Menikah dengan pria yang dicintai merupakan impian setiap wanita. Begitu pun dengan ku,bisa menikahi pria yang tak hanya kucinta,tetapi juga rupawan dan tentu baik hatinya menjadi kebahagiaan tersendiri bagi ku. Ditambah mertua dan ipar dan keluarga suami begitu menyayangi ku.Tapi kebahagiaan itu tak bertahan lama. Hal itu berawal di saat aku memutuskan untuk mengadopsi seorang bayi yang gak sengaja aku temukan di pabrik tempat aku bekerja. Suami,mertua,ipar dan semua keluarga nya menentang,yang katanya asal usul bayi itu tidak jelas.
"Kamu itu gimana sih,kok bisa-bisanya adopsi bayi itu tanpa persetujuan kami ? Gimana kalau bayi itu hasil dari hubungan gelap ? Asal usul nya gak jelas,bisa saja kan bayi itu hasil hubungan gelap,karena tak diinginkan makanya dibuang ,lah kamu malah pungut tuh bayi haram !" Ujar ibu mertuaku dengan kesal.
Sebagian cerita ini aku ambil dari kisah nyata dari beberapa narasumber di sekitar ku juga sebagian ada kisah ku juga.Jangan lupa like dan komen ya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qsk sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Waktu terus berlalu,sudah tiga hari aku terbaring di sebuah klinik 24 jam, akhirnya aku sudah diperbolehkan untuk pulang. Kondisi tubuh ku pun sudah lebih baik dari hari-hari sebelumnya meski rasa lemas masih membuat ruang gerak ku terbatas.
Ayah dan ibu dengan kesabaran nya terus menemani ku,meski sesekali ayah pulang, sedangkan Mas Bayu sudah seperti baby sitter nya Arvan saja. Kata ibu selama aku di rawat semua keperluan Arvan,Mas Bayu yang kerjakan. Dan ayah menambah kan, jika Mas Bayu sudah seperti seorang ayah beneran yang merawat anak nya dengan tulus dan telaten.
Ya Allah...apa aku harus senang atau sedih. Sisi lain aku merasa senang karena masih ada orang yang bisa menyayangi Arvan setulus hati,tapi sisi lain aku merasa khawatir . Khawatir Arvan jadi ketergantungan dan bahkan enggan untuk berpisah dari Mas Bayu. Walau bagaimanapun Mas Bayu tidak akan selamanya berada bersama kami. Suatu saat ia akan menikah dan memiliki keluarga nya sendiri. Lalu bagaimana dengan Arvan, aku tak ingin dia sedih. Meminta nya untuk tetap tinggal juga tidak mungkin. Atau....
"Atau aku minta saja Mas Bayu dan istri nya kelak tinggal di kosan,gak apa-apa aku kasih gratis saja asal Arvan tidak sedih " Batin ku
"Kamu jalan jangan sambil bengong,nanti nabrak ! Mikirin apa sih ?" Tegur ibu lembut sambil merangkul lengan ku. Kami tengah berjalan keluar klinik.
"Gak mikirin apa-apa kok Bu,hanya merasa rindu saja sama Arvan " Jawab ku beralasan
"Sabar ! Sebentar lagi kamu juga akan ketemu sama Arvan "Ucap ibu
Di depan pintu klinik,ayah sudah siap dengan mobil yang mesin nya sudah menyala. Mobil siapa ? Pikir ku.
"Ayo masuk ! Hati-hati pelan-pelan saja !" ayah membantu ku masuk ke dalam mobil. setelah ibu juga masuk dan duduk di samping ku,aku tak bisa menunda rasa penasaran ku untuk bertanya.
"Ini mobil siapa ayah ?" Tanya ku
"Pinjam punya pak Herman. Itu loh tetangga kita yang punya kolam ikan lele " Jawan ayah
"Oh,kirain ayah beli " Aku terkekeh kecil
"Ya gak lah,masa ayah beli mobil seperti ini,ayah tuh maunya beli bis saja biar bisa muat orang banyak. Misalnya ada rezeki ayah kepengen ngajakin para tetangga deket kita buat piknik. Gak yang jauh-jauh cukup sekitaran Jawa Barat saja" Ucap ayah yang duduk di kursi depan. Tentunya bukan ayah yang mengemudikan mobil,ada sopir yang bertugas mengendarai mobil.
"Amiinnn....semoga Allah kabulkan ! Aku juga insyaallah akan bantu nyumbang uang nya " Ucap ku tulus
"Gak usah ,uang kamu kamu gunakan saja buat keperluan kamu dan juga Arvan" Tolak ayah
"Ya gak bisa gitu yah,aku kan juga ingin ikut berkontribusi. Apa yang aku lakukan juga tak sebanding dengan apa yang telah ayah lakukan selama ini buat aku. Anggap saja ini bentuk bakti ku pada ayah " Ucap ku menatap wajah ayah yang sudah tak lagi muda.
