kopinya yang hampir habis.

“Chef Raka yang lagi jatuh cinta,” koreksi Raka sambil memegang pinggang Reva dan menuntunnya masuk ke dalam apartemen yang hangat dan nyaman.

Apartemen mereka tak besar, tapi penuh dengan jejak cinta. Foto-foto mereka tersebar di dinding—di pantai Anyer, di kaki Gunung Bromo, bahkan di warung kaki lima langganan mereka di Senopati. Ada juga rak buku yang penuh dengan novel romansa kesukaan Reva dan komik superhero kesukaan Raka, berdampingan tanpa rasa canggung.

"Mas ,biar aku yang masak saja ,masak mas yang masak aku duduk disini ?"

"Nggak usah ,biar aku yang masak cukup kamu duduk disitu saja ,biar rasa masakanku semakin enak ,karena ada kamu di dekatku ."

Di dapur, Raka sibuk menggoreng nasi sementara Reva duduk di meja bar, mengupas jeruk untuk pencuci mulut. Aromanya segar, menyatu dengan wangi bawang goreng dan kecap manis dari wajan.

Reva tersenyum ,sambil memperhatikan Raka yang sibuk memasak ,dan terlihat semakin tampan .

“Kamu ingat nggak Mas?, waktu pertama kali masak buat aku?” tanya Reva sambil menyusun irisan jeruk di piring kecil.

“Ingat banget,” jawab Raka sambil tertawa. “Aku bikin mie instan plus telur, tapi telurnya gosong. Kamu pura-pura bilang enak, padahal aku lihat kamu sembunyiin di tisu.”

“Hah! Kamu tahu?!” Reva terkejut.

“Ya iyalah. Aku kan jago baca ekspresi kamu. Apalagi pas kamu berusaha nggak kecewakan aku.” Raka menatapnya dengan lembut. “Tapi justru itu yang bikin aku jatuh cinta. Kamu nggak pernah memaksaku jadi sempurna. Kamu terima aku apa adanya.”

Reva diam sejenak, lalu berjalan mendekat dan memeluk Raka dari belakang. “Karena kamu memang sempurna buatku, Mas. Bahkan pas telurmu gosong.”

Raka membalikkan badan dan memeluknya erat. “Kalau gitu, aku bakal masak telur gosong tiap hari buat kamu.”

“Jangan! Nanti aku keracunan romansa berlebihan!” Reva tertawa, lalu mencubit lengan Raka pelan.

Mereka akhirnya duduk berhadapan di meja makan kecil di dekat jendela. Nasi gorengnya hangat, telurnya mengalir sempurna saat disayat, dan kerupuknya renyah. Mereka makan sambil bercerita tentang hari masing-masing—tentang meeting yang membosankan, tentang klien yang rewel, tentang ide proyek baru yang bikin Raka semangat.

“Besok aku libur,” kata Raka tiba-tiba. “Gimana kalau kita jalan-jalan ke Taman Mini? Katanya ada festival lampion malam ini.”

“Serius? Kamu mau ke TMII? Padahal kemarin kamu bilang tempat itu terlalu ramai dan ‘nggak aesthetic’ buat feed Instagram-mu.”

Raka cengar-cengir. “Iya, tapi aku baru sadar… aesthetic-nya nggak di tempatnya, tapi di siapa yang bareng aku di sana.”

Hati Reva rasanya meleleh. “Aduh, Mas… Kamu ini bikin aku nggak bisa marah sama kamu, deh.”

“Bagus. Berarti strategiku berhasil.” Raka mengedipkan mata.

Setelah makan, mereka membereskan piring bersama—Reva mencuci, Raka mengelap. Musik jazz lembut mengalun dari speaker kecil di sudut ruang tamu. Kadang mereka berhenti sejenak hanya untuk saling menatap, atau mencuri ciuman kilat di antara suara air mengalir dan gesekan lap di piring.

Selesai membereskan, mereka kembali ke balkon, kali ini dengan secangkir teh hangat dan selimut yang lebih tebal. Kota di bawah mereka berkedip-kedip seperti bintang yang jatuh ke bumi.

“Kamu pernah kepikiran… gimana kalau kita tinggal di tempat yang lebih tenang? Di pegunungan, misalnya?” tanya Reva pelan.

“Pernah,” jawab Raka. “Tapi selama kamu di sampingku, aku nggak peduli di mana kita tinggal. Di puncak gunung, di tengah hutan, atau di apartemen kecil di tengah Jakarta yang bising… yang penting kita bareng.”

