NovelToon NovelToon
ENCOUNTER

ENCOUNTER

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:263
Nilai: 5
Nama Author: Nurul Laila

pertemuan yang membuat jatuh hati perempuan yang belum pernah mendapatkan restu dari sang ayah dengan pacar-pacar terdahulunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Laila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Jawaban Amel sama sekali tidak memberikannya keyakinan. Seolah dirinya sendiri yang harus mengolah semua perasaannya. Semua rasa frustasi, bimbang, kesal, rasa bersalah, sedih, semuanya seolah harus dia tanggung sendiri, dan gadis yang duduk di depannya bahkan seperti tidak mempedulikannya. Atau merasa bersalah atas tindakannya. Sedikit banyak, ucapan Amel menyayat hatinya.

“Kamu tau? Aku seneng pas aku di kirim ke sini. Aku punya kesempatan buat ketemu lagi. Ternyata Tuhan jawab doa aku buat ketemu kamu lebih cepat dari bayangan aku. Aku mau memperbaiki semuanya, Bas. Mau mulai hubungan kita lagi dari awal. Fresh. Aku mau menuhin janji kamu dulu ke Papa aku dan janji aku ke Papa buat nikah sesegera mungkin, Bas. Aku cuma mau nikah sama kamu. Aku gak mau cowok lain,” katanya panjang, “apalagi kamu bilang kamu udah beli rumah buat kita. Aku yakin Papa gak akan ragu lagi sama kamu, Bas,” tambahnya.

“Mel. Apa selama ini kamu pernah mempertimbangkan perasaan aku?”

“Maksud kamu, Bas?”

“Setelah kamu pergi dan sekarang kamu ada di sini, di depan aku, apa kamu pernah mempertimbangkan perasaan aku?”

“Aku udah mempertimbangkan semuanya, Bas.”

“Sesuai dengan keinginan kamu?”

Amel terkaget dengan ucapan Baskara, dan berkata, “sesuai dengan keinginan kita, Bas. Kamu dulu udah ngelamar aku, dan sekarang aku udah lebih siap buat melangkah ke tahap selanjutnya.”

“Apa kamu gak ada rasa bersalahnya setelah ninggalin aku begitu aja dengan semua kebingungan?” tanyanya menahan perasaan yang membuncah di dadanya.

            “Aku tau kamu bukan orang bingungan, Bas. Kamu bisa mutusin semuanya. Selalu. Aku yakin kamu juga pasti ngerti dengan keputusan aku dulu.”

“Aku ngerti dengan keputusan kamu. Tapi aku gak ngerti kenapa sekarang rasanya, aku di dorong paksa untuk kembali ke tempat yang membuat kegaduhan, tanpa ada pertanyaan apa aku baik-baik aja.”

Amel terkekeh, “kamu itu baik-baik aja, Bas. Kamu selama ini bisa menjalani hidup kamu dengan baik. Bahkan sangat baik. Sepeninggalnya aku, kamu pasti jadi semakin berusaha lebih kuat kan buat meyakinkan aku, dan membuktikan kalo kamu itu mampu.”

            Senyuman miris tergambar di wajah Baskara. Perasaannya menjadi tidak penting di sini. Bahkan Amel tidak mau tahu bagaimana dia tenggelam sangat dalam saat dia meninggalkannya. Membuat dia selalu menyibukkan dirinya, untuk melupakan rasa sakitnya. Rasa sakit karena sudah tiba-tiba ditinggalkan, merasa dirinya penuh rasa salah dengan semua keputusan yang dia buat untuk cita-citanya, frustasi, dan kurangnya tidur.

            “Aku gak bisa, Mel,” ucap Baskara, “aku gak bisa ada dihubungan ini. Aku rasa juga hubungan kita udah selesai sejak kamu ninggalin aku waktu itu dan gak ada yang harus di lanjutin.”

Amel kaget mendengarnya. “No no no. kamu Cuma bingung aja, Bas. Kamu itu cuma kaget aja karena denger semuanya sekarang. Kamu bisa-,” ucapan Amel terputus.

“Dulu aku bingung. Tapi, aku udah gak bingung lagi. Aku jadi tau, yang aku butuhkan sama kamu adalah sebuah closure sehingga aku bisa benar-benar melangkahkan kaki aku dari hubungan ini,” ucapnya tenang dan yakin.

“Bas. Please, aku cuma mau kamu, Bas.”

Baskara menggelengkan kepalanya, “Amel, kamu gak bisa terus memaksakan hubungan ini tetap ada saat kamu bahkan gak pernah memikirkan perasaan aku. Semua *overthinking* kamu, gak selalu harus aku tanggung. Aku udah pernah mengusahakan untuk semuanya sebelum kamu memilih untuk pergi. Di saat kamu gak yakin dan gak percaya sama aku. Saat kamu juga meragukan aku.”

Amel terdiam seribu bahasa. Bibirnya terbuka tapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

“Aku tau kamu dulu cuma mau aku diterima sama keluarga kamu dan gak dipandang sebelah mata. Aku tau niat baik kamu. Tapi aku rasa, hubungan kita udah selesai, Mel. Gak harus di lanjutkan. Kamu bisa mencari pria yang memang memenuhi semua kriteria kamu dan keluarga kamu, Mel. Aku juga gak mau kamu merasa terbebani dengan keluhan orang tua kamu jikalau kita memang harus nikah. Aku gak tau, nanti, kedepannya, kamu harus mendengar apa dari orang tua kamu tentang aku yang bikin kamu overthinking lagi. Gak akan baik untuk kita juga. Kamu gak akan merasa tenang. Yang kamu butuhkan adalah hubungan yang bikin kamu merasa tenang dan aman. Dan itu bukan dengan aku, Mel.”

            “Bas. Tapi aku masih sayang sama kamu,” ucapnya dengan suara sendu dan air mata yang menetes. Dia mulai menangis tersedu-sedu, dan Baskara duduk di sana, menemaninya hingga dia merasa lebih tenang.

“Maaf, Bas,” kata Amel setelah lebih tenang. Baskara memberikan napkin baru kepada Amel. “Maaf aku udah egois.”

“It’s okay, Mel. Terima kasih udah kembali. Aku bisa dapet closure dari kamu. Aku rasa, ini penutupan hubungan kita?” Baskara mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Amel, “gue doain lo bisa menemukan pria itu, Mel.”

“Apa ada pria yang lebih baik dari lo?” ucapnya terkekeh.

            “Ada. Banyak cowok yang lebih baik dari gue, Mel,” ucapnya ringan sambil tersenyum.

“Kamu juga harus bahagia. Janji satu hal sama aku, Bas,” katanya, “kalau nanti kamu nikah, undang aku ya.”

Baskara terkekeh dan menganggukkan kepalanya, “nanti aku kirim undangannya ke kamu, Mel. Asal nomor aku gak di block lagi,” ledeknya dan Amel pun ikut tertawa menutupi kesedihannya hari itu.

...♥...

1
Shion Fujino
Menarik perhatian.
Winifred
Aduh, gak sabar pengen baca kelanjutannya!
luhax
Bagus banget deh, bikin nagih!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!