"Kalau kamu mau berbakti pada ayah cukup hidup lebih baik,bahagia dan sehat. Itu sudah lebih dari cukup buat ayah. Ayah tidak membutuhkan balasan atas apa yang ayah lakukan pada mu. Semua yang ayah lakukan untuk mu itu karena ayah sangat menyayangi mu, tidak ada satu orangtua pun yang tidak sayang anak nya" Ucap membuat hati ku menghangat
"Ya Allah,terima kasih karena Engkau telah memberikan ku orangtua yang begitu hebat untuk ku. Jaga dan lindungilah mereka, beri mereka kesehatan dan umur yang panjang, berkahi lah selalu keluarga kami ,amin" Doa ku dalam hati
Kami pun menjadi hening,dan hanya suara deru mesin mobil dan bau khas knalpot bercampur bensin berpadu di udara. Saat mobil hendak belok ke arah rumah,aku tak sengaja melihat Mas Danu dan Santi yang berboncengan mesra menyalip kendaraan kami.
Ya Allah, hati yang mulai tenang kini terasa kembali bergejolak. Bukan karena cemburu semata,tapi karena rasa sakit setelah disakiti membuat darah ini mendidih. Tetapi aku harus tenang demi kesehatan ku yang baru pulih. Ku tarik nafas panjang-panjang lalu mengeluarkan nya perlahan, begitu seterusnya hingga perasaan ku menjadi sedikit lebih baik.
Beberapa saat kemudian kami pun sampai di rumah. Terlihat Arvan sudah menunggu duduk di teras bersama Mas Bayu. Namun sekilas pertanyaan-pertanyaan aneh mulai berbisik di hati.
"Kira-kira Mas Danu pergi ke mana ?"
"Apa jangan-jangan di mau ke sini ? Tapi buat apa ?"
Aku menggeleng perlahan,menghapus pertanyaan yang sudah tak sengaja mampir di benak ku. Ayolah Mila ! Kamu bisa !, Batin ku menyemangati diri
"Ayo turun ! Kenapa masih diam saja? " Tegur ibu sambil menyentuh lengan ku
"Iya, Bu" Sahut ku sambil tersenyum
"Tadi kamu melihat Danu ?" Tanya ayah begitu aku turun. Di teras Arvan yang menunggu ku berlari ke arah ku.
Hap
Tubuh ku sedikit terhuyung ke belakang saat Arvan menubruk tubuh ku.
"Pelan-pelan nak,mama baru saja sembuh "Ucap ibu mengusap kepala Arvan
"Ya Allah,...mama rindu sekali,kamu baik-baik saja kan,nurut sama Om Bayu?" Tanya ku sambil terus menciumi kepala nya. Arvan mengangguk dan tersenyum,tumben dia gak protes ,biasanya kalau aku menyebut Om maka anak itu akan meralat ucapan ku.
"Ayah harap kamu jangan lagi mikirin laki-laki itu ! Kamu butuh bahagia nak,dan laki-laki di luar sana masih banyak yang lebih baik dari nya, carilah kebahagiaan mu sendiri "Ucap ayah pelan namun cukup tegas memperingati ku.
"Iya ayah,aku sama sekali tidak memikirkan nya,hanya saja melihat nya membuat hati ini terasa terbakar bukan karena cemburu tetapi rasa sakit dan amarah membuat aku ingin sekali menghajar nya " Ucap ku
"Bagus itu! Ibu juga gedek banget sama si Danu! Bagaimana kalau kita keroyok saja dia jika seandainya dia datang ke sini" Seru ibu begitu bersemangat.
"Dia mau ngapain ke sini Bu ? Dia juga udah gak ada kepentingan apapun kok "
"Ya kali saja dia mabok kentut istri barunya dan datang ke sini " Ucap ibu
"Ibu ada-ada saja " Aku terkekeh geli membayangkan apa yang ibu katakan barusan. Aku mengangkat tubuh kecil Arvan membawanya dalam gendongan.
"Alhamdulillah... akhirnya Mbak Mila sudah sehat dan kembali pulang. Kasihan Arvan nyariin mama nya terus" Ucap Mas Bayu ketika kami sudah berada di dalam rumah.
"Iya,mas. Alhamdulillah...terima kasih sudah mau merawat Arvan dengan baik,dan maaf ya Mas,aku lagi-lagi bikin Mas Bayu repot " Lirih ku tak enak hati
"Gak repot kok mbak,saya ikhlas merawat Arvan, lagipula Arvan nya juga anteng-anteng saja sama saya cuman yaahh ...rewel dikit biasa, namanya juga jauh dari mamanya "Ucap Mas Bayu sambil tersenyum.