Reva menyandarkan kepalanya di bahu Raka. “Aku juga. Aku nggak butuh rumah besar. Cukup rumah kecil yang penuh tawa, pelukan, dan kamu.”

Mereka diam sejenak, menikmati keheningan yang hangat. Di kejauhan, suara klakson mobil dan deru motor terdengar samar, tapi tak mampu mengganggu kedamaian di antara mereka.

"Sayang …” bisik Raka.

“Hmm?”

“Kalau kita punya anak … kamu mau?”

Devi terdiam. Matanya membulat, lalu perlahan tersenyum—senyum yang paling tulus yang pernah Raka lihat.

“Kamu serius?”

“Serius banget. Aku udah mikirin ini sejak kita pertama kali pindah ke sini. Setiap hari, aku makin yakin… kamu itu rumahku,Aku ingin miliki keluarga yang sempurna ,ada kamu ,aku ,dan anak - anak kita .”

Air mata kecil menggenang di mata Devi, "Aku mau mas ,aku mau banget ,punya anak darimu ,tapi maaf untuk saat ini aku masih belum siap ."

Raka tersenyum dan kembali memeluk Reva ,dan mencium keningnya.

"Aku tahu ,aku akan sabar ,aku akan menunggu sampai kamu benar benar siap ."

"Terimakasih mas ,mas sudah mau mengerti aku ."

Mereka berpelukan erat, seolah dunia berhenti berputar. Di balik jendela apartemen lantai dua puluh satu itu, cinta mereka bersinar lebih terang daripada lampu kota mana pun.

Dan di malam itu, di antara ribuan bintang buatan Jakarta, dua hati menemukan rumahnya—bukan dalam tembok atau atap, tapi dalam pelukan yang tak pernah ingin berakhir.

1
Felycia R. Fernandez
wow...salut ma Raka bisa nahan diri untuk gak lanjut MP,padahal udah ada kejadian handuk melorot
MayAyunda: kuat iman kak😄
total 1 replies
inchieungill
Devan atau Raka?
MayAyunda: Raka kak .maaf salah ketik 🙏😁
total 1 replies
Maulana Sejati
carita yg bgini gue doyan,lucu,lugu dan manis jalan cerita nya...
MayAyunda: terimakasih 🙏
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
liat Reva dan Raka jadi ingat pedekate aku dan suami,karena kita juga nikah nya tanpa pacaran,alias dijodohkan.sulit sih memulai pendekatan,tapi kalau sama sama mau memulai ya jalani saja...
MayAyunda: wah ..moga samawa ka😁
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kenapa gak di sampaikan Raka kalau mereka sudah menikah
MayAyunda: belum waktunya kak 😄
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
kereeeeen 💗👍
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
inchieungill
koq mas?
MayAyunda: kan panggilan untuk suami kak 😁
total 1 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
MayAyunda: terimakasih kak
total 1 replies
Rusmini Mini
cerita sederhana tp masuk ... kpn Reva pulang kampung dan berkunjung ke bu Siti
MayAyunda: ya kak nanti ya
total 1 replies
Azizka
Kecewa
Azizka
Buruk
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus dan seruu👍👍👍
MayAyunda: Terimakasih 🙏
total 1 replies
Rusmini Mini
entar malam di ulang lagi biar gak sakit dan khatam /Grin//Grin/
MayAyunda: boleh kak 🤣
total 1 replies
Rusmini Mini
setahun baru hubungan pasutri kuat banget /Shhh//Shhh/
Rusmini Mini
4 kami pacaran kdg masih kurang paham dan mengerti... berusaha menjadi lebih baik bkn menjadi hebat
Rusmini Mini
cemburu boleh tp jgn berlebihan Raka...
𝐏𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡📝: halo kak, baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙂𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya😌
total 1 replies
Vania Nia
semangat Reva💪!!
MayAyunda: terimakasih
total 1 replies
Rusmini Mini
lah selama menikah ngapain main bola bekel 😂😂😂
MayAyunda: main gundu kak🤣🤣
total 1 replies
Vania Nia
kabur Reva!!..
MayAyunda: ayo kabur bareng kak 😁
total 1 replies
Rusmini Mini
jgn jd sombong ya Reva ingat yg kaya itu mertuamu bkn kamu 💪💪💪
MayAyunda: siaap kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!