Aku pun akhirnya hanya tersenyum lirih membalas nya.
Keesokan harinya...
Tubuh ku sudah lebih segar dari kemarin,aku berjalan ke luar untuk melihat proses pembersihan tanah yang ada di depan rumah yang nantinya akan dibangun kos-kosan. Ternyata sudah lebih dari setengahnya pohon-pohon pisang yang dianggap ayah tak berguna karena tak pernah berbuah selesai di tebang,sebagian semak-semak dan rumput yang tumbuh liar sudah habis di babat. Ku lihat ada beberapa tetangga juga yang ikut membantu. Aroma masakan menuntun ku untuk mendatangi dapur. Di sana rupanya ibu sedang memasak untuk ayah dan para tetangga yang tengah bekerja. Warung pun sengaja tutup untuk hari ini.
"Bu..." Ucap ku lirih
"Mila. Gimana badan nya hari ini ? Sudah lebih baik ?" tanya Ibu.
Aku duduk di sebelah ibu,mengambil pisau untuk kemudian mengupas bawang.
"Alhamdulillah Bu,udah jauh lebih baik dari kemarin. Ini mau masak apa saja ? " Tanya ku
"Biasa lah ,yang ada saja bahan nya " Jawab ibu.
Ku lihat ada banyak sekali bahan-bahan masakan di depan ku. Di wajan, nampak terong balado hampir matang. Melihat itu aku jadi kepikiran masakan apa saja yang cocok disajikan dengan terong balado.
"Kalau begitu biar aku saja yang masak bu. Udah kama juga gak masak banyak begini" Ucap ku segera mengambil alih pekerjaan memasak.
"Kamu kan baru saja pulih ,apalagi besok kamu harus ke pengadilan,lebih baik kamu istirahat saja "
"Kan masih besok Bu, lagipula masak kerja nya sambil duduk gak sambil lari-lari. Jadi gak akan capek. Justru aku jadi lebih bersemangat kalau sudah pegang sutil dan wajan " Ujar ku dengan nada bercanda
Kompor sengaja dipindah ke lantai agar tidak pegal ketika memasak,apalagi dalam jumlah yang banyak.
"Ya sudah deh,kamu kalau udah ketemu beginian pasti betah seharian di dapur. Gak salah deh kalau kamu sampai punya kafe,lah wong hobby nya juga masak"
"Hehehe ...ibu tau saja "
"Eh, iya Arvan mana ?tumben sepi " Tanya ibu
"Tadi pagi-pagi sekali Mas Bayu udah izin mau bawa Arvan pergi. Katanya ke taman bermain. Tapi udah jam segini belum pulang juga "Jawab ku yang seketika merasa kepikiran.
"Ya sudah kita tunggu saja, sebentar lagi pasti mereka pulang " Ucap ibu
"Iya Bu "
Beberapa saat kemudian,masakan ku selesai. Aku dan ibu segera membawa masakan-masakan itu ke teras. Di saat bersamaan sebuah motor berhenti di halaman. Rupanya Mas Bayu dan Arvan pulang,dengan membawa tentengan berukuran cukup besar. Aku menghela nafas dan membuang nya kasar.
Ibu baru keluar membawa centong nasi yang tadi ketinggalan,"Kebetulan sekali kamu udah pulang ,ayo kita makan ! Ibu juga mau ajak ayah sama yang lain nya "
"Iya Bu " Sahut Mas Bayu ,ibu pun segera menghampiri ayah.
"Mama....ma...uhh....uhh...." Arvan dengan antusias menunjukan mainan baru nya.
"Ya ampun Mas Bayu ! Kenapa dibelikan mainan lagi,kemarin kan udah masa sekarang beli lagi,mana yang ini mobil remote control,pasti harganya juga mahal...jangan terlalu dimanjain lah gak baik " Aku protes
"Gak apa-apa mbak,yang penting Arvan nya seneng. Tuh lihat,dia seneng banget gitu, lagipula harga nya juga gak mahal kok "
"Memang nya Mas Bayu punya uang ? Upss...maaf ! Bukan bermaksud apa-apa. Hmm... maksud aku Mas Bayu kan lagi gak kerja,aku hanya gak enak terus nyusahin Mas Bayu"Lirih ku
"Mbak tenang saja,aku masih ada uang kok. Lagipula orang gak kerja bukan berarti gak punya uang kan "
Aku terkesiap,merasa tertampar dengan kata-kata Mas Bayu. Karena aku juga pernah mengatakan itu pada Mbak Tami beberapa waktu lalu.
"Euh...i..iya sih "
Di saat itu seseorang kembali datang dengan mobil nya.
"Assalamualaikum...."
"Waalaikumsalam,....Pak Indra ...."
Bersambung...